Anda di halaman 1dari 11

SATUAN PERENCANAAN PENYULUHAN

TENTANG KVA PADA BALITA

Masalah : Kurang asupan vitamin A pada bayi dan balita


Kekurangan Vitamin A (KVA) merupakan penyakit yang disebabkan kurangnya
asupan vitamin A yang memadai, sehingga menyebabkan rabun senja, xeroftalmia
dan jika kekurangan berlangsung parah dan berkepanjangan akan mengakibatkan
keratomalasia. KVA dapat merusak sel dan organ tubuh dan menghasilkan metaplasi
keratinasi pada epitel, saluran nafas, saluran kencing dan saluran cerna.
Vitamin A diperlukan retina mata untuk pembentukan rodopsin dan pemeliharaan
diferensiasi jaringan epitel. Gangguan gizi kurang vitamin A dijumpai pada anak-
anak yang terkait dengan : kemiskinan, pendidikan rendah, kurangnya asupan
makanan sumber vitamin A dan pro vitamin A (karoten), bayi tidak diberi kolostrum
dan disapih lebih awal, pemberian makanan artifisial yang kurang vitamin A. Pada
anak yang mengalami kekurangan energi dan protein, kekurangan vitamin A terjadi
selain karena kurangnya asupan vitamin A itu sendiri juga karena penyimpanan dan
transpor vitamin A pada tubuh yang terganggu.
Kelompok umur yang terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A adalah
kelompok bayi usia 6-11 bulan dan kelompok anak balita usia 12-59 bulan (1-5
tahun). Sedangkan yang lebih berisiko menderita kekurangan vitamin A adalah bayi
berat lahir rendah kurang dari 2,5 kg, anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan
tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun, anak yang tidak mendapat makanan
pendamping ASI yang cukup, anak kurang gizi atau di bawah garis merah pada KMS,
anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia) dan
kecacingan, anak dari keluarga miskin, anak yang tinggal di dareah dengan sumber
vitamin A yang kurang, anak yang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A dan
imunisasi di posyandu maupun puskesmas, serta anak yang kurang/jarang makan
makanan sumber vitamin A. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang berada di
daerah Bali belum memahami pentingnya pemberian vitamin A sejak dini pada balita.
Sehingga perlu dilakukan penelusuran pemberian asupan vitamin A melalui imunisasi
dan konsumsi kapsul vitamin A di daerah Bali.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2013
sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11 bulan)
diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul
vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga
bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-11 bulan)
diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus, dan anak balita enam
bulan sekali yang diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus.
Sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas diharapkan dapat dilakukan
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas atau dapat pula diberikan di luar
pelayanan tersebut selama ibu nifas belum mendapatkan kapsul vitamin A. Persentase
balita yang mendapatkan kapsul vitamin A 2x tahun 2007 hingga 2013, sudah
berturut-turut selama 3 tahun terakhir cakupan pemberian vitamin A 2x pada anak
balita menunjukkan kenaikan dan di atas 80%, sedangkan dalam 3 tahun sebelumnya
menunjukkan kecendrungan menurun dan paling rendah terjadi tahun 2008 (61,03%)
dengan rata-rata angka cakupan dibawah 80%. Pada tahun 2013 cakupan pemberian
vitamin A 2x pada anak balita sebesar 97,53% dengan distribusi cakupan pada setiap
kabupaten/kota sebagai berikut.
Data diatas memperlihatkan bahwa hanya Kabupaten Klungkung dan Kota
Denpasar yang cakupannya hampir mencapai 100% sedangkan Kabupaten dengan
nilai terendah adalah Buleleng (93,14%) yang juga lebih rendah dari rata-rata
Provinsi.
(sumber:http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI
NSI_2013/17_Prov_Bali_2013.pdf)

Mengenal Masalah, Masyarakat dan Wilayah


Masalah yang dihadapi pemerintah provinsi Bali, khususnya di desa Tambakan,
kecamatan Kubutambahan, kabupaten Buleleng adalah tingginya prevalensi KVA.
Prevalensi KVA pada kelompok rentan masih tergolong tinggi salah satunya yaitu
pada balita. Sebagai permasalahan kesehatan masyarakat, defisiensi vitamin A terjadi
didalam lingkungan sosial, ekonomi, dan ekologi yang miskin dan penduduknya
tinggal di wilaya/negara yang ekonomiya sedang berkembang serta mengalami
transisi. Rendahnya tingkat pengetahuan dan ekonomi menjadi kendala dalam kasus
kekurangan vitamin A. Selain itu jarak jangkauan kesehatan yang dialami oleh
masyarakat di daerah terpencil juga dapat mempengaruhi prevalensi KVA. Pengaruh
relatif faktor kasusal pada tingkat makro maupun mikro sangat bervariasi antar
negara bahkan antar wilayah dalam negara yang sama. Oleh karena itu, perlunya
pemahaman kondisi setempat ketika membuat rancangan program intervensi yang
tepat dan efektif secepatnya untuk memperbaiki situasi tersebut.
Mengingat dampak dari KVA yang luas, maka diperlukan upaya-upaya untuk
mencegah dan menanggulangi masalah KVA tersebut. Upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah dan menanggulangi KVA akibat kekurangan vitamin A salah satunya
adalah penyuluhan terutama pada ibu hamil dan ibu yang memiliki anak balita supaya
anak mendapatkan imunusasi dan pemberian kapsul vitamin A di puskesmas atau
posyandu, serta diberikan makanan yang kaya akan vitamin A seperti sayur dan buah
segar yang memiliki warna merah dan mencolok contohnya apel, wortel, pepaya, dan
lainnya.
Menentukan Prioritas
Prioritas dalam penyuluhan ini adalah anak balita yang rentan mengalami masalah
KVA di desa Tambakan, kabupaten Buleleng. Pertumbuhan dan perkembangan pada
balita merupakan periode emas untuk masa depannya, sehingga sangat penting
peranan ibu dalam mengawasi setiap pertumbuhan dan perkembangan anak balita
dengan meberikan ASI eksklusif, asupan zat gizi yang seimbang, serta rutin
membawa balita ke posyandu dan puskesmas untuk mendapatkan imunisasi /
pemberian vitamin A. Namun, sebagian besar kendala yang terjadi adalah jarak
jangkuan kesehatan, ekonomi dan pengetahuan rendah yang mengakibatkan kasus
kekurangan vitamin A masih terjadi di desa Tambakan, Buleleng

Menentukan Tujuan Penyuluhan


Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan tentang penanggulangan KVA
pada balita, ibu hamil dan ibu yang memiliki anak balita diharapkan peserta dapat
memahami dan mampu menerapkan cara penanggulangan KVA pada dirinya ataupun
orang sekitarnya.
Tujuan Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan tentang penanggulangan KVA
pada balita, ibu hamil dan ibu yang memiliki anak balita diharapkan peserta dapat
mengerti tentang :
1. Pengertian vitamin A
2. Pengertian Kekurangan Vitamin A (KVA)
3. Fungsi-fungsi vitamin A
4. Faktor risiko Kekurangan Vitamin A
5. Penyebab terjadinya Kekurangan Vitamin A
6. Tanda-tanda/gelaja Kekurangan Vitamin A
7. Akibat Kekurangan Vitamin A
8. Pencegahan dan penanggulangan Kekurangan Vitamin A
9. Apa saja sumber vitamin A
10. Angka Kecukupan Gizi dari vitamin A

Menentukan Sasaran Penyuluhan


Sasaran penyuluhan yang akan dilakukan adalah warga desa di kabupaten Buleleng
yang rentan mengalami kekurangan vitamin A khususnya pada ibu hamil dan ibu
yang memiliki anak balita, sehingga para ibu dapat mengetahui pentingnya peranan
vitamin A bagi kesehatan anak.

Menentukan Isi/Materi Penyuluhan


Isi penyuluhan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan yaitu:
1. Pengertian vitamin A
2. Pengertian Kekurangan Vitamin A (KVA)
3. Fungsi-fungsi vitamin A
4. Faktor risiko Kekurangan Vitamin A
5. Penyebab terjadinya Kekurangan Vitamin A
6. Tanda-tanda/gelaja Kekurangan Vitamin A
7. Akibat Kekurangan Vitamin A
8. Pencegahan dan penanggulangan Kekurangan Vitamin A
9. Apa saja sumber vitamin A
10. Angka Kecukupan Gizi dari vitamin A

Menentukan Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi

Media Yang Digunakan Saat Penyuluhan


1. LCD
2. Gambar
3. Powerpoint
4. Laptop
5. Poster

Membuat Rencana Evaluasi


Hal yang dievaluasi dalam penyuluhan adalah tingkat pengetahuan dari sasaran
penyuluhan, sejauh mana warga desa di kabupaten Buleleng khususnya ibu hamil dan
ibu yang memiliki anak balita untuk mengantisipasi masalah KVA yang terjadi
dengan cara mengajak ibu untuk rutin melakukan imunisasi atau pemberian kapsul
vitamin A pada anak balita setiap bulan Februari dan Agustus, serta meningkatkan
konsumsi sumber vitamin A. Metode evaluasi yang digunakan adalah dengan melihat
partisipasi dan antusias sasaran penyuluhan. Baik saat proses penyuluhan berlangsung
maupun saat proses diskusi, tanya jawab

Membuat Rencana Jadwal Pelaksanaan


Penyuluhan akan dilakukan di Balai Desa Tambakan, Buleleng pada hari Rabu, 1
Februari 2017 pukul 09.00 WITA dengan alokasi waktu 30 menit. Penyuluhan akan
dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan Denpasar Program Study DIV Gizi
semester III dengan didampingi oleh dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Denpasar.

Evaluasi Penyuluhan
Pada saat memberikan evaluasi materi yang diberikan oleh penyuluh adalah pre-test
dan post-test. Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman warga khususnya ibu
hamil dan ibu yang memiliki anak balita di desa Tambakan, Buleleng atas kegiatan
penyuluhan yang dilakukan. Maka, dilakukanlah beberapa cara sebagai berikut:
1. Bentuk : tertulis
2. Jenis : tanya jawab
3. Butir pertanyaan
Pertanyaan yang akan diajukan :
1. Jelaskan pengertian KVA!
2. Sebutkan fungsi vitamin A pada tubuh!
3. Sebutkan penyebab terjadinya KVA!
4. Apa tanda/gejala dari KVA?
5. Bagaimana cara pencegahan dan menanggulangi masalah KVA
Pembiayaan
Berapa total biaya yang diperlukan saat melakukan penyuluhan seperti:
- Transportasi
- Alat peraga
- Honor pembicara
- Konsumsi anggota pelaksana acara

Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Rabu / 1 Februari 2017
Tempat: Balai Desa Tambakan, kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Waktu : pukul 09.00 WITA s/d 09.30 WITA

Lampiran Materi
1. Jelaskan pengertian KVA!
Kurang Vitamin A (KVA) merupakan penyakit sistemik yang merusak sel dan
organ tubuh dan menghasilkan metaplasi keratinasi pada epitel, saluran nafas,
saluran kencing dan saluran cerna.
2. Sebutkan fungsi vitamin A pada tubuh!
Sebagai vitamin yang larut dalam lemak, fungsi vitamin A pada tubuh yaitu :
a. Pemeliharaan kesehatan mata dan pengelihatan.
b. Membangun sel-sel kulit dan memperbaiki sel-sel tubuh
c. Menjaga dan melindungi mata
d. Menjaga tubuh dari infeksi
e. Menjaga pertumbuhan tulang dan gigi
f. Berperan dalam fungsi kekebalan, perkembangan jantung,
perkembangan ginjal dan saluran kencing, diafragma, paru dan saluran
nafas atas serta aliran udara.

3. Sebutkan faktor-faktor penyebab KVA!


Secara klinis, KVA bisa timbul karena menurunnya cadangan vitamin A pada
hati dan organ-organ tubuh lain serta menurunnya kadar serum vitamin A
dibawah garis yang diperlukan untuk mensuplai kebutuhan metabolik bagi
mata. Bila dilihat secara fisik faktor penyebab dari kekurangan vitamin A
adalah kemiskinan, pendidikan rendah, kurangnya asupan makanan sumber
vitamin A dan pro vitamin A (karoten), bayi tidak diberi kolostrum dan
disapih lebih awal, pemberian makanan artifisial yang kurang vitamin A, serta
letak wilayah yang mempengaruhi SDA.
4. Apa tanda/gejala dari KVA?
a. Perubahan pada Mata

Gejala klinis KVA yang terjadi seperti : Buta Senja, Xerosis

Konjunctiva, Xerosis Konjunctiva dan Bercak Bitot, Xerosis Kornea,

Keratomalasia dan Ulcus Kornea, Xeroftalmia Scar, Xeroftalmia

Fundus

b. Infeksi

c. Perubahan pada Kulit

d. Gangguan Pertumbuhan

e. Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada

lidah yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan dan anemia.

5. Bagaimana cara pencegahan dan menanggulangi masalah KVA?


Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A dan
pemberian dosis tinggi dari vitamin A melalui proses Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) dini kepada calon ibu hamil dan menyusui, karena ibu hamil
dan bakal anak cenderung lebih mudah terkena kasus dari KVA, oleh sebab itu
sangat dianjurkan untuk memberikan vitamin A setelah sang ibu melahirkan.
Lampiran Laporan
1. Waktu, Kehadiran dan Partisipasi Peserta Penyuluhan
Misalnya:
Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan yang dijadwalkan yaitu
pada pukul 09.00 WITA di Balai Desa Tambakan, Buleleng. Sedangkan untuk
jumlah peserta ketika acara dimulai sebanyak 30 orang, belum termasuk penyuluh
setempat yang datang terlambat. Sementara untuk partisipasi ibu hamil maupun
ibu yang memiliki anak balita lainnya terhadap acara penyuluhan sudah sesuai
dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Tahapan Kegiatan Penyuluhan
Misalnya:
- Pra Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan di awali dengan persiapan pra perencanaan terkait
penetapan judul penyuluhan, dan pendekatan serta survey pendahuluan yang
dilakukan ketua tim ke desa, ke kelompok ibu hamil maupun ibu yang memiliki
anak balita dan ke Balai Desa Adat Tambakan, Buleleng.
- Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan terkait dengan beberapa kegiatan yaitu: penetapan
waktu dan tempat kegiatan, jumlah peserta, susunan panitia penyuluhan,
pembuatan undangan, materi, metode penyampaian materi, jumlah materi dalam
satuan mata penyuluhan, kebutuhan alat dan bahan serta penentuan jumlah
anggaran yang dibutuhkan. Selain itu juga dipertimbangkan penggunaan
kendaraan dan waktu berangkat ke tempat penyuluhan tersebut dilaksanakan.
- Pelaksanaan
Penyuluh (Mahasiswa Politeknik Kesehatan Denpasar) hadir di lokasi pada pukul
08.00, 1 jam lebih awal setelah sebelumnya bersilaturahmi dengan ketua
kelompok, langsung membantu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
pada proses penyuluhan nanti. Anggota tim lain dibagi tugas, untuk memasang
spanduk, menentukan tempat yang pas dan memasang alat peraga yang telah
disiapkan. Dalam pelaksanaan kegiatan tim mendapat tugas masing-masing yang
telah sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dalam proses perencanaan, rincian
tugas anggota tim dalam pelaksanaan penyuluhan mengenai masalah KVA pada
balita di desa Tambakan, Buleleng.
3. Rincian Tugas Tim Penyuluhan
Misalnya:
Agus Ari (Ketua tim) : Mengontak Penyuluh, menjadi leader dan
pengawas jalannya kegiatan
Anggun Rosali (Sekretaris) : Mengurus administrasi penyuluhan
Dody Darma (Bendahara) : Bertanggung jawab terhadap alat dan bahan
penyuluhan, bertanggung jawab terhadap urusaan administrasi keuangan kegiatan
Anggota :
- Bertanggung jawab terhadap pemberian materi termasuk media yang
digunakan.
- Bertanggung jawab terhadap alat dan bahan penyuluhan.
- Bertanggung jawab terhadap dokumentasi kegiatan, membantu administrasi
dan pelaporan kegiatan
4. Evaluasi dan Laporan
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi materi penyuluhan yang diberikan
langsung kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki anak balita, serta evaluasi
keseluruhan tahapan kegiatan yang dilaksanakan oleh tim, sedangkan laporan
disusun setelah tahapan kegiatan evaluasi dilaksanakan.
5. Evaluasi terhadap pemberian materi
Evaluasi terhadap pemberian materi diberikan melalui pertanyaan langsung oleh
pembawa materi (Sdr/i Ni Luh Made Tangkas Putri Hapsari) setelah rangkaian
teori dan praktek selesai. Pertanyaan yang diberikan terkait dengan pemberian
materi dan praktek yang dilaksanakan.
6. Evaluasi Terhadap Keseluruhan Kegiatan
Evaluasi terhadap keseluruhan kelompok dilakukan dalam dua tahap. Pertama
dilakukan langsung setelah acara selesai dan dilakukan di tempat penyuluhan oleh
seluruh anggota tim.
7. Indikator Keberhasilan Berdasarkan Beberapa Asumsi
Berdasarkan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan maka dapat disusun
beberapa Indikator keberhasilan kegiatan, yang disusun pada beberapa asumsi
seperti, perencanaan, manajemen tim, partisipasi peserta, penyampaian materi
dalam kegiatan, pengololaan anggaran dan sikap dan pengetahuan peserta pasca
penyuluhan.
8. Kelebihan, Kekurangan dan Permasalahan Penyuluhan
Berdasarkan indikator dan asumsi keberhasilan penyuluhan di atas, maka dapat
diketahui beberapa kelebihan yang mendukung keberhasilan penyuluhan dan
kekurangan serta masalah penghambat keberhasilan penyuluhan.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Dapat disimpulkan beberapa hal yaitu: Kegiatan secara umum berjalan dengan lancar,
karena seluruh tahapan pelaksanaan kegiatan dari pra perencanaan sampai evaluasi
penyuluhan dilaksanakan dengan baik. Jumlah anggaran yang terbatas dapat dikelola
dengan baik sehingga tidak menjadi masalah dalam penyuluhan. Pembagian tugas
dalam tim jelas sehingga setiap anggotan tim memiliki tugas dan tanggung jawab
yang jelas untuk dilaksanakan dan berdasarkan kompetensi yang dimiliki. Antusiasme
dan partisipasi peserta sangat baik sehingga tujuan tercapai.
Saran
Beberapa saran yang disampaikan baik bagi anggotan tim adalah sebagai berikut:
Survey pendahuluan yang dilakukan sebaiknya dilakukan lebih komperhensif,
terutama terkait dengan karakter anggota kelompok sebenarnya. Penggunaan waktu
yang disediakan diatur lebih baik lagi, sehingga beberapa kegiatan penting tidak
terabaikan.
Lampiran 1. Rincian Penggunaan Anggaran Penyuluhan
Lampiran 2. Daftar Hadir Peserta
Lampiran 3. Jadwal Kegiatan
Lampiran 4. Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai