Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH FARMAKOLOGI

VITAMIN K1 DAN K3

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1.Afrinita Khoyiriyah PO.71.24.2.17.001


2.Alya Gustirinanda PO.71.24.2.17.002
3.Amaliah Dwi Putri PO.71.24.2.17.003

DOSEN PEMBIMBING : Dian Lestari, SST, M.Bmd

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


DIV KEBIDANAN PALEMBANG
TAHUN AJARAN
2018 / 2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palembang, April 2019


Penyusun

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. ii


Daftar Isi ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Vitamin K ................................................................................3
2.2 Pengertian Vitamin K ............................................................................3
2.3 Struktur Kimia dan Klasifikasi ............................................................4
2.4 Sifat Fisikokimia ..................................................................................5
2.5 Farmakokinetik dan Farmakodinamik .................................................6
2.6 Interaksi Farmakokinetik dan Farmakodinamik ...................................7
2.7 Manfaat/ Fungsi Vitamin K....................................................................7
2.8 Sumber Vitamin K ..............................................................................11
2.9 Metabolisme Vitamin K .......................................................................11
2.10 Defisiensi Vitamin K .........................................................................12
2.11 Keracunan Vitamin K.........................................................................12
2.12 Kebutuhan dan Dosis .............................................................................. 13
2.13 Varian Kemasan .................................................................................15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..............................................................................................17
3.2 Saran .......................................................................................................17

Daftar Pustaka ..................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin adalah zat esensial yang diperlukan untuk membantu kelancaran
penyerapan zat gizi dan proses metabolisme tubuh. Kekurangan vitamin dapat
berakibat terganggunya kesehatan, karena itu diperlukan asupan harian dalam
jumlah tertentu yang idealnya bisa diperoleh dari makanan. Vitamin merupakan
senyawa organik yang berperan bagi fungsi fisiologis normal vitamin juga
tergolong ada dua kelompok yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air.
Vitamin larut lemak tegolong dalam vitamin K.
Di Indonesia selama ini pemberian vitamin K umumnya hanya diberikan
pada bayi baru lahir yang memiliki risiko saja seperti BBLR, bayi lahir dengan
tindakan traumatis, bayi lahir dari ibu yang mengkonsumsi obat anti koagulan dan
obat anti kejang. Berkaitan dengan kasus KIPI yang diduga kuat karena defisiensi
vitamin K, dimana petugas kesehatan di lapangan tidak mengetahui bahwa
berbagai kasus KIPI sebenarnya dapat dicegah dengan pemberian profilaksis
vitamin K1.
Vitamin K yang diberikan pada bayi baru lahir adalah vitamin K1 yang
terdapat pada sayuran hijau. Dalam beberapa kali Kongres Nasional Ilmu
Kesehatan Anak (KONIKA), dan Kongres Perhimpunan Hematologi dan
Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) ke VIII tahun 1998 dan ke IX tahun 2001
telah direkomendasikan pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir.
Hal ini mendorong dilakukannya kajian oleh Health Technology Assesment
(HTA) Depkes bekerjasama dengan organisasi profesi terhadap pemberian
injeksi vitamin K1 profilaksis pada bayi baru lahir, yang merekomendasikan
bahwa semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K, regimen
vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1, dan cara pemberian secara
intramuskular (Kemenkes RI, 2009).

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1 Bagaimana Sejarah Vitamin K ?
2 Apa Pengertian Vitamin K ?
3 Apa Struktur Kimia dan Klasifikasi ?
4 Bagaimana Sifat Fisikokimia ?
5 Bagaimana Farmakokinetik dan Farmakodinamik ?
6 Bagaimana Interaksi Farmakokinetik dan Farmakodinamik ?
7 Apa Manfaat/ Fungsi Vitamin K?
8 Apa Sumber Vitamin K ?
9 Bagaimana Metabolisme Vitamin K?
10 Bagaimana Defisiensi Vitamin K ?
11 Bagaimana Keracunan Vitamin K?
12 Bagaimana Kebutuhan dan Dosis ?
13 Apa saja Varian Kemasan Vitamin K?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Sejarah Vitamin K
2. Untuk mengetahui Pengertian Vitamin K
3. Untuk mengetahui Struktur Kimia dan Klasifikasi
4. Untuk mengetahui Sifat Fisikokimia
5. Untuk mengetahui Farmakokinetik dan Farmakodinamik
6. Untuk mengetahui Interaksi Farmakokinetik dan Farmakodinamik
7. Untuk mengetahui Manfaat/ Fungsi Vitamin K
8. Untuk mengetahui Sumber Vitamin K
9. Untuk mengetahui Metabolisme Vitamin K
10. Untuk mengetahui Defisiensi Vitamin K
11. Untuk mengetahui Keracunan Vitamin K
12. Untuk mengetahui Kebutuhan dan Dosis
13. Untuk mengetahui Varian Kemasan Vitamin K

