Anda di halaman 1dari 17

CEGAH STUNTING PADA 1000

HARI PERTAMA KEHIDUPAN


(HPK)
JAYANTI PETRONELA JANGGU SKM., M.Kes

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU


PAULUS RUTENG 2020
Apa sih 1000 Hari Pertama Kehidupan..?

1000 HPK atau Seribu Hari


Pertama Kehidupan adalah
masa awal kehidupan yang
dimulai saat di dalam
kandungan sampai 2 tahun
pertama setelah kelahiran
Mengapa 1000 hari pertama kehidupan penting ?
Seribu hari pertama kehidupan
merupakan PERIODE EMAS seorang
anak untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal.Gangguan yang terjadi
pada periode ini, khususnya kurangnya
asupan gizi, akan berdampak pada
kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak yang bersifat permanen
dan berjangka panjang serta lebih sulit
untuk diperbaiki setelah anak berusia 2
tahun.
Hubungan status gizi dengan periode 1000 HPK

Status gizi dan kesehatan ibu dan anak


sebagai penentu kualitas sumber daya manusia,
semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status
gizi dan kesehatan ibu pada masa prahamil, saat
kehamilannya dan saat menyusui merupakan
periode yang sangat kritis.
Didalam kandungan, janin akan tumbuh dan
berkembang melalui pertambahan berat dan
panjang badan, perkembangan otak serta
organ-organ lainnya seperti jantung, hati, dan
ginjal. Janin mempunyai plastisitas yang tinggi,
artinya janin akan dengan mudah
menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungannya baik yang menguntungkan
maupun yang merugikan pada saat itu. Sekali
perubahan tersebut terjadi, maka tidak dapat
kembali ke keadaan semula
Titik kritis 1000 hari pertama kehidupan

Pemenuhan asupan gizi pada 1000 HPK anak sangat penting. Jika pada
rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang optimal maka
penurunan status gizi anak bisa dicegah sejak awal. Ada beberapa titik
kritis selama 1000 HPK :
1. Periode dalam kandungan ( 270 hari) : kebutuhan zat gizi akan
meningkat selama kehamilan, yaitu tambahan energi sekitar 300 kkal
per hari, pertambahan energi terutama di trimester II, Kebutuhan
protein juga mengalami peningkatan selama kehamilan yaitu hingga
68%, Kebutuhan zat gizi mikro seperti zat besi, asam folat, dan
kalsium, yodium juga meningkat.
2. Periode 0-6 bulan (180 hari) : Ada dua hal penting dalam periode ini
yaitu melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif
Lanjutan....
3. Periode 6 – 24 bulan (550 hari) : Mulai usia 6 bulan ke atas, anak mulai
diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) karena sejak usia ini, ASI
saja tidak mencukupi kebutuhan anak. Pengetahuan dalam pemberian MP
ASI menjadi sangat penting mengingat banyak terjadi kesalahan dalam
praktek pemberiannya, seperti pemberian MP ASI yang terlalu dini pada
bayi yang usianya kurang dari 6 bulan
DAMPAK GANGGUAN
PEMENUHAN GIZI PADA
1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN
PREVALENSI
GANGGUAN GIZI
BAYI DAN BALITA
DI INDONESIA

Dari beberapa masalah


yang sudah di observasi
oleh pemerintah
gangguan yang sangat
banyak dialami oleh
balita indonesia adalah
PENDEK (STUNTING)
Apa itu Stunting...?

Balita pendek atau stunting adalah balita


dengan status gizi yang berdasarkan panjang
atau tinggi badan menurut umurnya (TB/U) bila
dibandingkan dengan standar nilai z-scorenya
kurang dari -2SD dan dikategorikan sangat
pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD.
Masalah balita pendek menggambarkan adanya
masalah gizi kronis, dipengaruhi dari
kondisi ibu/calon ibu, masa janin, dan masa
bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita
selama masa balita
Persentase balita stunting di indonesia
Persentase tertinggi pada tahun 2013 adalah di
Provinsi Nusa Tenggara Timur (51,7%),
Sulawesi Barat (48,0%) dan Nusa Tenggara
Barat (45,3%)
sedangkan persentase terendah adalah Provinsi
Kepulauan Riau (26,3%), DI Yogyakarta
(27,2%) dan DKI
Jakarta (27,5%).

PENYEBAB UTAMA STUNTING DISEBABKAN ADANYA


GANGGUAN PEMENUHAN GIZI SELAMA 1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN
Penyebab stunting....
• faktor keluarga dan rumah tangga, berupa faktor maternal (nutrisi
yang kurang pada saat prekonsepsi, kehamilan, dan laktasi akibat
pengaruh mitos mitos masyarakat, tinggi badan ibu yang rendah,
infeksi, kehamilan pada usia remaja, kesehatan mental, Intrauterine
growth restriction (IUGR) dan kelahiran preterm, Jarak kehamilan
yang pendek, dan hipertensi) dan faktor lingkungan (stimulasi dan
aktivitas anak kurang, perawatan yang kurang, sanitasi dan pasokan
air yang buruk, akses dan ketersediaan pangan sulit, alokasi makanan
dalam rumah tangga yang tidak sesuai, edukasi pengasuh yang
rendah)
Lanjutan.....
• kualitas makanan yang rendah (kualitas mikronutrien yang rendah, keragaman
jenis makanan yang dikonsumsi dan sumber makanan hewani yang rendah,
makanan yang tidak mengandung nutrisi, dan makanan hanya mengandung energi
rendah) , cara pemberian yang tidak adekuat (berupa frekuensi pemberian makanan
yang rendah , konsistensi makanan yang terlalu halus, pemberian makan yang
rendah dalam kuantitas ) dan keamanan makanan dan minuman (makanan dan
minuman yang terkontaminasi, kebersihan yang rendah, penyimpanan dan
persiapan makanan yang tidak aman )
• pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang salah bisa karena inisiasi yang terlambat, tidak
ASI eksklusif, penghentian menyusui yang terlalu cepat dan diberikan MP-ASI
terlalu dini
• infeksi klinis dan subklinis seperti infeksi pada usus : diare, environmental
enteropathy, infeksi cacing, infeksi pernafasan, malaria, nafsu makan yang kurang
akibat infeksi, inflamasi
Dampak stunting....
• Jangka pendek : peningkatan mortalitas dan
morbiditas, di bidang perkembangan berupa
penurunan perkembangan kognitif, motorik, dan
bahasa dan peningkatan pengeluaran untuk biaya
kesehatan
• Jangka panjang : perawakan yang pendek,
peningkatan risiko untuk obesitas dan
komorbidnya, dan penurunan kesehatan
reproduksi selain itu terjadi penurunan prestasi
dan kapasitas belajar, dan di bidang ekonomi
berupa penurunan kemampuan dan kapasitas kerja

Pencegahan STUNTING....
• Untuk ibu hamil : Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil
dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu
diberikan makanan tambahan dan Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah,
minimal 90 tablet selama kehamilan dan Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak
mengalami sakit
• Pada saat bayi lahir harus ditangani oleh tenaga kesehatan yang dapat membantu kelancaran
persalinan dan membantu melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)
• Untuk ibu menyusui : berilah ASI eksklusif kepada bayi hingga berumur 6 bulan dan baru
diberi MP-ASI saat sudah berumur 6-24 bulan
• Memantau pertumbuhan Balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk
mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan
• Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga termasuk
• meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai