TBC
WRITTEN BY :
MUTHIA RIZKA PRATAMI
TUBERKULOSIS PARU
( TB PARU )
DEFINISI :
Penyakit infeksi paru yang
disebabkan oleh Mikobakterium
Tuberkulosis.
Ada 3 varian M. Tuberkulosis
Var. Humanus
Var. Bovinum
Var. Avium
PENULARAN
WHO :
Ada 8 10 juta kasus TB Paru
baru setiap tahun.
Penyebab kematian 3 juta
pertahun.
75 % dari kasus TB Paru terdapat
di negara berkembang.
Patolog
Tukang daging
Virulensi kuman
Derajat hipersensitiviti tuan rumah
Daya tahan (resistensi) tuan rumah
Kenyataannya :
sebagian besar orang yang telah terinfeks
tidak menjadi sakit
4.
Rokok
Alkohol
Kortikosteroid
Kemiskinan
6.
Overcrowded
Lingkungan kerja jelek
Gizi jelek
Ras
Negro
Eskimo
Indian
PATOLOGI
Ada beberapa perubahan
patologi anatomi yang terjadi
pada paru setelah mengalami
infeksi Mikobakterium
Tuberkulosis
1. REAKSI PERMULAAN
initial response
Oedema
Pengerahan sel sel PMN untuk
memakan dan membunuh kuman
yang masuk
2. PRODUCTIVE
REACTION
Merupakan gambaran yang dominan
3. EXUDATIVE
REACTION
Terjadi bila
Jumlah
Virulensi
Kuman
>
Daya tahan
tubuh
PENYEMBUHA
N
harus selalu diingat bahwa sebagian
besar infeksi TB Paru pada manusia
cenderung untuk sembuh
KOMPLEX
PRIMER
Lesi permulaan
Pada organ
Lesi pada
Kelenjar regional
Pada manusia :
Lesi primer pada
Lesi pada
Subpleura bag. Tengah
+ Kelenjar di hilus
(GHON FOCUS)
Selain di paru, lesi primer bisa di :
Tonsil
Usus
kulit
Kompleks primer
Sembuh
Meluas
TERGANTUNG KEPADA :
Daya tahan
Dosis
kuman
Imunitet
virulensi
hipersensitiviti
Secara langsung
Bronkogen
Limfogen
hematogen
TB PARU
Primer
Post primer
2.
4.
Superinfeksi eksogen
(infeksi baru dari luar)
GAMBARAN KLINIS
Tanpa keluhan:
Terutama pada kasus ringan atau dini
Diketahui secara kebetulan
Pemeriksaan radiologi
Rutin
Check up
KELUHAN
UMUM
Cepat lelah
Malaise
tak enak badan
Anoreksia
Berat badan menurun
Demam
Nadi cepat
Keringat malam
Amenorrhea
KELUHAN LOKAL
KELAINAN FISIK
Keadaan umum
Bisa baik; bahkan kadang pada kasus-kasus
yang secara radiologis relatif sudah lanjut.
Kelihatan sakit sedang.
Jelek pada kasus lanjut.
Demam terutama pada sore hari (subfebril)
Nadi relatif cepat dibanding kenaikan suhu.
Nafas cepat :
Pada yang lanjut (luas)
Komplikasi : - Pneumotoraks
- Efusi pleura
KELAINAN
TORAKS
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
TB PARU
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
LABORATORIUM
Pemeriksaan sputum:
Pewarnaan langsung
Kultur (pembiakan) butuh waktu antara
4 8 minggu
PEMERIKSAAN SPUTUM
LANGSUNG
1.
2.
3.
4.
5.
DIAGNOSA TB
PARU
Klinis :
anamnesa
pemeriksaan fisik
Cont
Klinis (+)
Radiologis (+)
Bakteriologis (+)
BTA Sputum langsung (+)
Kultur (+)
PENGOBATAN
Tujuan : memusnahkan kuman yang ada
dalam tubuh penderita.
Tapi kita tak tahu pasti kapan hal ini
terjadi.
Dalam prakteknya :
Tujuan pengobatan membuat sekret
bronkus (sputum) bebas dari kuman TB
yang dibuktikan dengan hasil kultur
yang negatif.
SYARAT-SYARAT
PENGOBATAN PARU
2.
Kombinasi obat
Terus menerus
3.
Jangka lama
1.
terputus
4.
5.
minimal 2 obat
tidak boleh
Dulu 1 2 tahun
Kini 6 bulan
Dosis adekwat
Kuman harus sensitif terhadap
obat yang diberikan.
Terlalu lama
Efek samping obat
Harus disuntikkan (S)
OBAT-OBAT ANTI TB
OBAT-OBAT ANTI TB
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
OBAT-OBAT ANTI TB
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Protionamid (Pro)
Kapreomisin (Cap)
Etionamid (Eth)
Viomisin (Vio)
Kanamisin (Kan)
Amikasin
Ofloxacin
ciprofloxacin
KATEGORI I
Alternatif pengobatan
FASE AWAL
2 RHZE
FASE LANJUTAN
(PILIH SALAH SATU)
4 R3H3
4 RH
6 HE
KATEGORI II
TB paru BTA (+) dengan riwayat
pengobatan sebelumnya :
Kambuh
Kegagalan pengobatan
Pengobatan tidak selesai
Alternatif pengobatan
FASE AWAL
2 RHZES + 1 RHZE
FASE LANJUTAN
(PILIH SALAH SATU)
5 R3H3E3
5 RHE
KATEGORI III
Alternatif pengobatan
FASE AWAL
2 RHZ
FASE LANJUTAN
(PILIH SALAH SATU)
4 R3H3
4 RH
6 HE
KATEGORI IV
Kasus kronis
(sputum BTA tetap positif, setelah
pengobatan ulang)
PENGOBATAN
Merujuk ke pedoman WHO
untuk menggunakan obat pilihan
di pusat spesialistik.
PENJELASAN TERHADAP
PENDERITA DAN KELUARGANYA
STRATEGI DOTS
DOTS = Directly observed treatment
short
course.
Prinsipnya :
Menjamin seluruh dosis obat yang telah
direncanakan dimakan oleh penderita.
Idealnya :
Setiap dosis obat dimakan oleh
penderita di depan petugas