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin K


Vitamin adalah zat esensial yang diperlukan untuk membantu kelancaran
penyerapan zat gizi dan proses metabolisme tubuh. Vitamin merupakan senyawa
organik yang berperan bagi fungsi fisiologis normal vitamin juga tergolong ada
dua kelompok yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak
tegolong dalam vitamin K (mutiara, 2008, hlm. 5).
Vitamin K adalah vitamin yang dapat di larutkan di dalam lemak dan
terdapat pada umbuh-tumbuhan seperti wortel, bayam, kubis. Hati dan ikan juga
mengandung vitamin tersebut. vitamin K juga dapat disintis dalam usus manusia
dalam berbagai kuman yang terdpat dalam usus besar seperti eschericha colli dan
sebagainya, vitamin K diserap oleh usus bersama-sama dengan lemak (Pudjianti,
2005, hlm. 11).
Vitamin K merupakan bahan pembentuk faktor pembekuan darah.
Karena itu, vitamin K sangat berperan penting dalam proses pembekuanan darah.
Kekurangan vitamin K dapat memperpanjang proses pembekuan darah pada
kulit, selaput lendir dan organ lain dalam tubuh (Utami, 2006, hlm. 28).

Vitamin K diperlukan untuk penutupan luka dan sangat penting untuk


menghentikan darah terus keluar saat terluka. Vitamin K juga terlibat dalam
metabolisme protein tulang dan diperlukan untuk pertumbuhan tulang pada
anak-anak dan remaja.

2.2 Sejarah Vitamin K


Vitamin K ditemukan pertama kali di Denmark (1964), pada saat itu
ditemukan anak ayam yang diberi makan ransum bebas lemak, ternyata
memperlihatkan gejala hemorhagia. Pada bayi, hemorhagia dapat dicegah dengan
memberikan vitamin K pada ibunya sebelum bayi tersebut dilahirkan.
Berdasarkan alasan tersebut maka vitamin K disebut juga vitamin koagulasi,
karena vitamin ini bertperan dalam menjaga konsitensi aliran darah dan
membekukannya saat diperlukan. Defisiensi vitamin K menyebabkan waktu

3
pembekuan darah menjadi lebih panjang, sehingga penderita defisiensi vitamin K
bisa mati hanya karena perdarahan ringan. Proses pembekuan darah terdiri dari
dua tahap, yaitu (1) protrombin, dengan adanya tromboplastin, kalsium dan
faktor-faktor lain diubah menjadi trombin dan (2) fibrinogen diubah menjadi
gumpalan fibrin.

2.3 Struktur kimia dan Klasifikasi Vitamin K


Struktur kimia vitamin K terdapat dalam tiga bentuk berbeda (Gambar 1.),
pertama adalah vitamin K1 atau filoquinon, yaitu jenis yang ditemukan dan
dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan daun hijau. Kedua, adalah K2 atau disebut juga
dengan menaquinon, yang dihasilan oleh jaringan hewan dan bakteri
menguntungkan dalam sistem pencernaan. Dan yang ketiga adalah K 3 atau
menadion, yang merupakan vitamin sintetik, bersifat larut dalam air, digunakan
untuk penderita yang mengalami gangguan penyerapan vitamin K dari
makanan.

4
Vitamin K1

Vitamin K2

Vitamin K3

Gambar 1. Struktur kimia vitamin K dalam tiga bentuk

Vitamin K yang terdapat di alam larut dalam lemak, namun beberapa


preparat sintis larut dalam air. 2-Metil-1,4-nafrakuinon, yang disebut juga
menadion, adalakah suatu produk sintetis vitamin K, yang bersifat lebih aktif
dibanding vitamin K1.

2.4 Sifat Fisikokimia


Vitamin K yang terdapat di alam larut dalam lemak, namun beberapa preparat
sintis larut dalam air. 2-Metil-1,4-nafrakuinon, yang disebut juga menadion,
adalakah suatu produk sintetis vitamin K, yang bersifat lebih aktif dibanding
vitamin K1.

Adapun sifat fisiko kimia dari vitamin K (menadione) yakni : tidak rusak oleh
pemanasan, tidak larut atau hilang oleh pemasakan,tidak stabil dalam suasana
alkalis atau adanya sinar.

5
2.5 Farmakokinetik dan Farmakodinamik
2.5.1 Farmakokinetik
Metabolisme Vitamin K Sebagaimana vitamin yang larut lemak lainnya,
penyerapan vitamin K dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
penyerapan lemak, antara lain cukup tidaknya sekresi empedu dan pankreas yang
diperlukan untuk penyerapanvitamin K. Selanjutnya, vitamin K diekskresikan
melalui urin dan feses.
Absorpsi vitamin K melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya. Absorpsi
filokuinon dan menakuinon hanya berlangsung baik bila terdapat garam-garam
empedu , sedangkan menadion dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi
walaupun tidak ada empedu. Berbeda dengan filokuinon dan menakuinon yang
harus melalui saluran limfe lebih dahulu, menadion dan derivatnya yang larut air
dapat langsung masuk kesirkulasi darah. Vitamin k alam dan sintetikdiabsorpsi
dengan mudah setelah penyuntikan IM. Bila terdapat gangguan absorpsi vitamin
K akan terjadi hipoprotrombinemia setelah beberapa minggu, sebab persediaan
vitamin K didalam tubuh hanya sedikit.
Metabalisme vitamin K di dalam tubuh tidak banyak diketahui. Pada
empedu dan urin hampir tidak ditemukan bentuk bebas, sebagian besar di
konyugasi dengan asam glukuronat. Pemakaian antibiotik sangat mengurangi
jumlah vitamin K dalam tinja, yang terutama merupakan hasil sintesis bakteri
usus.

2.5.2 Farmakodinamik
Pada orang normal vitamin K tidak mempunyai aktivitas
farmakodinamik, pada penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk
meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yaitu protrombin,
faktor VII (prokonvertin), faktor IX (faktor christmas) dan faktor X (faktor
stuart) yang berlangsung dihati. Mekanisme kerja vitamin K ini masih belum
diketahui dengan pasti. Kebutuhan manusia, jumlah kebutuhan manusia akan
vitamin K tidak diketahui dengan jelas tetapi rupanya kebutuhan tersebut sangat
kecil. Pada orang dewasa sehat kebutuhan akan vitamin K biasanya sudah
terpenuhi dari makanan dan hasil sintesis oleh bakteri usus. Sintesis vitamin K

6
oleh bakteri usussekitar 50% dari kebutuhan vitamin K per hari.
Adapun cara kerja vitamin K dalam tubuh antara lain adalah sebagai berikut
Vitamin K dibutuhkan untuk dikarboksilasi dari asam glutamat menjadi asam
gamma karboksiglutamat. Nah sobat, nantinya asam gamma karboksiglutamat ini
nantinya akan berperan dalam pengikatan Ca2+ dan penarikan dari faktor – faktor
koagulasi golongan protombin yang konon bermanfata dalam sistem pembekuan
darah dalam tubuh.

2.6 Interaksi Farmakokinetik dan Farmakodinamik

Vitamin K dapat memiliki potensi interaksi apabila diberikan bersamaan


dengan antibiotik, antikoagulan (seperti warfarin), dan aspirin. Vitamin K juga
disarankan untuk tidak dikonsumsi bersamaan dengan alkohol karena dapat
meningkatkan efek samping mengantuk.

2.7 Manfaat/fungsi Vitamin K


Fungsi vitamin K antara lai 91) memelihara kadar normal faktor-faktor
pembeku darah, yaitu faktor II, VII, IX, dan X, yang disintesis di hati; (2)
berperan dalam sintesis faktor II, yaitu protrombin; (3) sebagai komponen
koenzim dalam proses fosforilasi.
Vitamin K digunakan untuk mata lebih bersinar, hal ini
banyak ditemukan di krim mata yang juga mengandung retinol. Vitamin K
dipercaya bisa membantu mengatasi lingkar mata hitam. Pembuluh kapiler yang
rentan dan bocor di sekitar daerah mata sering diakui sebagai penyebab hitamnya
daerah di sekitar mata. Vitamin K, yang dikenal juga sebagai phytonadione, bisa
membantu mengontrol aliran darah. Penggunaan vitamin K teratur bisa membuat
bagian lingkar mata yang menghitam terlihat lebih cerah. Biasanya digunakan 2-3
hari seminggu, setiap sebelum tidur untuk mencegah iritasi. Vitamin K uga
berperan penting dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal.
Seluruh vitamin K dalam tubuh diproses dalam liver di mana nantinya
akan digunakan untuk memproduksi zat pembuat darah bisa membeku. Selain
berperan dalam pembekuan, vitamin ini juga penting untuk pembentukan tulang

7
terutama jenis K1. Vitamin K1 diperlukan supaya penyerapan kalsium bagi
tulang menjadi maksimal dan memastikan tidak salah sasaran.

a. Membantu Proses Pembekuan Darah


Fungsi yang pertama adalah untuk membantu proses pembekuan darah.
Vitamin K ini sangat berperan penting dalam proses pembekuan darah
terutama dalam proses prothrombium. Proses ini akan membantu proses
pengerasan arteri akibat kekurangn vitamin K. Proses pembekuan darah
tersebut akan terjadi secara terus menerus dalam tubuh melewati
pembuluh darah.

b. Menurukan Resiko Pendarahan dalam Tubuh


Fungsi yang kedua adalah menurunkan resiko pendarahan dalam tubuh.
Vitamin K ini juga berperan penting untuk mencegah pendarahan terutama
dalam organ hati. Vitamin K ini juga bisa membantu tubuh untuk
mendapatakan nutrisi ayng cukup dalam tubuh, mengurangi dampak
negatif dari antibotik serta semua masalah atau visrus yang menyerang
sistem pencernaan. Nah sobat semua, alangkah pentingnya bukan vitamin
yang satu ini.

c. Menurunkan Resiko Penyakit Diabetes


Fungsi yang ketiga adalah untuk mengurangi resiko diabetes. Secara
umum sobat, vitamin K yang masuk kedalam tubuh akan membantu
proses pengaturan gula darah dan juga darah dalam tubuh anda. Bahkan
vitamin K ini mampu membantu pankreas untuk menghasilakn hormon
insulin yang membantu menurukan kadar gula dalam darah.

d. Mengurang Mual Pada Ibu Hamil


Fungsi yang keempat dari vitamin K adalah untuk mengurangi rasa mual
yang biasanya terjadi pada ibu hamil. Ibu hamil yang masuk ke trimester
pertama biasnaya mual dan muntah. Nah dengan adanya vitamin K ini
mual dan muntah tersebut bisa berkurang.

e. Membantu Menurunkan Resiko Penyakit Jantung

8
Vitamin K terutama jenis vitamin K2 bisa bekerja untuk tubuh dengan
mencegah terjadinya pengerasan pembuluh darah yang bisa menyebabkan
aneurisma. Pengerasan pembuluh darah adalah salah satu resiko penyebab
penyakit jantung terutama gagal jantung dan jantung koroner. Vitamin K2
akan bekerja dengan cara melindungi lapisan arteri dan jaringan tubuh lain
agar tidak menampung kalsium. Kalsium hanya akan diserap oleh tulang,
sehingga jika berlebihan dalam pembuluh darah bisa menyebabkan
kerusakan fatal.

f. Menurunkan Resiko Berbagai Kanker


Jenis vitamin K1 dan K2 ternyata bisa bekerja untuk menurunkan
resiko berbagai jenis kanker. Vitamin K2 bisa membantu menurunkan
jumlah sel kanker dalam tubuh dengan memperlambat sel kanker dan
mematikan sel kanker itu sendiri. Sebuah penelitian menunjukkan jika
jenis vitamin K2 bisa menurunkan resiko penyakit kanker paru-paru,
kanker prostat dan kanker darah (leukimia). Sedangkan vitamin K1 bisa
menurunkan resiko penyakit kanker hati. Secara umum vitamin K juga
melindungi tubuh dari jenis kanker usus besar, kanker mulut dan kanker
nasofaring.

g. Mencegah dan Menurunkan Resiko Penyakit Osteoporosis


Jenis vitamin K2 sangat penting untuk tubuh terutama dalam
memberikan perlindungan pada tulang. Vitamin ini akan membantu tubuh
menyerap kalsium dengan baik sehingga tulang mendapatkan nutrisi sesuai
kebutuhan. Anda bisa mendapatkan vitamin K dari sumber makanan
seperti sayuran hijau, susu, dan buah jeruk.

h. Membantu Proses Pembekuan Darah


Vitamin K juga sangat penting untuk membantu proses pembekuan
darah terutama dalam proses prothrombium. Proses ini akan membantu
mencegah pengerasan arteri akibat kekurangan vitamin K. Proses
pembekuan darah akan terjadi secara terus menerus dalam tubuh dan

9
melewati pembuluh darah. Proses ini juga akan membantu kalsium bisa
mengalir ke semua bagian tubuh kecuali hati. Bahkan dalam dunia medis
vitamin K akan bekerja untuk mencegah sindrom myelodyplastik yaitu
sebuah sindrom kelainan darah.
i. Menurunkan Resiko Pendarahan dalam Tubuh
Vitamin K juga penting untuk mencegah pendarahan terutama dalam organ
hati. Vitamin K juga bisa membantu tubuh mendapatkan nutrisi yang
cukup, mengurangi resiko kesehatan akibat obat antibiotik dan semua jenis
penyakit yang menyerang sistem pencernaan karena jumlah vitamin K
yang kecil. Vitamin K akan menurunkan resiko sariawan dan penyakit
saluran pencernaan.

j. Melindungi Sistem Kekebalan Tubuh


Vitamin K juga penting untuk melindungi sistem kekebalan tubuh.
Vitamin K akan bekerja untuk meningkatkan kesehatan termasuk untuk
kesehatan pencernaan. Bahkan vitamin K bisa membantu bakteri baik
dalam tubuh untuk membantu penyerapan nutrisi dan mencegah infeksi.

k. Menurunkan Resiko Penyakit Diabetes


Vitamin K bisa menguntungkan penderita penyakit diabetes. Secara
umum vitamin K yang masuk ke dalam tubuh akan membantu proses
pengaturan darah dan gula darah. Bahkan vitamin K akan membantu
pankreas dalam melakukan produksi insulin sehingga bisa mengendalikan
kadar gula dalam darah. Penderita penyakit diabetes bisa mengendalikan
serangan diabetes dengan konsumsi vitamin K yang rutin, terutama
vitamin K yang didapatkan secara alami.

l. Mengurangi Nyeri Haid


Wanita yang mengalami haid sering mengeluh dengan rasa nyeri yang
sangat buruk. Namun bagi wanita yang mendapatkan vitamin K yang
cukup biasanya tidak akan merasakan nyeri yang berlebihan. Vitamin K
akan bekerja untuk proses pembekuan darah dan membuat aliran darah

10
dalam tubuh menjadi lebih baik. Kondisi ini yang bisa mengurangi rasa
nyeri haid.

2.8 Sumber Vitamin K


Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah karena
selain jumlahnya terbilang kecil, sistem pencernaan manusia sudah mengandung
bakteri yang mampu mensintesis vitamin K, yang sebagian diserap dan disimpan
di dalam hati. Namun begitu, tubuh masih perlu mendapat tambahan vitamin K
dari makanan.
Meskipun kebanyakan sumber vitamin K di dalam tubuh adalah hasil
sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan, namun Vitamin K juga
terkandung dalam makanan, seperti hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang
berdaun banyak dan sayuran sejenis kobis (kol) dan susu. Vitamin K dalam
konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedele, teh hijau, susu sapi, serta
daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik, seperti yoghurt yang
mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu menstimulasi produksi vitamin
ini.

2.9 Metabolisme Vitamin K


Sebagaimana vitamin yang larut lemak lainnya, penyerapan vitamin K
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan lemak, antara lain
cukup tidaknya sekresi empedu dan pankreas yang diperlukan untuk penyerapan
vitamin K. Hanya sekitar 40 -70% vitamin K dalam makanan dapat diserap oleh
usus. Setelah diabsorbsi, vitamin K digabungkan dengan kilomikron, diangkut

11
melalui saluran limfatik, kemudian melalui saluran darah ditranportasi ke hati.
Sekitar 90% vitamin K yang sampai di hati disimpan dalam bentuk menaquinone.
Dari hati, vitamin K disebarkan ke seluruh jaringan tubuh yang memerlukan
melalui darah. Saat di darah, vitamin K bergabung dengan VLDL dalam plasma
darah.
Setelah disirkulasikan berkali-kali, vitamin K dimetabolisme menjadi
komponen larut air dan produk asam empedu terkonjugasi. Selanjutnya, vitamin K
diekskresikan melalui urin dan feses. Sekitar 20% dari vitamin K diewkskresikan
melalui feses. Pada gangguan penyerapan lemak, ekskresi vitamin K bisa
mencapai 70 -80 %.

2.10 Defisiensi Vitamin K


Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku.
Hal ini dapat meyebabkan pendarahan atau hemoragik. Bagaimanapun,
kekurangan vitamin K jarang terjadi karena hampir semua orang memperolehnya
dari bakteri dalam usus dan dari makanan. Namun kekurangan bisa terjadi pada
bayi karena sistem pencernaan mereka masih steril dan tidak mengandung bakteri
yang dapat mensintesis vitamin K, sedangkan air susu ibu mengandung hanya
sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah vitamin K saat lahir.
Pada orang dewasa, kekurangan dapat terjadi karena minimnya konsumsi
sayuran atau mengonsumsi antobiotik terlalu lama. Antibiotik dapat membunuh
bakteri menguntungkan dalam usus yang memproduksi vitamin K. Terkadang
kekurangan vitamin K disebabkan oleh penyakit liver atau masalah pencernaan
dan kurangnya garam empedu.
Diagnosa adanya defisiensi vitamin K adalah timbulnya gejala-gejala,
antara lain hipoprotrombinemia, yaitu suatu keadaan adanya defisiensi protrombin
dalam darah. Selain itu, terlihat pula perdarahan subkutan dan intramuskuler.

2.11 Keracunan Vitamin K


Keracunan vitamin K bisa terjadi, misalnya pada orang yang menerima
pengganti vitamin K larut air. Gejala-gejalanya adalah hemolisis (penghancuran
sel darah merah), penyakit kuning dan kerusakan otak.

12
2.12 Kebutuhan dan Dosis

2.12.1 Anak

Untuk Kekurangan vitamin K: Sebagai infus intravena, pertimbangkan


pemberian 1-5 mcg / kg / hari.

2.12.2 Dewasa

1. Untuk Kekurangan vitamin K: Sebagai formulasi oral, pertimbangkan


pemberian 10 mg Menadione setiap enam jam.

2. Untuk hypoprothrombinaemia parah: Sebagai formulasi oral,


pertimbangkan pemberian 10 mg Menadione, tiga sampai empat kali
sehari.

3. Untuk Kekurangan vitamin K: Sebagai infus intravena, pertimbangkan


pemberian 0,03 mcg / kg / hari.

4. Untuk hypoprothrombinaemia parah: Sebagai injeksi intramuskular,


pertimbangkan pemberian harian 2,5-10 mg Menadione

Pada umumnya, dosis untuk mengobati defisiensi vitamin K pada pasien


dewasa adalah 10-40 mgper hari. Penentuan dosis ini tergantung pada tingkat
keparahan defisiensi serta respon tubuh pasien terhadap suplemen vitamin K.
Untuk dosis bayi dan anak-anak, tanyakan kepada dokter. Dosis vitamin K dalam
menangani perdarahan akan ditentukan oleh dokter yang menangani kasus
tersebut di rumah sakit.
Vitamin K yang berfungsi sebagai suplemen dapat dibeli secara bebas. Tetapi
jenis vitamin K yang digunakan dirumah sakit untuk menangani perdarahan
memerlukan pantauan dan resep dari dokter. Peringatan:
a) Wanita yang mencoba untuk hamil,baru melahirkan, atau sedang
menyusui sebaiknya bertanya pada dokter sebelum mengkonsumsi
suplemen vitamin K.
b) Tanyakan dosis untuk bayi dan anak-anak pada dokter.

13
c) Harap berhati-hati mengonsumsi suplemen vitamin K jika
menggunakan obat antikoagulan seperti warfarin, menderita
defisiensi vitamin E, defisiensi Glukosa-6-fosfat Dehidrogenase
(G6PD), gangguan ginjal serta gangguan hati.
d) Jika terjadi alergi atau overdosis, segera temui dokter

Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Vitamin K

GOLONGA
AKG Golongan AKG
N
Umur
UMUR
0-6 bln 5 Wanita
7-12 bln 10 10-12 th 45
1-3 th 15 13-15 th 55
4-6 th 20 16-19 th 60
7-9 th 20 20-50 th 65
46-59 th 65
> 60 th 65
Pria Hamil Menyusui 65
45
10-12 th 0-6 bln
65
13-15 th 7-12 bln 65
70
16-19 th 65
80
20-45 th
80
46-59 Th
80
> 60 th

14
2.13 Varian Kemasan

Tablet fitonadion (Vitamin K1) 5 mg. Emulsi fitonadion yang mengandung


2 atau 10 mg/ml, untuk parenteral. Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan
menadion dalam minyak mengandung 2, 10, dan 25 mg/ml, untuk pemakaian
IM. Tablet menadion natrium bisulfit 5mg. Larutan menadion natrium bisulfit
yang mengandung 5 dan 10 mg/ml, untuk pemakaian parental. Tablet menadiol
natrium difosfat 5 mg. Larutan menadiol natrium difosfat yang mengandung 5
dan 10 mg/ml, untuk pemakaian parenteral.
Vitamin K berguna untuk mencegah untuk mengatasi pendarahan akibat
defisiensi vitamin K. Defisiensi vitamin K dapat terjadi akibat gangguan
absorpsi vitamin K , berkurangnya bakteri yang mensintesis vitamin K pada usus
dan pemakaian anti koagulan tertentu yang dapat mempengaruhi vitamin K.
Defisiensi vitamin K akibat asupan yang tidak mencukupi jarang terjadi, karena
vitamin K terdapat pada banyak jenis makanan dan juga disintesis oleh bakteri
usus. Gangguan absorpsi vitamin K dapat terjadi pada penyakit obstruksi biliaris
dan gangguan usus seperti sariawan, enteritis, enterokolitis dan reseksi usus.
Pemakaian obat seperti antibiotik dan sulfonamid untuk waktu lama dapat
mengurangi bakteri yang mensintesis vitamin K di usus.
Pada bayi baru lahir hipoprotombinemia dapat terjadi terutama karena
belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin k di usus dan tidak adanya depot
vitamin K. Karena itu dianjurkan untuk memberikan profilaksis vitamin K secara
rutin pada bayi yang baru dilahirkan. Filokuinon yang rupanya kurang toksik
merupakan obat terpilih untuk tindakan pencegahan tersebut dan diberikan
sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah bayi dilahirkan. Dosis ini dapat
ditambah atau diulangi setelah satu minggu bila si ibu mendapat pengobatan
antikoagulan atau antikonvulasi, atau bila terdapat kecenderungan timbulnya
pendarahan. Tindakan pencegahan ini dilakukan juga pada bayi prematur atau
bayi aterm yang dilahirkan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum, dan
diberikan dengan dosis 2,5 mguntuk 3 hari berturut-turut. Untuk pengobatan
perdarahan pada bayi dapat diberikan 1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat
diulangi setelah 8 jam.
Antikoagulan, misalnya derivat kumarin, mengadakan hambatan bersaing

15
dengan vitamin k sehingga dapat menyebabkan hipoprotrombinemia dan
perdarahan. Hipoprotrombinemia berat dan perdarahan ini dapat diatasi dengan
vitamin k dalam beberapa jam, dalam hal ini filokunion jauh lebih efektif dari
pada menadion dan derivatnya. Keadaan yang ringan dapat diatasi dengan
menghentikan atau mengurangi dosis antikoagulan tersebut, atau dengan
pemberian dosis tunggal 1-5 mg filokuinon. Bila perdarahan hebat, diperlukan
20-40 mg filokuinon yang diberikan dengan segera disamping transfusi darah
segar. Bila perlu setelah 4 jamdiberikan lagi filokuinon.
Vitamin k mungkin bermanfaat pada hipoprotrombinemia yang
disebabkan oleh pemakaian salisilat dosis besar, racun ular yang menginaktivasi
protrombin atau asupan vitamin a yang berlebihan.
Pada penyakit hepatoselular, misalnya hepatitis dan sirosis hati, dapat
terjadi hipoprotrombinemia karena sel hati tidak dapat membentuk faktor-faktor
pembekuan darah. Pada keadaan ini pemberian vitamin k biasanya tidak akan
memberikan hasil yang baik, bahkan dosis yang besar pada hepatitis dan sirosis
yang berat dapat memperberat hipoprotrombinemia. Dengan memanfaatkan
respons hipoprotrombinemia, pemberian vitamin k parenteral dapat digunakan
untuk membedakan ikterus akibat obstruksi biliaris atau akibat penyakit
hepatoselular.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
- Vitamin K disebut juga dengan phylloquinone, merupakan salah
satu vitamin larut dalam lemak yang diperlukan untuk penutupan
luka dan sangat penting untuk menghentikan darah terus keluar
saat terluka. Vitamin K juga terlibat dalam metabolisme protein
tulang dan diperlukan untuk pertumbuhan tulang pada anak-anak
dan remaja.
- Pada orang normal vitamin K tidak mempunyai aktivitas
farmakodinamik, pada penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini
berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan
darah yaitu protrombin, faktor VII (prokonvertin), faktor IX (faktor
christmas) dan faktor X (faktor stuart) yang berlangsung dihati.
- Pada orang dewasa sehat kebutuhan akan vitamin K biasanya sudah
terpenuhi dari makanan dan hasil sintesis oleh bakteri usus. Sintesis
vitamin K oleh bakteri usussekitar 50% dari kebutuhan vitamin K per
hari.

3.2 Saran
Adapun saran yang diajukan dalam makalah ini, yaitu:
1. Dalam mempelajari ilmu farmakologi seorang calon bidan
diharapkan mengetahui lebih banyak tentang Vitamin K1 dan K3 sehingga
mampu memberikan asuhan dengan baik dan sesuai dengan kewenangan
profesi.
2. Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan
dalam pembuatan makalah atau karya tulis yang berkaitan dengan judul
makalah ini, diharapkan kekurangan yang ada pada makalah ini dapat
diperbaharui dengan lebih baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amir syarif, dkk.1995. Farmakologi dan terapi . Jakarta : Gaya Baru

Clarke, P., Mitchell, S.J., Wynn, R., Sundaram, S., Speed, V., Gardener, E., et al.,
2006, Vitamin K prophylaxis for preterm infants: A randomized,
controlled trial of 3 regimens, Pediatrics.,118:1657-1666.

Costakos, D.T., Greer, F.R., Love, L.A., Dahlen, L.R., Suttie, J.W., 2003, Vitamin
K prophylaxis for premature infants: 1 mg versus 0.5 mg, Am J
Perinatol.,20:485-490.

https://www.academia.edu/5726309/VITAMIN-K

Putri Ariani, Ayu. 2017. Dasar-dasar farmakologi.yogyakarta: Nuha Medika

Drs.Kartasapoetra,G.dkk.2008.Ilmu Gizi.Rineka Cipta.Jakarta

Almatsier sunita.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.PT Gramedia Pustaka


Utama.Jakarta.

18
19

Anda mungkin juga menyukai