Anda di halaman 1dari 21

CEGAH STUNTING

DENGAN PERBAIKAN
POLA MAKAN, POLA ASUH
DAN SANITASI

OLEH : LILIK TRI MUJIATI, S.Keb


PUSKESMAS MARGASARI
CURRICULUM VITAE

Nama : Lilik Tri Mujiati, S. Keb


Tempat/tgl.lahir : Mojokerto, 18 Agustus 1974
Agama : Islam
Status : Menikah
Jenis Kelamin : Perempuan
Warganegara : Indonesia
Alamat : Jalan Manggis, RT/RW 016/004
Kelurahan Syamsudinnoor Kecamatan Landasan Ulin
Kota Banjarbaru
Hp : 085346041995
Kerangka Kebijakan

UU No.
18/2012
tentang
Pangan

• Indonesia bergabung dalam Gerakan Global Scaling Up


Nutrition (SUN) movement pada tahun 2011
• Peraturan Presiden No. 42/2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi (Gernas PPG)
• Pencegahan stunting tercakup dalam RPJMN 2015-2019
Kebijakan

Kebijakan ini didukung melalui :


• Peraturan Presiden nomor 42 Tahun 2013 tentang percepatan
Perbaikan gizi
• Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan
Masyarakat sehat
• Peratutan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan
Strategis Pangan dan Gizi
• Gizi investasi bangsa
Jangan sampai ada lagi yang Namanya Gizi Buruk. Tidak ada lagi
anak yang sepantasnya kekurangan gizi di negara berpendapatan
menengah seperti sekarang ini ~JOKO WIDODO~Presiden RI
APA ITU STUNTING???
Stunting adalah terjadinya Stunting (kerdil) juga
gagal tumbuh pada anak balita didefinisikan kondisi dimana
01 karena kekurangan gizi kronis
terutama dalam periode 1000
02 balita memiliki panjang atau
tinggi badan yang kurang
hari pertama kehidupan jika dibandingkan dengan
umur.

03 Stunting merupakan suatu keadaan dimana tinggi badan anak yang


terlalu rendah. Stunting atau terlalu pendek berdasarkan umur adalah
tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (<-
2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO, 2012).
BAGAIMANA CIRI-CIRI ANAK STUNTING ??

• Keterlambatan • Anak menjadi pendiam,


pertumbuhan sulit melakukan eye
contact saat usia 8-10
tahun

• Performa buruk pada • Performa buruk pada • Wajah tampak lebih


tes perhatian dan tes perhatian dan muda dari usianya
memori belajar memori belajar

• Mudah
• Tanda pubertas
mengalami
terlambat
penyakit infeksi
Penyebab
 Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta setelah
persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin dan risiko terjadinya
stunting. Faktor lainnya pada ibu yang mempengaruhi adalah postur
tubuh ibu (pendek), jarak kehamilan yang terlalu dekat, ibu yang masih
remaja, serta asupan nutrisi yang kurang pada saat kehamilan.

 Nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir tentunya sangat berpengaruh


terhadap pertumbuhannya termasuk risiko terjadinya stunting. Tidak
terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD), gagalnya pemberian air susu
ibu (ASI) eksklusif, dan proses penyapihan dini dapat menjadi salah
satu faktor terjadinya stunting. Sedangkan dari sisi pemberian makanan
pendamping ASI (MP ASI) hal yang perlu diperhatikan adalah kuantitas,
kualitas, dan keamanan pangan yang diberikan.

 Penyakit infeksi yang disebabkan oleh higiene dan sanitasi yang buruk
(misalnya diare dan kecacingan) dapat menganggu penyerapan nutrisi
pada proses pencernaan.
DAMPAK STUNTING
PADA PERKEMBANGAN OTAK
Normal Stunting

sel otak normal Sel otak rusak cabang


Dengan cabang- terbatas/terputus
sese
cabang panjang abnormal cabang
terlihat pendek
KAPAN SEBAIKNYA DETEKSI DINI
STUNTING INI DILAKUKAN?

Awal kehamilan sampai anak berusia dua


tahun (periode 1000 Hari Pertama
Kehidupan) merupakan periode kritis
terjadinya gangguan pertumbuhan,
termasuk perawakan pendek. Pada periode
seribu hari pertama kehidupan ini, sangat
penting untuk dilakukan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan secara
berkala dan tentu saja pemenuhan
kebutuhan dasar anak yaitu nutrisi, kasih
sayang, dan stimulasi.
BAGAIMANA CARA MENGETAHUI GANGGUAN
PERTUMBUHAN (STUNTING) PADA ANAK?

Indikator yang umum digunakan di Indonesia


adalah berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB), meski ada juga indicator lain seperti
tinggi badan menurut usia (TB/U), dan berat
badan menurut usia (BB/U).
Untuk mencegah terjadinya stunting pada anak ada 3 hal
yang perlu diperhatikan

Pola Makan
01

02 Pola Asuh

03 Sanitasi dan akses air bersih


 Pola Makan
Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses
terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi,
serta seringkali tidak beragam. Istilah “ISI
PIRINGKU” dengan gizi seimbang perlu
diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan
sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa
pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat
dianjurkan, di samping tetap membiasakan
mengonsumsi buah dan sayur.
Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh
sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan
sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan
proporsi lebih banyak daripada karbohidrat
 Pola Asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang
kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.
Dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja,
gizi bumil dan periksa rutin, Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan
inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi mendapat
colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia
6 bulan.
Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu)
maka, dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi
diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada
peningkatankesehatan gizi atau ibu dan anaknya.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan
dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan
keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di
Posyandu atau Puskesmas.
 Sanitasi dan Akses Air
Bersih
Rendahnya akses terhadap
pelayanan kesehatan, termasuk di
dalamnya adalah akses sanitasi dan
air bersih, mendekatkan anak pada
risiko ancaman penyakit infeksi.
Untuk itu, perlu membiasakan cuci
tangan pakai sabun dan air mengalir,
serta tidak buang air besar
sembarangan.
APAKAH STUNTING MASIH BISA
DIATASI DAN DIPERBAIKI?
stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan yang tidak bisa
dikembalikan seperti semula. Maksudnya, ketika seorang anak sudah
stunting atau pendek sejak ia masih balita, maka pertumbuhannya akan
terus lambat hingga ia dewasa. Saat puber, ia tidak dapat mencapai
pertumbuhan maksimal akibat sudah terkena stunting di waktu kecil.
Meskipun, Walaupun diberikan makanan yang kaya akan gizi, namun
tetap saja pertumbuhannya tidak dapat maksimal.
Namun, tetap penting bagi orangtua memberikan berbagai makanan
yang bergizi tinggi agar mencegah kondisi si kecil semakin buruk dan
gangguan pertumbuhan yang ia alami semakin parah. Oleh karena itu,
sebenarnya hal ini dapat dicegah dengan cara memberikan nutrisi yang
maksimal saat awal-awal kehidupannya, yaitu 1.000 hari pertama
kehidupan.
BAGAIMANA CARA MENGINTERVENSI
STUNTING?

1. Ibu hamil mendapatkan minimal 90 tablet selama kehamilan


2. Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil
3. Pemenuhan gizi
4. Persalinan dengan dokter atau bidan yang ahli.
5. Inisiasi menyusui dini
6. Berikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan
7. MPASI untuk bayi 6 bulan – 2 tahun
8. Berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A
9. Pantau pertumbuhan Balita di Posyandu terdekat
10.Perilaku hidup bersih dan sehat
KESIMPULAN
1. Ibu Hamil makan lebih banyak dari biasanya. Banyak makan buah dan sayur, lengkapi
dengan lauk pauk.
2. Ibu Hamil mengkonsumsi tablet tambah darah selama kehamilan dan dilanjutkan
sampai denan masa nifas dapat mencegah anemia dan menjaga sistem ketahanan
tubuh.
3. Melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini).Bayi mendapatkan ASI kolostrum yang
kaya, akan meningkatkan daya tahan tubuh dan ketahanan terhadap infeksi.
4. Atasi keurangan iodium. Pastikan menggunakan garam ber-iodium agar membantu
pertumbuhan dan perkembangan janin dan mencegah bayilahir cacat.
5. ASI Ekslusif 0-6 bulan. Kebutuhangizi pada bayi usia 0-6 bulan cukup terpenuhi
dengan ASI saja.
6. Pemberian ASI hingga 23 byulan didampingi dengan MP-ASI. ASI sebaiknya terus
diberikan semaunya bayi, memasuki usia 6 bulan bayi perlu mendapatkan Makanan
Pendamping ASI.
LANJUTAN………

1. Menanggulangi cacingan. Jaga kebersihan lingkungan, cuci


tangan pakai sabun dan menggunakan alas kaki ketika berada
di luar rumah.
2. Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap. Imunisasi lengkap
menjadikan anak tetap sehat untuk dirinya dan lingkungannya.
Imunisasi Dasar : Hepatitis B (HB), Poliomyelitis, Tuberculosis
(BCG), Difteri (DPT), Pertusis (DPT), Tetanus (DPT),
Pnuemonia dan Meningitis (Hib), dan Campak.
3. Menjaga Sanitasi. Pastikan mendapat sumber air bersih;
menggunakan jamban sehat, dan selalu Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS)

Anda mungkin juga menyukai