https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jppkmi
1
Peminatan Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang
2
Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang
3
Bagian Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Abstract
___________________________________________________________________
Enterobiasis is caused by intestinal worms that can attack anyone but cases are more often reported in children.
The highest incidence rate is 52.6% in Godong Grobogan. This study explores information on cases of
enterobiasis in children under five in areas with inadequate availability of clean water sources. Descriptive
cross-sectional observations were carried out on 74 toddlers in Marong Village, Central Lombok. Perianal swab
specimens were taken using periplaswab, then examined microscopically, while other variables were observed
and interviewed respondents. It was 27.0% of cases of enterobiasis were found in children under five. The
availability of clean water sources is only 21.7% of the total family. The toddlers' nail hygiene was 48.6% not
good. The cleanliness of the blankets and bed sheets for children is not good at 50.0% and 27.0%, respectively.
Children's bedrooms without direct sunlight are 74.3%. As many as 31.1% of families have not done self-
medication. The high number of enterobiasis in Marong Village must be solved by two approaches. The first
approach is related to the provision of clean water facilities and the second is an effort to increase public
knowledge about the prevention of enterobiasis infection.
* Alamat korespondensi:
Kedungmundu, Kec. Tembalang,
Kota Semarang, Jawa Tengah 50273
E-mail: didik.24272@gmail.com
26
M, Samroy, A., et al. / Enterobiasis / JPPKMI 2 (1) (2021)
27
M, Samroy, A., et al. / Enterobiasis / JPPKMI 2 (1) (2021)
28
M, Samroy, A., et al. / Enterobiasis / JPPKMI 2 (1) (2021)
Pemukiman 62,51
Persawahan 792,19
Perkebunan 26,79
Pemakaman 2,68
Pekarangan 6,25
Perkantoran 4,47
21,7% dari total jumlah keluarga. (Gambar 2) tidak dapat melaksanakan aktivitas yang
Tentu saja kondisi ini masih sangat jauh dari menggunakan air secara optimal. Ketersediaan
kecukupan. Kurang terpenuhinya sumber air air akan mempengaruhi frekuensi dan kualitas
bersih ini tentu akan sangat berimplikasi pada mandi anggota keluarga, aktivitas mencuci
perilaku menjaga kebersihan diri keluarga pakaian dan pembersihan perabot rumah tangga
(Setiawan, Mansyur and Rianti, 2010). (Pebriyani, Adrial and Nofita, 2019).
Mayoritas keluarga tidak memiliki sumber air Dari 74 balita yang diperiksa, diperoleh
bersih sehingga dapat diprediksi pula penduduk sebanyak 27,0% mengalami infeksi enterobiasis.
4000
3732 KK
3500
3000
2500
2000
1500
1000
370 unit 441 unit
500
0
Air sumur gali Sambungan PDAM Jumlah keluarga
29
M, Samroy, A., et al. / Enterobiasis / JPPKMI 2 (1) (2021)
30
M, Samroy, A., et al. / Enterobiasis / JPPKMI 2 (1) (2021)
penderita (Hermawan and Sumanto, 2011). Temuan telur cacing pada celana dalam anak
Enterobiasis
Negatif 73,0
Status
Positif 27,0
menggaruk
perianal
Baik 90,5
Kebersihan
kuku balita
Baik 51,4
ganti celana
dalam balita
Baik 94,6
Kebersihan
Bersih 87,8
minum obat sinar matahari Penjemuran Penggantian Penggantian
Kurang 9,5
Sering 90,5
Kebiasaan Pencahayaan
Ada 25,7
Tidak 31,1
cacing
Ya 68,9
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0
Persentase responden (%)
panti asuhan di Kolaka Utara dilaporkan menyebarkan ke media-media lain seperti pada
sebesar 66,7% (Qalam, 2017), merupakan angka area tempat tidur yang meliputi alas tidur dan
yang cukup tinggi. Telur yang berada pada selimut yang digunakan. Secara umum subyek
celana dalam dan hingga keesokan harinya pengamatan sudah baik dalam penggantian
celana dalam tidak diganti dengan yang bersih, celana dalam, hanya 5,4% yang masih
maka telur potensial jatuh ke berbagai media menggunakan celana dalam lebih dari 24 jam.
saat anak bangun dan berjalan. Keberadaan Kondisi ini perlu terus ditingkatkan agar kasus
telur cacing di celana dalam ini sangat potensial enterobiasis dapat diturunkan.
31
M, Samroy, A., et al. / Enterobiasis / JPPKMI 2 (1) (2021)
Seorang penderita enterobiasis dalam hanya sebanyak 50% subyek pengamatan yang
keluarga dapat menjadi sumber penularan bagi mengganti selimut seminggu sekali, selebihnya
anggota keluarga lainnya apabila perilaku masih menggunakan selimut lebih dari
hygiene dan sanitasi kamar tidur penderita seminggu. Kebiasaan mengibaskan selimut
kurang baik pengelolaannya. Anggota keluarga sebelum dilipat pada saat bangun tidur justru
yang paling berisiko tertular adalah yang tidur sangat potensial menebarkan telur cacing ke
bersama anak penderita. Kebersihan alas tidur seluruh area kamar tidur. Hal ini akan
menjadi salah satu faktor penting yang harus meningkatkan risiko penularan bagi siapapun
diperhatikan. Penderita enterobiasis dengan yang beraktivitas di kamar tersebut. Telur yang
telur cacing di celana dalam dan perilaku tersebar di berbagai permukaan media kamar
menggaruk bagian perianal dapat menyebarkan akibat kibasan selimut sangat mungkin
telur cacing pada tempat tidur dan sprei terpegang oleh setiap orang yang masuk kamar
(Jannah, 2017). Pembersihan alas tidur (Farikhah, 2010). Kebiasaan kencing saat tidur
sebaiknya dilakukan setiap hari terutama sesaat pada anak juga dapat membantu penyebaran
setelah bangun tidur. Cara paling sederhana telur cacing ke tempat tidur (Costache and
adalah menghilangkan debu dari tempat tidur Jalali-zadeh, 2009). Saat telur sudah berpindah
menggunakan sapu lidi khusus untuk ke tangan makan tinggal satu tahap lagi untuk
pembersihan, sehingga semua debu dan telur masuk ke dalam mulut (CDC, 2019).
cacing yang ada di tempat tidur dapat tersapu Tempat tidur dengan model yang mudah
dan bersih kembali. Perilaku menjaga dibongkar pasang dan dipindahkan relative
kebersihan tempat tidur pada keluarga subyek membantu memudahkan proses penjemuran
penelitian ini sudah cukup baik. Hanya secara rutin. Paparan sinar matahari langsung
sebanyak 12,2% yang masih kurang baik dan pada tempat tidur dapat mematikan beberapa
perlu ditingkatkan pemahamannya. mikroba yang tidak tahan panas termasuk
Masih ditemukan sebanyak 27% keluarga didalamnya adalah telur cacing E. vermicularis.
subyek penelitian yang mengganti sprei lebih Telur cacing akan pecah saat terpapar cahaya
dari dua minggu sekali. Laporan adanya telur E. matahari langsung karena struktur dinding telur
vermicularis pada sprei (Hermawan and yang terbuat dari bahan protein hialin yang
Sumanto, 2011) menjadi alasan kuat untuk tipis. Pecahnya dinding telur akan
selalu menjaga kebersihan tempat tidur dengan mengakibatkan sel telur atau larva keluar dari
melakukan penggantian sprei secara berkala. cangkang sebelum waktunya. Sel telur atau
Sosialisasi tentang penularan enterobiasis masih larva cacing yang terpapar cahaya matahari
perlu disampaikan kepada para orang tua agar langsung akan mengalami kematian. Selain
lebih memahami perlunya menjaga kebersihan aktivitas menjemur tempat tidur di terik
tempat tidur termasuk penggantian sprei matahari langsung, upaya penyehatan kamar
maksimal seminggu sekali dengan pembersihan tidur anak adalah dengan mangupayakan
rutin setiap hari. kontruksi kamar sedemikian rupa sehingga
Selimut tidur anak penderita juga cahaya matahari dapat langsung masuk ke
potensial terkontaminasi oleh telur cacing yang kamar setiap hari. Hal ini dapat diupayakan
tercecer dari daerah perianal maupun celana dengan memasang genteng kaca pada sebagian
dalam penderita (Jannah, 2017). Penggantian atap kamar atau dengan menyediakan jendela
dan pengelolaan selimut tidur ini sangat yang letaknya sesuai dengan arah sinar matahari
mempengaruhi sebaran telur cacing di area masuk. Apabila cahaya matahari dapat masuk
kamar tidur. Penggantian selimut sesering kamar tidur setiap hari maka akan meringankan
mungkin dengan selimut bersih akan membantu aktivitas penjemuran. Sayangnya hampir
meminimalkan potensi penyebaran telur cacing. seluruh keluarga yang diobservasi tidak
Paling tidak seminggu sekali selimut wajib memiliki kontruksi kamar yang seperti ini.
dilakukan penggantian. Fakta yang ditemukan Sebanyak 74,3% keluarga subyek penelitian
32
M, Samroy, A., et al. / Enterobiasis / JPPKMI 2 (1) (2021)
33
M, Samroy, A., et al. / Enterobiasis / JPPKMI 2 (1) (2021)
Chai, J. et al. 2015. ‘High Prevalence of Enterobius Halleyantoro, R., Riansari, A. and Dewi, D. P. 2019.
vermicularis Infection among Schoolchildren ‘Insidensi Dan Analisis Faktor Risiko Infeksi
in Three Townships around Yangon , Cacing Tambang Pada Siswa SD di Grobogan
Myanmar’, Korean Journal of Parasitology, Jawa Tengah’, Jurnal Kedokteran Raflesia, 5(1),
53(6), pp. 771–775. doi: pp. 2622–8344.
http://dx.doi.org/10.3347/kjp.2015.53.6.771 Hamarsheh, O. 2021. ‘Epidemiology of Enterobiasis
High. in Palestine’, Al-Quds Journal for Academic
Chen, K. Y. et al. 2018. ‘Enterobius vermicularis Research, 01(1), pp. 63–67. doi:
infection and its risk factors among pre-school 10.47874/2021p5.
children in Taipei, Taiwan’, Journal of Hermawan, N. and Sumanto, D. 2011. Uji Paparan
Microbiology, Immunology and Infection, 51(4), Telur Cacing Kremi Pada Apusan Perianal dan
pp. 559–564. doi: 10.1016/j.jmii.2016.12.013. Sprei Tempat Tidur Anak. Semarang. Available
Chin, J. and Kandun, I. N. (eds). 2000. at: http://digilib.unimus.ac.id.
‘Enterobiasis’, in Manual Pemberantasan I, T. S. M. F. C. and Saifl, S. A. 1997. ‘Enterobius
Penyakit Menular (Translation). 17th edn. vermicularis ( pin worm ) causing symptoms
Berkeley, USA: Depkes RI, pp. 194–195. of appendicitis.’
Clínica Rotger. 2004. Scotch Tape Test ( Graham’s Test Jannah, R. N. (2017) Faktor-Faktor Yang Berhubungan
): Detection of Enterobius Vermicularis Eggs. Dengan Kejadian Infeksi E. vermicularis (Cacing
Costache, C. and Jalali-zadeh, B. 2009. ‘Enterobius Kremi) Pada Anak Sekolah. Universitas
vermicularis (Pinworms) infection and Muhammadiyah Semarang.
enuresis (bedwetting), Case report’, Scientia Jodjana, E. and Majawati, E. S. 2017. ‘Gambaran
Parasitologica, 10(1-2), pp. 79–81. Available at: Infeksi Cacing Trichuris trichiura pada Anak
http://scientia.zooparaz.net/2009_10_01/200 di SDN 01 PG Jakarta Barat’, Jurnal
9_01_001-008.pdf. Kedokteran Meditek, 23(61), pp. 32–40.
Elyasi, H., Golmohammadi, R. and Mojadadi, M.-S. Kim, S. C. E. et al. (2010) ‘Enterobius vermicularis
2020. ‘Prevalence of Enterobiasis Among the Ova in a Vaginal Smear’, The Korean Journal of
Kindergarten Children of Sabzevar, Northeast Pathology, 44, pp. 341–342. doi:
of Iran’, Avicenna Journal of Clinical 10.4132/KoreanJPathol.2010.44.3.341.
Microbiology and Infection, 7(4), pp. 120–123. Kusumawaty, I. and Siswanto, A. 2019. ‘Air Bagi
doi: 10.34172/ajcmi.2020.26. Kesehatan : Tantangan Serius Mewujudkan
Farikhah, L. 2010. Hubungan Perilaku Higiene dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan’, in
Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Infeksi Prosiding Seminar Nasional Hari Air Dunia 2019,
Cacing Kremi (Enterobius vermicularis). pp. 52–59. Available at:
Universitas Muhammadiyah Semarang. https://core.ac.uk/download/pdf/230275225
Available at: .pdf.
http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=bro Lalangpuling, I. E. et al. 2017. ‘Hubungan Infeksi Soil
wse&op=read&id=jtptunimus-gdl-farikhahlu- Transmitted Helminths (STH) Dengan Status
5653. Gizi Dan Anemia Pada Balita Di Puskesmas
Fatmasari, K., Arwie, D. and Fatimah, F. 2020. Kokar Kabupaten Alor’, in PROSIDING
‘Identifikasi Telur Cacing Nematoda Usus Seminar Nasional Tahun 2018 ISBN : 2549-0931.
Menggunakan Metode Sedimentasi Pada Manado: Poltekkes Manado, pp. 634–650.
Sampel Kuku Petani Sawah Di Wilayah Lalangpuling, I. E., Manengal, P. O. and Konoralma,
Kelurahan Tanete Kecamatan Bulukumpa K. 2020. ‘Personal Hygine dan infeksi cacing
Kabupaten Bulukumba’, Jurnal TLM Blood Enterobius vermicularis Pada Anak Usia Pra
Smear, 1(1), pp. 12–17. Available at: Sekolah’, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(1),
http://ojs.stikespanritahusada.ac.id/index.ph pp. 29–32. doi: 10.47718/jkl.v10i1.891.
p/JMLT/article/view/396. Lubis, R., Panggabean, M. and Yulfi, H. 2018.
Habar, W. D. and Liambana, N. 2020. ‘Hubungan ‘Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Antara Infeksi Cacing (Soil Transmitted Ibu terhadap Penyakit Kecacingan Pada
Helminthiasis) Dengan Prestasi Belajar Pada Balita’, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia,
Siswa SD Inpres Balang-Balang Kab. Gowa’, 17(1), p. 39. doi: 10.14710/jkli.17.1.39-45.
Jurnal Mitrasehat, 10(2), pp. 240–249. Lutfiana, F. 2010. Hubungan Perilaku Higiene dan
Sanitasi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian
34
M, Samroy, A., et al. / Enterobiasis / JPPKMI 2 (1) (2021)
Infeksi Enterobius vermicularis Di Desa Rimbulor Elementary School of Kenjeran No. 248
Rejosari Karangawen Demak. Universitas Bulak, Surabaya’, Jurnal Kesehatan
Muhammadiyah Semarang. Available at: Lingkungan, 7(1), pp. 7–13. Available at:
http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=bro http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/kes
wse&op=read&id=jtptunimus-gdl-farikhahlu- ling19b9a76017full.pdf.
5306. Pratiwi, E. E. and Sofiana, L. 2019. ‘Kecacingan
Mansourian, M. et al. 2016. ‘Prevalence of Oxyuriasis sebagai Faktor Risiko Kejadian Anemia pada
and its Influencing Factors in Elected Anak’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia,
Kindergartens in Ali Abad-e-Katoul , North of 14(2), p. 1. doi: 10.26714/jkmi.14.2.2019.1-6.
Iran’, International Journal of Pediatrics, 4(35), Qalam, A. N. 2017. Uji Paparan Telur Cacing Kremi
pp. 3751–3758. doi: 10.22038/ijp.2016.7499. (Enterobius vermicularis) Pada Perianal, Handuk
Mccabe, K. et al. 1995. ‘Enterobiasis of the Ovary in a dan Celana Dalam Anak. Universitas
Patient With Cervical Carcinoma In Situ’, Muhammadiyah Semarang.
Infectious Diseases in Obstetrics and Gynecology, 2, Raju, K., Verappa, S. and Murthy, S. 2015.
pp. 231–234. ‘Enterobius vermicularis infestation
Moerad, S. K. et al. 2019. ‘Pendampingan masquerading as cervical carcinoma : A
Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih cytological diagnosis’, Journal of Natural
dan Sehat (PHBS) Anak Usia Dini - Pos Science, Biology and Medicine, 6(2), pp. 476–
PAUD Terpadu Melati Kelurahan Medokan 479. doi: 10.4103/0976-9668.160046.
Ayu - Rungkut Surabaya’, Sewagati, 3(3). doi: Ratimanjari, N. G. and Yolanda, H. 2019. ‘The
10.12962/j26139960.v3i3.6016. Relation Between Personal Hygiene and
Ngui, R. et al. 2014. ‘Enterobius vermicularis Enterobius Vermicularis Infection Among
Salpingitis Seen in the Setting of Ectopic Children Aged 2 – 10 Year in Rumah Susun
Pregnancy in a Malaysian Patient’, Journal of Penjaringan’, Damianus Journal of Medicine,
Clinical Microbiology, 52(9), pp. 3468–3470. 18(2), pp. 80–86. doi:
doi: 10.1128/JCM.01191-14. 10.25170/djm.v18i2.2224.
Paisal Paisal et al. 2017. ‘Dampak Tingginya Rowardho, D., Sayono and Ismail, T. S. 2015.
Prevalensi Trichuris trichiura Terhadap ‘Keberadaan Telur Cacing Usus pada Kuku
Kebijakan Pengobatan Massal Kecacingan Di dan Tinja Siswa Sekolah Alam dan Non
Tiga SD Di Kabupaten Tanah Bumbu’, Jurnal Alam’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia,
Kebijakan Pembangunan, 12(1), pp. 77–83. 10(2), pp. 18–25.
Available at: Setiawan, H., Mansyur, M. and Rianti, E. D. D.
http://jkpjournal.com/index.php/menu/artic 2010. Korelasi Antara Prevalensi Enterobiasis
le/view/113/73. vermicularis Dengan Higiene Perorangan Pada
Pampiglione, S. and Rivasi, F. 2009. ‘Enterobiasis in Anak Usia 5-18 Tahun di Desa Karangasem
Ectopic Locations Mimicking Tumor-Like Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto.
Lesions’, International Journal of Microbiology, Sudomo, M. (2008) ‘Penyakit Parasitik yang Kurang
2009. doi: 10.1155/2009/642481. Diperhatikan di Indonesia’, in Orasi
Patel, B. et al. 2015. ‘Enterobius vermicularis : An Pengukuhan Profesor Riset Bidang Entomologi dan
unusual cause of recurrent urinary tract Moluska. Jakarta, pp. 1–20.
infestation in a 7-year-old girl : case report and Sullivan Nicolaides Pathology. 2016. Sticky tape test for
review of the literature’, Tropical Doctor, 45(2), pinworm Sticky tape test for pinworm.
pp. 132–134. doi: Sumanto, D. et al. 2014. ‘Efisiensi dan Efektivitas
10.1177/0049475514566872. Periplaswab Dalam Pemeriksaan
Pebriyani, E., Adrial, A. and Nofita, E. 2019. Enterobiasis’, Jurnal Keperawatan FIKKES,
‘Hubungan Personal Hygiene Dengan 7(1), pp. 8–24.
Kejadian Enterobiasis Pada Anak Usia 6-12 Sumanto, D. and Ghofur, A. 2016. ‘Identifikasi
Tahun Di Panti Asuhan Kota Padang’, Jurnal Nematoda Usus Non Soil Transmitted
Kesehatan Andalas, 8(1), p. 81. doi: Helminth’, in Teknik Identifikasi dan
10.25077/jka.v8i1.974. Pemeriksaan Laboratorium Infeksi Kecacingan.
Perdana, A. S. and Keman, S. 2013. ‘Correlation Maret-2016th edn. Semarang: Penerbit
between Hands and Nails Hygiene with IAKIS, pp. 17–18.
Enterobiasis Incidence on Student in
35
M, Samroy, A., et al. / Enterobiasis / JPPKMI 2 (1) (2021)
Sumanto, D., Sayono, S. and Mudawamah, P. L. Chemical Information and Modeling, 53(9), pp.
2021. ‘Enterobius vermicularis larvae in urine 1689–1699.
sample of female student: The first case report Wiyono, A. S. et al.. 2020. ‘Sosialisasi Pemakaian
in Indonesia’, Journal of Microbiology & Obat Cacing Pada Posyandu Balita’, Journal of
Experimentation, 9(1), pp. 1–2. doi: Community Engagement and Employment, 2(2),
10.15406/jmen.2021.09.00314. pp. 85–93. Available at:
Susilowati, E. and Quyumi, E. R. 2019. ‘Peningkatan https://core.ac.uk/download/pdf/322576805
Status Gizi dan Penurunan Infeksi Cacing .pdf.
pada Anak Toddler dengan Penerapan
Dinamika Kelompok Sosial’, Journal of
36