Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK

PENYULUHAN DAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA


DI BATALYON KAVALERI 2
AMBARAWA

Pendamping
dr. Dwi Retno S

Disusun Oleh
dr. Aulia Eksissi

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG


UPTD PUSKESMAS AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam
lemak dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga
harus dipenuhi dari luar (esensial), berfungsi untuk penglihatan,
pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
(Depkes RI, 2005).
Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A
merupakan zat gizi yang esensial bagi manusia, karena zat gizi ini sangat
penting dan konsumsi makanan kita cenderung belum mencukupi dan
masih rendah sehingga harus dipenuhi dari luar. Pada anak balita akibat
KVA (Kekurangan Vitamin A) akan meningkatkan kesakitan dan
kematian, mudah terkena penyakit infeksi seperti diare, radang paru-paru,
pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang berdampak sangat
serius dari KVA adalah buta senja dan manifestasi lain dari xeropthalmia
termasuk kerusakan kornea dan kebutaan (Sidarta, 2008)
Vitamin

esensial

untuk

pemeliharaan

kesehatan

dan

kelangsungan hidup. Di seluruh dunia (WHO, 1991), di antara anak-anak


pra sekolah diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru
xeropthalmia tiap tahun, kurang lebih 10% diantaranya menderita
kerusakan kornea. Di antara yang menderita kerusakan kornea ini 60%
meninggal dalam waktu satu tahun, sedangkan diantara yang hidup 25%
menjadi buta dan 50-60% setengah buta. Diperkirakan pada satu waktu
sebanyak 3 juta anak-anak buta karena kekurangan vitamin A, dan
sebanyak 20-40 juta menderita kekurangan vitamin A pada tingkat lebih
ringan. Perbedaan angka kematian antara anak yang kekurangan dan tidak
kekurangan vitamin A kurang lebih sebesar 30% (Almatsier, 2003).

Penelitian yang dilakukan World Health Organization (WHO)


tahun 1992 menunjukkan dari 20 juta balita di Indonesia yang berumur
enam bulan hingga lima tahun, setengahnya menderita kekurangan vitamin
A. Sedangkan data WHO tahun 1995 menyebutkan Indonesia adalah salah
satu negara di Asia yang tingkat pemenuhan terhadap vitamin A tergolong
rendah.
WHO (2001) melaporkan bahwa setiap 1 menit, 12 orang anak di
dunia menjadi buta, dan 4 di antaranya bermukim di Asia Tenggara
(Arisman, 2005). Sementara studi yang dilakukan Nutrition and Health
Surveillance System (NHSS), dan Departemen Kesehatan (2001)
menunjukkan sekitar 50% anak Indonesia usia 12-23 bulan tidak
mengkonsumsi vitamin A dengan cukup dari makanan sehari-hari.
Hal tersebut diatas, mendorong penulis untuk melakukan program
upaya kesehatan ibu dan anak berupa penyuluhan yang lebih berfokus
pada meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat pemberian
vitamin A pada balita. Penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam pelaksanaan program
pemerintah dalam pemberian vitamin A pada anak usia 6-59 bulan pada
bulan Februari dan Agustus.

BAB II
BENTUK KEGIATAN

I.

PERMASALAHAN
1. Keluarga
a. Kurangnya kesadaran anggota keluarga dalam mendapatkan
vitamin A pada anak
b. Kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenali gejala-gejala
anak dengan defisiensi vitamin A
2.

