Anda di halaman 1dari 24

Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare

pada Masyarakat RW Kecamatan


Seberang Ulu 1 Palembang

The Relationship between Environmental Sanitation and Diarrheain the


CommunitySeberang Ulu 1 Palembang

Dicky Priyo Carito1, Sri Indaryati 2,Aniska Indah Fari3


1
Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Katolik Musi Charitas
2
Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Katolik Musi Charitas
Email : dickycarito99@gmail.com

Abstrak
Latar belakang : Diare merupakan pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak
berbentuk, Penularan dapat terjadi dengan kontak langsung, Penularan diare bisa
terjadi karena bakteri seperti E Coli dan virus seperti Astrovirus. Penyakit ini melalui
rute fekal oral dan sering terjadi akibat pencemaran air minum dan biasanya terjadi di
tempat yang lingkungan yang kurang bersih. Diare dapat menyebabkan dehidrasi,
terutama pada individu yang berusia sangat muda, lansia atau lemah yang tidak
mampu merespons rasa haus. Pada diare berat, kolaps caskular dan syok hipovolemik
dapat terjadi. Kalium dan magnesium yang hilang dari tubuh dapat berpotensi
menyebabkan hipokalemia dan hipomagnesemia
Tujuan : Mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada
masyrakat RW 05 RT 25 Kecamatan Seberang Ulu 1.
Metode : Jenis penelitian Kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif asosiatif, Populasi 85 KK dan sampel 85 KK dengan teknik Total
Sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi dan
dianalisis dengan uji Fisher Exact Test
Hasil : Usia Median 43,00 (Min 23 dan Max 69). Jenis kelamin perempuan 49 orang
(57,6%), Pendidikan Dasar 35 orang (41,2%),pekerjaan mayoritas ibu rumah tangga
43 orang (50,6%). Sanitasi tidak memenuhi syarat 63 orang (73,3%) dan Pernah
Diare 10 orang (11,8%). P value = 0,694 ≥ 0,05 tidak ada hubungan antara sanitasi
lingkungan dengan kejadian diare dengan nilai r = 0,213.
Saran : Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi menambah wawasan untuk
masyarakat RW 05 RT 25 tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan yang
dapat berpengaruh terhadap kesehatan, untuk menghindari penyakit yang menular
seperti diare

Kata Kunci : Hubungan,Sanitasi Lingkungan,Kejadian Diare


Abstract

Background : Diarrhea is a frequent discharge of feces, soft and shapeless,


Transmission can occur by direct contact, Transmission of diarrhea can occur due to
bacteria such as E Coli and viruses such as Astrovirus. This disease is through the
faecal-oral route and often occurs as a result of contamination of drinking water and
usually occurs in an unsanitary environment. Diarrhea can cause dehydration,
especially in very young, elderly or frail individuals who are unable to respond to
thirst. In severe diarrhea, vascular collapse and hypovolemic shock may occur.
Potassium and magnesium lost from the body can potentially cause hypokalemia and
hypomagnesemia
Aim: To purposed the relationship between environmental sanitation and the
incidence of diarrhea in the community of RW 05 RT 25, Seberang Ulu 1.
Method : The research uses quantitative descriptive with Associative Descriptive
research method to 85 families with Total Sampling technique. Data were collected
using a questionnaire and analyzed by Fisher Exact Test.
Result : Median age 42.95, Min age 23 years and max age 69 years . female as
49 people (57.6%), Elementary school education as many as 35 people (41.2%),
work as housewives 43 people (50.6%). Sanitation did not meet the requirements 63
people (73.3%) and 10 people had diarrhea (11.8%)
P value = 0.694 0.005 there is no relationship between environmental sanitation and
the incidence of diarrhea, the value of r = 0.213.
Suggestion: It is hoped that the results of this study can be a source of information
regarding the relationship between environmental sanitation and the incidence of
diarrhea.

Keywords: Relationship, Environmental Sanitation, Diarrhea

Pendahuluan disertai mual dan muntah, Dan di area


Diare merupakan suatu gejala anus lecet atau luka (Dermawan and
yang ditandai dengan frekuensi buang Rahayuningsih, 2010)
air besar lebih dari satu kali dalam satu Diare di kategorikan sebagai 10
hari yang mengakibatkan terjadinya penyebab kematian teratas oleh badan
dehidrasi, tekstur feses berbentuk cair kesehatan dunia pada tahun 2019
atau encer dan terdapat lendir, terasa dengan total jumlah kematian yaitu 1,5
kram di bagian area abdomen,suhu juta dari seluruh dunia (world health
tubuh diatas 370C, Merasa haus organization, 2020).Di Indonesia
menurut jenis semua umur dari total 33 Sedangkan dari hasil survei UNICEF
provinsi menyebutkan bahwa di bagian negara Afrika timur dan
Penduduk Jawa Barat yang mengalami Selatan dari total populasi sekitar 70%
diare tertinggi. Selain sekitar dari 340 juta orang tidak memilikioo
1.331.551 orang. Selain itu didapat akses layanan sanitasi dasar, ada 98
bahwa kelompok umur 75 tahun ke juta orang atau sekitar 19% masih
atas juga merupakan kelompok umur melakukan buang air besar
dengan prevalensi tinggi (7,2%). sembarangan. Ada sebanyak 179 juta
(Kementerian Kesehatan, 2019) Dari orang masih menggunakan fasilitas
data profil kesehatan kota Banyuasin layanan sanitasi yang tidak layak
tahun 2018 di temukan kasus diare di (UNICEF, 2020) Dari hasil laporan
wilayah Sumatera selatan dari semua profil kesehatan Indonesia pada tahun
usia sudah tercatat 28.561 kasus diare 2019 ada beberapa kasus tentang
(Dinas kesehatan kota Banyuasin, sarana kebersihan yaitu : ada 50.787
2018) kota Palembang di dapatkan kasus sarana air minum yang beresiko
kasus diare yaitu berjumlah 43.257 berperingkat rendah yang tidak
dari kategori semua umur. Sedangkan memenuhi syarat standar inspeksi
dari jumlah penduduk ada 28,959 kesehatan lingkungan yaitu
diwilayah kerja Puskesmas di diantaranya provinsi Maluku dengan
kecamatan Seberang Ulu 1 ditemukan presentase 18,88%, Adapun menurut
ada 782 kasus diare dari kelompok kelompok rumah tangga yang
semua umur.(Dinas kesehatan memiliki akses air minum yang layak
Sumatera Selatan, 2018) konsumsi di indonesia yang terendah
Sanitasi lingkungan adalah usaha yaitu provinsi Kalimantan Barat
individu atau lapisan masyarakat untuk dengan prsentase 37,37%. Sedangkan
berupaya mengendalikan lingkungan Provinsi di Indonesia yang memiliki
hidup atau lingkungan sekitar secara tertinggi fasilitas jamban sehat
eksternal yang menimbulkan bahaya terendah yaitu provsinsi Papua dengan
untuk kesehtan dan juga mengancam prsentase 53,74%. Sedangkan dari
kesehatanlingkungan.(Budiman, tingkat kabupaten atau kota yang
2007). Dari hasi data World Health menerapkan standar perilaku hidup
Organization (WHO) bagian negara bersih dan sehat di tingkat nasional
europa tahun 2017 secara global ada pada tahun 2019 yang terendah adalah
829.000 orang kehilangan nyawa provinsi Papua dengan presenatse
akibat diare yang di sebabkan oleh 10,34%. (Kementerian Kesehatan,
tidak layaknya saran air minum dan 2019) Adapun dari data dinas
sanitasi yang buruk,lebih dari 31 juta kesehatan kota palembang tahun 2018
orang di europa tidak memiliki akses ada sebagian kecamatan kota
layanan air minum layak dan itu juga Palembang, Di kecamatan Kertapati
termasuk masih melakukan buang air dan Plaju hanya memiliki akses air
besar sembarangan dengan jumlah minum yang memenuhi syarat hanya
sebesar 314.000 (World Health 66.7%. sedangkan yang memiliki
Organization Europa, 2017). akses jamban sehat yang terendah
yaitu kecamatan Jakabaring hanya masyarakat lebih memilih ke sungai
