Anda di halaman 1dari 17

Mencegah Kejadian Stunting

pada 1000 Hari Pertama


Kehidupan (HPK)
PEPI WARNI.Amd.Gz

PUSKESMAS PATAMUAN TAHUN 2021


Apa sih 1000 Hari Pertama Kehidupan..?

1000 HPK atau Seribu Hari


Pertama Kehidupan adalah
masa awal kehidupan yang
dimulai saat di dalam
kandungan sampai 2 tahun
pertama setelah kelahiran
Mengapa 1000 hari pertama kehidupan penting ?
Seribu hari pertama kehidupan
merupakan PERIODE EMAS seorang
anak untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal.Gangguan yang terjadi
pada periode ini, khususnya
kurangnya asupan gizi, akan
berdampak pada kelangsungan hidup
dan tumbuh kembang anak yang
bersifat permanen dan berjangka
panjang serta lebih sulit untuk
diperbaiki setelah anak berusia 2
tahun.
Hubungan status gizi dengan periode 1000 HPK
Status gizi dan kesehatan ibu dan
anak sebagai penentu kualitas sumber
daya manusia, semakin jelas dengan
adanya bukti bahwa status gizi dan
kesehatan ibu pada masa prahamil, saat
kehamilannya dan saat menyusui
merupakan periode yang sangat kritis.
Didalam kandungan, janin akan tumbuh dan
berkembang melalui pertambahan berat dan
panjang badan, perkembangan otak serta
organ-organ lainnya seperti jantung, hati,
dan ginjal. Janin mempunyai plastisitas yang
tinggi, artinya janin akan dengan mudah
menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungannya baik yang menguntungkan
maupun yang merugikan pada saat itu.
Sekali perubahan tersebut terjadi, maka
Titik kritis 1000 hari pertama kehidupan

Pemenuhan asupan gizi pada 1000 HPK anak sangat penting. Jika
pada rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang
optimal maka penurunan status gizi anak bisa dicegah sejak awal.
Ada beberapa titik kritis selama 1000 HPK :
1. Periode dalam kandungan ( 270 hari) : kebutuhan zat gizi akan
meningkat selama kehamilan, yaitu tambahan energi sekitar 300
kkal per hari, pertambahan energi terutama di trimester II,
Kebutuhan protein juga mengalami peningkatan selama
kehamilan yaitu hingga 68%, Kebutuhan zat gizi mikro seperti zat
besi, asam folat, dan kalsium, yodium juga meningkat.
2. Periode 0-6 bulan (180 hari) : Ada dua hal penting dalam periode
ini yaitu melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan pemberian
Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif
Lanjutan....

3. Periode 6 – 24 bulan (550 hari) : Mulai usia 6 bulan ke atas, anak


mulai diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) karena sejak
usia ini, ASI saja tidak mencukupi kebutuhan anak. Pengetahuan
dalam pemberian MP ASI menjadi sangat penting mengingat banyak
terjadi kesalahan dalam praktek pemberiannya, seperti pemberian
MP ASI yang terlalu dini pada bayi yang usianya kurang dari 6 bulan
DAMPAK GANGGUAN
PEMENUHAN GIZI
PADA 1000 HARI
PERTAMA KEHIDUPAN
PREVALENSI
GANGGUAN GIZI
BAYI DAN BALITA
DI INDONESIA

Dari beberapa masalah


yang sudah di
observasi oleh
pemerintah gangguan
yang sangat banyak
dialami oleh balita
indonesia adalah
PENDEK (STUNTING)
Apa itu Stunting...?

Balita pendek atau stunting adalah balita


dengan status gizi yang berdasarkan
panjang atau tinggi badan menurut umurnya
(TB/U) bila dibandingkan dengan standar
nilai z-scorenya
kurang dari -2SD dan dikategorikan sangat
pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -
3SD. Masalah balita pendek
menggambarkan adanya masalah gizi
kronis, dipengaruhi dari
kondisi ibu/calon ibu, masa janin, dan masa
bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita
selama masa balita
Persentase balita stunting di indonesia
Persentase tertinggi pada tahun 2013
adalah di
Provinsi Nusa Tenggara Timur (51,7%),
Sulawesi Barat (48,0%) dan Nusa Tenggara
Barat (45,3%)
sedangkan persentase terendah adalah
Provinsi Kepulauan Riau (26,3%), DI
Yogyakarta (27,2%) dan DKI
Jakarta (27,5%).
PENYEBAB UTAMA STUNTING DISEBABKAN ADANYA
GANGGUAN PEMENUHAN GIZI SELAMA 1000 HARI
PERTAMA KEHIDUPAN
Penyebab stunting....

▪ faktor keluarga dan rumah tangga, berupa faktor maternal


(nutrisi yang kurang pada saat prekonsepsi, kehamilan, dan
laktasi akibat pengaruh mitos mitos masyarakat, tinggi badan
ibu yang rendah, infeksi, kehamilan pada usia remaja,
kesehatan mental, Intrauterine growth restriction (IUGR) dan
kelahiran preterm, Jarak kehamilan yang pendek, dan
hipertensi) dan faktor lingkungan (stimulasi dan aktivitas anak
kurang, perawatan yang kurang, sanitasi dan pasokan air yang
buruk, akses dan ketersediaan pangan sulit, alokasi makanan
dalam rumah tangga yang tidak sesuai, edukasi pengasuh yang
rendah)
Lanjutan.....
▪ kualitas makanan yang rendah (kualitas mikronutrien yang rendah, keragaman
jenis makanan yang dikonsumsi dan sumber makanan hewani yang rendah,
makanan yang tidak mengandung nutrisi, dan makanan hanya mengandung
energi rendah) , cara pemberian yang tidak adekuat (berupa frekuensi
pemberian makanan yang rendah , konsistensi makanan yang terlalu halus,
pemberian makan yang rendah dalam kuantitas ) dan keamanan makanan dan
minuman (makanan dan minuman yang terkontaminasi, kebersihan yang
rendah, penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak aman )
▪ pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang salah bisa karena inisiasi yang terlambat,
tidak ASI eksklusif, penghentian menyusui yang terlalu cepat dan diberikan MP-
ASI terlalu dini
▪ infeksi klinis dan subklinis seperti infeksi pada usus : diare, environmental
enteropathy, infeksi cacing, infeksi pernafasan, malaria, nafsu makan yang
kurang akibat infeksi, inflamasi
Dampak stunting....

▪ Jangka pendek : peningkatan mortalitas dan


morbiditas, di bidang perkembangan berupa
penurunan perkembangan kognitif, motorik,
dan bahasa dan peningkatan pengeluaran
untuk biaya kesehatan
▪ Jangka panjang : perawakan yang pendek,
peningkatan risiko untuk obesitas dan
komorbidnya, dan penurunan kesehatan
reproduksi selain itu terjadi penurunan
prestasi dan kapasitas belajar, dan di bidang
ekonomi berupa penurunan kemampuan dan
kapasitas kerja

Pencegahan STUNTING....
▪ Untuk ibu hamil : Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil
dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka
perlu diberikan makanan tambahan dan Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah
darah, minimal 90 tablet selama kehamilan dan Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu
tidak mengalami sakit
▪ Pada saat bayi lahir harus ditangani oleh tenaga kesehatan yang dapat membantu
kelancaran persalinan dan membantu melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)
▪ Untuk ibu menyusui : berilah ASI eksklusif kepada bayi hingga berumur 6 bulan dan baru
diberi MP-ASI saat sudah berumur 6-24 bulan
▪ Memantau pertumbuhan Balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk
mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan
▪ Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga
termasuk
▪ meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai