PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Kesehatan Nomor 983tahun 1992 sehubungan dengan penyelenggaraan
makanan pada institusiseperti rumah sakit meliputi empat kegiatan pokok
yaitu; penyelenggaraanmakanan, pelayanan gizi di ruang rawat inap,
penyuluhan dan konsultasi gizi danpengembangan gizi (Depkes 1991).
2
dapat meningkatkan penampilan, rasa, aroma, dan kandungan gizi
terhadap resep awal omelet
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu dan wawasan serta meningkatkan keterampilan
mahasiswa gizi dalam memodifikasi resep.
2. Bagi Instalasi Gizi
Sebagai bahan referensi bagi Instalasi Gizi di RSUD Kabupaten
Sumedang dalam modifikasi siklus menu.
3. Bagi Politeknik Kesehatan Palembang
Sebagai bacaan atau referensi bagi Poltekkes Kemenkes
Palembang khususnya Jurusan DIII Gizi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Makanan
5
makanan dan minuman, manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya.
Adapun pengertian makanan menurut WHO (World Health Organization)
yaitu semua substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-
obatan dan substansi-substansi yang dipergunakan untuk pengobatan
(Putraprabu, 2008).
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa
makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit,
diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan
selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai
akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat,
serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan,
pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit
yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
1. Boiling (merebus)
Boiling adalah mengolah bahan makanan dengan cairan yang
sedang mendidih (suhu 100 ºC). Ciri air yang sedang mendidih ialah
cairan akan menggelembung besar dan memecah diatas permukaan
(quick bubbling) dan jumlah cairan lebih banyak dari pada jumlah
bahan makanan yang dimasak. Cairan yang bisa dipakai: air, susu,
kaldu, santan. Contoh masakan: Boiled Potatoes, Sayur Asam.
2. Simmering (merebus dibawah titik didih dengan api kecil)
6
Simmering adalah merebus bahan makanan dalam cairan pada
suhu 90ºC-95 ºC dengan perbandingan cairan dan bahan makanan
10 : 1.
3. Poaching (merebus dibawah titik didih (80ºC-90ºC)
Poaching adalah proses merebus bahan makanan secara
perlahan (slow bubbling) dalam cairan dengan api yang sedikit lebih
kecil dari proses simmering, dan cairan yang dipergunakan
merupakan campuran cuka dan air. Istilah poaching hanya berlaku
untuk egg, fish and fruits. Contoh : Poached egg, Poached Fish Fillet.
Merebus dengan teknik ini memerlukan waktu yang agak lama.
4. Steaming (mengukus)
Steaming atau mengukus adalah memasak makanan dengan
menggunakan uap air panas (steam). Bahan makanan diletakkan di
suatu tempat (steamer), lalu uap air disalurkan disekeliling bahan
makanan yang dikukus.
5. Blanching (blansir)
Blanching adalah memasak dengan cara memasukikan bahan
makanan kedalam cairan mendidih yang diberi garam dan dalam
waktu yang singkat. Makanan setelah diangkat langsung direndam
dalam air dingin/air es yang bertujuan untuk menghentikan proses
pemasakan dan untuk mempertahankan warna bahan makanan agar
tidak berubah.
6. Grilling / Broiling
Grilling ialah memasak makanan dengan api terbuka dari bawah
makanan yang dimasak. Apabila sumber panas dari atas makanan
yang dimasak maka proses ini disebut gratinating.
7
7. Roasting
Roasting ialah memasak makanan dengan panas tinggi dari
segala arah, biasanya dilakukan di dalam oven dan sewaktu-waktu
makanan tersebut disiram dengan minyak panas ( basting process )
untuk mengembalikan kelembaban makanan. Untuk menambah
kelembaban makanan pada saat di-roast dapat dilakukan dengan
cara : Barding ( membungkus meat / Poultry / game dengan lemak
tipis ) atau Larding ( menusukkan strip lemak ke dalam daging).
8. Baking
Baking adalah memasak makanan di dalam oven tanpa disiram
dengan minyak panas selama proses memasak ( tanpa basting
process ). Istilah baking biasanya diterapkan pada fish, Vegetables
atau bahan makanan lain selain meat dan poultry.
9. Deep frying
Deep Frying adalah memasak atau menggoreng makanan
dengan mempergunakan minyak yang banyak sehingga bahan
makanan tersebut dapat tenggelam dalam minyak
C. Modifikasi Resep
8
nilai gizi. Selain itu juga merupakan cara untuk menambah
keanekaragaman menu pada suatu institusi. Pengembangan resep
diperlukan untuk meningkatkan daya terima konsumen terhadap menu
yang disajikan.
9
e) Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin.
Dengan perencanaan menu yang matang, bahan makanan yang
kering dapat dibeli sekaligus untuk beberapa minggu sehingga tenaga
dan waktu dapat di hemat.
f) Menu yang terencana baik dapat menjadi suatu alat penyuluhan gizi
yang baik, karena menu yang baik mengajarkan pola yang baik.
D. Omelette telur
10
susah. Penampakan dari french omelette ini sedikit kecoklatan pada
bagian luar, di dalamnya terdapat isian dan creamy. Omelette adalah
masakan yang terbuat dari telur yang sudah dikocok, dimasak
menggunakan minyak di atas teflon, dibentuk, dan diberi isian seperti
sayuran, keju, chives, ham, ataupun kombinasi dari isian di atas (Rizzo,
2013). Setelah itu sayuran ditumis lalu dimasukkan telur yang sudah
dikocok, diberi lada dan garam, diaduk-aduk dan dibentuk omelette.
11
Custard adalah makanan penutup. Ini karena penggunaan tepung
maizena sebagai bahan utama, custard menggunakan bahan susu dan
telur yang dipanaskan bersamaan untuk membentuk campuran yang
kental dan lembut. Setelah didinginkan, adonan ini akan membeku.
Custard dapat dibuat dengan berbagai macam bahan tambahan
misalnya buah-buahan, kacang-kacangan ataupun serealia.
a) Telur
12
Yulianti, 2004). Proses pembuatan puff pastry umumnya hanya
menggunakan bagian kuning saja. Fungsi penambahan kuning telur
dikarenakan pada kuning telur mengandung lesitin yang dapat
berfungsi untuk mengikat air dan lemak dalam adonan. Kuning
telur juga akan memberikan flavor yang lebih baik dibandingkan
bagian putih telur (Figoni, 2008).
13
tetapi lemak yang terkandung didalamnya juga tinggi. Secara umum
telur ayam dan telur itik merupakan telur yang paling sering
dikonsumsi oleh masyarakat karena mengandung gizi yang
melimpah, telur sangat bagus dikonsumsi oleh anak-anak dalam
masa pertumbuhan.
b) Tepung terigu
14
terkandung di semua jenis serealia atau biji-bijian yang tidak dapat
larut dalam air dan bersifat elastis (lentur) sehingga mampu
membentuk kerangka yang kokoh dan makanan yang kenyal pada
saat dimakan. Gluten ini mengandung komponen protein yang
disebut peptida. Kebanyakan orang menghindari gluten karena
alasan kesehatan, terutama para penderita celiac disease (alergi
terhadap protein gluten yang menyebabkan gangguan kekebalan).
Ketika tepung dibasahi saat persiapan adonan, gluten mengikat
sebagian air dan membentuk struktur seperti kisi-kisi. Struktur ini
yang dimanfaatkan untuk memerangkap udara guna meningkatkan
volume adonan pada pembuatan makanan. (Kompas,
2010).Komponen utama yang terkandung di dalam tepung terigu
seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, besi dan vitamin A cukup
tinggi. Banyaknya kandungan komponen utama dapat di lihat pada
Tabel.2. Komposisi kimia tepung terigu dalam 100gram.
c) Garam
15
sekitar 5-15 gram atau 3 kilogram pertahun perorang (Winarno 1995
dalam Amalia, 2007). Menurut Desrosier (1988) dalam Amalia
(2007), ada tiga sumber utama garam, yaitu :
1) Garam solar ialah garam yang diperoleh dengan cara
penguapan dari air garam baik yang dari laut maupun yang dari
danau garam daratan.
2) Tambang garam atau garam sumber ialah garam yang biasanya
dinyatakan sebagai batu garam, diperoleh dari pertambangan
yang beroperasi sedalam seribu kaki atau lebih dibawah
permukaan bumi.
3) Garam yang diperoleh dari penguapan dengan sinar matahari
mengandung kotoran kimia dan mikrobia halofisilis yang toleran
terhadap garam.
d) Margarine
16
dan anti mikroba dapat disimpan pada suhu ruang (Figoni, 2008).
Margarine yang digunakan dalam pembuatan puff pastry pada
umumnya menggunakan salted margarin, fungsi margarin pada
pembuatan puff pastry untuk membuat adonan puff pastry lebih
lembut.
17
gliserin, kuning telur, bahan lain yang ditambahkan adalah garam, Na
benzoat sebagai pengawet, dan vitamin A (Winarno,1992).
Margarin di Indonesia dibuat dari minyak kelapa dan minyak
kelapa sawit melalui proses hidrogenasi ini. Hal yang sama dapat
dibuat dari minyak tumbuh-tumbuhan lain, seperti minyak jagung dan
minyak kacang keledai. Dalam proses ini tidak semua asam lemak
tidak jenuh diubah menjadi menjadi asam lemak jenuh. Shortening
dinamakan juga mentega putih yang pada umumnya dibuat dari
minyak nabati, seperti minyak biji kapas, minyak kacang keledai dan
minyak kacang tanah dan mempunyai sifat plastis. Bahan ini banyak
digunakan pada pembuatan cake dan kue-kue lainnya yang
dipanggang untuk memperbaiki struktur, tekstur, keempukan, dan
volume (Almatsier,2001).
Margarin adalah emulsi air dalam lemak. Fase lemak merupakan
cairan berupa macam campuran minyak nabati, sebagian darinya
telah dipadatkan dengan hidrogenasi agar diperoleh sifat plastis yang
diinginkan pada produk akhirnya.Minyak ikan dan lemak hewan
dapat juga dicampurkan dalam campuran itu. Proses hidrogenasi
dilakukan dengan memaskan minyak tangki tertutup besar dan
bertekanan. Gas hidrogen disemburkan sebagai gelembung-
gelembung kedalam minyak, serbuk halus nikel dipergunakan
sebagai kalisator yang nantinya akan dipisahkan dengan minyak
dengan penyaringan. Selanjutnya campuran minyak dicampurkan
dengan fase air, yang terdiri dari susu yang diasamkan pada kondisi
tertentu untuk memberikan flavor yang diinginkan pada produk
akhirnya(Gaman,1994).
18
“votator” didalam terjadi pencampuran dan pendingan secara
simultan sehingga terbentuk lemak dengan konsistensi yang di
kehendaki (Gaman, 1994).
e) Wortel
19
jika suhu udara terlalu tinggi seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil
dan berwarna pucat atau kusam, sedangkan jika suhu udara terlalu
rendah maka umbi yang terbentuk adalah panjang kecil (Mulyahati,
2005).
f) Bawang Putih
Adapun efek dan manfaat bawang putih terhadap tubuh kita ialah
sebagai berikut :
20
mengurangi aktivitas HMG CoA dan enzim lainnya (Bayan,
2013).
e. Kemampuan antibakteri
21
antibakteri dari jus bawang putih. Bawang putih dipercayai
memiliki aktivitas antibakteri berspektrum luas (Stavelikova,
2008). Kemampuan antibakteri ini diyakini dikarenakan adanya
zat aktif Allicin dalam bawang putih. (Cai et al., 2007)
g) Merica
22
diperoleh dari buah lada yang kulitnya tidak dihiangkan
(Tjitrosoepomo, 1994). Lada putih berguna untuk bumbu masak,
sebagai penyedap dan pelezat, pengewet daging, campuran ahan
obat-obatan tradisional, dan dapat dijadikan minuman kesehatan.
Sedangkan lada hitam digunakan minyaknya yang wangi sebagai
parfum (Sarpian, 2004).
23
bukunya tak berakar lekat. Pada setiap buku tumbuh sehelai daun
yang berhadap-hadapan, dan disinilah akan tumbuh malai bunga.
Cabang plagiotrop ini tumbuhnya selalu ke samping (lateral), dan
pada cabang plagiotrop ini masih bisa tumbuh ranting-ranting lagi.
Inilah bagian-bagian yang selalu mengeluarkan malai bunga atau
buah, maka ia juga disebut cabangcabang buah (Bangedu 2010).
Daun tanaman lada berbentuk bulat oval dengan bagian pucuknya
meruncing. Daun lada merupakan daun tunggal, bertangkai panjang
2 – 5 cm, dan membentuk aluran di bagian atasnya. Daun lada
memiliki panjang 8 – 20 cm dan lebar 4 – 12 cm, berwarna hijau tua
dan berurat 5 – 7 helai (Materi Pertanian, 2015). Bunga tanaman
lada adalah majemuk yang tumbuh mengelilingi malai bunga. Setiap
malai terdiri dari 100 – 150 bunga yang nantinya akan menjadi buah.
Malai bunga hanya akan keluar dari cabang plagiotrop. Bunga
tanaman lada tergolong bunga lengkap yang terdiri dari tajuk,
mahkota bunga, putik, dan benang sari. Buahnya berbentuk bulat
dengan biji keras dan berkulit lunak, berwarna hijau tua pada waktu
muda dan berangsur-angsur kekuning-kuningan lalu berwarna
kemerahan bila buah tersebut telah masak (Budiyanto, 2014). Besar
kulit dan bijinya 4 – 6 mm. Sedangkan besarnya biji 3 – 4 mm. Berat
100 biji kurang lebih 38 gr. Kulit buah pada lada terdiri dari 3 bagian
yaitu kulit luar, kulit tengah, dan kulit dalam. Di dalam kulit ini
terdapat biji yang merupakan produk dari buah lada, biji-biji ini juga
mempunyai lapisan kulit yang keras (Murniaty D., 2011).
h) Tepung Roti
24
Tepung roti disebut juga remah roti atau tepung panir yang
sebagian besar penggunaannya untuk melapisi produk daging atau
sejenisnya yang kemudian mengalami tahap pembekuan (Matz,
1992).
i) Minyak
25
sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin A, D, E, dan K. (Winarno,
2004) (Ketaren, 2008). Lemak dan Minyak sebagai bahan pangan
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
j) Pasta tomat
26
pengolahan buah tomat yang dicampur dengan gula, asam, cuka,
garam, bahan pengental, dan bahan-bahan lainnya seperti zat
pewarna dan bahan pengawet (Susanto dan Saneto, 1994). Menurut
Sharoba et al., (2005), saos tomat biasanya mengandung tidak
kurang dari 12% total solid tomat, karena saos tomat adalah bentuk
dispersi zat-zat terlarut yang terkonsentrasi dalam media cair.
Kualitas saos tomat yang baik dinilai dari flavor, konsistensi
kekentalan, dan warna yang menarik. Berdasarkan kekentalannya,
saos tomat dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu Thin
Tomato Sauce dan Thick Tomato Ketchup. Thick Tomato Ketchup
(Saos Tomat Kental) adalah saos tomat yang memiliki viskositas
tinggi, mempunyai sifat aliran diskontinyu, namun masih bisa
mengalir keluar dari botol pengemas saos tomat.
k) Kecap
27
serta cita rasa dan aroma khas kecap yang diperoleh melalui
fermentasi oleh mikrobia (Suprapti, 2005). Aroma khas kecap
tersebut muncul karena adanya alkohol yang dihasilkan oleh khamir
Saccharomyces cerevisiae pada akhir fermentasi basah. Selain itu,
Aspergillus oryzae juga berperan dalam menimbulkan aroma khas
kecap tersebut, yaitu adanya penguraian protein menjadi amonia
oleh protease yang dihasilkan A. oryzae (Ratnaningsih dkk., 2009).
Terdapat 3 cara pembuatan kecap, yaitu fermentasi, hidrolisis, dan
kombinasi dari kedua cara sebelumnya. Pembuatan kecap dengan
fermentasi berprinsip pada penguraian protein, karbohidrat, dan
lemak yang dilakukan oleh enzim yang dihasilkan mikrobia, menjadi
senyawa yang lebih sederhana yang mempengaruhi aroma, cita
rasa, dan komposisi kecap. Untuk cara hidrolisis pada dasarnya
terjadi penguraian protein dengan asam sehingga dihasilkan peptida
dan asam amino. Cara kombinasi pada pembuatan kecap dilakukan
dengan menggabungkan kedua cara di atas, yaitu diawali dengan
hidrolisis sebagian protein oleh asam dan dilanjutkan dengan proses
fermentasi (Santoso, 2005).
l) Bawang Bombay
28
Bawang bombay memiliki aroma yang khas bila dibanding
dengan bawang merah biasa, umbinya terbentuk dari lapisan-lapisan
daun yang membesar dan bersatu. Akarnya serabut dan tidak terlalu
panjang (±10cm), daunnya bebentuk seperti pipa namun pipih
berwarna hijau tua dan berukuran lebih besar dibanding daun
bawang merah biasa. Batang semunya merupakan pelepah daun
dan menimbulkan jejak cincin-cincin, pangkal pelepahnya melebar
dan menebal membentuk bengkakan besar yang berfungsi untuk
menyimpan cadangan makanan, bengkakan itu sendiri adalah umbi
bawang. (Nugroho dan Mildaryani, 2011).
m) Maizena
29
dipisahkan dari endosperm karena dapat membuat tepung
bertekstur kasar, sedangkan lembaga merupakan bagian biji jagung
yang paling tinggi kandungan lemaknya sehingga harus dipisahkan
karena lemak yang terkandung di dalam lembaga dapat membuat
tepung tengik. Tip cap merupakan tempat melekatnya biji jagung
pada tongkol jagung. Tip cap juga merupakan bagian yang harus
dipisahkan karena dapat membuat tepung menjadi kasar. Apabila
pemisahan tip cap tidak sempurna maka akan terdapat butir-butir
hitam pada tepung.
30
Merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan
kesukaan dan kemauan untuk mempergunakan suatu produk. Uji Cita
Rasa sendiri merupakan cara pengujian dengan menggunakn indra
manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhadap produk.
Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam ujiorgnoleptik adalah
adanya contoh (sampel), adanya panelis dan pernyataan respon yang
jujur. Dalam peilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau
tidak suatu produk adalah sifat indrawinya. Penilaian/pengujian indrawi
ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan
mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang
telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut.
Indra yang digunakan dalam menilai sifat indrawi suatu produk adalah
penglihatan, peraba, pembau, dan pengecap.
1. Warna
Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap,
viskositas, ukuran dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis,
panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan.
2. Tekstur
Peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur, dan
konsistensi. Struktur merupakan sifat komponen penyusun, tekstur
merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut, atau
perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis, dan
halus.
3. Aroma
Indra Pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu indikator
terjadinya kerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk yang
menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan.
4. Rasa
31
Indra pengecap dalam hal kepekaan rasa, maka rasa manis
dapat dengan mudah dirasskan pada ujung lidah, rasa asin pada
ujung dan pinggir lidah, rasa assam pada pinggir lidah, dan rasa
pahit pada bagian belakang lidah.
5. Tingkat Kematangan
Tingkat kematangan makanan dalam masakan Indonesia
belum mendapat perhatian karena umumnya masakan Indonesia
harus dimasak sampai masak benar. Kecualinya tentu ada, misalnya
untuk masakan telur yang dibedakan antara telur setengah masak
dan telur yang masak benar.
6.Besar Porsi
Besar porsi adalah ukuran makanan saat disajikan untuk dimakan.
Berbeda dengan masakan Eropa untuk beberapa jenis masakan,
misalnya steak, ada perbedaan tingkat kematangan. Ada steak yang
dimasak setengah matang yang disebut dengan istilah medium rare,
matang (rare), dan matang benar yang disebut dengan istilah weldone.
Tingkat kematangan masakan itu tentu saja akan mempengaruhi cita
rasa makanan.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
33
B. Analisis Resep Seblum Modifikasi
34
5. Memanaskan teflon, tuang telur secukupnya (tipis saja) setelah
agak makan lipat-lipat telur saat masih di teflon
Tabel 2
35
Tabel 3
36
2. Rencana Modifikasi :Modifikasi ini dilakukan dengan cara
mengubah cara memasak, penambah
bahan, perubahan bentuk, cita rasa dan
penggunakan alat.
Tabel 4
1. telur 50
2. Tepung terigu 5
3. wortel 10
4. Bawang putih 3
5. merica 2
6. garam 2
7. Tepung roti 4
8. minyak 4
37
Tabel 5
1. Saus tomat 8
2. kecap 2
3. bombai 3
4 maizena 2
5 minyak 5
6.Cara membuat :
38
10. Langkah selanjutnya panaskan minyak dan masukan adonan
tunggu sampai warna menjadi coklat keemasan.
Tabel 6
39
2 Tepung terigu 5 Rp. 11.000/kg Rp. 55
40
Tabel 7
41
D. Metode Evaluasi
1. Panelis
Panelis pada uji cita rasa yaitu berjumlah 10 orang , yang terdiri dari
Kepala Instalasi Gizi RSUD Sumedang, Koordinator MSPMI, Ahli Gizi
Ruangan dan Griya Nutrisi serta Kdiv Griya Nutrisi Sumedang.
2. Parameter yang diuji
a. Aroma
b. Rasa
c. Tekstur
d. Warna
e. Tingkat Kematangan
f. Besar Porsi
42
3. Form Uji Cita Rasa
Nama Panelis :
Hari/Tgl :
Nama Masakan : Telur Krispy Saus Teriyaki
Nilai gizi :
Harga produk :
Intruksi :
43
3. Setiap setelah melakukan penilaian pada hidangan, netralkan indera
pengecap dengan air minum dan istirahatkan sejenak indera anda
sebelum melakukan penilaian selanjutnya.
4. Berikan saran pada kolom yang telah disediakan.
KATEGORI
Tingkat
Warna Aroma Rasa Tekstur B
Kematangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1
DAFTAR PUSTAKA
BadanPenelitiandanPengembanganKesehatanKementerian RI tahun
2013.Diambildarihttp://www.depkes.go.id/resources/download/general/
Hasil%20Riskesdas %202013.pdf,diaksespada 21 Agustus 2017
44
Pukul18.00WIBhttp://eprints.polsri.ac.id/4040/3/BAB%20II.pdf(Diakses
pada tanggal 9maret 2020)
Afrianto, 2008. Pengawasan Mutu Bahan atau Produk Pangan Jilid 1 untuk
SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional. (E-book). 2009. Available at:
http//www.ebookpangan.com/.(Diakses: 9 maret 2020).
Gaman, P. M., & Sherrington. (1994). Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan
Nutrisi dan Mikrobiologi edisi 2. Universitas Gajah Mada Press,
Yogyakarta.
45
Beras Warna Sebagai Makanan Selingan Penderita Nefropati Diabetik.
Journal of Nutrition College, 2(4): 431-438
46