Anda di halaman 1dari 18

BAB VI

GAMBARAN PEMBERIAN TABLET VITAMIN A


PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS MEDAN AREA
SELATAN TAHUN 2019

6.1 Latar Belakang


Vitamin A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem
penglihatan, fungsi pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi. Vitamin A
perlu diberikan dan penting bagi ibu selama dalam masa nifas. Pemberian kapsul
vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam
ASI, sehingga meningkatkan status vitamin A pada ibu yang disusuinya. Vitamin
A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan,
imunitas, serta perkembangan dan pertumbuhan embrio. Kapsul vitamin A
memberikan banyak manfaat bagi ibu nifas, yaitu meningkatkan kandungan
vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI), bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit
infeksi, kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan, ibu nifas harus minum
2 kapsul vitamin A karena bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah,
kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya
tahan tubuh, pemberian 1 kapsul vitamin A 200.000 IU warna merah pada ibu
nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama
60 hari, sedangkan dengan pemberian 2 kapsul dapat menambah kandungan
vitamin A sampai bayi 6 bulan.
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, yang
lamanya kira-kira 6 minggu. Dalam masa nifas diperlukan suatu asuhan yang
bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
serta memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
Pada asuhan masa  nifas yang berhubungan dengan nutrisi, ibu nifas mempunyai
kebutuhan dasar yaitu minum vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI. Ibu nifas sepatutnya mendapatkan
pelayanan kesehatan seperti pemberian vitamin A. Menurut Kementerian
Kesehatan RI bahwa pemberian kapsul merah vitamin A dosis tinggi (200.000 IU)
kepada ibu nifas sebanyak dua buah, yaitu 1 (satu) kapsul diminum segera setelah
persalinan dan 1 (satu) kapsul diminum 24 jam sesudah pemberian kapsul
pertama. Ibu nifas secara fisiologis membutuhkan vitamin A yang lebih banyak
dibandingkan dengan wanita dewasa biasa. Angka kecukupan gizi vitamin A di
Indonesia untuk seorang wanita dewasa adalah 500 retinol equivalent (RE) per
hari, +300RE per hari pada ibu hamil , +350RE pada saat si ibu menyusui
ditambah dengan kebutuhan vitamin A pada bayi 0-6 bulan sebesar 375RE.
Badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa ibu dan bayi yang
disusuinya akan mendapatkan manfaat dari pemberian satu kapsul vitamin A dosis
tinggi (200.000 IU) yang diberikan paling lambat 60 hari (8 minggu /2 bulan)
setelah melahirkan. Berbagai studi menunjukkan bahwa, pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi (200,000 SI) seperti yang direkomendasikan sebelumnya
dirasakan kurang memadai. Pada bulan Desember 2002, The International
Vitamin A Consultative Goup (IVCG) mengeluarkan rekomendasi bahwa seluruh
ibu nifas seharusnya menerima 400,000 SI atau dua kapsul dosis tinggi @
200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah melahirkan, dan
kapsul kedua diberikan sedikitnya satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan
tidak lebih dari 6 minggu  kemudian.
Pedoman nasional yang ada saat ini merekomendasikan bahwa 100% ibu
nifas menerima satu kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 SI paling lambat 30
hari setelah melahirkan. Walaupun begitu data NSS di beberapa Propinsi
menunjukkan bahwa cakupannya hanya berkisar 15 – 25% saat ini, ibu nifas
mungkin mendapatkan kapsul vitamin A bila mereka melahirkan di Puskesmas
atau rumah sakit. Walaupun begitu tidak tertutup kemungkinan ibu nifas
mendapatkan kapsul vitamin A melalui kader atau bidan di desa saat mereka
melakukan kunjungan rumah. Di Indonesia, terutama di daerah pedesaan,
mayoritas ibu masih melahirkan dirumah, sering terjadi bahwa bidan ataupun
mereka yang membantu kelahiran tidak selalu memiliki akses akan kapsul vitamin
A. Selain itu kunjungan rumah oleh kader untuk memberikan kapsul vitamin A
jarang dilakukan. Banyak ibu maupun petugas kesehatan yang tidak tahu
mengenai adanya program pemerintah mengenai pemberian kapsul vitamin A ibu
nifas
Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang memiliki cakupan
pemberian vitamin A yang cukup rendah apabila dibandingkan dengan cakupan
pemberian vitamin A untuk ibu nifas di provinsi lainnya di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2013 menunjukkan persentase
cakupan pemberian vitamin A ibu nifas di Provinsi Sumatera Utara hanya sebesar
37,8% yang menjadikan Sumatera Utara menjadi 4 besar provinsi yang memiliki
cakupan pemberian kapsul vitamin A terendah bersama dengan Provinsi Aceh,
Jambi dan Papua Barat. Hal ini akan menjadi permasalahan yang sangat serius
bagi masa depan Provinsi Sumatera Utara ke depannya terkait permasalahan
morbiditas ibu nifas dan bayinya. Kecamatan Medan Area memiliki jumlah ibu
nifas sebanyak 534 orang tetapi hanya 496 orang ibu nifas (92,8%) yang
mendapatkan kapsul vitamin.

6.2 RumusanMasalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya


maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan “Bagaimana
Gambaran Pemberian Tablet Vitamin A pada Ibu Nifas di Medan AreaTahun 201
9?

6.3 TujuanPenelitian
6.3.1 TujuanUmum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana
Gambaran Pemberian Tablet Vitamin A pada Ibu Nifas di Medan Area Tahun 201
9?
6.3.2 TujuanKhusus

1. Mengidentifikasi distribusi frekuensi Ibu nifas yang mendapatkan ta


blet vitamin A pada Ibu Nifas di Puskesmas Medan Area Tahun 201
9

6.4 Manfaat Penelitian

6.4.1 Manfaat bagi Peneliti


Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan, memanfaatkan ilmu yang
didapat selama pendidikan serta pengalaman dalam membuat penelitian
ilmiah dan menambah pengetahuan mengenai Pemberian Tablet Vitamin
A pada Ibu Nifas di Puskesmas Medan Area Tahun 2019

6.4.2 Manfaat Bagi Tempat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan
informasi mengenai Pemberian Tablet Vitamin A pada Ibu Nifas di Pusk
esmas Medan Area

6.4.3 Manfaat bagi Masyarakat


Hasil penelitian ini menjadi masukan kepada masyarakat tentang
pentingnya pemberian vitamin A pada ibu nifas
6.4.4 Manfaat bagi Penelitian selanjutnya
Menjadi sumber referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti pada
bidang kajian sejenis sehingga hasilnya nanti diharapkan dapat memperbarui dan
menyempurnakan penelitian ini.

6.5 Ruang Lingkup


Berdasarkan penelitian yang disusun, maka peneliti membatasi ruang
lingkup penelitian pada jenis penelitian adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui Gambaran Pemberian Tablet Vitamin A pada Ibu Nifas di Pusk
esmas Medan Area Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu
untuk mendapat Pemberian Tablet Vitamin A pada Ibu Nifas di Puskesmas Meda
n Area Tahun 2019. Pengambilan data dilakukan di Puskesmas Medan Area
Selatan pada bulan Agustus 2020

6.6 Landasan Teori

6.6.1 Tablet Vitamin A


Vitamin A memberikan manfaat untuk menurunkan angka kematian dan
kesakitan, sangat berguna bagi tumbuh kembang manusia, berperan terhadap
sistim kekebalan tubuh, mempertahankan tubuh terhadap infeksi seperti campak,
diare, dan ISPA Kekurangan vitamin A dapat meyebabkan gangguan seperti
xerofthalmia, kerusakan kornea, buta senja, dan kebutaan pada anak-anak,
meningkatkan keparahan penyakit menular, dan risiko kematian. Wanita
menyusui memiliki kebutuhan vitamin A yang lebih tinggi, dan risiko
kekurangan diperburuk oleh asupan gizi yang rendah. Organisasi kesehatan
dunia (WHO), PBB, dan International Vitamin A Consultative Group (IVACG)
merekomendasikan pemberian dosis tinggi vitamin A (200.000 IU) menjadi
400.000 IU sampai hari ke-60 setelah melahirkan pada daerah yang endemik
kekurangan gizi.
Indonesia telah melakukan program pemberian dua kapsul vitamin A bagi
ibu nifas sejak tahun 1996, dengan dosis tinggi 200.000 IU diberikan setelah
bayi lahir satu kapsul sampai dengan 6 minggu post partum. Zat gizi esensial
yang sangat diperlukan tubuh bayi, anak balita, dan ibu nifas salah satunya
adalah vitamin A. ASI berfungsi Untuk membantu tumbuh kembang dan daya
tahan tubuh bayi terhadap penyakit. (Kemenkes RI 2015).
ASI juga sebagai sumber energi gizi yang memenuhi jumlah nutrisi
bayi, ibu yang mengalami defisiensi mikronutrient, risiko bayi baru lahir untuk
kehabisan cadangan lebih besar, dengan demikian kandungan Vitamin A dari
ASI adalah penentu status gizi pada bayi baru lahir, menurut penelitian Ross et
al. Menegaskan retinol ditransfer ke dalam susu dalam dua cara yaitu melalui
protein yang mengikat retinol (RBP) dan melalui kilo mikron. ibu yang
mengalami devisiensi vitamin A memiliki konsentrasi retinol (<0,70 umol/L)
kurang dari normal didalam darahnya. Sejak tahun 2002 IVACG
merekomendasikan suplementasi dengan tambahan dosis asupan menjadi
400.000 IU alasan untuk meningkatkan dosis suplemen retinol untuk menjamin
pasokan vitamin yang cukup untuk ibu dan untuk menyediakan jumlah retinol
kepada anak melalui ASI. (Andreto, 2012).

Hasil penelitian Oliveira (2010) menyebutkan Pada tingkat populasi ibu di


negara dengan devisiensi vitamin A konsumsi retinol dosis tinggi 200.000 IU
selama satu bulan post partum dapat bermanfaat. Sintetik beta-karoten
suplemen meningkatkan konsentrasi retinol dalam ASI dibandingkan dengan
sumber makanan dari beta-karoten. Daerah endemik devisiensi vitamin A
direkomendasikan oleh WHO, UNICEF, dan IVACG untuk memberikan
tambahan suplemen yang mengandung retinol dosis tinggi selama periode post
partum (sampai enam minggu setelah melahirkan) sebagai cara untuk
meningkatkan cadangan mikronutrient pada ibu serta bayi. (IVACG, 2014)
Pemberian suplemen vitamin A (retinol) pada ibu post partum/ nifas
adalah upaya untuk pencegahan dini terhadap kekurangan vitamin A. proses ini
diharapkan dapat menyeimbangkan kandungan Retinol dalam serum darah dan
ASI, karena ASI merupakan sumber utama vitamin A yang berguna bagi
kesehatan mata anak dan mencegah dari penyakit Xeroftalmia. Pemberian
vitamin A dengan dosis antara 200.000-300.000 IU secara nyata mengurangi
proporsi ibu menyusui dengan retinol rendah dalam waktu 3 bulan setelah
melahirkan, tetapi tidak untuk 6 bulan pada umumnya bayi sangat tergantung
pada ASI dalam mendapatkan vitamin A. ibu dengan kondisi gizi yang baik,
mempunyai kandungan suplemen yang mengandung retinol (vitamin A) dalam
Air Susu Ibu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi selama 6 bulan. Pada
kondisi ibu yang mengalami defisensi suplemen vitamin A, jumlah kandungan
retinol pada ASI kurang optimal untuk pertumbuhan atau memelihara cadangan
mikronutrien untuk perawatan bayi. Pada kejadian defisiensi vitamin A pada
ASI, diperlukan pemberian vitamin A dengan waktu yang cukup lama untuk
memperbaiki kesehatan ibu dan anak. Pemberian suplemen kapsul vitamin A
pada ibu nifas dapat mencegah morbiditas dan kematian bayi.

