Anda di halaman 1dari 9

https://stikes-nhm.e-journal.

id/NU/index

Article
KondisiJambanSebagaiDeterminanPenyakit DiareDiKelurahanManutapen
KotaKupang
Byantarsih Widyaningrum1, Christine J. K. Ekawati2
1,2Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia

SUBMISSION TRACK ABSTRACT


Recieved: May 03, 2023 Salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih
Final Revision: May 24, 2023 banyak dijumpai di negara-negara berkembang
Available Online: May 26, 2023 adalah penyakit diare. Diare juga dapat
menyebabkan kematian. Keterbatasan sarana
KEYWORDS jamban di Kelurahan Manutapen Kota Kupang dapat
Diare, Jamban menjadi salah satu penyebab tingginya kasus diare
di daerah tersebut. Jenis penelitian ini adalah
CORRESPONDENCE deskriptif dengan metode survei. Pengambilan
sampel secara cross sectional. Data yang diambil
Phone: 082147373845 adalah data primer dan sekunder. Hasil penelitian
E-mail: jansechristine049@gmail.com menunjukkan bahwa sebanyak 87,10% penderita
diare berumur >5 tahun, jarak cubluk/resapan pada
jamban penderita diare < 10 meter dari sumur
12,90%, kondisi lantai jamban pada rumah penderita
diare yang tidak rapat sebanyak 74,20%, kondisi
lubang masuknya kotoran/tinja pada jamban yang
terbuka sebanyak 6,45%, ukuran panjang/lebar
lantai jamban di rumah penderita diare yang < 1
meter sebanyak 67,74%, rumah jamban penderita
diare yang tidak memiliki atap sebanyak 19,35%.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu jarak cubluk
terhadap sumber air bersih, kondisi lantai jamban,
kondisi lubang masuknya kotoran, ukuran luas lantai
dan kondisi rumah jamban yang tidak memenuhi
syarat Kesehatan dapat menjadi faktor-faktor
penyebab terjadinya penyakit diare.
I. INTRODUCTION diantaranya yaitu faktor lingkungan
Diare merupakan salah satu seperti sarana air bersih, pembuangan
penyakit berbasis lingkungan. Ada kotoran manusia, saluran pembuangan
banyak faktor yang menyebabkan air limbah, kondisi rumah, dan
terjadinya penyakit diare dan kebersihan diri (Yantu et al., 2021).
Diare dapat menyebabkan anoreksia
139
BYANTARSIH WIDUANINGRUM/ JURNAL NURSING UPDATE- VOL.14 NO.2 (2023)

atau kurang nafsu makan, dapat meningkat 4% dan di musim penghujan


mengurangi daya serap usus terhadap penderita diare akan meningkat 12%
sari makanan sehingga mengurangi setiap peningkatan temperatur 1°C.
asupan gizi dan dapat menyebabkan Peningkatan kasus bulanan 3% setiap
kurang gizi yang penting terutama pada peningkatan temperatur per 1°C (Padji
anak. Jika hal ini berlangsung terus- & Sudarmadji, 2017).
menerus, maka dapat mengakibatkan Menurut World Health Organization
gangguan pertumbuhan pada anak (WHO), salah satu upaya untuk
(Sengkey et al., 2020). mencegah terjadinya diare yaitu
Kasus diare yang terjadi di seluruh sanitasi lingkungan yang merupakan
dunia menyebabkan 4% dari semua kegiatan pengawasan terhadap
kematian. Menurut data WHO (World penyediaan air minum, pembuangan
Health Organization), setiap tahunnya tinja dan air limbah, vektor penyakit,
ada sekitar 1,7 miliar kasus diare pembuangan sampah, kondisi atmosfer
dengan angka kematian 760.000 anak dan keselamatan kerja, kondisi
di bawah 5 tahun. Pada negara perumahan, penyediaan dan
berkembang, anak-anak usia di bawah penanganan makanan (Yantu et al.,
3 tahun rata-rata mengalami 3 episode 2021). Pembuangan kotoran dalam hal
diare per tahun. Diare di Indonesia ini adalah pembuangan tinja atau
pada tahun 2018 menunjukkan ekskreta manusia merupakan bagian
sebanyak 4.165.789 penderita diare penting dari sanitasi lingkungan.
yang dilayani di sarana kesehatan, Pembuangan tinja perlu mendapat
sebanyak 1.516.438 (36,4%) adalah perhatian khusus karena banyak
balita, di Kalimantan Selatan sendiri mendatangkan masalah dalam bidang
terdapat 28.056 (41,62%) balita yang Kesehatan. Tinja merupakan sumber
mendapatkan pengobatan diare di kontaminan yang banyak mengandung
pelayanan kesehatan (Kasman & Ishak, media bibit penyakit. Selain tinja
2020). tersebut dapat menimbulkan
Kondisi atmosfer termasuk di pencemaran lingkungan pada sumber
dalamnya adalah perubahan iklim air, juga dapat menimbulkan bau busuk
merupakan fenomena yang dapat serta estetika (Syahrir et al., 2019).
memberikan dampak secara global. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Perubahan iklim merupakan perubahan No. 852 Tahun 2008 tentang Strategi
kondisi fisik atmosfer bumi seperti suhu Nasional Sanitasi Total Berbasis
dan distribusi curah hujan dan yang Masyarakat (STBM), jamban sehat
lainnya. Kondisi kesehatan manusia adalah suatu fasilitas pembuangan tinja
dapat dipengaruhi oleh perubahan iklim. yang efektif untuk memutuskan mata
Iklim dapat berdampak terhadap rantai penularan penyakit (Sulaehani,
kualitas air, dimana air bersih yang 2019).
terkontaminasi mikroorganisme dapat Data dari Badan Pusat Statistik
berfungsi sebagai media penyebaran Provinsi Nusa Tenggara Timur
penyakit (water borne disease) untuk menjelaskan bahwa jumlah kasus diare
penyakit diare. Mikroorganisme yang di Provinsi NTT mulai dari tahun 2016
dapat mengontaminasi air diantaranya sampai dengan tahun 2018 adalah
Salmonella sp, Campylobacter jejuni, 91.938, 112.379 dan 89.689 kasus.
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Jumlah kasus diare di Kota Kupang
Cryptosporidium dan untuk periode tahun tersebut adalah
Enterohemorrhagic Escherichia coli. 6.986, 11.143 dan 6.772 kasus.
Setiap peningkatan temperatur 1°C di mengalami fluktuatif setiap tahunnya
musim kemarau, penderita diare akan dari tahun 2015 sampai dengan tahun
140
BYANTARSIH WIDUANINGRUM/ JURNAL NURSING UPDATE- VOL.14 NO.2 (2023)

2018. Kota Kupang merupakan daerah dengan metode survei. Pengambilan


yang banyak ditemukan kasus diare, sampel dilakukan secara Cross
yang pada tahun 2018 ditemukan Sectional (Notoatmodjo, 2010). Sampel
6.772 kasus diare. Kasus diare di Kota dalam penelitian ini adalah seluruh
Kupang termasuk jumlah kasus yang jamban di rumah penderita diare yang
tergolong lebih tinggi dari kasus diare terhitung 6 bulan terakhir (Desember
di kabupaten lainnya di Provinsi NTT. sampai Mei 2021) dari laporan register
Kecamatan Alak merupakan salah satu Puskesmas Manutapen yaitu sebanyak
kecamatan di wilayah Kota Kupang 31 jamban. Data penelitian dikumpulkan
yang memiliki kasus diare yang sangat dari data sekunder dan hasil observasi
tinggi pada tahun 2018 yaitu sebanyak di lapangan menggunakan check list,
5.946 kasus. Kelurahan Manutapen kemudian diolah dan dianalisis secara
merupakan salah satu kelurahan yang deskriptif.
berada di Kecamatan Alak dengan
kasus diare pada tahun 2018 sebanyak
336 kasus yang terdiri dari laki-laki III. RESULT
sebanyak 178 orang dan perempuan 1. Distribusi Penderita Diare Menurut
sebanyak 158 orang. Peningkatan Umur
kasus sangat dipengaruhi oleh Distribusi penderita diare
perubahan cuaca atau musim, menurut umur di Kelurahan
terutama ketersediaan air di Manutapen dapat dilihat pada
masyarakat. kasus tertinggi terjadi Tabel 1 berikut ini.
pada bulan Januari, Juli dan Agustus.
Tingginya kasus diare di Kecamatan Tabel 1. Distribusi Penderita Diare
Alak khususnya di Kelurahan Menurut Umur Di Kelurahan
Manutapen dikarenakan keterbatasan Manutapen Kecamatan Alak Kota
Kupang Tahun 2021
Sarana Air Bersih yang memenuhi
syarat, dan keterbatasan sarana No. Distribusi Jumlah Persentase
jamban keluarga yang layak sehat. umur (%)
Masih ada masyarakat membuang tinja 1 < 1 tahun 0 0
hasil ekskresi pada jamban orang lain 2 1 – 5 4 12,90
(penggunaan jamban bersama), dimana tahun
hal ini merupakan celah bagi kuman 3 > 5 tahun 27 87,10
penyebab diare untuk menyebar Total 31 100,00
dengan mudah dan menularkan
penyakit diare. Pembuangan tinja Tabel 1 menunjukkan bahwa
manusia yang terinfeksi yang penderita diare yang berumur 1 – 5
dilaksanakan secara tidak layak tanpa tahun sebanyak 4 orang (12,90%)
memenuhi syarat sanitasi dapat dan penderita diare yang berumur
menyebabkan terjadinya pencemaran >5 tahun sebanyak 27 orang
tanah dan sumber air bersih. Di (87,10%).
samping itu juga akan memberi
kesempatan bagi lalat dan spesies 2. Jarak Cubluk/Resapan Dari Sumur
tertentu untuk bertelur, bersarang, Jarak cubluk/resapan jamban
makan bagian tersebut serta membawa penderita diare dari sumur dapat
infeksi. dilihat pada tabel 2.
II. METHODS
Jenis penelitian ini adalah deskriptif
141
BYANTARSIH WIDUANINGRUM/ JURNAL NURSING UPDATE- VOL.14 NO.2 (2023)

Tabel 2 Jamban Penderita Diare


Jarak Cubluk/Resapan Dari Sumur Di Kelurahan Manutapen Kecamatan
Pada Jamban Penderita Diare Di Alak Kota Kupang Tahun 2021
Kelurahan Manutapen Kecamatan Alak
Kota Kupang Tahun 2021 No. Lubang Jumlah Persentase
Kotoran (%)
No. Jarak Jumlah Persentase (%) 1 Terbuka 2 6,45
1 < 10 4 12,90 2 Tertutup 29 93,55
meter Jumlah 31 100,00
2 > 10 27 87,10 Tabel 4 menunjukkan bahwa
meter kondisi lubang masuknya
Jumlah 31 100,00 kotoran/tinja pada jamban yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa jarak terbuka sebanyak 2 jamban (6,45%)
cubluk/respan pada jamban dan yang tertutup sebanyak 29
jamban (93,55%).
penderita diare < 10 meter dari 5. Ukuran
sumur sebanyak 4 jamban (12,90%) Ukuran Panjang/Lebar Lantai
dan yang > 10 meter dari sumur pada rumah penderita diarejamban
Panjang/lebar lantai
dapat
sebanyak 27 jamban (87,10%). dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5.
3. Kondisi Lantai Jamban Ukuran Panjang/Lebar Lantai Pada
Kondisi lantai jamban pada rumah Jamban Penderita Diare
penderita diare berdasarkan Di Kelurahan Manutapen Kecamatan
Alak Kota Kupang Tahun 2021
kerapatannya dapat dilihat pada
Tabel 3. No. Ukuran Jumlah Persentase
Tabel 3. P/L Lantai (%)
Kondisi Lantai Pada Jamban Jamban
Penderita Diare 1 < 1 meter 21 67,74
Di Kelurahan Manutapen 2 > 1 meter 10 32,26
Kecamatan Alak Kota Kupang
Tahun 2021 Jumlah 31 100,00
Tabel 5 menunjukkan bahwa
No. Kondisi Juml Persentase ukuran panjang/lebar lantai jamban
Lantai
Jamban
ah (%) di rumah penderita diare yang < 1
1 Tidak Rapat 23 74,20 meter sebanyak 21 jamban
2 Rapat 8 25,80(67,74%) dan yang > 1 meter
Jumlah 31 100,00 sebanyak 10 jamban (32,26%).
Tabel 3 menunjukkan bahwa
kondisi lantai jamban pada rumah 6. Kondisi
Kondisi
Rumah Jamban
rumah jamban di rumah
penderita diare yang tidak rapat penderita diare berdasarkan
sebanyak 23 jamban (74,20%) dan kepemilikan atap dapat dilihat pada
yang rapat sebanyak 8 jamban Tabel 6.
(25,80%).
4. Kondisi Lubang Masuk Kotoran
Kondisi lubang masuknya
kotoran/feses pada jamban di
rumah penderita diare dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4
Kondisi Lubang Masuk Kotoran Pada
142
BYANTARSIH WIDUANINGRUM/ JURNAL NURSING UPDATE- VOL.14 NO.2 (2023)

Tabel 6
Kondisi Rumah Jamban Pada Jamban
timbul kesadaran masyarakat
Penderita Diare untuk berperilaku baik
Di Kelurahan Manutapen Kecamatan memanfaatkan jamban. Apabila
Alak Kota Kupang jamban telah dimanfaatkan dengan
Tahun 2021 baik, maka dapat menekan angka
kejadian diare di masyarakat
No. Rumah Juml Persentase (Mathofani et al., 2020).
Jamban ah (%) Faktor sosiodemografi yang
1 Tidak 6 19,35 berpengaruh pada penyebaran
memiliki penyakit diare antara lain adalah
atap faktor umur, pekerjaan dan tingkat
2 Memiliki 25 80,65 pendidikan. Semakin tinggi umur
atap seseorang maka daya tahan tubuh
Jumlah 31 100,00 akan semakin baik. Semakin tinggi
tingkat Pendidikan dan tingkat
Tabel 6 menunjukkan bahwa rumah pendapatan seseorang maka
jamban penderita diare yang tidak upaya pencegahan terhadap
memiliki atap sebanyak 6 jamban penyakit diare juga semakin baik
(19,35%) dan yang memiliki atap (Utami & Luthfiana, 2016). Hasil
sebanyak 25 jamban (80,65%). penelitian menunjukkan bahwa
IV. DISCUSSION kelompok umur yang menderita
diare adalah kelompok anak-anak,
1. Distribusi Penderita Diare Menurut remaja dan dewasa. Pada usia
Umur anak-anak, status Kesehatan
Hasil penelitian menunjukkan dipengaruhi oleh tingkat
bahwa kasus diare di Kelurahan Pendidikan dan pengetahuan
Manutapen lebih banyak diderita orang tua. Ibu merupakan orang
oleh penderita yang berumur >5 tua yang paling berperan dalam
tahun. Usia tersebut tergolong rumah tangga dan status
pada usia anak-anak, remaja dan Kesehatan anak. Perilaku seorang
dewasa. ibu yang tidak baik terhadap
Kejadian diare dapat Kesehatan sangat berpengaruh
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, terhadap kejadian diare pada anak-
sosiodemografi dan perilaku (Utami anak (Wahyudi et al., 2020). Pada
& Luthfiana, 2016). usia remaja dan dewasa status
Faktor lingkungan yang paling Kesehatan dipengaruhi oleh
dominan dalam penyebaran pengetahuan individu (Pradono &
penyakit diare adalah pembuangan Sulistyowati, 2013).
tinja. Adanya jamban yang tidak Perilaku dalam memanfaatkan
dimanfaatkan dan tidak dikelola jamban dapat terwujud apabila
dengan baik oleh keluarga maka terbentuk keyakinan dalam diri
dapat menjadi salah satu sebab seseorang yang didorong oleh
terjadinya penyakit diare. pengetahuan dan sikap yang baik
Pemanfaatan jamban keluarga ini terhadap hal tersebut. Sehingga
dapat dipengaruhi oleh sikap, dapat menimbulkan upaya untuk
kepemilikan jamban, peran tenaga memanfaatkan jamban dengan baik
Kesehatan dan peran tokoh dan penyakit diare dapat dicegah
masyarakat. Berkaitan dengan hal (Apriyanti et al., 2018).
tersebut, maka perlu dilakukan
pemicuan kepada masyarakat agar
143
BYANTARSIH WIDUANINGRUM/ JURNAL NURSING UPDATE- VOL.14 NO.2 (2023)

2. Jarak Cubluk/Resapan Dari Sumur mengalami penyakit diare


Hasil penelitian menunjukkan dibandingkan yang sebaliknya
bahwa terdapat jamban penderita (Wahyudi et al., 2020).
diare yang memiliki jarak
cubluk/resapan <10 meter dari 4. Kondisi Lubang Masuk Kotoran
sumur. Walaupun persentasenya Data hasil penelitian
kecil yaitu 12,90%, akan tetapi hal menunjukkan bahwa jenis jamban
tersebut merupakan faktor risiko yang digunakan oleh penderita di
terjadinya kasus penyakit diare Kelurahan Manutapen adalah jenis
pada masyarakat. jamban cemplung tanpa tutup dan
Letak cubluk/resapan yang leher angsa. Diketahui bahwa dari
dekat dengan sumur sebagai jenis jamban yang digunakan
sumber air bersih dapat tersebut diperoleh data tentang
menyebabkan sumber air tersebut kondisi lubang masuknya
tercemar oleh bakteri penyebab kotoran/tinja pada jamban yaitu
diare yang terdapat dalam tinja. Hal lubang yang terbuka sebanyak 2
ini sesuai dengan penelitian (Yantu jamban (6,45%) dan yang tertutup
et al., 2021) yang menjelaskan sebanyak 29 jamban (93,55%).
bahwa ada hubungan antara Kondisi lubang masuk kotoran/tinja
sanitasi air bersih dengan kejadian yang terbuka dikarenakan jenis
diare. Jarak cubluk/resapan yang jamban yang digunakan adalah
kurang dari 10 meter dari sumber jamban cemplung tanpa tutup.
air dapat memungkinkan bakteri Kondisi jamban cemplung tanpa
penyebab penyakit diare untuk tutup yang ditemukan sangat tidak
mencapai sumber air tersebut dan memenuhi syarat Kesehatan dan
mengontaminasinya, sehingga merupakan faktor risiko yang amat
masyarakat pengguna memiliki tinggi untuk terjadinya kasus diare.
risiko terkontaminasi oleh bakteri Lalat dan kecoa dapat masuk
tersebut dan mengalami diare. melalui lubang masuknya kotoran
dan dapat menjangkau tinja yang
3. Kondisi Lantai Jamban ada di dalam cubluk. Hal tersebut
Sebanyak 74,20% lantai jamban dapat menjadi salah satu jalur
yang dimiliki oleh penderita diare penyebaran penyakit diare dimana
dalam keadaan retak dan tidak agen penyakit dibawa oleh vektor
rapat. Kondisi yang demikian ke air maupun makanan yang
menyebabkan adanya celah-celah dikonsumsi oleh manusia. Dengan
pada lantai jamban tersebut. Celah demikian kualitas jamban sangat
-celah yang terbentuk ini berhubungan terhadap kejadian
memungkinkan berbagai macam diare (Duwila et al., 2018).
kotoran termasuk mikroorganisme Berkaitan dengan hal tersebut,
penyebab penyakit diare dapat maka salah satu cara untuk
terperangkap dan berada di memutuskan mata rantai penularan
dalamnya. Lantai retak dan tidak penyakit diare yaitu jamban
rapat ini merupakan salah satu cemplung diharuskan memiliki
sebab sehingga jamban tidak penutup yang berfungsi untuk
memenuhi syarat Kesehatan. mencegah bau keluar dari lubang
Keluarga yang menggunakan masuk kotoran dan untuk
jamban yang memenuhi syarat mencegah masuknya lalat dan
Kesehatan memiliki kemungkinan kecoa (Hidayati & Abidin, 2016).
5,04 kali lebih besar tidak
144
BYANTARSIH WIDUANINGRUM/ JURNAL NURSING UPDATE- VOL.14 NO.2 (2023)