60.62%. Sedangkan seluruh kecamatan dengan alasan tidak tersedianya tempat
di kota palembang yang buang air penampungan sampah sementara dan
besar sembarangan 59,61%. (Dinas jauh dari pemukiman, dan untuk
kesehatan Sumatera Selatan, 2018) . pembuangan sisa air limbah
masyarakat memilih membuang ke
Berdasarkan hasil studi sungai dengan alasan saluran
pendahuluan yang di lakukan pada pembuangan yang tersedia di rumah
masyarakat wilayah kecamatan langsung mengarah ke sungai dan
seberang ulu 1 Palembang pada belum tersedia saluran pembuangan
masyarakat pada tanggal 10 April 2021 atau got yang tidak mengarah ke
dengan cara wawancara masyarakat sungai. Maka dari itu peneliti
yang tinggal di Kecamatan Seberang mengambil kesimpulan "Apakah Ada
Ulu 1 sebanyak 5 warga, Dari hasil ke Hubungan Sanitasi Lingkungan
5 warga tersebut ada 3 kepala keluarga dengan kejadian Diare pada
keluarganya pernah mengalami diare Masyarakat Kecamatan Seberang Ulu
pada bulan januari dan maret . 1”.
Keluarga Tn.S istrinya mengatakan
suaminya umur 52 tahun dan anaknya Metode Penelitian
Perempuan umur 18 tahun pernah Jenis penelitian Kuantitatif dengan
diare pada bulan januari 2021, menggunakan metode penelitian
keluarga Tn F istrinya mengatakan deskriptif asosiatif, Populasi 85 KK
anaknya perempuan umur 5 tahun dan dan sampel 85 KK dengan teknik
perempuan umur 8 tahun pada awal
Total Sampling. Data dikumpulkan
maret 2021 dan keluarga Tn P umur 37
tahun ia mengatakan pernah menggunakan kuesioner yang sudah
mengalami diare pada bulan maret divalidasi dan dianalisis dengan uji
2021. Dan dari hasil wawancara dari 5 Fisher Exact Test.
warga tersebut di dapatkan bahwa
alasan warga masih menggunkan air Hasil penelitian
sungai untuk keperluan mandi dan a. Analisis Univariat
mencuci karena belum adanya air Tabel 1.1 Karakteristik Usia
PAM dan lebih memilih air sungai Usia Frekuensi %
lebih menghemat biaya namun untuk Median 43,00 -
keperluan minum masih membeli air Min 23 -
rebusan dan air galon, warga di sana Max 69 -
masih menggunakan wc / jamban
cemplung dengan alasan lebih mudah Tabel diatas 1.1 menunjukkan usia
di buang ke sungai dan juga tidak perlu masyarakat 1 median 43,00,Min 23
membangun septik tangki karena
dan Max 69
pemukiman dekat dengan sungai tidak
ada tempat untuk membangun septik
tangki. Untuk pembuangan sampah
rumah
tangga
Tabel 1.2 Karakteristik jenis Total 85 100 %
kelamin
Jenis Frekuensi (%) Dari tabel diatas 1.4 menunjukkan
Kelamin mayoritas masyarakat yang bekerja
Laki-laki 36 42,2 sebagai ibu rumah tangga sebanyak 43
Perempuan 49 57,6 orang (50,6%)
Total 85 100
%
Tabel 1.5 Distribusi frekuensi
Tabel diatas 1.2 menunjukkan sanitasi lingkungan
mayoritas masyarakat berjenis kelamin No Variabel Frekuensi %
Sanitasi
perempuan 49 orang (57,6%).
Lingkungan
Tabel 1.3 Karakteristik Pendidikan Memenuhi 22 26,0
Pendidikan Frekuensi % Syarat
Tidak 2 2,4 Tidak 63 73,3
Sekolah Memenuhi
Pendidikan 59 69,4 Syarat
Dasar Total 85 100
Pendidiakan 22 25,9
Menengah Tabel diatas 1.5 menunjukan mayoritas
Pendidikan 2 2,4
masyarakat dengan sanitasi tidak
Tinggi
Total 85 100 memenuhi syarat sebanyak 63 orang
% (73,3%).
Tabel 1.6 Distribusi frekuensi
Dari tabel diatas 1.3 menunjukkan kejadian diare
mayoritas masyarakat tamat No Variabel Frekuensi %
berpendidikan dasar 59 orang (69,4%) Kejadian
Tabel 1.4 Karakteristik pekerjaan diare
P 10 11,8
Pekerjaan Frekuen Presenta
ernah
si se
Tidak 75 88,2
Tidak 9 10,5 perah
Bekerja Total 85 10
PNS 3 3,6 0
Wiraswas 19 22,4
ta
Pedagang 11 12,9 Tabel diatas 1.6 menunjukkan
Ibu 43 50,6 mayoritas masyarakat dengan kejadian
pernah diare sebanyak 10 orang
(11,8%)

b. Analisa Bivariat
2.1 Tabel Hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare
pada masyarakat Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang (n=85)

Kejadian Diare
Sanitasi Pernah Tidak Pernah Total
Lingkungan
N % n % N % R P
Memenuhi 3 3,4 17 17,6 20 20 0,2 0,69
syarat 13 4
Tidak 7 7,6 58 57,4 65 65
memenuhi
syarat

Total 10 11,2 75 88,2 85 10


0

Berdasarkan tabel 2.1 didapatkan dari 85 responden dengan sanitasi yang

memenuhi syarat untuk pernah kejadian diare berjumlah 3 orang (3,4%) dan

tidak pernah diare berjumlah 17 orang (17,6%). Untuk sanitasi tidak

memenuhi syarat untuk kejadian diare berjumlah 7 orang (7,6%) dan tidak

pernah diare berjumlah 65 orang (57,4%).

Hasil analisis Fisher Exact Test di dapatkan nilai signifikan P value = 0,694

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Sanitasi lingkungan

dengan kejadian diare,Dengan tingkat korelasi Nilai r =0,213.


Pembahasan
a. Analisis Univariat
1. Karakteristik Usia

Hasil penelitian Alifa, 2019). Menurut

menunjukan bahwa dari 85 undang-undang nomor 13

responden Median 43,00 tahun 1998 lanjut usia

usia min 23 tahun dan usia yaitu 60-74 tahun, Adapun

max 69 tahun. Menurut teori yang di kemukakan

hurlock (1996) dalam oleh Sabrini dalam buku

kutipan Alifia usia dewasa Gizi Geriatri mengatakan

merupakan usia yang bahwa lanjut usia mudah

matang dalam masa terkena penyakit infeksi

perkembangan dan juga yang di sebabkan oleh

sudah ahir dalam masa beberapa faktor seperti

pertumbuhanya. Oleh status gizi,kekebalan

karena itu usia dewasa tubuh,dan penurunan

sudah siap secara mental fungsi organ tubuh.dan

dan psikologinya dalam pada sistem kekebalan

hidup di lingkungan tubuh pada lanjut usia

masyarakat, Rata-rata usia menurun ada penyakit

dewasa awal di mulai dari seperti pada sistem

usia 18 – 45 tahun (Putri pencernaan dan terjadinya


malabsorbsi yang di usia lanjut, usia lanjut

akibatkan seperti diare merupakan usia yang

(Sabrini, 2019). rentan terhadapa penyakiit

Hasil penelitian ini yaitu disebabkan oleh

sejalan dengan hasil penurunan dari fungsi

penelitian yang di lakukan organ tubuh dan penurunan

oleh Dahyuniar sistem imun pada lanjut

(Dahyuniar, 2018) usia

“Hubungan sanitasi 2. Karakteristik jenis kelamin

lingkungan dengan Dari hasil penelitian

kejadian diare di wilayah karakteristik responden

rawan banjir kecamatan dari kelompok jenis

tanistolo kabupaten wajo” kelamin responden yang

di dalam penelitianya usia terbanyak yaitu jenis

19-29 ada 21 orang kelamin perempuan yaitu

(27,3%) , usia lebih dari 65 sebanyak 49 orang (57,6%)

tahun 1 orang (1,3%). dan jenis kelamin laki-laki

Peneliti berasumsi sebanyak 36 orang

bahwa karakteristik (42,2%).

repsonden usia yang Menurut Kartono Katini

terbanyak yaitu usia dalam buku adapun peran

dewasa dan yang sedikit wanita berkaitan


kedudukanya di dalam sosial (Lubis Namora

lingkup keluarga yaitu Lumongga, 2016)

sebagai : Ibu rumah tangga Penelitian ini

yang dapat jadi penerus mendukung penelitian

generasi serta berperan yang di lakukan oleh

aktif dan untuk Friska ayu (Ayu Friska,

meningkatkan kualitas 2019). dengan judul “Studi

untuk generasi Tentang Sarana Sanitasi

selanjutnya,Sebagai lingkungan Dan Perilaku

pendamping seorang Pada Penderita Daire Di

suami, Pendidik untuk Desa Sidorejo Kabupaten

anaknya dan pengatur Tuban” yaitu responden

dalam rumah tangga yang terbanyak jenis

seperti mengatur dalam kelamin perempuan

ekonomi dalam keluarga berjumlah 54 orang (56%)

dan juga bertanggung dan jenis kelamin laki-laki

jawab dalam menjaga berjjumlah 43 orang

sanitasi dalam rumah (44%).

tangga suapaya menjaga Peneliti berasumsi

kualitas kesehatan bahwa peran seorang wanita

jasmani,rohani dan dalam yaitu peran yang multifungsi

dengan kata lain peran yang


sangat penting dalam yang terbanyak pada

kehidupan rumah tangga penelitian ini yaitu

yaitu selain bertanggung Pendidikan Dasar

jawab dalam lingkup sebanyak 35 orang (41,2%)

keluarga juga berperan , Berdasarkan teori yang di

dalam menjaga Sanitasi kemukakan oleh salim

lingkungan dalam keluarga efendi mengatakan bahwa

agar terjaga kesehatanya masalah pencemaran dan

secara jasmani dan rohani kerusakan lingkungan itu

serta sosial pada anggota di sebabkan oleh tiga hal

keluarga.Pada saat yaitu : Pendapatan yang

penelitian penelti rendah,Sempitnya

menemukan banyaknya jenis lapangan pekerjaan dan

kelamin perempuan yang tingkat pendidikan yang

berperan sebagai ibu rumah masih rendah ini di

tangga.. kerenakan yang

3. Karakteristik pendidikan berpengaruh terhadap

responden. penduduk untuk mengelola

Dari hasil penelitian dan menjaga lingkungan

karakteristik responden hidupnya (Rusli, 2020).

dari kelompok pendidikan Penelitian sejalan dengan

penelitian yang di lakukan


oleh Dahyuniar semakin meulasnya

(Dahyuniar, 2018) kerusakan pada lingkungan

“Hubungan sanitasi maka akan semakin banyak

lingkungan dengan pula terjadinya suatu

kejadian diare di wilayah penyakit di wilayah yang

rawan banjir kecamatan lingkungya buruk itu

tanistolo kabupaten wajo” tersebut. Tingkat

Rata-rata responden yang penddikan merupakan

paling banyak adalah strata yang menentukan

pendidikan terhari yaitu tingkat kualitas intelektual

Pendidikan dasar yang dimiliki setiap

berjumlah 48 orang individu, Dengan tingkat

(62,3%) . Peneliti pendidikan yang tinggi

beranalisis tingkat maka tingkat intelektual

pendidikan dapat individu tersebut luas

mempengaruhi tingkat sedangkan tinfkat

pengetahuan individu dan pendidikan yang rendah

terhadap kerusakan maka tingkat intelektual

lingkungan yang berakibat individu rendah. Pada saat

atau berdampak buruk penelitian sebagian

untuk individu itu sendiri masyarakat yang masih

dan disekitar.Apabila banyak yang


berpendidikan dasar dan terbanyak yaitu sebgai ibu

ada uga yang tidak sekolah rumah tangga sebanyak 43

, Dengan ini tingkat orang (50,6%),

pendidikan di tempat Berdasarkan teori yang di

peneltian masih rendah kemukakan dari Nur

dengan masih Effendi dalam buku

ditemukannya yang Keperawatan Kesehatan

mengabaikan tentang Komunitas mengatakan

kesadaran lingkungan yang bahwa peran ibu yaitu

masih rendah seperti sebagai seorang istri juga

masih membuang sampah mengurus anaknya dan

dan membuang sisa juga rumah tangga selain

kotoran ke sungai yang itu seorang ibu juga bisa

dapat mencemari sungai berperan sebagai kepala

yang di pakai untuk rumah tangga yang

kebutuhan sehari-hari mencari nafkah untuk

untuk mandi dan mencuci keluarganya (Fery and

4. Karakteristik berdasrkan Makhfudli, 2009). juga

pekerjaan bertanggung jawab dalam

Dari hasil peneltian menjaga sanitasi dalam

karakteristik reponden dari rumah tangga suapaya

kelompok pekerjaan yang menjaga kualitas kesehatan


jasmani,rohani dan dalam hal menjaga sanitasi

sosial (Lubis Namora lingkungan dikeluarganya

Lumongga, 2016) . yang harus tetap dijaga

Penelitian ini sejalan karena ibu rumah tangga

dari penelitian dari Melita itu sendiri merupakan hal

(Melita, 2018) “Hubungan yang mengatur dalam

Antara Sanitasi menjag kebersihan di

Lingkungan dengan dalam atupun diluar

Kejadian Diare Pada Balita rumahnya , Apabila

di wilayah Kerja kebersihan rumah dan

Puskesmas Tahuna Timur sanitasi di rumah tidak

Kepualauan Sanghe” dari terjaga dan terabaikan

karakteristik respodnen maka derajat kesehatan

jenis pekerjaan yang paling anggota keluarga akan

banyak adalah sebagai ibu berpengaruh kemungkinan

rumah tangga sebanyak 76 akan terjadi suatu penyakit

orang (76%). yang dapat merugikan

Dari teori dan penelitian anggota keluarganya sendiri.

terkait Peneliti beranalisis Dari hasil observasi yang

bahwa peran sebagai ibu ditemukan responden yang

rumah tangga juga terbanyak yaitu ibu rumah

bertanggungjawab dalam tangga dan pada saat


penelitian sebagian ibu Darmo Rahmayanti (2021)

rumah tangga masih ada yang mengatakan bahwa

yang mengerti tentang lingkungan yang kurang

menjaga kebersihan sehat seperti masih tidak

seperti tidak menyimpan terdapatnya tempat sampah

sampah di dalam rumah yang berakibat sampah

dan tidak menggunakan air menjadi menumpuk

sungai sebagai air minum sehingga mengundang

untuk sehari-hari hewan seperti lalat dan

5. Distribusi frekuensi nyamuk yang dapat

sanitasi lingkungan membawa penyakit serta

Dari hasil peneltian bau sampah yang

menunjukan bahwa, Dari menyengat dapat

85 repsonden dengan mengganggu lingkungan

sanitasi yamg memenuhi sekitar, terdapatnya kakus

syarat ada 22 orang (26%) tidak menggunakan

dan ada 63 orang (73,3%) jamban yang memiliki

yang tidak memenuhi septiktangki sehingga yang

syarat. mempunyai kakus tersebut

Penelitian ini sejalan membuang sisa kotoran ke

dengan teori yang di sungai yang membuat

kemukakan oleh Sihadi sungai kotor dan tercemar ,


Tidak memiliki saluran 28 orang (84,8%) dan

limbah yang membuat sanitasi yang memenuhi

orang yang tidak memiliki syarat sebanyak 5 orang

saluran tersebut (15,2%).

membuangnya ke sungai Berdasarkan teori dan

yang mengakibatkan peneltian terkait peneliti

kondisi sungai menjadi bau beranalisis bahwa adanya

dan tidak sehat (Wiharjo secara teori sanitasi

and Rahmayanti, 2021). lingkugan yang buruk atau

Hal ini sejalan dengan tidak sehat yang dapat

penelitian yang di lakukan mengakibatkan

oleh Siti hastia dengan pencemaran pada

judul ‘Hubungan Sanitasi lingkungan dan dapat

Lingkungan dan Personal menyebabkan pemyakit

Hygiene Ibu dengan yang diakibatkan oleh

Kejadia Diare pada Balita lingkungan itu sendiri

Kelurahan Sidorejo seperti diare, ini

Puskesmas Sering’ (Hastia disebabkan adanya bakteri

and Ginting, 2019) dalam seperti E Coli yang

penelitianya sanitasi disebabkan oleh buruknya

lingkungan yang tidak sanitasi lingkungan itu

memenuhi syarat sebanyak sendiri yang dapat menular


dan penuluranya dapat pembuangan limbah masih

melalui air seperti air remdah.

sungai yang tercemar. Pada 6. Distribusi frekuensi

saat penelitian masyarakat kejadian diare

masih membuang sampah . Dari hasil tabel 5.9 Dari

sembarangan ke sungai, 85 repsonden dengan

akses jamban yang tidak kejadian diare dalam 3

memeiliki penampungan bulan terahir ada 10 orang

dan pembuangan sisa (11,8%) yang pernah diare

limbah ke sungai serta dan ada sebanyak 75 orang

masih ditemukan (88,2%) yang tidak pernah

sebagaian masyarakat yang diare.

masih menggunkan air Penelitian sejalan

sungai sebagai air untuk dengan teori yang di

mandi dan mencuci. Serta kemukakan oleh Dwi

kondisi lingkungan widya di kutip dari

ditempat peneltian terlihat Suharyono mengatakan

kumuh sampah berserakan bahwa Sanitasi yang buruk

dimana-mana, kesadaran akan mempengaruhi

masyarakat tentang terhadap diare, Hal ini di

mengolah lingkungan sebabkan oleh masih

tentang sampah dan kekurangan penyediaan air


bersih,Pengelolaan sampah yang berlebihan. (Zulkoni,

dan pembuangan limbah 2010)

yang kurang baik juga Hal ini sejalan dengan

karena kurangnya penelitian yang di lakukan

kepedulian terhadap oleh Ficher Tambuwan

lingkungan (Dwi, 2020). pada peneltianya

Diare juga kebanyakan responden yang mengalami

disebabkan oleh beberapa kejadian diare sebanyak 27

infeksi virus seperti orang (45%) dan yang

Astrovirus dan baktteri tidak mengalami diare

seperti E coli , Tetapi juga sebanyak 33 orang (55%)

sering kali akibat dari (Tambuwun Ficher, 2017).

racun bakteri, penggunaan ` Peneliti beranalisis

antibiotik, penyakit alergi bahwa terjadinya penyakit bisa

makanan seperti alergi di sebabkan akibat kurangnya

susu, memakan pedas, kesadaran masyarakat tentang

bersantan yang berlebihan, lingkungannya dan masih

memakan buah yang dalam sanitasi lingkungan yang

mentah ,kelebihan vitamin kurang sehat, dengan hal

C juga dan dapat seperti itu yang akan

disebabkan oleh menibulkan penyakit dari

mengkonsumsi alkohol faktor lingkungan seperti diare


yang ditularkan melalui bakteri dengan air sungai digunakan

ataupun virus seperti bakteri E untuk keperluan hygiene dan

Coli atau virus Astrovirus dan keperluan mencuci tersebut.

bersifat menular, apabila hal Diare tersebut yang ditularkan

seperti sanitasi lingkungan melalui air sungai yang kotor

yang buruk dibiarkan terus tedapat bakteri.Air sungai yang

meneurus maka bsear diguakan untuk mencuci

kemungkinan akan dapat piring,mencuci dan hygiene

menyababkan semakin tersebut

banyaknya penyakit yang


b. Analisis Bvariat
diakibatkan oleh lingkungan
1. Hubungan antara
dan berdampak pada
Berdasarkan hasil analisis
masyarakat itu sendiri. Pada
didapatkan mayoritas dari 85
saat peneltian ditemukan masih
responden dengan sanitasi
adanya kejadian diare di
dengan sanitasi yang memenuhi
masyarakat yang disebabkan
syarat untuk pernah kejadian
seperti masih menggunakan air
diare berjumlah 3 orang (3,4%)
sungai untuk mencuci
dan tidak pernah diare berjumlah
peralatann makan dan mandi
17 orang (17,6%). Untuk sanitasi
yang tidak higenis dan masih
tidak memenuhi syarat untuk
membuang kotoran dan limbah
kejadian diare berjumlah 7 orang
ke sungai yang bercampur
(7,6%) dan tidak pernah diare air seperti diare. Masih juga di

berjumlah 65 orang (57,4%). temukan jamban tidak memiliki

Berdasarkan hasil analisis Uji penampungan,dari pengelolaan

Fisher Exact Test di dapatkan sampah masyarakat masih

nilai signifikan P value = 0,694 banyak yang membuang sampah

maka dapat disimpulkan bahwa ke sungai.

