Anda di halaman 1dari 9

Vol. 3, No.

3 September 2020
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PEMBERIAN


VITAMIN A DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT XEROPTHALMIA
DI KELURAHAN PALANRO

Relationship of Knowledge and Attitude of Mother Against Giving Vitamin A in Prevention


of Xeropthalmia disease in Palanro Village

Riska*, Haniarti, Muliati Muluki


Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Parepare
*(Email: riskabahar21@gmail.com)

ABSTRAK
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, karena vitamin A dapat
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Kekurangan vitamin A menyebabkan rabun senja
dan xeropthalmia karena terjadi kekeringan pada selaput bening kornea mata. Tujuan dari penelitian
ini adalah Untuk menunjukkan apakah pengetahuan, dan sikap ibu, berpengaruh terhadap pemberian
vitamin A dalam pencegahan penyakit xeropthalmia. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode analitik dengan pendekatan cross sectional study. Instrument dalam penelitian yang digunakan
adalah kuesioner, pedoman wawancara, alat perekam alat tulis dan kamera. Teknik pengumpulan data
diperoleh dari data primer dan sekunder dengan analisis data secara univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Chie Square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan
(p=0,000), terhadap pemberian vitamin A di Kelurahan Palanro, dan ada hubungan sikap (p=0,000),
terhadap pemberian vitamin A di Kelurahan Palanro. Peneliti menyarankan kepada orang tua
khususnya ibu-ibu yang memiliki balita untuk meningkatkan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam
pemberian vitamin A.

Kata kunci : Pengetahuan, sikap, pemberian vitamin A, xeropthalmia

ABSTRACT
Vitamin A is useful for reducing morbidity and mortality, because vitamin A can increase the
body’s resistance to disease. Vitamin A deficiency causes night blindness and xeropthalmia due to
dryness in the clear membranes of the cornea of the eye. The purpose of this study is to show whether
mother’s knowledge, and attitude,influence the administration of vitamin A in the prevention of
xeropthalmia. The research method used was analytic method with cross sectional study approach.
The instrument used in the study was a question naire, interview guidelines, stationery and camera
recording equipment. Data collection technique were obtained from primary and secondary data with
univariat and bivariat data analysis with chie square. The results of this study indicate that there is a
relationship of knowledge (p = 0,000), to the provision of vitamin A in Palanro village, and there is a
relationship of attitude (p = 0,000), to the provision of vitamin A in Palanro village. Researchers
advise parents, especially mothers who have toddlers to increase the level of knowledge and attitudes
of mothers in the provision of vitamin A.

Keywords: Knowledge, atitude, giving vitamin A, xeropthalmia

PENDAHULUAN disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh


Vitamin A merupakan salah satu zat tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar
gizi penting yang larut dalam lemak dan (esensial), berfungsi untuk penglihatan,

1
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan A. Jadi 27,6% dari jumlah anak yang
1
tubuh terhadap penyakit. diperiksa, menderita penyakit kekurangan
Vitamin A esensial untuk vitamin A. 4
pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan Berdasarkan hasil penelitian Heny
hidup. Diseluruh dunia (World Health Sepduwiana & Meri (2010), mengenai
Organization 2005), diantara anak-anak pra Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu
sekolah diperkirakan terdapat sebanyak 4-5 dalam pemberian vitamin A terhadap Balita
juta kasus baru xeropthalmia tiap tahun, bahwa pengetahuan ibu yang memiliki balita
kurang lebih 15% diantaranya menderita tentang pemberian vitamin A mayoritas
kerusakan kornea. Diantara yang menderita berpengetahuan baik yang berjumlah 94
kerusakan kornea ini 40% meninggal dalam responden (86,25%), yang berpengetahuan
waktu satu tahun, sedangkan diantara yang cukup berjumlah 13 responden (11,92%), dan
hidup 20% menjadi buta dan 40-50% setengah yang berpengetahuan kurang berjumlah 2
2
buta. responden (1,83%)”.3
Adapun hasil penelitian yang Menurut asumsi penulis, mayoritas
dilakukan oleh Heny Sepduwiana dan Meri resonden sudah memahami tentang pemberian
(2010) mengenai gambaran pengetahuan dan vitamin A terhadap balita, dengan seringnya
sikap ibu yang memiliki balita tentang ibu berkunjung keposyandu atau puskesmas
pemberian vitamin A di Posyandu Sayang dan mencari informasi tentang kesehatan dari
Balita Kelurahan Ujung Batu Wilayah Kerja media elektronik, media cetak, petugas
Puskesmas Ujung Batu April –Mei 2010 maka kesehatan, teman-teman dan para keluarga
dapat disimpulkan bahwa : Pengetahuan sehingga ibu-ibu dapat mengetahui dan
responden tentang pemberian vitamin A memahami tentang kesehatan khususnya
terhadap balita mayoritas baik (86,25%), dan tentang pemberian vitamin A terhadap balita,
sikap responden tentang pemberian vitamin A tapi masih ditemukan beberapa responden
terhadap balita mayoritas positif (78,90%) yang berpengetahuan cukup dan kurang
serta Balita mayoritas mendapatkan vitamin A tentang pemberian vitamin A terhadap balita,
(85,55%).3 ini disebabkan karena ada sebagian responden
Kemudian Hasil penelitian Darwin yang jarang membawa anaknya ke posyandu
Karyadi et al, 1972 dengan judul “Pencegahan atau puskesmas, atau tidak aktifnya ibu
penyakit kekurangan vitamin A dengan mencari informasi dari luar atau petugas
pemberian “Oral Massive Dose Vitamin A kesehatan, media cetak, elektronik, teman dan
Elmulsion” dua kali setahun”. Menyatakan keluarga. Karena kurangnya usaha ibu untuk
bahwa dari jumlah 709 anak yang diperiksa mendapat informasi tentang kesehatan yang
ditemukan 196 kasus menunjukkan adanya menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu
kelainan okuler penyakit kekurangan vitamin

2
Vol. 3, No. 3 September 2020

dibidang kesehatan khususnya tentang kurang walaupun cakupan vitamin A di


pemberian vitamin A terhadap balita. Puskesmas Palanro sudah cukup baik..6
Menurut data yang diperoleh Hal ini dimungkinkan vitamin A yang
berdasarkan hasil surveylance tahun 2014 di dibagikan ke kader tidak dapat terdistribusi ke
wilayah kerja Dinas Kesehatan Barru program balita karena ibu tidak hadir pada saat kegiatan
pemberian vitamin A untuk balita berjalan posyandu. Pada akhirnya ibu-ibu yang tidak
dengan baik, untuk usia 6-11 bulan dan 12-59 hadir di posyandu pada saat itu tidak
bulan mendapatkan dua kali vitamin A dosis mendapatkan vitamin A. Selain tidak
100.000 IU dan 200.000 IU dalam setahun mendapatkan vitamin, tidak pula mendapatkan
yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Dari informasi penyuluhan dari petugas kesehatan
jumlah balita yang ada sebanyak 12.184 balita khususnya mengenai vitamin A yang
sasaran mendapatkan vitamin A dua kali dalam merupakan program rutin di bulan Februari
setahun sebanyak 11.364 balita (93,27%).5 dan Agustus. Sehingga pengetahuan disertai

Untuk itu strategi penanggulangan dengan sikap ibu tentang vitamin A akan

kekurangan vitamin A masih bertumpuh kurang, jika pengetahuannya yang masih

dengan cara pemberian kapsul vitamin A dosis kurang terkait vitamin A maka akan bisa

tinggi pada bayi (6–11 bulan) kapsul biru yang menyebabkan terjadinya penyakit

mengandung vitamin A 100.000 SI diberikan xeropthalmia pada balita.

sebanyak satu kali pada bulan Februari atau Selain itu posyandu yang memiliki

Agustus, balita (1–5 tahun) kapsul merah yang banyak pengunjung diantara 5 kelurahan di

mengandung vitamin A 200.000 SI diberikan bawah wilayah kerja Puskesmas Palanro yaitu

setiap bulan Februari dan Agustus. Posyandu yang ada di Kelurahan Palanro.

Berdasarkan studi pendahuluan yang Dengan jumlah pengunjung yang banyak

peneliti lakukan mengenai cakupan vitamin A setiap bulannya serta aktif dalam pemberian

di wilayah kerja Puskesmas Palanro tahun vitamin A, setiap 2 kali dalam setahun di bulan

2018 menyebutkan bahwa untuk pemberian Februari dan Agustus. Namun hal ini mungkin

vitamin A sendiri didapatkan cakupan lebih disebabkan karena adanya program Pemerintah

dari 100% dengan jumlah balita 1726 orang, dalam pemberian vitamin A, atau tingkat

yang diberikan melalui posyandu-posyandu di pengetahuan dan sikap ibu yang berada di

bawah wilayah kerja Puskesmas Palanro. Kelurahan Palanro sudah cukup baik mengenai

Namun, didapatkan untuk tingkat partisipasi vitamin A. Oleh karena itu, penulis tertarik

orang tua hanya 88% Ibu yang membawa untuk melakukan penelitian tentang

balitanya untuk mendapatkan vitamin A “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu

dengan jumlah 1428 balita dari 1726 balita. terhadap Pemberian Vitamin A dalam

Sehingga pemberian vitamin A dalam Pencegahan Penyakit Xeropthalmia di

pencegahan penyakit xeropthalmia masih Kelurahan Palanro.

3
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

BAHAN DAN METODE (8.0%), dan S1 sebanyak 22 responden


Penelitian ini merupakan penelitian (29.3%). Berdasarkan tingkat pengetahuan
analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu baik sebanyak 50 responden (66,7%),
studi dan dilaksanakan di Kelurahan Palanro dan kurang sebanyak 25 responden (33,3%).
pada bulan Juli – Agustus 2019. Populasi Sedangkan distribusi responden berdasarkan
penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki sikap yaitu positif sebanyak 47 responden
balita di Kelurahan Palanro sebanyak 300 (62,7%), dan negatif sebanyak 28 responden
balita, dan sampel sebanyak 75 balita. (37.3%).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini Hasil penelitian yang dilakukan
adalah kuesioner dilakukan berdasarkan diperoleh hasil berdasarkan pemberian
pedoman wawancara yang telah disusun vitamin A secara tidak lengkap berdasarkan
sebelumnya sesuai dengan data yang tingkat pengetahuan baik sebanyak 0 atau
dibutuhkan, dan analisis data dilakukan secara 0,0%, kurang sebanyak 10 atau 13,3%.
univariat dan bivariat dengan uji Chi Square Pemberian vitamin secara lengkap berdasarkan
dengan tingkat signifikan (α)=0,05.)=0,05. tingkat pengetahuan baik sebanyak 50 atau
HASIL 66,7%, dan kurang sebanyak 15 atau 20,0%.
Berdasarkan hasil penelitian Hal ini didapatkan dari Tabel 2.
wawancara yang dilakukan di setiap Posyandu Data pada Tabel 3 menunjukkan dari
yang ada di Kelurahan Palanro, maka 75 masyarakat dari hasil penelitian yang
diperoleh distribusi responden berdasarkan dilakukan di peroleh hasil berdasarkan
jenis kelamin sebanyak 75 atau 100% yang pemberian vitamin A secara tidak lengkap
dimana responden yang diteliti adalah seorang berdasarkan sikap positif sebanyak 0 atau
ibu yang memiliki balita yang berumur 1-5 0,0%, negatif sebanyak 10 atau 13,3%.
tahun. Adapun diperoleh berdasarkan umur Pemberian vitamin A secara lengkap
dan pendidikan ibu dapat dilihat pada Tabel 1. berdasarkan sikap positif sebanyak 47 atau
Data pada Tabel 1 menunjukkan 62,7%, negatif sebanyak 18 atau 24,0%.
bahwa berdasarkan total responden sebanyak
PEMBAHASAN
75 ibu yang memiliki balita, dari hasil
Kesehatan merupakan masalah yang
pertanyaan diperoleh distribusi responden
penting dalam sebuah keluarga, terutama yang
berdasarkan umur yaitu umur 17-22 sebanyak
berhubungan dengan vitamin. Salah satu
10 responden (13.3%), umur 23-38 sebanyak
vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh kita yaitu
53 responden (70.7%), 39-44 sebanyak 12
vitamin A, tubuh kita dapat terserang berbagai
responden (16.0%). Sedangkan distribusi
penyakit apabila kita kekurangan vitamin A.
responden berdasarkan pendidikan yaitu SD
Biasanya penyakit yang pertama kali datang
sebanyak 4 responden (5.3%), SLTP sebanyak
apabila kekurangan vitamin A yaitu rabun
14 responden (18.7%), SMU sebanyak 29
senja, kekurangan vitamin A juga merupakan
responden (38.7%), D3 sebanyak 6 responden

4
Vol. 3, No. 3 September 2020

penyebab anemia, dan peradangan pada kulit lulusan S1 sebanyak 22 responden (29,3%),
yang menyebabkan kulit menjadi mudah selebihnya lulusan D3, SLTP dan ada juga
terserang oleh infeksi. Namun sebaliknya, yang lulusan SD. Hal ini juga dapat berkaitan
kelebihan asupan vitamin A dapat dengan pendidikan ibu dalam pemberian
menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit vitamin A yang mayoritas baik pendidikannya.
yang dapat ditimbulkan antara lain pusing- Banyak faktor yang mempengaruhi
pusing, kerontokan rambut, kulit kering tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan
bersisik.7 hasil tahu yang berasal dari proses
Penyakit xerophthalmia dapat penginderaan manusia terhadap obyek tertentu
diartikan sebagai kondisi mata yang kering yang terjadi melalui panca indra manusia yaitu
akibat kekeringan pada saluran air mata dan melalui indra penglihatan, penciuman, rasa dan
biasa disebut dengan penyakit akibat raba. Pengetahuan merupakan dasar yang
kekurangan vitamin A. Penyakit mata ini paling penting dalam membentuk tindakan
dapat menyebabkan rabun senja atau keadaan seseorang.
yang lebih serius pada lapisan luar mata yaitu Berdasarkan hasil penelitian tingkat
kornea. Kelainan ini biasanya menyebabkan pengetahuan baik yaitu 50 responden (66,7),
bintik putih pada mata dan ulkus pada kornea dengan baiknya tingkat pengetahuan yang
mata. dimiliki ibu tentang vitamin A pada balita
Faktor-faktor yang mempengaruhi maka diharapkan ibu dapat lebih peduli dalam
pemberian vitamin A yang lengkap ataupun berkunjung ke posyandu atau puskesmas dan
tidak lengkap adalah umur dan pendidikan. mencari informasi tentang kesehatan dari
Yang dimana umur sangat mempengaruhi berbagai media dengan pemberian vitamin A
terjadinya pemberian vitamin A pada balita pada balita sehingga dapat mencegah
dengan tujuan pemberian vitamin A adalah terjadinya kekurangan vitamin A khususnya
untuk mencegah penyakit xeropthalmia yang pada balita.
diakibatkan oleh kekurangan vitamin A pada Tapi masih ditemukan beberapa
tubuh balita. responden yang berpengetahuan kurang
Tingkat pendidikan ibu juga tentang pemberian vitamin A terhadap balita
mempengaruhi pengetahuan ibu dalam yang dimana tidak lengkap dalam
pemberian vitamin A kepada balitanya, karena mendapatkan vitamin A yaitu 10 responden
dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka (13,3) hal ini karena responden kebanyakan
daya serap ibu terhadap suatu informasi atau kurang memahami tentang kebutuhan vitamin
ilmu juga akan semakin muda. Seperti yang yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
diungkapkan Notoatmodjo bahwa pengetahuan tertentu yang relative kecil. Bila terlalu banyak
berhubungan erat dengan tingkat pendidikan maupun terlalu sedikit yang tersedia bagi
ibu, dalam penelitian ini sebagian ibu lulusan badan, akan memberikan tingkat kesehatan
SMU sebanyak 29 responden (38,7%), untuk yang baik. Responden juga kurang memahami

5
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

tentang manfaat vitamin A itu sendiri yang maka semakin banyak pula mereka melakukan
mencakup tiga golongan besar yaitu berfungsi suatu tindakan, sebaliknya semakin besar yang
sebagai penglihatan, dalam metabolisme bersikap negatif maka semakin besar pula
umum dan dalam reproduksi. mereka tidak melakukan suatu tindakan.9
Penelitian tersebut sejalan dengan Disamping sikap positif tersebut,
penelitian yang dilakukan oleh Heny beberapa ibu masih memiliki sikap yang
Sepduwiana & Meri tahun 2010, mengenai negatif dimana sikap yang negatif tetapi tidak
Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu lengkap dalam pemberian vitamin A pada
dalam pemberian vitamin A terhadap Balita balita yaitu 10 responden (13,3%) ini
“bahwa pengetahuan ibu yang memiliki balita dikarenakan oleh kurangnya memahami
tentang pemberian vitamin A mayoritas tentang kebutuhan vitamin A yang dibutuhkan
berpengetahuan baik yang berjumlah 94 oleh tubuh dengan jumlah tertentu yang relatif
responden (86,25 %), yang berpengetahuan kecil, kurangnya memahami tentang manfaat
cukup berjumlah 13 responden (11,92 %), dan dan penyebab kekurangan vitamin A serta
yang berpengetahuan kurang berjumlah 2 belum memahami pentingnya vitamin A
responden (1,83 %)”.3 terutama pada balita. Sehingga mengakibatkan
Sikap merupakan reaksi atau respon Ibu tidak terdorong untuk memberikan vitamin
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek pada saat yang tepat, selain itu ada pula ibu
yang diterimanya. Sikap itu belum merupakan hanya mengetahui tentang jadwal pemberian
suatu tindakan, akan tetapi merupakan vitamin A yaitu setiap bulan 6 sekali pada
predisposisi praktek/tindakan. bulan Februari dan bulan Agustus.
Berdasarkan hasil wawancara yang Berdasarkan hasil penelitian Heny
dilakukan ada 47 responden yang diberikan Sepduwiana & Meri tahun 2010, mengenai
vitamin A secara lengkap dan bersikap positif. Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu
Ini disebabkan sebagian responden dalam pemberian vitamin A mengemukakan
menunjukkan sikap yang mendukung sehingga bahwa : sikap ibu yang memiliki balita
sikap atau tindakan ibu sangat efektif terhadap tentang pemberian vitamin A mayoritas
pemberian vitamin A pada balita maka hal ini bersikap positif yaang berjumlah 86 orang
seperti teori yang dikemukakan oleh (78,89), dan yang bersikap negatif berjumlah
Notoatmodjo (2003).8 23 orang (21,10%).3
Ada beberapa faktor yang Hal ini dikarenakan yang bersikap
mempengaruhi sikap ibu salah satunya yaitu positif sudah mengetahui manfaat dan
faktor perilaku diantaranya pengalaman pentingnya vitamin A terhadap balita sehingga
pribadi dan pengetahuan yang dimiliki serta tindakan ibu sangatlah berpen garuh terhadap
pengaruh dari orang lain. Hal ini didukung keefektifan dalam pemberian vitamin A.
oleh kesadaran ibu akan manfaat vitamin A. Namun masih ada sebagian responden besikap
Semakin banyak ibu yang bersikap positif negatif, ini dikarenakan kurangnya minat ibu

6
Vol. 3, No. 3 September 2020

untuk aktif dalam berposyandu sehingga dikemukakan beberapa saran dan rekomendasi
kurangnya ibu dalam mendapatkan vitamin A. sebagai berikut : Peneliti menyarankan kepada
ibu yang memiliki balita khususnya yang ada
KESIMPULAN DAN SARAN
di Kelurahan Palanro untuk meningkatkan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
kesadaran dengan memberikan kapsul vitamin
penelitian mengenai hubungan tingkat
A pada balita dengan baik dalam 2 kali
pengetahuan dan sikap Ibu terhadap pemberian
setahun. Peneliti menyarankan kepada
vitamin A dalam pencegahan penyakit
masyarakat pada umumnya untuk senantiasa
xeropthalmia dapat disimpulkan bahwa ada
menjaga kelengkapan mengomsumsi vitamin
hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu
A untuk balita, dan peneliti menyarankan
terhadap pemberian vitamin A dalam
kepada pemerintah khususnya instansi
pencegahan penyakit xeropthalmia, dimana p
puskesmas setempat agar memberikan
value 0,000 < α)=0,05. (0,05), maka H a diterima dan
penyuluhan terkait vitamin A, serta menjalin
H0 ditolak.
kerjasama dengan pihak ibu-ibu untuk rajin
Berdasarkan kesimpulan dari hasil
dalam mengikuti kegiatan posyandu dengan
penelitian di atas, maka pada bagian ini
semestinya.

DAFTAR PUSTAKA Emulsion”, dua kali setahun. Penelitian


1. DEPKES, RI. Panduan Manajemen Gizi dan Makanan; 1972; Jilid 2 (31-39).
Suplementasi Vitamin A. Direktorat Bina [diakses pada tanggal 20 November 2012]
Gizi Masyarakat. Departemen Kesehatan 5. DINKES. Profil Kesehatan 2014. Barru;
Republik Indonesia. Jakarta; 2009. 2015.
2. WHO. Global Prevalence of Vitamin A 6. Puskesmas Palanro. Data Sekunder.
Deficiency in Populations at Risk 1995- Mallawa: Puskesmas Palanro; 2018.
2005. WHO Global Database on Vitamin 7. DEPKES, RI. Pedoman Dan Tatalaksana
A Deficiency. Geneva : World Health Kasus Xeroftalmia. Direktorat Bina Gizi
Organizatio;2005 Masyarakat. Jakarta; 2008.
3. Heny, Sepduwiana & Meri. Gambaran 8. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Yang Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;
Memiliki Balita tentang Pemberian 2003.
Vitamin A di Posyandu Sayang Balita 9. Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan.
Kelurahan Ujung Batu Wilayah Kerja Jakarta: Rineka Cipta; 2015.
Puskesmas Ujung Batu April –Mei 2010; 10. Satya Pratiwi, Yunita. Kekurangan
2010. Vitamin A dan Infeksi. The Indonesian
4. Karyadi, Darwin et, al. Pencegahan Journal Of Health Science. Juni 2013;
Penyakit Kekurangan Vitamin A dengan Vol. 3 (2)
Pemberian “Oral Massive Dose vitamin A

7
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

11. Sediaoetama, Achmad Djaelani. Ilmu Vitamin A (A Preliminary Report).


Gizi. Jilid I. Dian Rakyat. Jakarta; 2010. Bulletin Penelitian Kesehatan. Health
12. Tamara Alessia. Penyebab dan Gejala Studies in Indonesia; 1975 Vol. III (1).
Hipervitaminosis Ketika Tubuh [diakses pada tanggal 18 September 2012]
Kebanyakan Menyimpan Vitamin; 2018. 14. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar ILmu
Diunduh melalui Gizi. Jakarta: Gramedia; 2009.
https://www.google.com/amp/s/hellosehat 15. Azwar. Pengetahuan dan Sikap
.com/hidup-sehat/fakta-unik/penyebab- Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta;
hipervitaminosis-adalah/amp/.[diakses 2012.
pada tanggal 15 Mei 2018] 16. Sediaoetama, Achmad Djaelani. Ilmu
13. Tarwotjo, et al. Prevention of Gizi. Jilid I. Dian Rakyat. Jakarta; 2010.
Xeropthalmia by Oral Massive Dose

8
Vol. 3, No. 3 September 2020

LAMPIRAN
Tabel 1. Distribusi umur dan pendidikan responden serta tingkat pengetahuan dan sikap responden
terhadap Pemberian Vitamin A di Kelurahan Palanro
Umur F %
17-22 10 13.3
23-38 53 70.7
39-45 12 16.0
Total 75 100.0
Pendidikan F %
SD 4 5.3
SLTP 14 18.7
SMU 29 38.7
D3 6 8.0
S1 22 29.3
Total 75 100.0
Pengetahuan F %
Baik 50 66,7
Kurang 25 33,3
Total 75 100.0
Sikap F %
Positif 47 62.7
Negatif 28 37,3
Total 75 100.0
Sumber: Data Primer (2019)

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan terhadap pemberian vitamin A


dalam pencegahan penyakit Xeropthalmia di Kelurahan Palanro
Tingkat Pemberian Vitamin A dalam Pencegahan penyakit
Pengetahuan Xeropthalmia P (Value)
Tidak lengkap Lengkap Total
n % n % n %
Baik 0 0,0 50 66,7 50 66,7 0,000
Kurang 10 13,3 15 20,0 25 33,3
Total 10 13,3 65 86,7 75 100
Sumber: Data Primer (2019)

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan sikap Ibu terhadap pemberian vitamin A


dalam pencegahan penyakit Xeropthalmia di Kelurahan Palanro
Sikap Pemberian vitamin A dalam pencegahan penyakit
Xeropthalmia
Tidak Lengkap Lengkap Total P (Value)
n % n % n %
Positif 0 0,0 47 62,7 47 62,7
Negatif 10 13,3 18 24,0 28 37,3 0,000
Total 10 13,3 65 86,7 75 100
Sumber: Data Primer (2019)

Anda mungkin juga menyukai