Program pemerintah, sebesar 100% ibu post partum sampai umur 6


bulan mengkonsumsi suplemen kapsul Vitamin A, adanya kekhawatiran bagi
ibu yang bersalin dirumah tidak mendapatkan suplemen vitamin A, maka
pemerintah menerapkan pendistribusian vitamin A bagi ibu post partum tidak
hanya melalui Puskesmas tetapi juga lewat kader kesehatan dan bidan desa.
Hasil penelitian Prastiwi (2011) faktor internal bidan sebagai pelaksana dalam
pemberian vitamin A bagi ibu nifas sangat memengaruhi keberhasilan program
pemberian vitamin A yaitu faktor kepatuhan bidan dalam melaksanakan
kewajiban program. Distribusi suplemen vitamin A pada ibu nifas sangat
tergantung dari peran tenaga kesehatan. Bidan dan dokter praktik berperan
dalam hal ini.
Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan suplementasi
vitamin A pada ibu nifas adalah cakupan suplementasi kapsul vitamin A sesuai
sasaran pemberian kapsul, serta menurunnya angka kesakitan dan angka
kematian.

6.6.2Pemberian Tablet Vitamin A pada Ibu Nifas


Pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas memiliki manfaat penting bagi ibu da
n bayi yang disusuinya, selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kela
ngsungan hidup anak dan juga dapat membantu pemulihan kesehatan ibu. Sejak tahun 2
003 pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas yang diberikan dua kali diterapkan dala
m program kesehatan ibu dan anak.

Masa nifas diperlukan suatu asuhan yang bertujuan untuk menjaga


kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis serta memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui,
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. Pada asuhan masa
nifas yang berhubungan dengan nutrisi, ibu nifas mempunyai kebutuhan dasar
yaitu minum vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASI.
Vitamin A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem penglihatan,
fungsi pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi (Depkes RI, 2007). Vitamin
A perlu diberikan dan penting bagi ibu selama dalam masa nifas. Pemberian
kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A
dalam ASI, sehingga meningkatkan status vitamin A pada ibu yang disusuinya.
Pada tahun 1998, badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa ibu dan bayi
yang disusuinya akan mendapatkan manfaat dari pemberian satu kapsul vitamin A
dosis tinggi (200.000 IU) yang diberikan paling lambat 60 hari (8 minggu /2
bulan) setelah melahirkan. Berbagai studi menunjukkan bahwa, pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi (200,000 SI) seperti yang direkomendasikan sebelumnya
dirasakan kurang memadai. Pada bulan Desember 2002, The International
Vitamin A Consultative Goup (IVCG) mengeluarkan rekomendasi bahwa seluruh
ibu nifas seharusnya menerima 400,000 SI atau dua kapsul dosis tinggi @
200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah melahirkan, dan
kapsul kedua diberikan sedikitnya satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan
tidak lebih dari 6 minggu kemudian.

6.6.3Masa Nifas

Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu
setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir
setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil
sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses
persalinan.2 Postpartum (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pulih seperti semula.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan fisik yang bersifat fisiologis dan banyak memberikan ketidaknyamanan
pada awal postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi patologis
bila tidak diikuti dengan perawatan yang baik
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan
untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal
dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut
pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari
penyabab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak
nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan
memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Tahapan Masa Nifas Tahapan
yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
a. Periode immediate postpartum Masa segera setelah plasenta lahir
sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya
pendarahan karena atonia uteri, oleh karena itu, bidan dengan teratur harus
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokhea, tekanan darah,
dan suhu.
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu) Pada fase ini bidan
memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokhea
tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan,
serta ibu dapat menyusui dengan baik. Selain itu, pada fase ini ibu sudah
memiliki keinginan untuk merawat dirinya dan diperbolehkan berdiri dan
berjalan untuk melakukan perawatan diri karena hal tersebut akan bermanfaat
pada semua sistem tubuh.
c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu) Pada periode ini bidan
tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.

Periode masa nifas yang beresiko terhadap kematian ibu terutama terjadi
pada periode immediate postpartum (50%), pada masa early postpartum (20%)
dan masa late postpartum (5%). Resiko sering terjadi ketika satu minggu
pertama post partum (Early postpartum) karena hampir seluruh sitem tubuh
mengalami perubahan secara drastis.
6.6.4 Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Konsumsi kapsul Vitamin A
Pengetahuan yang baik diperoleh dari proses pembelajaran yang baik,
dengan demikian penyebab tingginya angka responden yang memiliki
pengetahuan kurang baik salah satunya yaitu kurangnya informasi yang bisa
diterima responden saat mendapatkan informasi kesehatan. Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu seperti mengikuti pendidikan kesehatan.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Sesuai dengan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan dalam kategori sedang yaitu sebanyak 38 orang (66,7%),
sedangkan selebihnya berada pada kategori tindakan baik yaitu sebanyak 19 orang
(33,3%). Hasil penelitian Kusumawati (31-33) menunjukkan bahwa ibu nifas
banyak yang tidak mengetahui pemberian kapsul vitamin A terutama terkait
ketepatan waktu dalam mengkonsumsi kapsul vitamin A. Hasil penelitian Putri
(7-8) menunjukkan bahwa masih berimbang jumlah ibu nifas yang memiliki
pengetahuan rendah (47%) dan pengetahuan tinggi (53%).
Penelitian yang dilakukan Kurniwati (135-136) menunjukkan bahwa
banyaknya ibu nifas yang memiliki pengetahuan rendah tentang konsumsi kapsul
vitamin A dapat terjadi disebabkan ibu nifas tidak mengetahui pelaksanaan
pemberian kapsul vitamin A. Ibu nifas kurang memahami maksud pemberian
kapsul vitamin A yang diberikan kepada mereka, kurangnya keaktifan ibu nifas
dalam mengikuti berbagai kegiatan sosialisasi dan pelatihan tentang pelayanan
nifas membuat ibu nifas tidak terpapar informasi tentang kapsul vitamin A. Hasil
penelitian Bando (4-5) bahwa ibu yang sudah merasakan manfaat pemberian
kapsul vitamin A akan cenderung memiliki pengetahuan yang baik tentang kapsul
vitamin A bahkan sebahagian besar mengkonsumsi vitamin A dengan baik dan
benar. Penelitian yang dilakukan Sandjaja (4-5) memperlihatkan bahwa ibu yang
memiliki pendidikan SMA dan perguruan tinggi, ibu dengan paritas pertama dan
kedua cenderung memiliki pengetahuan yang baik tentang vitamin A.
Pengetahuan yang didapatkan responden menjadi baik disebabkan
sebahagian besar responden memiliki karakteristik berusia 20-30 tahun yang
membuat reponden dapat mengikuti berbagai kegiatan penyuluhan dan pelayanan
nifas yang diberikan oleh bidan yang membuat ibu dapat menerima informasi
tentang vitamin A dan manfaat konsumsi vitamin A dengan baik. Umur responden
yang tidak terlalu tua membuat responden masih memiliki kemampuan
penerimaan atau mengingat yang diberikan ibu bidan dalam kategori baik.
Pengetahuan responden dalam kategori sedang juga dapat terjadi disebabkan
responden sebahagian besar sudah pernah melahirkan membuat responden sudah
memiliki pengalaman dalam melakukan pelayanan nifas kepada tenaga kesehatan
sehingga responden akan semakin mudah untuk memutuskan untuk menerima
atau menolak informasi yang diberikan.
Ibu nifas dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang rendah terkait
manfaat yang akan diterima ibu nifas jika mengkonsumsi kapsul vitamin A dan
waktu yang sebaiknya dalam mengkonsumsi kapsul vitamin A. Setelah ibu nifas
mendapatkan pelayanan nifas dari bidan maka ibu nifas akan diberi kapsul
vitamin A seusai melahirkan, ibu nifas pada umumnya tidak pernah bertanya
kepada bidan yang menolong persalinan mereka mengenai manfaat dan
pentingnya kapsul vitamin A pada ibu nifas yang diberikan. Bidan di desa juga
hanya memberikan kapsul tersebut dengan hanya menjelaskan aturan minum
tanpa menjelaskan manfaat dan pentingnya kapsul vitamin A pada ibu nifas.
Sehingga ibu nifas hanya sekedar menerima kapsul vitamin A tanpa mengetahui
manfaat dan pentingnya kapsul vitamin A tersebut.
Kurangnya pengetahuan tentang kapsul vitamin A akan mengakibatkan
rendahnya tindakan si ibu dalam mengkonsumsi kapsul vitamin A . Kemungkinan
seseorang akan berbuat sesuatu tergantung pada hasil perpaduan dari keinginan
bahwa kegiatan yang dilakukan akan bisa mencapai tujuan yang diinginkan,
pentingnya tujuan tersebut menurut yang bersangkutan dan sarana maupun usaha
yang diperlukan itu. Salah satu strategi penting dalam upaya meningkatkan
konsumsi vitamin A adalah dengan meningkatkan pengetahuan ibu tentang akibat
dan manfaat yang akan didapatkan jika mengkonsumsi kapsul vitamin A sehingga
akan menimbulkan kesadaran dari dalam diri yang nantinya dapat meningkatkan
tindakan ibu nifas dalam mengkonsumsi kapsul vitamin A. Pengetahuan
seseorang erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan
pengetahuan tersebut ia memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu
pilihan. Kurangnya pengetahuan tentang kapsul vitamin A mengakibatkan ibu
nifas tidak mengkonsumsi kapsul vitamin A.

6.6.5 Sikap Ibu Nifas Tentang Konsumsi Kapsul Vitamin A

Suatu sikap belum optimis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk


terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung/suatu kondisi yang memungkinkan. Oleh karena itu, seharusnya ibu
nifas melakukan tindakan yang baik dengan sudah mendapatkan kapsul vitamin
pada kurun waktu yang ditentukan agar responden mendapatkan manfaat yang
maksimal. Hal ini termasuk kedalam tingkatan tindakan respon terpimpin (guided
response) yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh responden atau sebanyak
57 orang (100% ) responden memiliki sikap dengan kategori sedang. Hasil
penelitian Kurniawati (136- 137) memperlihatkan bahwa ibu nifas mengaku jika
bidan di desa tidak memberikan kapsul tersebut, ibu nifas seharusnya meminta
kepada bidan yang membantu persalinan. Sikap positif ini dilakukan karena
informan ibu nifas tersebut telah mengetahui pemberian kapsul vitamin A pada
ibu nifas sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi. Hasil penelitian
Kurniwati (136) menunjukkan bahwa ibu nifas memiliki sikap yang positif
terhadap konsumsi kapsul.
Perilaku ibu nifas dalam mengkonsumsi kapsul vitamin a di kecamatan
kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan vitamin A, hal ini dapat dilihat dari
ibu nifas yang menerima kapsul vitamin A yang diberikan dan memberikan
respon dengan bertanya terkait manfaat dan cara mengkonsumsi kapsul vitamin A.
Hasil penelitian Susilowati (33-34) menunjukkan bahwa sikap dalam kategori
baik akan cenderung membuat implementasi pemberian vitamin A dalam kategori
baik sedangkan sikap dalam kategori kurang cenderung memiliki implementasi
pemberian vitamin A dalam kategori kurang.
Sikap positif yang ditunjukan oleh ibu nifas dalam penelitian dapat dilihat
dari ibu nifas yang bertanya atau meminta kapsul vitamin A jika tidak diserahkan
oleh bidan desa. Ibu nifas juga menyatakan kapsul vitamin A yang diberikan
sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi sehingga ibu nifas menyatakan
membutuhkan kapsul vitamin A untuk kesehatan ibu dan bayi.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
828/MENKES/SK/IX/2008 bahwa pelayanan nifas sesuai standar adalah
pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan sampai
3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian kapsul
vitamin A sebanyak 2 kali. Hal ini sejalan menurut Kementrian Kesehatan (2010)
bahwa perawatan kesehatan dasar anak dengan pemberian 2 buah kapsul vitamin
A yang diminum selama masa nifas. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
kapsul vitamin A termasuk didalam pelayanan nifas.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak langsung dilihat tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang
dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai
kecenderungan untuk merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek
atau situasi tertentu.
6.6.6 Tindakan Ibu Nifas dalam mengkonsumsi Kapsul Vitamin A

Menurut Kementerian Kesehatan RI (139), melalui Direktori Bina Gizi


Masyarakat menyatakan bahwa seorang ibu nifas harus mendapatkan 2 buah
kapsul vitamin A berwarna merah. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari The
International Vitamin A Consultative Group (IVACG) yang mengeluarkan
rekomendasi bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400.000 SI atau dua
kapsul dosis tinggi @ 200,000 SI. Seorang ibu nifas harus mengkonsumsi kapsul
vitamin A pada dua periode waktu yaitu pertama segera setelah melahirkan, kedua
di berikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama.

6.7 Metode Penelitian

6.7.1 Jenis Penelitian


Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional.

6.7.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus tahun 2020 di Puskesmas
Medan Area Selatan Kota Medan.

6.7.3 Jenis dan Cara Pengumpulan Data


Data-data tersebut meliputi data hasil survey Gambaran Pemberian
Tablet Vitamin A pada Ibu Nifas Di Puskesmas Medan Area Selatan Tahun
2019. Hasil penelitian akan dikumpulkan dan diinterpretasikan lebih lanjut.

6.8 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri sifat atau
urutan yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep pengertian tertentu. Variabel dalam penelitian ini adalah Gambaran
Pemberian Tablet Vitamin A pada Ibu Nifas.
6.9 Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional dan
berdasarkan karakteristik yang diamati memungkinkan peliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran objek (Notoatmodjo,2012). Definisi operasional
penelitian ini adalah sebagai berikut : Pemberian suplemen vitamin A (retinol) pada
ibu post partum/ nifas adalah upaya untuk pencegahan dini terhadap kekurangan vitamin
A

6.10 Analisis Data

6.10.1 AnalisisUnivariat
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat
yang dilakukan pada masing-masing variabel yang akan diteliti. Hasil analisis ini
nantinya akan memberikan gambaran deskripsi dari variabel-variabel yang
diteliti.Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum
tentang data Gambaran Pemberian Tablet Vitamin A pada Ibu Nifas. Kemudian
hasil analisi disajikan secara tekstular, tabular, grafikal.

6.11 HASIL DAN PEMBAHASAN

6.11.1 Wilayah Kerja Puskesmas


Dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas Medan Area Selatan
mempunyai 4 Kelurahan wilayah kerja, yaitu:
a. KelurahanSukaramai I : 35 Ha
b. KelurahanSukaramai II : 31 Ha
c. Kelurahan Sei rengas II : 35 Ha
d. KelurahanPandau Hulu II : 47 Ha

6.11.2 Data Wilayah dan Data Geografis


Puskesmas Medan Area Selatan terletak di Jalan Medan Area Selatan
No. 71, KelurahanSukaramai I, Kecamatan Medan Area, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara.Secarageografis, Puskesmas Medan Area Selatan
berbatasandengan :
a. Sebelah Utara : Sei Kera Hulu
b. Sebelah Selatan : Pusat Pasar Medan
c. Sebelah Timur : Jl. A.R. Hakim
d. Sebelah Barat : Jl. Thamrin
Luas wilayah : 150 Ha
JumlahKelurahan : 4 Kelurahan
JumlahLingkungan : 54 Lingkungan
JumlahPenduduk : 29.478 jiwa

6.11.3 Keadaan Penduduk


Untuk mengetahui jumlah penduduk di wilayah Kerja Puskesmas
Area Selatan Kecamatan Medan Area berdasarkan kelurahan secara lebih
rinci berikut jumlah penduduk Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

Tabel 6.3 Data Kependudukan Berdasarkan JenisKelamin di Wilayah


KerjaPuskesmasMedan Area Selatan Tahun 2020

Sei
Sukaramai Sukarama Pandau
No Keterangan Rengas Jumlah
I i II Hulu II
II
1 Perempuan 4.395 3.508 2.708 4.628 15.239
2 Laki-laki 4.325 3.199 2.469 4.246 14.239
TOTAL 8.720 6.707 5.177 8.874 29.478

Keterangan tabel: Dari tabel diatas didapati jumlah penduduk yang dinaungi
Puskesmas Medan Area Selatan sebanyak 29.478 penduduk.

6.11.4 Analisa Univariat


Kinerja Program Pemberian Vitamin A

Laporan Kegiatan Pemberian Tablet Vitamin A pada Ibu Nifas Wilayah


kerja Puskesmas Medan Area Selatan Kecamatan Medan kota Januari-
Desember 2019
No Program Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jml
Gizi

1 Ibu Nifas 35 41 28 34 40 39 39 45 45 45 55 90 496


Yang
Mendapat
Tablet
Vitamin A
% 7.06 8.26 5.65 6.85 8.06 7.86 7.86 9.07 9.07 9.07 11.09 18.15

Gambaran Ibu Nifas Yang Mendapat Tablet Vitamin A


20 Jan
18.15 Feb
18
Mar
16
Apr
14
Mei
12 11.09
Persentase

Jun
10 9.07 9.07 9.07 Jul
8.26 8.06 7.86 7.86
8 7.06 Ags
6.85
5.65 Sep
6
Okt
4
Nov
2 Des
0

Gambar6. Gambaran Pemberian Tablet Vitamin A Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Area Selatan tahun 2019

Berdasarkan persentase pencapaian Gambaran Pemberian Tablet Vitamin A


Pada Ibu Nifas pada Gambar 6.1 dapat ditunjukkan bahwa pencapaian Gambaran
Pemberian Tablet Vitamin A Pada Ibu Nifas tahun 2019 terjadi pada bulan November
sebesar 55 ibu nifas dan terendah pada bulan Maret sebesar 28 ibu nifas.
Berdasarkan proporsi rata-rata pencapaian program Pemberian Tablet
Vitamin A Pada Ibu Nifas total di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Area Selatan
tahun 2019 gambar6.1 didapat sebesar 496 pada tahun 2019 termasuk kategori
baik.
Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan petugas kesehatan dalam memberika
n pelayanan antenatal care terutama tentang pemberian tablet vitamin A sudah cuk
up baik. Namun demikian kiranya tetap perlu ditingkatkan cakupan pemberian
tablet vitamin A pada ibu nifas tersebut. Sehingga seluruh ibu nifas diharapkan m
endapat tablet vitamin A pada masa nifas di petugas kesehatan. Kepatuhan ibu nif
as dalam mengonsumsi tablet vitamin A sangat penting. Walaupun dari cakupan
pemberian tablet vitamin A sudah cukup baik, namun jika tidak dikonsumsi ataup
un dikonsumsi hanya sebagian maka efek yang diharapkan tidak akan tercapai.

6.11.5 Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Pencapaian Gambaran Pemberian Tablet Vitamin A Pada Ibu Nifas total di
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Area Selatan tahun 2019 gambar 6.1 didapat
persentase sebesar 496 pada tahun 2019 termasuk kategori baik.

Saran
1. Bagi Masyarakat

Mengikuti penyuluhan tentang kesehatan

Ibu hamil agar rutin memeriksakan keahamilan serta meminum tablet
vitamin A pada masa nifas.

2. Bagi Puskesmas

Menganekaragamkan cara pemberian informasi terhadap ibu hamil agar
lebih tertarik untuk menghadiri penyuluhan yang diberikan oleh petugas
kesehatan.

Tingkatkan pengetahuan gizi dengan cara penyuluhan mengenai
pentingnya memenuhi gizi pada ibu hamil terutama mengkonsumsi tablet
vitamin A pada masa nifas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti tentang prilaku ibu pada
masa nifas dalam mengkonsumsi tablet vitamin A.
Permasalahan dan Pemecahan Masalah Hasil Penelitian Gambaran
Pemberian Tablet Vitamin A Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Area Selatan tahun 2019

INDIKATOR MASALAH PEMECAHAN MASALAH

Ibu yang mendapatkan tablet Secara garis besar didapat sebesar Mengedukasi ibu hamil agar
vitamin A pada masa nifas 496 pada tahun 2019 termasuk memeriksakan kehamilanya
kategori baik. ,namun jika tidak meminum tablet vitamin A
dikonsumsi ataupun dikonsumsi masa nifas yang telah di ber
hanya sebagian maka efek yang petugas kesehatan dan dise
diharapkan tidak akan tercapai dengan pemenuhan nutrisi
terhindar dari resiko y
menyulitkan pada masa nifas.

Anda mungkin juga menyukai