Kader
a. Kurangnya sosialisasi mengenai pemberian vitamin A yaitu pada
bulan Februari dan Agustus
b. Kurangnya pengetahuan kader dalam mengenali gejala-gejala
anak dengan defisiensi vitamin A

II.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

PERMASALAHAN

PERENCANAAN DAN
PEMILIHAN INTERVENSI

Keluarga
Kurangnya kesadaran anggota

Memberikan penyuluhan mengenai

keluarga dalam mendapatkan vitamin bahayanya bila anak mengalami


A pada anak.

defisiensi vitamin A dan manfaat


pemberian vitamin A

Kurangnya pengetahuan keluarga

Melakukan pemeriksaan

dalam mengenali gejala-gejala anak

perkembangan anak secara berkala

dengan defisiensi vitamin A

untuk menjaring anak-anak dengan


defisiensi vitamin A

Kader
Kurangnya sosialisasi mengenai

Kader melakukan sosialisasi

pemberian vitamin A yaitu pada

pemberian vitamin A setiap bulan

bulan Februari dan Agustus

Februari dan Agustus disaat


pertemuan dengan warga seperti
posyandu di dampingi oleh pihak
puskesmas dan pendistribusian
kapsul vitamin A yang merata.

Kurangnya pengetahuan kader dalam

Memberikan penyuluhan kepada

mengenali gejala-gejala anak dengan

kader mengenai gejala-gejala anak

defisiensi vitamin A

dengan defisiensi vitamin A

BAB III
PELAKSANAAN PROSES INTERVENSI
A. Sasaran
Sasaran pada penyuluhan ini adalah orang tua anak dengan usia kategori
6-59 bulan di Batalyon Kavaleri 2 Ambarawa
B. Pelaksanaan
1. Tanggal
2. Waktu
3. Tempat

:
Kamis, 11 Agustus 2016
: 09.00 WIB 11.00 WIB
: Ruang Posyandu Batalyon Kavaleri 2

Ambarawa
4. Peserta
:

Anggota

PERSIT

di

Batalyon

Kavaleri 2 Ambarawa
5. Kegiatan
:
Penyuluhan manfaat vitamin A
6. Metode
:
Penyuluhan dan sesi tanya jawab
7. Hasil :
Orang
tua
tampak
antusias
dan
memperhatikan dalam mengikuti penyuluhan, sesi tanya
jawab berjalan lancar, dan orang tua terpuaskan dengan
materi serta jawaban yang diberikan
C. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi beberapa tahap
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, pendataan anak yang akan mendapatkan vitamin
A. Kemudia peserta dikumpulkan dan diberikan gambaran singkat
mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
2. Tahap Penyajian Materi
Penyajian materi penyuluhan diawali dengan ceramah. Materi yang
diberikan meliputi gambaran singkat mengenai manfaat pemberian
vitamin A. Ceramah diberikan dalam waktu sekitar 15 menit, kemudian
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

3. Sesi Tanya Jawab

Sesi tanya jawab berlangsung sekitar 15 menit. Beberapa pertanyaan dan


jawaban yang dimunculkan dalam sesi ini antara lain adalah:
a. Dok, Apakah kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan
perkembangan anak bahkan kematian?
Jawab :
Ya, Vitamin A berperan penting dalam mekanisme penglihatan,
pertumbuhan, metabolisme umum, reproduksi, dan bahkan sebagai
imunitas anak. Metabolisme umum ini terkait dengan metabolisme
protein yang dapat mempercepat pertumbuhan anak. Dan kekurangan
vitamin A kemungkinan besar akan mudah terkena infeksi. Bahkan
anak yang mengalami kekurangan vitamin A berat, angka
kematiannya meningkat sampai 50%
b. Makanan apa sajakah yang dapat mengandung banyak vitamin A?
Jawab :
Vitamin A dibagi menjadi 2, Retinol dan Betacaritine. Biasanya
retinol didapatkan dari protein hewani seperti telur, hati, minyak ikan.
Sedangkan Betacaritine banyak didapatkan pada makanan yang
berwarna oranye atau hijau tua, seperti wortel,bayam, ubi kuning,
mangga dan pepaya.
c. Apakah ditubuh kita tidak bisa memproduksi Vitamin A sehingga kita
harus mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, bahkan
harus ditambah vitamin A?
Jawab :
Ya, tubuh kita tidak bisa memproduksi vitamin A, jadi harus dipenuhi
dari luar, yaitu dari makanan. Apalgi usia balita sangat membutuhkan
vitamin A terutama untuk penglihatan anak, sehingga ibu-ibu disini
berperan penting dalam pemberian vitamin A pada anak.
4. Tahap Pemberian Vitamin A
Pemberian Vitamin A pada anak kategori usia 11-59 bulan sesuai dengan
data yang ada.
5. Tahap Penutupan dan Evaluasi

Diakhir presentasi, dan pemberian vitamin A pada balita, pemateri


memberikan pertanyaan post-test dan peserta diberi kesempatan untuk
menjawab. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman
peserta

dan

menekankan

poin-poin

penting

dari

materi

yang

disampaikan. Setelah selesai, kegiatan penyuluhan ditutup.

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring
Monitoring

dilakukan

dengan

pemantauan

berkala

terhadap

perkembangan anak-anak sesuai dengan usia mereka. Diharapkan dengan


pemantauan ini gangguan atau keterlambatan perkembangan pada anak

tertutama terkait dengan gejala defisiensi vitamin A dapat terdeteksi


sehingga dapat dilakukan stimulasi atau pemeriksaan lanjutan yang sesuai.
2. Evaluasi
Evaluasi terhadap kegiatan ini dilakukan dengan melihat kemajuan
perkembangan anak-anak. Diharapkan dengan kegiatan penyuluhan dan
pemantauan perkembangan secara berkala, tingkat kesadaran orang tua
mengenai pentingnya memberikan asupan makanan kaya vitamin A dapat
meningkat, sehingga kualitas hidup anak-anak mereka dapat ditingkatkan
dan masalah terkait gangguan perkembangan yang muncul dapat
diminimalkan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Pemahaman mengenai pentingnya pemberian vitamin A pada balita
sudah diketahui secara cukup oleh orangtua di Batalyon Kavaleri 2
Ambarawa. Akan tetapi, masih ada pula yang belum paham mengenai

hipertensi

itu

sendiri.

Diharapkan

intervensi

penyuluhan

ini

dapat

meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai vitamin A dan pencegahan


defisiensi vitamin A, sehingga masyarakat akan sadar akan pentingnya
pemberian vitamin A pada anak-anaknya.
Selain untuk pribadi, masyarakat juga diharapkan dapat memberikan
informasi ini kepada keluarga dan warga lain yang tidak menghadiri
posyandu. Pendistribusian vitamin A harus merata, sehingga penting untuk
diupayakan bagi orang tua yang tidak dapat hadir di Posyandu tetap bisa
mendapatkan kapsul vitamin A.
2. Saran
a. Melakukan pendataan yang lebih terperinci sehingga tidak ada balita
yang terlewat saat diadakan pemberian vitamin A.
b. Melakukan kegiatan penyuluhan berkelanjutan agar masyarakat dapat
sadar bahwa setiap balita usia 11-59 bulan wajib diberikan tambahan
vitamin A.
c. Membina dan menambah tenaga terlatih / kader untuk memberikan
edukasi ke masyarakat mengenai manfaat vitamin A.

DOKUMENTASI KEGIATAN

TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Di Indonesia, kekurangan vitamin A merupakan salah satu di antara 4
masalah gizi utama. Hal inilah yang menyebabkan Departemen Kesehatan
mencanangkan bulan vitamin A. Kekurangan vitamin A sebenarnya berdampak
pada seluruh tubuh anak, namun yang jelas terlihat adalah pada kulit dan
mata. Kulit akan tampak kering dan tampak penebalan di sekitar akar rambut.

Kelainan ini jarang ditemukan pada anak di bawah umur lima tahun dan dapat
pula disebabkan oleh kekurangan zat gizi lainnya. (1)
Kelainan pada mata yang cukup dikenal luas adalah buta senja. Pada anak
yang sudah besar, hal ini dapat diketahui dari keluhannya atau gejala seperti
sering terjatuh atau salah menangkap benda yang diberikan di waktu senja. Selain
itu, dapat terjadi perubahan pada bola mata anak. Timbul bercak putih berbuih di
selaput lendir mata yang disebut bercak Bitot. Dapat pula terjadi kekeringan
kornea mata sehingga mulai terjadi gangguan penglihatan. Pada anak, keadaan ini
biasanya memburuk dengan cepat. Kekurangan vitamin A biasanya terjadi
bersama dengan infeksi dan kekurangan energi protein, atau yang lebih dikenal
dengan istilah gizi buruk. (1)
Vitamin A merupakan zat gizi yang diperlukan manusia agar proses
fisiologis dalam tubuh berlangsung secara normal. Vitamin A penting untuk
pertumbuhan sel, meningkatkan fungsi penglihatan, meningkatkan imunologis
dan pertumbuhan badan, dan mencegah pertumbuhan sel-sel kanker. (2)
Sekitar 40-60 persen konsumsi vitamin A berasal dari makanan sehari-hari.
Sisanya harus dipenuhi dari luar. Depkes bekerja sama dengan Helen Keller
Indonesia (HKI) menanggulangi KVA bagi balita 6-59 bulan. Ini dilakukan
dengan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi, balita, dan ibu nifas.
Vitamin A diberikan dua kali setahun dengan dosis 100.000 IU (bayi 6 bulan) dan
200.000 IU (anak 12-59 bulan dan ibu nifas). (2)

EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia sekitar 10 juta balita, dari jumlah populasi target sebesar 20
juta balita, berisiko KVA. Prevalensi KVA, menurut survei vitamin A tahun 1992,
antara lain pada xerophtalmia sebesar 0,33 persen. Namun, secara subklinis,
prevalensi KVA terutama pada kadar serum retinol dalam darah (kurang dari 20
mikrogram/DL) pada balita sebesar 50 persen .(2)
ETIOLOGI .(3)

Malnutrisi pada masa kanak-kanan (marasmus dan kwashiorkor), sering


disertai dengan xeroftalmia; bukan karena kurangnya vitamin A dalam makanan,
tetapi juga karena kekurangan kalori dan protein menghambat pengangkutan
vitamin A.Beberapa penyakit yang mempengaruhi kemampuan usus dalam
menyerap lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, meningkatkan resiko
terjadinya kekurangan vitamin A. Penyakit tersebut adalah:

Fibrosa kistik

Penyumbatan saluran empedu.


Pembedahan pada usus atau pankreas juga akan memberikan efek yang sama.
SUMBER VITAMIN A

Vitamin

merupakan vitamin larut lemak yang agak stabil terhadap suhu tinggi dan tidak
hilang dengan proses perebusan. Oleh karena itu, cara memasak biasa tidak
mempengaruhi keadaan vitamin A dalam suatu bahan makanan. Vitamin A
sebenarnya hanya terdapat pada sumber makanan hewani. Tumbuh-tumbuhan
seperti wortel, sebenarnya mengandung pigmen karotin yang di usus diubah
menjadi vitamin A. Itulah sebabnya karotin disebut pro vitamin A. Proses
perubahan itu melibatkan hormon tiroksin. Bahan makanan yang mengandung
banyak vitamin A antara lain hati, lemak hewan, telur, susu, mentega, dan keju.
Sedangkan yang mengandung banyak pro vitamin A antara lain sayuran berdaun,
wortel, pepaya, ubi merah, dan minyak kelapa sawit..(1)

MANIFESTASI KLINIS .(4 5,8,9)

Dibagi menjadi gejala pada mata dan gejala di luar mata.


Gejala pada mata disebut sebagai xeroftalmia dan menurut WHO (1982) dibuat
kriteria kelainan sebagai berikut
a.

Buta senja (night blindness,XN), yang diketahui bila anak sering jatuh atau

salah menangkap benda yang diberikan saat senja. Gangguan mata ringan ini,
menurut Nani, terutama sekali terjadi pada anak dengan status gizi kurang.
Adanya rabun ayam/rabun senja dapat dilihat pada anak-anak usia 2-3 tahun atau
usia dia dapat berjalan. Gejalanya bisa diketahui dan akan tampak menjelang sore
hari, dimana anak sering nabrak-nabrak, benda di hadapannya kalau berjalan, atau
tidak fokus dalam mengambil sesuatu. Pendek kata, matanya tak bisa beradaptasi
dalam gelap atau tempat yang kurang terang, terutama menjelang senja.
b.

Kekeringan pada konjungtiva (conjungtival xerosis,XIA) merupakan proses

perubahan bulbus, yaitu kering, tebal, keriput dan terjadi penimbunan pigmen.
Konjungtiva atau selaput lendir mata atau bagian putih mata merupakan pelindung
bola mata. Seharusnya, pada mata yang sehat, selaput lendir ini tampak bening,
tidak merah, tidak berlendir dan transparan.
Jika mengalami gangguan, warna mata anak akan berubah menjadi keabuabuan, mata tampak kering, kusam dan tak lagi berkilau. Juga mulai timbul
kekeringan pada bagian luar mata. Kelainan ini dapat diketahui dengan
pemeriksaan sederhana, menggunakan senter dan kaca pembesar. Di tempat
prakter dokter mata, pasien akan diperiksa degan alat yang disebut biomikroskop.
Pada stadium awal, gejalanya ada yang disertai bercak (Bitot spot) dan
tidak. Bercak yang tampak terutama di celah mata sisi luar atau di pinggir kornea
(daerah limbus), yaitu suatu bintik seperti busa sabun, yang terdiri atas sel-sel
keratin (sel tanduk).
Stadium ini bisa diobati dengan pemberian kapsul vitamin A. Mata akan
membaik dalam 2-3 hari dan kelainan akan menghilang dalam waktu dua minggu.
Selain itu, untuk membantunya akan diberikan pula tetesan air mata buatan agar
matanya tidak kering.
c.

Bercak bitot (Bitot spot,XIB), berupa bercak berwarna putih berbuihdan

terdiri dari penimbunan sel epitel.

d.

Kekeringan pada kornea (corneal ulceration/keratomalacia) < 1/3 permukaan

(X3A), akibat keringnya epitel sehingga kejernihan korne berkurang.


e.

Ulkus pada kornea (corneal ulceration/keratomalacia 1/3 permukaan

(X3B)
f.

Jaringan parut pada kornea (corneal scar,XS)

g.

Xeroftalmia fundus (XF).


Gejala di luar mata adalah nafsu makan berkurang dan gangguan

pertumbuhan. Sering disertai dengan mudahnya terserang penyakit infeksi,


berkurangnya nafsu makan, dan pertumbuhan yang mengalami hambatan.
Beberapa penelitian pada binatang percobaan memperlihatkan defisiensi vitamin
A dapat mempengaruhi fungsi keseimbangan, menimbulkan perubahan pada
tekanan serebrospinal, menimbulkan kelainan metabolisme zat besi sehingga
menyebabkan anemia dan mudahnya terserang penyakit.
Kelainan pada kulit biasanya terdapat pada paha sisi anterior dan lengan
atas sisi posterior berupa kulit yang kering dengan papula keatin sekitar folikel
rambut dan terdapat gumpalan keratin dalam folikel.
PEMERIKSAAN PENUNJANG .(4)
Pemeriksaan kadar vitamin A dalam darah

DIAGNOSIS
1.

Anamnesa terpimpin Kurang buah dan sayur hijau, kuning, jingga dan

kurang makan hati


2.

Pemeriksaan fisik atau gejala klinik ;Gejala fungsional : adaptasi gelap,

fotofobia, hemeralopi.
3.
a.

Laboratorium
Kadar vitamin A plasma kurang konklusif

b.

Pemeriksaan PA garukan epitel konjungtiva (diagnosis dini)

tampak eratinisasi epitel konjungtiva


4.

Pemeriksaan fundus okuli

Xeroftalmia fundus = bercak-bercak putih fundus


5.

Uji adaptasi gelap, Tes adaptasi gelap dapat membantu dalam diagnosis

defisiensi vitamin A. Xerosis konjungtiva dapat dideteksi dengan pemeriksaan


biomikroskopik pada konjungtiva. Konsentrasi karoten plasma turun dengan
cepat tapi penurunan vitamin A lebih lambat. (5,6)
PENGOBATAN .(3)
Umumnya kebutuhan sehari-hari vitamin A dapat dipenuhi dengan
pemberian diet yang mengandung telur, susu, mentega, hati, sayuran berupa daun
atau yang berwarna kuning (wortel dan sebagainya), buah-buahan yang berwarna
kuning (tomat, pepaya, dan sebagainya).
Pemberian vitamin A dengan tujuan mengobati defisiensi vitamin A dan
menambah persediaan vitamin A dalam hepar. Preparat yang dianjurkan adalah :
a.

Oral : oil based solution retinol palmitat atau asetat sebagai kapsul sengan/tanpa
tambahan vitamin E.

b.

Intramuskular : water miscible retinol palmitat


Pengobatan xeroftalmia :

a.

setelah dibuat diagnosa


110 mg retinol palmitat atau 66 mg retinol asetat (200.000 SI) per oral atau 55 mg
retinol palmitat ( 100.000 SI) intravena

b.

Hari berikutnya
110 mg retinol palmitat atau 66mg retinol asetat (200.000 SI) per oral

c.

Sebelum dipulangkan/klinis memburuk/2-4 minggu kemudian


110 mg retinol palmitat atau 66mg retinol asetat (200.000 SI) per oral
PROGNOSIS
Kekurangan vitamin A diobati dengan pemberian vitamin A tambahan
sebanyak 20 kali dosis harian yang dianjurkan selama 3 hari. lalu diikuti dengan

pemberian sebanyak 3 kali dosis harian yang dianjurkan selama 1 bulan. setelah
itu diharapkan semua gejala sudah hilang .(3)
PENCEGAHAN
Pencegahan defisiensi vitamin A sudah bisa dilakukan pada bayi saat
usianya 6 bulan. Di usia ini, anak sudah perlu asupan gizi di samping ASI
seperti makanan yang berasal dari hewan (susu, daging ayam, hati, telur) atau dari
sayuran hijau daerta buah berwarna merah dan kuning (mangga, pepaya)." Kapsul
vitamin A warna biru diberikan kepada anak usia 6-11 bulan, sedangkan anak
balita diberi kapsul vitamin A berwarna merah. Vitamin A dosis tinggi, baik yang
biru maupun merah, tidak diperjual belikan dan diberikan secara gratis
diposyandu. Jadi, selain untuk meningkatkan kesehatan mata, intervensi ini pun
dimaksudkan untuk menurunkan tingkat kematian anak. Oleh karena itu, orang
tua harus paham tentang gizi dan memperhatikan kebutuhan gizi anak karena anak
belum dapat memilih makanan yang baik untuk dirinya .(7,8)

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.
3.
4.
5.

Pusponegoro Hardiono D. Seluk beluk vitamin A. [cited on Oktober 16, 2016]; ,


Available at : http://www.anakku.net
Cegah kekurangan vitamin A. [cited on Oktober 16, 2016]; Available at :
http://www.republika.co.id
Kekurangan & Kelebihan Vitamin A. [cited on Oktober 16, 2016]; Available at :
http;/www.medicastore.com
Mansjoer, Arif, dkk. Kurang Vitamin A. Kapita Selekta. Media Aesculapius
FAkultas Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta.2000; hal.520-22
Bahan Kuliah Nutrisi Fakultas Kedokteran UMI Makassar 2005

Behrman, R., Pediatrics. 17th edition. Saunders.2003. p.177-90


Vitamin A untuk meningkatkan daya tahan tubuh Dan Kesehatan Mata. [cited on
Oktober 16, 2016]; Available from : http://www.infeksi.com
8.
Vitamin A Dan Kesehatan Mata. [cited on Oktober 16, 2016]; Available
at : http://www.mail-archive.com
9.
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI. 1985. hal.906-11
6.
7.

Anda mungkin juga menyukai