Anda di halaman 1dari 7

KEKURANGAN ASUPAN ZINC DAN PROTEIN

DAPAT MENYEBABKAN STUNTING (PENDEK) PADA ANAK

Stunting (pendek) merupakan salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai
dengan indikator tinggi badan menurut umur.
Kekurangan gizi masa anak-anak selalu dihubungkan dengan kekurangan
vitamin mineral yang spesifik dan berhubungan dengan mikronutrien tertentu.
Beberapa tahun terakhir ini telah banyak penelitian mengenai dampak dari
kekurangan mokrinutrien. Dampak dari kekurangan mikronutrien, dimulai dari
meningkatnya resiko terhadap penyakit infeksi dan kematian yang dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan mental. Konsekuensi defisiensi
mikronutrien selama masa anak-anak sangat berbahaya.
Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwasiorkor pada
anak-anak di bawah lima tahun. Kekurangan protein juga sering ditemukansecara
bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan
marasmus. Protein sendiri mempunyai banyak fungsi, diantaranya membentuk
jaringan tubuh baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh,
memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang aus, rusak
atau mati, menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim
pencernaan dan metabolisme, dll.
Zinc merupakan zat gizi yang esensial dan telah mendapat perhatian yang
cukup besar akhir-akhir ini. Kehadiran zinc dalam tubuh akan sangat mempengaruhi
fungsi kekebalan tubuh, sehingga berperan penting dalam pencegahan infeksi oleh
berbagai jenis bakteri patogen. Berdasar penelitian yang sudah ada, kekurangan
zinc pada anak anak dapat menyebabkan stunting (pendek) dan terlmabatnya
kematangan fungsi seksual. Akibat lain dari kekurangan zinc adalah meningkatkan
resiko diare dan infeksi saluran nafas.
Kejadian stunting pada anak merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi
sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini
merupakan proses terjadinya stunting pada anak dan peluang peningkatan stunting
terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak
langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine
growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Ibu memegang peranan penting dalam mendukung upaya mengatasi
masalah gizi, terutama dalam hal asupan gizi keluarga, mulai dari penyiapan
makanan, pemilihan bahan makanan, sampai menu makanan. Ibu yang memiliki
status gizi baik akan melahirkan anak yang bergizi baik. Kemampuan keluarga
dalam memenuhi kebutuhan pangan baik dalam jumlah maupun mutu gizinya
sangat berpengaruh bagi status gizi anak. Keluarga dengan penghasilan relatif
tetap, prevalensi berat kurang dan prevalensi kependekan lebih rendah
dibandingkan dengan keluarga yang berpenghasilan tidak tetap.
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infekasi yang berulang,
dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga
meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk
mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunting.

CIRI-CIRI STUNTING PADA ANAK

Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih
pendiam, tidak banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak non
stunted jika ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan
performa yang buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik
dalam koordinasi dan kecepatan gerak.
Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5 cm / tahun
decimal
Tanda-tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut
ketiak, panjangnya testis dan volume testis
Wajah tampak lebih muda dari umurnya
Pertumbuhan gigi yang terlambat.
PENGARUH STUNTING PADA ANAK

Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya
adalah sebagai berikut.
1. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam
bulan, akan mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunted
yang parah pada anak-anak akan terjadi deficit jangka panjang dalam
perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar secara
optimal di sekolah, dibandingkan anak-anak dengan tinggi badan normal.
Anak-anak dengan stunted cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih
sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik.
Hal ini memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan anak dalam
kehidupannya dimasa yang akan datang.
2. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak.
Faktor dasar yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat lahir
rendah, ASI yang tidak memadai, makanan tambahan yang tidak sesuai,
diare berulang, dan infeksi pernafasan. Berdasarkan penelitian sebagian
besar anak-anak dengan stunted mengkonsumsi makanan yang berada
dibawah ketentuan rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga miskin
dengan jumlah keluarga banyak, bertempet tinggal di wilayah pinggiran kota
dan komunitas pedesaan.
3. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang. Anak
stunted pada usia lima tahun cenderung menetap sepanjang hidup,
kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan
kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunted dan mempengruhi
secara langsung pada kesehatan dan produktifitas, sehingga meningkatkan
peluang melahirkan anak dengan BBLR. Stunted terutama berbahaya pada
perempuan, karena lebih cenderung menghambat dalam proses
pertumbuhan dan beresiko lebih besar meninggal saat melahirkan.
PENCEGAHAN

Stunting atau tubuh pendek dapat dicegah dengan beberapa cara,


antara lain:
Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan
berat badan secara teratur dan terus menerus
Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI
sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah
empat bulan
Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan
upaya mengikutsertakan para anggota keluarga yang sudah cukup umur
untuk bekerja dengan diimbangi dengan penggunaan uang yang terarah dan
efisien. Cara lain yang dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui
peningkatan ketrampilan dan kewirausahaan.
Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada
masyarakat, terutama para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang
di atur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat dikoordinasikan dengan kegiatan
posyandu.

PENANGGULANGAN

Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai


sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut
dengan periode emas (seribu hari pertama kehidupan). Oleh karena itu
perbaikan gizi di prioritaskan pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu
270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi
yang dilahirkannya. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh
rendahnya asupan gizi dan masalah kesehatan. Selain itu asupan gizi dan
masalah kesehatan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Adapun
pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh dan
ketersediaan air minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh
faktor penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah yaitu
Kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan ekonomi, dan sumberdaya,
lingkungan, teknologi, serta kependudukan.
Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, perbaikan gizi
dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan
secara tidak langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian tablet
tambah darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian vitamin A
pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan inisiasi menyusu dini
(IMD), ASI Eksklusif, Pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan,
imunisasi dasar, pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif
melibatkan sektor terkait seperti penanggulangan kemiskinan, penyediaan
pangan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastuktur ( perbaikan jalan,
pasar), dll.
Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan
yang optimal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth
Referencs Study (MGRS) tahun 2005 yang kemudian menjadi standar
pertumbuhan internasional, pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kondisi
sosial ekonomi, riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk
mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak perlu mendapat asupan
gizi yang baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.
Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari
pertama kehidupan, meliputi :
1. Pada ibu hamil
Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil merupakan cara terbaik dalam
mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik,
sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah
mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu di berikan makanan
tambahan kepada ibu hamil tersebut.
- Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90
tablet selama kehamilan.
- Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
2. Pada saat bayi lahir
- Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir
melakukan inisiasi menyusu dini (IMD).
- Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI
Eksklusif)
3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
- Mulai usia 6 bulan. Selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping Asi
(MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2
tahun atau lebih.
- Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia, imunisasi dasar
lengkap
4. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap
rumah tangga.
PEDOMAN GIZI SEIMBANG

1. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir


2. Biasakan sarapan pagi
3. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
4. Banyak makan sayuran dan buah buahan
5. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
6. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
7. Biasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan pokok
8. Batasi panganan manis, asin dan berlemak
9. Lakukan aktivitas fasik yang cukup dan
mempertahankan berat badan ideal
10. Biasakan mengkonsumsi lauk-pauk yang mengandung
protein tinggi.

Anda mungkin juga menyukai