Anda di halaman 1dari 23

Kekurangan Vitamin A

Pengertian KVA
Kekurangan vitamin A (KVA) yaitu suatu
keadaan dimana simpanan vitamin A
dalam tubuh berkurang. Keadaan ini
berpengaruh buruk terhadap kesehatan
tubuh. Dapat menyebabkan metaplasi
keratinisasi pada epitel saluran
pernapasan, saluran kemih. Saluran
pencernaan bahkan sistem kekebalan.
Pengaruh paling besar dan paling khas
terjadi pada mata.
Tabel 1 Angka Kecukupan Vitamin A
Angka kecukupan vitamin A yang
Golongan Umur dianjurkan
RE SI
Anak
0 – 6 bulan 397 1237,5
7 – 36 bulan 400 1320
4 – 6 tahun 450 1485
7 – 9 tahun 500 1650
Wanita
10 – 18 tahun 600 1980
19 – 65+ tahun 500 1650
Pria
10 – 65+ tahun 600 1980
Ibu hamil 800 2640
Ibu nifas/busui 850 2805
Klasifikasi KVA
1. Buta Senja (XN)
Buta ayam, kurang dapat melihat pada senja
hari.
2. Xerosis Konjungtiva (XIA)
Bagian putih mata kering, kusam, tak bersinar.
3. Bercak Bitot (XIB)
Ada bercak seperti busa sabun
4. Xerosis Kornea (X2)
Bagian hitam mata kering, kusam, tak bersinar
5. Keratomalacia (X3A)
Sebagian dari hitam mata melunak seperti bubur
Klasifikasi KVA

6. Ulserasi Kornea (X3B)


Seluruh bagian hitam mata melunak seperti
bubur
7. Cornea Scars (XS)
Bola mata mengecil / mengempis
8. Xerophtalmia Kundus (XF)
Terjadinya noda-noda putih yang menyebut
diseluruh kundus
Etiologi KVA
• Konsumsi vitamin A dalam makanan
sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan
tubuh dalam jangka waktu lama.
• Proses penyerapan makanan dalam
tubuh terganggu karena infestasi cacing,
diare, rendahnya konsumsi lemak,
protein dan seng.
• Adanya penyakit ISPA, campak dan
diare.
Gejala KVA
1. Xerosis Conjungtiva
• Selaput lendir biji mata.
• Tampak kering
• Tidak bersinar
• Sedikit berkerut
• Warnanya kadang menjadi keabu-
abuan atau kecoklatan sehingga air
mata tidak membasahi selaput
tersebut dan produknya rendah.
Gejala KVA
2.Bercak Bilot
– Letaknya dibagian putih mata, pada
sisi luar atau dalam mata. Bercak
berwarna putih keabu-abuan, atau
kekuningan.
– Berbentuk segitiga, bulat atau bulat
telur atau mirip sisik ikan.
3. Xerosis Kornea
Kornea kering, tidak bening, berbintik-
bintik atau keruh.
Gejala KVA

4. Keratomalacia (tahap lanjut)


• Luka pada kornea
• Bila luka meluas mengakibatkan
bocor (perforasi) kornea
• Lensa dan iris dapat menonjol
keluar melalui lubang luka
• Infeksi bertambah sehingga
mengakibatkan kebutaan
Gejala KVA
5. Buta Senja (XN)
Kesulitan melihat dalam remang atau
senja hari.
6. Ulserasi Kornea (X3B)
Tukak yang berlubang mungkin menjadi
tersumbat dengan iris dan sembuh
sebagai leukoma.
7. Cornea Scars (XS)
Bola mata mengericut dan akibat bekas
luka.
8. Xerophtahnia Kundus
Noda-noda putih yang menyebar di
seluruh kundus.
……Gejala Klinis Def. Vit.A

1. Buta senja = XN
……… 2. Xerosis Conjunctiva

……3. Bercak Bitot

……4. Xerosis Kornea = X2, X3A
kornea kering, tdk bening, berbintik2 /
keruh
…….5. Keratomalasia
Pemeriksaan Klinis dan Pemeriksaan Laboratorium

• Pemeriksaan Klinis :
Kesulitan melihat dalam cahaya terang atau
senja hari yang dikenal dengan sebutan
buta senja; kulit tampak kering dan bersisik
seperti ikan terutama pada tungkai bawah
bagian depan dan pada lengan atas bagian
belakang.
• Pemeriksaan Laboratorium:
Kadar vitamin A dalam darah yang
dianggap normal ialah diatas 20-30 mg/100
ml, pada tingkat yang rendah yaitu kurang
dari 20 mg/100 ml akan menunjukkan
adanya resiko kekurangan vitamin A.
Pencegahan KVA
• Memberikan ASI-Eksklusif kepada bayi
sampai berumur 6 bulan dan ASI hingga
berumur 2 tahun disertai dengan
pemberian MP-ASI yang cukup dan
berkualitas.
• Mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan kaya vitamin A dalam
menu makanan sehari-hari.
• Mencegah cacingan dengan berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
• Mengkonsumsi kapsul vitamin A sesuai
kebutuhan sasaran.
MANAJEMEN DIIT

3.Syarat Diet
• Energi sesuai 30 – 40 kkl/kg BB perhari untuk
meningkatkan sesuai dengan BB, umur, aktivitas, dan
jenis kelamin.
• Protein cukup 1 – 1 ½ gr/kg BB perhari, terutama
sumber protein hewani seperti susu, keju kuning telur,
hati dan berbagai ikan yang tinggi kandungan lemak.
• Lemak 25 – 30% dari total energi.
• Karbohidrat 60 – 70 dari total kalori.
• Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan, kecuali
untuk vitamin A tinggi seperti susu, kuning telur,
mentega, hati, kacang-kacangan, sayuran daun berwarna
kuning dan buah-buahan yang berwarna kuning.
• Tidak merangsang dan bervariasi.
• Bentuk makanan biasa dan disesuaikan dengan keadaan
penderita.
• Frekuensi pemberian menu utama 3x dengan 2x snack
Vitamin A dosis tinggi harus diberikan segera setelah
diagnosis ditegakkan. Pilihan pertama ialah preparat oral
karena telah terbukti amat efektif, aman, dan murah. Tablet
vitamin A dengan minyak sebagai bahan utama lebih
disukai, tetapi jika preparat tersebut tidak tersedia, boleh
digunakan vitamin A yang larut dalam air. Jika tablet atau
sirup vitamin A yang setara dengan dosis di atas tidak
tersedia, preparat oral dalam bentuk lain dapat diberikan,
seperti minyak ikan (fish-liver oil). Preparat yang
dibuat dengan minyak akan sangat baik diserap jika
diberikan per oral;dan jangan sekali-kali disuntikkan karena
vitamin A yang tercampur minyak biasanya susah diserap
dari lokasi tubuh yang disuntik. Satu-satunya preparat yang
cocok diinjeksikan secara intramuskular adalah vitamin yang
larut dalam air.
4 Bahan Makanan yang Dianjurkan
dan Tidak Dianjurkan
Bahan makanan yang dianjurkan antara lain :
* Sumber karbohidrat : ubi jalar
merah,jagung,maizena
* Sumber protein hewani : Hati sapi,kuning telor
bebek & ayam, ayam, ikan sarden,daging,
mnyk ikan,mnyk kelapa sawit,mnyk hati ikan
hiu,mentega,margarin,keju.
* Sumber protein nabati : Tempe kedelai
murni,susu kedelai
* Sayur-sayuran : wartel,pepaya,melinjo,daun
singkong,kangkung,sawi,bayam,tomat
masak,labu kuning,kacang panjang.
* Buah-buahan : pepaya,mangga
masak,alpukat,jambu biji merah,pisang
raja,semangka,nanka masak
* Bumbu-bumbu : Bumbu yang tidak tajam dalam
jumlah terbatas seperti garam dan kecap
* Minuman :Susu sapi, Susu SKM, susu full
cream
Bahan makanan yang tidak dianjurkan
• Bumbu yang merangsang seperti cabe dan
merica
• Minuman Minuman yang mengandung alkohol
seperti bir dan wiski
1.Kasus
Anang seorang anak ke-3 dari 3 bersaudara,
berumur 5 tahun dari keluarga yang miskin.
Tinggi badan Anang 100 cm dengan BB 11 kg.
Akhir-akhir ini Anang kurang nafsu makan.
Penglihatan berkurang pada cahaya remang-
remang waktu menjelang magrib.

Anda mungkin juga menyukai