Dosen Pembimbing
Melviani, M.,Farm.Apt
Diusulkan oleh:
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah yang berjudul “Pengaruh Penyakit pada Absorbsi Obat” dengan lancar.
Melalui kata pengantar ini penyusun terlebih dahulu meminta maaf dan
memohon pemakluman bila mana terdapat kesalahan pada makalah ini. Dan
dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Absorbsi adalah proses yang terjadi dari waktu obat masuk kedalam tubuh
hingga obat masuk kedalam aliran darah untuk disirkulasikan. Awitan
aksi obat paling besar ditentukan oleh kecepatan absorbsi; intensitas yang
ditentukan oleh besarnya absorbsi. Banyak faktor mempengaruhi
kecepatan dan besarnya absorbsi, termasuk bentuk dosis, jalur/rute masuk
obat, aliran darah ke tempat pemberian, fungsi saluran pencernaan
(Gastrointestinal), adanya makanan atau obat lain, dan variable lainnya.
Bentuk obat merupakan penentu utama bioavailability
( bagian dosis obat yang mencapai sirkulasi sistemik dan mampu bekerja
pada tubuh sel). Dalam bentuk obat intravena hampir 100% bioavailable;
obat oral hamper selalu kurang dari 100% bioavailablenya karena
beberapa tidak diserap dari saluran cerna dan beberapa menuju hati dan
sebagian di metabolism sebelum mencapai sistem sirkulasi.
Pada suatu kasus pasien laki-laki mengalami gagal ginjal dan menjalani
hemodialysis selama beberapa tahun. Suatu ketika dia diopname karena
mengalami refluk-esofagus setelah menjalani sebuah oprasi. Gejala ini
mengakibatkan dimulainya terapi dengan pemberian cimetidin, tetapi
pasien menunjukkan gejala pusing dan mengalami kondidi gawat sehingga
dirujuk kerumah sakit dan menjalani terapi hemodialisis. dapat
disimpulkan bahwa jenis penyakit tertentu memang bisa mempengaruhi
respon obat.
Penyakit Ginjal
Penyakit ini mengurangi ekskresi obat aktif maupun metabolitnya
yang aktif melalui ginjal sehingga meningkatkan kadarnya dalam darah
dan jaringan, dan menimbulkan respon yang berlebihan atau efek toksik.
Di samping itu, penyakit ginjal dapat mengurangi ikatan protein plasma
(oleh adanya peningkatan kadar ureum dan asam lemak bebas dalam
darah) sehingga meningkatkan kadar obat bebas dalam darah , mengubah
keseimbangan elektrolit dan asam basa, meningkatkan sensitivitas atau
respon jaringan terhadap beberapa obat dan mengurrangi atau
menghilangkan efektivitas beberapa obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bertitik tolak dari perubahan yang terjadi pada gagal ginjal, beberapa hal
yang harus diperhatikan adalah:
a. penyesuaian dosis obat agar tidak terjadi akumulasi dan intoksikasi
obat
b. pemakaian obat yang bersifat nefrotoksik seperti aminoglikosida,
OAINS, zat kontras dan siklosporin harus dihindari untuk
mencegah gangguan fungsi ginjal yang lebih berat
c. pada pasien yang menjalani dialisis, penyesuaian dosis obat yang
mudah terdialisis harus dilakukan seperti aminoglikosida dan
sefalosporin untuk mencapai efek terapeutik
d. beberapa obat yang dikonver menjadi metabolit aktif dan
eliminasinya melaui ginjal, harus disesuaikan dosisnya (Nasution,
et al,. 2003).