Program GenRe adalah program yang dikembangkan oleh BKKBN dalam rangka penyiapan
kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang pendewasaan usia perkawinan
(PUP) sehingga mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan, berkarir serta menikah dengan
penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi guna menjadi remaja tangguh dan dapat
berkontribusi dalam pembangunan serta berguna bagi nusa dan bangsa.
Kendari saat ini berada dalam posisi ke 5 kasus stunting tertinggi se Indonesia (data dari
tabloid online tribunnewssultra kendari sesuai keterangan dari Kepala Perwakilan BKKBN
Propinsi Sultra Bapak Drs, Asmar, Msi pertanggal 28 januari 2022). Dan diharapkan pada
tahun 2024 kasus stunting bisa menurun di angka 14 %.
Sebagai calon orang tua dan agent of change (agen perubahan), remaja memiliki peran
yang krusial dalam pencegahan stunting. Dalam buku ini, terdapat berbagai ide menarik
dari empat kategori, yaitu pola konsumsi, pola pengasuhan, pelayanan kesehatan dasar,
dan kesehatan lingkungan, yang dapat remaja lakukan mulai dari diri sendiri hingga
masyarakat luas untuk mencegah terjadinya stunting.
Remaja KHUSUSNYA Remaja Putri sebagai calon ibu perlu mengetahui hal ini karena pola
asupan ibu sudah terbentuk sejak masa remaja. Kebiasaan makan yang kurang baik seperti
melewatkan sarapan atau makan malam dan mengonsumsi makanan cepat saji (fast food)
atau makanan rendah nutrisi (junk food). Remaja harus mengikuti “Pedoman Gizi
Seimbang” agar nanti dapat memberikan gizi yang baik untuk anak jika menjadi ibu.
Pencegahan stunting sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Remaja putri dapat melakukan
pencegahan dengan mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) sebanyak 1 tablet per
minggu, melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari serta menerapkan pola makan
sesuai pedoman gizi seimbang dan perbanyak makan sayur dan buah.
Stunting tidak hanya soal kurangnya asupan makan; tapi juga karena penyakit infeksi
berulang yang seringkali disebabkan oleh masalah lingkungan. kekurangan fasilitas
penyediaan air bersih dan sanitasi layak. Di beberapa daerah, masyarakat terpaksa
meminum air yang mengandung kapur, yang dapat memicu pembentukan batu kapur pada
saluran pencernaan. Berbekal modal ilmu, remaja dapat menjalankan peran sebagai agent
of change dengan berkontribusi langsung ke masyarakat. Dalam hal penyediaan air bersih,
misalkan, mahasiswa bisa membantu menyampaikan ide dan inovasi menarik ke
pemerintah terkait solusi sederhana yang bisa segera diaplikasikan di daerah. Salah satu
contohnya dengan mendorong pemerintah membangun filter air rumah tangga agar anak
dan orang tua dapat mendapatkan air bersih yang layak.
PENYEBAB STUNTING YANG HARUS DIWASPADAI
1. Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil Penyebab stunting yang paling utama adalah
masalah kekurangan gizi saat ibu mengandung bayi. Stunting bisa juga terjadi bila ibu
hamil tidak cukup mendapatkan asupan nutrisi seperti kalsium, zat besi, asam folat,
omega-3, serta vitamin dan mineral penting lainnya. Akibatnya, janin di dalam
kandungan juga tidak mendapat nutrisi yang memadai, lahir dengan berat badan
rendah, risiko gizi buruk, atau komplikasi lain.
2. Infeksi atau Penyakit Menular. Bila tidak segera mendapat penanganan medis atau
dibiarkan, itu dapat berdampak buruk pada pertumbuhan anak. Dapat memicu gizi
buruk, stunting, atau wasting, terlebih lagi akibat penyakit tanpa gejala yang mungkin
anak alami.
3. Kurang Gizi Sejak masa kehamilan, baru lahir, dan periode emas (golden age),
anak membutuhkan asupan gizi seimbang dan nutrisi lengkap untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Bukan hanya untuk kesehatan otak, namun juga kesehatan fisik,
mental, emosional, dan kognitif.
4. Pola Pengasuhan yang Tidak Memadai Orang tua mungkin belum memahami pola
pengasuhan yang baik untuk anak dan kurang pengetahuan tentang pentingnya gizi
untuk anak. Kondisi ini dapat membuat anak terabaikan, kekurangan asupan nutrisi,
sehingga mengalami gangguan pertumbuhan yang berisiko fatal.
5. Faktor Lingkungan. Lingkungan sangat memengaruhi tumbuh kembang anak. Bila
anak lahir di lingkungan yang kekurangan akses makanan bergizi dan air bersih, anak-
anak akan berisiko malnutrisi dan gagal tumbuh.