NIM : 4004150003
Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan
dilapokan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering
menyebabkan kematian pada anak usia dibawah lima tahun (balita). Dalam satu tahun
sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit ini (WHO, 2013)
Didapatkan 99% dari seluruh kematian pada anak balita terjadi di negara
berkembang, sekitar ¾ dari kematian anak terjadi di dua wilayah WHO, yaitu afrika dan
Asia tenggara. (WHO, 2013).
Survei morbiditas yang dilakukan oleh subdit Diare, departemen kesehatan dari
tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR
penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk,
tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000
penduduk. Kejadian luar biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang
masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133
orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 kecamatan
dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%). Sedangkan
tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan
kematian 73 orang (CFR 1,74%).
Dinas kesehatan jawa barat mencatat kasus diare terus meningkat dari 80,90%
pada tahun 2007 menjadi 113,91% pada tahun 2014 (profil dinkes jabar, 2016).
proporsi kematian balita di Jawa Barat sebesar 1,8/1000, angka kematian balita
terendah dikota Bekasi sebesar 0,41/1000 dan angka kematian tertinggi di Kota Banjar
sebesar 8,85/1000.
Masih tingginya kejadian diare pada balita di Kota banjar, bisa dilihat salah
satunya dari data kunjungan poliklinik anak RS. Mitra Idaman yang menunjukan jumlah
kasus diare pada balita yang ditangani pada periode Januari 2018 sampai dengan
Oktober 2018 berjumlah 229 kasus.
Penularan diare dapat dengan cara fekal-oral, yaitu melalui makanan atau
minuman yang tercemar oleh enteropatogen, kontak tangan langsung dengan tangan
penderita, barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau secara tidak
langsung melalui lalat. Cara penularan ini dikenal dengan istilah 4F, yaitu Finger, Flies,
Fluid, Field (Subagyo & santoso, 2012).
Adapun faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen
diantaranya adalah tidak memberikan ASI secara penuh pada bayi usia 4-6 bulan, tidak
memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana
kebersihan, kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan
penyimpanan makanan yang tidak higienis, serta cara penyapihan yang tidak baik
(subagyo & santoso, 2012). Kejadian diare dapat dicegah dengan memperhatikan air
minum yang aman dan sanitasi yang higienis (WHO, 2013).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Variabel bebas
http://eprints.ums.ac.id/28419/2/BAB_I.pdf
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/01/04/diare-masuk-daftar-penyebab-
kematian-terbesar-dunia
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/01/04/diare-masuk-daftar-penyebab-
kematian-terbesar-dunia