5. Ukuran Panjang/Lebar Lantai belum memiliki atap pada rumah


Lantai jamban hendaknya jamban yaitu sebanyak 6 jamban
cukup luas dan minimal berukuran 1 (19,35%). Hal ini dapat berdampak
x 1 meter dan dibuat cukup pada ketidaknyamanan
landai/miring ke arah lubang penggunanya berkaitan dengan
pembuangan. Data penelitian privasi dan juga tidak
menunjukkan bahwa sebanyak 21 terlindunginya pengguna jamban
jamban (67,74%) penderita diare tersebut dari cuaca panas
memiliki ukuran lantai dengan dan/atau hujan.
panjang/lebar lantai jamban < 1 Jamban tidak hanya harus
meter. Kondisi demikian membuat nyaman bagi penggunanya, tetapi
ruangan jamban menjadi sangat juga harus dapat melindungi
sempit. Ruangan jamban yang penggunanya dari gangguan
sempit menyebabkan keterbatasan penyakit sehingga dapat
gerak sehingga akan membuat meningkatkan derajat Kesehatan
jamban tersebut sulit dibersihkan. keluarga (Setia & Saiful, 2021).
Disamping itu, ruangan yang
sempit akan menimbulkan rasa V. CONCLUSION
tidak nyaman bagi penggunanya.
Ruangan jamban yang sulit Berdasarkan hasil dan
dibersihkan dapat menyebabkan pembahasan, maka dapat
kondisi menjadi kotor. Demikian disimpulkan bahwa jarak cubluk
pula dengan lantainya. Kondisi terhadap sumber air bersih, kondisi
lingkungan jamban kotor dapat lantai jamban, kondisi lubang
menyebabkan kuman diare masuknya kotoran, ukuran luas
terakumulasi di dalamnya dan lantai dan kondisi rumah jamban
memicu penyebaran penyakit diare yang tidak memenuhi syarat
dengan lebih cepat (Hayati et al., Kesehatan dapat menjadi faktor-
2021). faktor penyebab terjadinya
penyakit diare.
6. Kondisi Rumah Jamban
Salah satu syarat jamban yang
memenuhi syarat Kesehatan
adalah jamban harus dilengkapi
dengan rumah jamban. Rumah
jamban juga harus dilengkapi
dengan dinding dan atap yang
tertutup. Hal ini berkaitan dengan
privasi penggunanya. Jamban
haruslah rumah yang tertutup agar
pengguna terlindung dari
pandangan orang lain, terlindung
dari panas dan/atau hujan (Goni et
al., 2013). Selain aspek privasi,
rumah jamban yang tertutup juga
berkaitan dengan nilai-nilai etika
dan estetika.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa masih ada jamban yang
145
BYANTARSIH WIDUANINGRUM/ JURNAL NURSING UPDATE- VOL.14 NO.2 (2023)

REFERENCES
Apriyanti, L., Widjanarko, B., & Laksono, B. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pemanfaatan Jamban Keluarga di Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 14(1), 1. https://doi.org/10.14710/jpki.14.1.1-
14
Duwila, F., Trijoko, Lanang, H., & Y.D, N. A. (2018). Pemetaan Sanitasi Dasar Dengan
Penyakit Diare Pada Masyarakat Desa Pesisir Kecamatan Mangoli Timur
Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara Tahun 2018. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 6(6), 119–127.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/22164
Goni, A. C., Palandeng, H. M. F., Rombot, D., & Simanjuntak, M. (2013). Hubungan
PHBS Rumah Tangga dengan Penggunaan Jamban di PPA ID-127 Kelurahan
Ranomuut Kota Manado. Kedokteran Komunitas Dan Tropik, 1(3), 120–126.
https://doi.org/10.2221/jcsj.53.68
Hayati, R., Irianty, H., & Mahmudah, M. (2021). Gambaran Kondisi Jamban Keluarga,
Sarana Air Bersih Dan Pola Konsumsi Air Pada Masyarakat Kelurahan Surgi Mufti.
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 73.
https://doi.org/10.31602/ann.v8i1.4870
Hidayati, L., & Abidin, Z. (2016). Jurnal Dunia Kesmas Volume 5 . Nomor 1 . Januari
2016. 5, 14–23.
Kasman, K., & Ishak, N. I. (2020). Kepemilikan Jamban Terhadap Kejadian Diare Pada
Balita Di Kota Banjarmasin. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia,
7(1), 28. https://doi.org/10.20527/jpkmi.v7i1.8790
Mathofani, P. E., Annissa, A., & Metalia, R. P. (2020). Determinan Pemanfaatan
Jamban Keluarga pada Keluarga. Faletehan Health Journal, 7(1), 68–74.
https://doi.org/10.33746/fhj.v7i1.118
Padji, H. M., & Sudarmadji. (2017). Curah hujan ketersediaan air bersih dan kasus
diare di daerah kering Kupang. BKM Journal of Community Medicine and Public
Health, 33, 475–482.
Pradono, J., & Sulistyowati, N. (2013). Hubungan antara tingkat pendidikan ,
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan , perilaku hidup sehat dengan status
kesehatan studi korelasi pada penduduk umur 10 – 24 tahun di Jakarta Pusat (.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 17(1), 89–95.
Sengkey, A., Joseph, W. B. S., & Warouw, F. (2020). Hubungan Antara Ketersediaan
Jamban Keluarga Dan Sistem Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Dengan
Kejadian Diare Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Raanan Baru Kecamatan
Motoling Barat Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Kesmas, 9(1), 182–188.
Setia, R., & Saiful. (2021). PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA
TENTANG JAMBAN SEHAT DI DUSUN 2 DESA OMU KECAMATAN GUMBASA
KABUPATEN SIGI. Jurnal Ilmiah Kesmas IJ, 21(2), 72–78.
Sulaehani, R. (2019). Penerapan Metode Multifactor Evaluation Process Pada Sistem
Pendukung Keputusan Pemberian Bantuan Jamban Keluarga Pada Kantor Desa
Dulomo. Tecnoscienza, 3(2), 161–176.
Syahrir, S., Syamsul, M., Aswadi, Surahmati, & Aeni, S. (2019). Faktor - Faktor yang
Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Pertiwi Kota Makassar. Higiene, 5(1), 52–59.
Utami, N., & Luthfiana, N. (2016). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare
146
BYANTARSIH WIDUANINGRUM/ JURNAL NURSING UPDATE- VOL.14 NO.2 (2023)

pada Anak. Majority, 5, 101–106.


https://www.mendeley.com/catalogue/fdd61f29-e548-30b4-9a02-
3d11c3c9b4aa/
Wahyudi, F., Indah, M. F., & Agustina, N. (2020). Hubungan Sarana Ketersediaan Air
Bersih, Perilaku Ibu, Kepemilikan Jamban dengan Diare pada Balita di Wilayah
Puskesmas Tamiyang Layang Tahun 2020. Jurnal FKM Uniska, 42(13201), 1–10.
Yantu, S. S., Warouw, F., & Umboh, J. M. L. (2021). Hubungan Antara Sarana Air
Bersih dan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Waleure.
Jurnal KESMAS, 10(6), 24–30.
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/kesmas/article/view/35445

BIOGRAPHY
Byantarsih Widyaningrum, menyelesaikan Pendidikan S1 di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Nusa Cendana Kupang (2009) dan Pascasarjana di Fakultas
Ilmu Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto (2014). Saat ini bekerja
sebagai pengajar di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang. Alamat email:
bwidyandun@gmail.com
Christine J K Ekawati, menyelesaikan Pendidikan D III di Akademi Kimia Analisis
Bogor, S1 di Fakultas MIPA Jurusan Kimia di Universitas Katolik Kupang, S2 di
Universitas Nusa Cendana jurusan Pengelolaan Lingkungan dan Sumber Daya Alam
dan S3 di Jurusan Ilmu Kedokteran Udayana Bali. Saat ini bekerja sebagai tenaga
Pengajar di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang. Alamat email :
jansechristine049@gmail.com

147

Anda mungkin juga menyukai