tidak ada hubungan antara Hal ini sesuai dengan teori di

sanitasi lingkungan dengan ungkapkan oleh Sumantri yang

kejadian diare. Dengan tingkat menyatakan bahwa pencemaran

korelasi Nilai r = 0,213 yang akibat di masukanya mahluk

artinya arah hubungan negatif hidup dan zat atau suatu

namun tingkat hubungan lemah, komponen yang masuk ke dalam

Arah hubungan negatif Sanitasi air sehingga membuat kualitas

lingkungan yaitu masih air menurun hingga air tersebut

bergantung pada air sungai menjadi tercemar,Yang menjadi

terutama untuk keperluan aspek atau pelaku pencamar itu

hygiene serta banyaknya sampah sendiri yaitu manusia dan alam,

di sungai dan tercemarnya air Pencemaran itu seperti dari

sungai dari sisa pembuangan sisa pembuangan sisa air limbah

limbah rumah tangga dapat (Sumantri, 2010). Sedangkan

mempengaruhi terjadinya Teori yang diungkapkan oleh

penyakit dari lingkungan melalui Siregar yang mengatakan bahwa


alasan menggunakan jamban lingkungan dengan kejadian

yang sehat yaitu lingkungan diare pada Balita Kelurahan

tetap sehat dan bersih, Tidak Sidorejo Puskesmas Sering

mencemari lingkungan sekitar, dengan di temukan pada hasil

Tidak menimbulkan penyakit penelitian kurangnya ketersedian

dari lingkungan seperti air bersih yang dapat

kolera,disentri,dan penyakit yang mempengaruhi penularan diare

menular seperti diare yang melalui jalur fecal oral dari

membahayakan kesehatan untuk bakteri E coli.

orang atau masyarakat (Putra Pada peneltian yang di

siregar, 2020). lakukan saat ini mayoritas

Tetapi penelitian ini tidak responden masih menggunakan

sejalan yang di lakukan oleh Siti air galon untuk konsumsi sehari-

hastia (Hastia and Ginting, 2019) hari ini ditemukan pada saat

“Hubungan Sanitasi Lingkungan studi pendahuluan dan pada saat

dan Personal Hygiene Ibu peneltian, tetapi masyarakat

dengan Kejadia Diare pada masih banyak tidak memiliki

Balita Kelurahan Sidorejo akses jamban yang sehat tidak

Puskesmas Sering” dengan memiliki penampungan kotoran

menggunakan uji Chi square dan masih membuang sampah

nilai p value 0,001 kurang dari dan lmbah ke sungai.

0,05 adanya hubungan sanitasi


Berdasarkan dari teori dan seperti septiktangki. Dan juga

penelitian terkait, Peneliti masih ditemukan adanya

beranalisis bahwa sanitasi penyakit diare di masyarakat

lingkungan secara teori sangat dengan kondisi sanitasi

berhubungan dengan kejadian lingkungan kumuh , Dibutuhkan

diare pada masyarakat, Tidak kesadaran masyarakat setempat

hanya berpenagruh terhadap menjaga lingkungan agar tidak

kesehatan sanitasi lingkungan terjadinya penyakit yang akan

juga berpangruh terhadap merugikan masyarakat itu

pencemaran lingkungan dan sendiri. Diare juga kebanyakan

membuat lingkungan semakin disebabkan oleh beberapa infeksi

menajdi kumuh dan kotor. virus seperti Astrovirus dan

Dalam penelitian ini ditemukan baktteri seperti E coli yang

masih banyak masyarakat yang dapat ditularkan melalui oral

kurang mengerti tentang


2. Ucapan Terima Kasih
pentingnya menjaga sanitasi
Peneliti mengucapkan Puji dan
lingkungan seperti masih
syukur yang saya panjatkan
membuang sampah ke sungai
kepada Allah SWT berkat
dan membuang sisa limbah ke
rahmat dan karunia-Nya, yang
sungai serta masih tidak
selalu memberikan saya
memiliki jamban yang tidak
kesehatan, kekuatan dan
memiliki penampung kotoran
kesabaran dalam menyelesaikan Jurnal Penelitian, p. 5.

karya ilmiah ini. Peneliti Budiman, C. (2007) Pengantar


Kesehatan Lingkungan,
mengucapkan banyak terima Buku Kedokteran EGC,
EGC. Jakarta.
kasih kepada kedua orang tua,

saudara saya dan keluarga saya


Dahyuniar (2018) ‘Hubungan
yang selalu memberikan sanitasi lingkungan dengan
kejadian diare di wilayah
semangat dan kekuatan kepada
rawan banjir kecamatan
saya. peneliti juga mengucapkan tanistolo kabupaten wajo’,
p. 60.
terima kasih kepada Universitas
Dermawan, D.and Rahayuningsih,
Katolik Musi Charitas Fakultas T. (2010) Keperawatan
Medikal Bedah. yogyakrta:
Ilmu Kesehatan yang telah goysen publishing.

memberikan pelajaran yang Dinas kesehatan Sumatera Selatan

sangat berarti bagi peneliti. (2018) ‘Profil Kesehatan

Referensi Sumatera Selatan’.

Amelia, K., Yanny, T. and Silwi,


(2018) Keperawatan Dwi, W. (2020) Promosi Dan
Gawat darurat dan Advokasi Kesehatan.
Bencana Sheehy, Edisi Yogyakarta: CV Budi
Indonesia Pertama, Utama.
Singapura: Elsevier. Elliot, T. (2013) Buku
Ayu Friska (2019) ‘Studi mikrobiologi kedokteran
Tentang Sarana Sanitasi dan infeksi. 4th edn.
lingkungan Dan Jakarta.
Perilaku Pada Penderita Fery, E. and Makhfudli (2009)
Daire Di Desa Sidorejo Keperawatan Kesehatan
Kabupaten Tuban’, Komunitas. Jakarrta:
Selemba Medika. darurat dan Bencana Sheehy,
Edisi Indonesia Pertama,
Hastia, S. and Ginting, T. (2019) Singapura: Elsevier.
‘Hubungan Sanitasi
Lingkungan dan Personal Hastia, S. and Ginting, T. (2019)
Hygiene Ibu dengan ‘Hubungan Sanitasi
Kejadia Diare pada Balita Lingkungan dan Personal
Kelurahan Sidorejo Hygiene Ibu dengan
Puskesmas Sering’, Prima Kejadia Diare pada Balita
Medika Sains, 1, p. 13. Kelurahan Sidorejo
Puskesmas Sering’, Prima
Kementerian kesehatan (2009) Medika Sains, 1, p. 13.
‘Undang-undang nomor 36
kesehatan lingkungan’. Lubis Namora Lumongga (2016)
Kementerian Kesehatan (2019) Psikologi Kespro Wanita
‘Profil Kesehatan dan Perkembangan
Indonesia’, p. p 164. Reproduksinya. 2nd edn.
Jakarta: KENCANA.
Lemone, P., Burke, K. M. and
Bauldoff, G. (2015) Buku Melita (2018) ‘Hubungan Antara
Ajar Keperawatan Sanitasi Lingkungan
Medikal Bedah. Jakarta: dengan Kejadian Diare
EGC. Pada Balita di wilayah
Kerja Puskesmas Tahuna
Lubis Namora Lumongga (2016)
Timur Kepualauan
Psikologi Kespro Wanita
Sanghe’, p. 3.
dan Perkembangan
Reproduksinya. 2nd edn. Rusli (2020) Hukum Lingkungan.
Jakarta: KENCANA. Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Melita (2018) ‘Hubungan Antara
Sanitasi Lingkungan
dengan Kejadian Diare
Pada Balita di wilayah Sabrini, D. (2019) Gizi Geriatri.
Kerja Puskesmas Tahuna 1st edn. Surakarta:
Timur Kepualauan Muhammadiyah Univesity
Sanghe’, p. 3 Press.
Amelia, K., Yanny, T. and Silwi, Sidhi, A. N. (2016) ‘Hubungan
I. (2018) Keperawatan Gawat kualitas sanitasi
lingkungan dan
bakteriologis terhadap
kejadian diare pada balita
di wilayah kerja
puskesmas adiwerna
kabupaten tegal’, jurnal
kesehatan masyarakat, 4,
p. 674.

Sumantri, A. (2010) kesehatan


lingkungan. Depok:
KENCANA.
Tambuwun Ficher (2017)
‘Hubungan Sanitasi
Lingkungan dengan
Kejadian Diare Pada Anak
Usia Sekolah Wilayah
Kerja Puskesmas Bahu
Manado’, p. 4.

UNICEF (2020) ‘Sanitation and


Hygiene Eastern and
Southem Africa’, p. 3.
World Health Organization (2020)
‘10 kematian teratas di
dunia’, world health
organization, p. 3.

World Health Organization


Europa (2017) ‘Water
related diseases’.
Zulkoni, A. (2010) Parasitologi,
Muha Medika.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai