Pendamping
dr. Dwi Retno S
Disusun Oleh
dr. Aulia Eksissi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam
lemak dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga
harus dipenuhi dari luar (esensial), berfungsi untuk penglihatan,
pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
(Depkes RI, 2005).
Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A
merupakan zat gizi yang esensial bagi manusia, karena zat gizi ini sangat
penting dan konsumsi makanan kita cenderung belum mencukupi dan
masih rendah sehingga harus dipenuhi dari luar. Pada anak balita akibat
KVA (Kekurangan Vitamin A) akan meningkatkan kesakitan dan
kematian, mudah terkena penyakit infeksi seperti diare, radang paru-paru,
pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang berdampak sangat
serius dari KVA adalah buta senja dan manifestasi lain dari xeropthalmia
termasuk kerusakan kornea dan kebutaan (Sidarta, 2008)
Vitamin
esensial
untuk
pemeliharaan
kesehatan
dan
BAB II
BENTUK KEGIATAN
I.
PERMASALAHAN
1. Keluarga
a. Kurangnya kesadaran anggota keluarga dalam mendapatkan
vitamin A pada anak
b. Kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenali gejala-gejala
anak dengan defisiensi vitamin A
2.
Kader
a. Kurangnya sosialisasi mengenai pemberian vitamin A yaitu pada
bulan Februari dan Agustus
b. Kurangnya pengetahuan kader dalam mengenali gejala-gejala
anak dengan defisiensi vitamin A
II.
PERMASALAHAN
PERENCANAAN DAN
PEMILIHAN INTERVENSI
Keluarga
Kurangnya kesadaran anggota
Melakukan pemeriksaan
Kader
Kurangnya sosialisasi mengenai
defisiensi vitamin A
BAB III
PELAKSANAAN PROSES INTERVENSI
A. Sasaran
Sasaran pada penyuluhan ini adalah orang tua anak dengan usia kategori
6-59 bulan di Batalyon Kavaleri 2 Ambarawa
B. Pelaksanaan
1. Tanggal
2. Waktu
3. Tempat
:
Kamis, 11 Agustus 2016
: 09.00 WIB 11.00 WIB
: Ruang Posyandu Batalyon Kavaleri 2
Ambarawa
4. Peserta
:
Anggota
PERSIT
di
Batalyon
Kavaleri 2 Ambarawa
5. Kegiatan
:
Penyuluhan manfaat vitamin A
6. Metode
:
Penyuluhan dan sesi tanya jawab
7. Hasil :
Orang
tua
tampak
antusias
dan
memperhatikan dalam mengikuti penyuluhan, sesi tanya
jawab berjalan lancar, dan orang tua terpuaskan dengan
materi serta jawaban yang diberikan
C. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi beberapa tahap
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, pendataan anak yang akan mendapatkan vitamin
A. Kemudia peserta dikumpulkan dan diberikan gambaran singkat
mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
2. Tahap Penyajian Materi
Penyajian materi penyuluhan diawali dengan ceramah. Materi yang
diberikan meliputi gambaran singkat mengenai manfaat pemberian
vitamin A. Ceramah diberikan dalam waktu sekitar 15 menit, kemudian
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
dan
menekankan
poin-poin
penting
dari
materi
yang
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring
Monitoring
dilakukan
dengan
pemantauan
berkala
terhadap
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Pemahaman mengenai pentingnya pemberian vitamin A pada balita
sudah diketahui secara cukup oleh orangtua di Batalyon Kavaleri 2
Ambarawa. Akan tetapi, masih ada pula yang belum paham mengenai
hipertensi
itu
sendiri.
Diharapkan
intervensi
penyuluhan
ini
dapat
DOKUMENTASI KEGIATAN
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Di Indonesia, kekurangan vitamin A merupakan salah satu di antara 4
masalah gizi utama. Hal inilah yang menyebabkan Departemen Kesehatan
mencanangkan bulan vitamin A. Kekurangan vitamin A sebenarnya berdampak
pada seluruh tubuh anak, namun yang jelas terlihat adalah pada kulit dan
mata. Kulit akan tampak kering dan tampak penebalan di sekitar akar rambut.
Kelainan ini jarang ditemukan pada anak di bawah umur lima tahun dan dapat
pula disebabkan oleh kekurangan zat gizi lainnya. (1)
Kelainan pada mata yang cukup dikenal luas adalah buta senja. Pada anak
yang sudah besar, hal ini dapat diketahui dari keluhannya atau gejala seperti
sering terjatuh atau salah menangkap benda yang diberikan di waktu senja. Selain
itu, dapat terjadi perubahan pada bola mata anak. Timbul bercak putih berbuih di
selaput lendir mata yang disebut bercak Bitot. Dapat pula terjadi kekeringan
kornea mata sehingga mulai terjadi gangguan penglihatan. Pada anak, keadaan ini
biasanya memburuk dengan cepat. Kekurangan vitamin A biasanya terjadi
bersama dengan infeksi dan kekurangan energi protein, atau yang lebih dikenal
dengan istilah gizi buruk. (1)
Vitamin A merupakan zat gizi yang diperlukan manusia agar proses
fisiologis dalam tubuh berlangsung secara normal. Vitamin A penting untuk
pertumbuhan sel, meningkatkan fungsi penglihatan, meningkatkan imunologis
dan pertumbuhan badan, dan mencegah pertumbuhan sel-sel kanker. (2)
Sekitar 40-60 persen konsumsi vitamin A berasal dari makanan sehari-hari.
Sisanya harus dipenuhi dari luar. Depkes bekerja sama dengan Helen Keller
Indonesia (HKI) menanggulangi KVA bagi balita 6-59 bulan. Ini dilakukan
dengan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi, balita, dan ibu nifas.
Vitamin A diberikan dua kali setahun dengan dosis 100.000 IU (bayi 6 bulan) dan
200.000 IU (anak 12-59 bulan dan ibu nifas). (2)
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia sekitar 10 juta balita, dari jumlah populasi target sebesar 20
juta balita, berisiko KVA. Prevalensi KVA, menurut survei vitamin A tahun 1992,
antara lain pada xerophtalmia sebesar 0,33 persen. Namun, secara subklinis,
prevalensi KVA terutama pada kadar serum retinol dalam darah (kurang dari 20
mikrogram/DL) pada balita sebesar 50 persen .(2)
ETIOLOGI .(3)
Fibrosa kistik
Vitamin
merupakan vitamin larut lemak yang agak stabil terhadap suhu tinggi dan tidak
hilang dengan proses perebusan. Oleh karena itu, cara memasak biasa tidak
mempengaruhi keadaan vitamin A dalam suatu bahan makanan. Vitamin A
sebenarnya hanya terdapat pada sumber makanan hewani. Tumbuh-tumbuhan
seperti wortel, sebenarnya mengandung pigmen karotin yang di usus diubah
menjadi vitamin A. Itulah sebabnya karotin disebut pro vitamin A. Proses
perubahan itu melibatkan hormon tiroksin. Bahan makanan yang mengandung
banyak vitamin A antara lain hati, lemak hewan, telur, susu, mentega, dan keju.
Sedangkan yang mengandung banyak pro vitamin A antara lain sayuran berdaun,
wortel, pepaya, ubi merah, dan minyak kelapa sawit..(1)
Buta senja (night blindness,XN), yang diketahui bila anak sering jatuh atau
salah menangkap benda yang diberikan saat senja. Gangguan mata ringan ini,
menurut Nani, terutama sekali terjadi pada anak dengan status gizi kurang.
Adanya rabun ayam/rabun senja dapat dilihat pada anak-anak usia 2-3 tahun atau
usia dia dapat berjalan. Gejalanya bisa diketahui dan akan tampak menjelang sore
hari, dimana anak sering nabrak-nabrak, benda di hadapannya kalau berjalan, atau
tidak fokus dalam mengambil sesuatu. Pendek kata, matanya tak bisa beradaptasi
dalam gelap atau tempat yang kurang terang, terutama menjelang senja.
b.
perubahan bulbus, yaitu kering, tebal, keriput dan terjadi penimbunan pigmen.
Konjungtiva atau selaput lendir mata atau bagian putih mata merupakan pelindung
bola mata. Seharusnya, pada mata yang sehat, selaput lendir ini tampak bening,
tidak merah, tidak berlendir dan transparan.
Jika mengalami gangguan, warna mata anak akan berubah menjadi keabuabuan, mata tampak kering, kusam dan tak lagi berkilau. Juga mulai timbul
kekeringan pada bagian luar mata. Kelainan ini dapat diketahui dengan
pemeriksaan sederhana, menggunakan senter dan kaca pembesar. Di tempat
prakter dokter mata, pasien akan diperiksa degan alat yang disebut biomikroskop.
Pada stadium awal, gejalanya ada yang disertai bercak (Bitot spot) dan
tidak. Bercak yang tampak terutama di celah mata sisi luar atau di pinggir kornea
(daerah limbus), yaitu suatu bintik seperti busa sabun, yang terdiri atas sel-sel
keratin (sel tanduk).
Stadium ini bisa diobati dengan pemberian kapsul vitamin A. Mata akan
membaik dalam 2-3 hari dan kelainan akan menghilang dalam waktu dua minggu.
Selain itu, untuk membantunya akan diberikan pula tetesan air mata buatan agar
matanya tidak kering.
c.
d.
(X3B)
f.
g.
DIAGNOSIS
1.
Anamnesa terpimpin Kurang buah dan sayur hijau, kuning, jingga dan
fotofobia, hemeralopi.
3.
a.
Laboratorium
Kadar vitamin A plasma kurang konklusif
b.
Uji adaptasi gelap, Tes adaptasi gelap dapat membantu dalam diagnosis
Oral : oil based solution retinol palmitat atau asetat sebagai kapsul sengan/tanpa
tambahan vitamin E.
b.
a.
b.
Hari berikutnya
110 mg retinol palmitat atau 66mg retinol asetat (200.000 SI) per oral
c.
pemberian sebanyak 3 kali dosis harian yang dianjurkan selama 1 bulan. setelah
itu diharapkan semua gejala sudah hilang .(3)
PENCEGAHAN
Pencegahan defisiensi vitamin A sudah bisa dilakukan pada bayi saat
usianya 6 bulan. Di usia ini, anak sudah perlu asupan gizi di samping ASI
seperti makanan yang berasal dari hewan (susu, daging ayam, hati, telur) atau dari
sayuran hijau daerta buah berwarna merah dan kuning (mangga, pepaya)." Kapsul
vitamin A warna biru diberikan kepada anak usia 6-11 bulan, sedangkan anak
balita diberi kapsul vitamin A berwarna merah. Vitamin A dosis tinggi, baik yang
biru maupun merah, tidak diperjual belikan dan diberikan secara gratis
diposyandu. Jadi, selain untuk meningkatkan kesehatan mata, intervensi ini pun
dimaksudkan untuk menurunkan tingkat kematian anak. Oleh karena itu, orang
tua harus paham tentang gizi dan memperhatikan kebutuhan gizi anak karena anak
belum dapat memilih makanan yang baik untuk dirinya .(7,8)
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.