MAKALAH
EFEK MAKANAN PADA TERAPI OBAT
Sebagai Salah satu tugas Kelompok II
Mata Kuliah Imonologi Gizi
OLEH :
1. BERDIANTO PO.6231321442
2. IDA NUR HAIDA PO.6231321446
3. TEMMY MAYANG WULANDARI PO.6231321450
4. YULITA RIMADAYANTI PO.6231321453
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah yang
berjudul “Efek Makanan Pada Terapi Obat” dengan tepat waktu. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Imunologi Gizi. Selain ltu
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi kita semua
baik bagi pembaca dan bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Dosen mata kuliah Imonologi gizi untuk bimbingan materinya
dan ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua yaitu anggota
kelompok II dalam mengerjakan tugas kelompok mata kuliah Imonologi
Gizi yang telah saling bantu membantu untuk menyelesaikan tugas
kelompok makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Hal
i
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………
ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… iii
iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………. 1
1
2
BAB I PENDAHULUAN 2
3
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 4
4
C. Tujuan...................................................................................................................
4
D. Manfaat................................................................................................................. 7
7
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 10
A. Pembahasan............................................................................................................
15
1. Pengertian Interaksi Makanan-Obat................................................................. 16
2. Fase-fase Dalam Interaksi obat-makanan........................................................
A. Fase Farmasetika........................................................................................
B. Fase Farkin.................................................................................................
C. Fase Farmakodinamik………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Contoh Interaksi Makanan yang Dapat Meningkatkan Absorsi Obat 11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah adalah “Apakah efek makanan terhadap terapi obat“ ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui Tentang Pengertian efek makanan terhadap terapi obat
2. Mengetahui factor-faktor
2 yang menyebabkan terjadinya interaksi makanan
terhadap terapi obat
3. Mengetahui Fase-fase Interaksi Makanan terhadap Terapi Obat
4. Mengetahui Contoh interaksi Makanan dengan Terapi Obat
D. MANFAAT
1. Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang efek makanan
terhadap terapi obat
2. Menambah pengetahuan tentang fase fase interaksi obat-makanan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. Lemak
Keseluruhan dari pengaruh makan lemak pada metabolism obat adalah
bahwa apasaja yang dapat mempengaruhi jumlah atau komposisi asam lemak
dari fosfatidilkolinmikrosom hati dapat mempengaruhi kapasitas hati untuk
memetabolisasi obat. Kenaikan fosfatidilkolin atau kandungan asam lemak
tidak jenuh dari fosfatidilkolin cenderung meningkatkan metabolism obat
(Gibson, 1991). Contohnya
5 :Efek Griseofulvin dapat meningkat.interaksi yang
terjadiadalahinteraksi yang menguntungkan dan grieseofluvin sebaiknya
dimakan pada saat makan makanan berlemak seperti daging sapi, mentega, kue,
selada ayam, dan kentang goring (Harkness, 1989).
3. Karbohidrat
Karbohidrat tampaknya mempunyai efek sedikit pada metabolism obat,
walaupun banyak maka nglukosa, terutama sekali dapat menghambat
metabolism barbiturate, dan dengan demikian memperpanjang waktu tidur.
Kelebihan glukosa ternyata juga mengakibatkan berkurangnya kandungan
sitokrom P-450 hati dan memperendah aktivitas bifenil-4-hidroksilase (Gibson,
1991). Sumberkarbohidrat: roti, biscuit, kurma, jelli, dan lain-lain (Harkness,
1989).
4. Vitamin
Vitamin merupakan bagian penting dari makanan dan dibutuhkan untuk
sintesis protein dan lemak, keduanya merupakan komponen vital dari system
enzim yang memetabolisasi obat. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa
perubahan dalam level vitamin, terutama defisiensi, menyebabkan perubahan
dalam kapasitas memetabolisasi obat. Contohnya :
a. Vit A dan vit B dengan antacid, menyebabkan penyerapan vitamin
berkurang.
b. Vit C denganbesi, akibatnya penyerapan besi meningkat.
c. Vit D dengan fenitoin (dilantin), akibatnya efek vit D berkurang.
d. Vit E dengan besi, akibatnya aktivitas vit E menurun.(Harkness, 1989)
5. Mineral
Mineral merupakan unsure logam dan bukan logam dalam makanan
untuk menjaga kesehatan yang baik. Unsur – unsure yang telah terbukti
mempengaruhi metabolism obat ialah: besi, kalium, kalsium, magnesium, zink,
tembaga, selenium, dan iodium. Makanan yang tidak mengandung magnesium
juga secara nyata mengurangi kandungan lisofosfatidilkolin, suatuefek yang
juga berhubungan dengan berkurangnya kapasitas memetabolisme hati. Besi
yang berlebih dalam makanan dapat juga menghambat metabolism obat.
Kelebihan tembaga mempunyai efek yang sama seperti defisiensi tembaga,
yakni berkurangnya kemampuan untuk memetabolisme obat dalam beberapa
hal. Jadi ada level optimum dalam tembaga yang ada pada makanan untuk
memelihara metabolism
6 obat dalam tubuh (Gibson, 1991).
c. Ketersediaan hayati
Penggunaan obat bersama makanan tidak hanya dapat menyebabkan
perlambatan absorpsi tetapi dapat pula mempengaruhi jumlah yang diabsorpsi
(ketersediaan hayati obat bersangkutan). Penisilamin yang digunakan sebagai
basis terapeutika dalam menangani reumatik, jika digunakan segera setelah
makan, ketersediaan hayatinya jauh lebih kecil dibandingkan jika tablet tersebut
digunakan dalam keadaan lambung kosong. Ini akibat adanya pengaruh laju
pengosongan lambung terhadap absorpsi obat (Gibson, 1991).
a. Interaksi sinergis
Interaksi10sinergis terjadi apabila dua obat dengan efek farmakologis
yang sama diberikan bersama-sama dapat menyebabkan efekaditif. Interaksi
sinergisini dapat terjadi pada pemberian beberapa macam obat yang walaupun
bekerja pada reseptor yang berbeda, tapi memiliki efek yang sama sehingga
saling memperlambat efek satu sama lain. Mekanisme ini sering berkontribusi
terhadap interaksi obat yang merugikan. Contohnya, penggunaan obat
bersamaan dengan efek depresi CNS, seperti antidepresan, hipnotik,
antiepilepsi dan antihistamin dapat menyebabkan mengantuk berlebihan
(Nidhi, 2012).
b. Interaksi antagonis
Interaksi antagonis adalah obat dengan aksiantagonis pada tipe
reseptor tertentu akan berinteraksi dengan antagonis pada reseptor (Nidhi,
2012). Interaksi antagonis atau berlawanan yaitu berbeda dengan interaksi
aditif, ada beberapa pasang obat dengan kegiatan yang bertentangan satusama
lain (Sa’adah et al., 2016)
6 minum alcohol atau obat penurun panas seperti mengakibatkan kerusakan hati
minuman beralcohol Paracetamol dan pendarahan saluran cerna
9 Sayuran hijau (Vit.K) Obat pengencer darah Konsumsi sayuran hijau yang
contohnya bayam, (Warfarin) mengandung Vit.K tinggi
kale, sawi, brokoli, dapat menurunkan kinerja
asparagus, lobak obat Warfirin.
hijau, kol dan brussel.
10 Makanan yang13 Obat untuk mengobati Dapat mengganggu kerja obat
mengandung kadar depresi dan penyakit Monoamine Oxidase Inhibitor
tyramine seperti Parkinson (Monoamine (MAOI)
Cokelat, daging Oxidase Inhibitor)
fermentasi (sosis,
ham, papperoni)
11 Madu Beberpapa contoh obat Dapat meningkatkan resiko
seperti aspirin, pendarahan akibat kandungan
antikoagulan (obat madu yang dapat
pengencer darah) , obat mengganggu system tubuh
wrfirin/heparin, obat anti dalam memproduksi
platelet (clopidogrel) dan kandungan herbal yang
obat non-steroid anti- merusak fungsi enzim hati.
inflamasi (ibuprofen/
naproxen)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi pembaca, kiranya melalui makalah ini dapat memberi informasi dan
wawasan mengenai efek makanan pada terapi obat dimana diketahui bahwa peran
makanan yang dimakan sangat mempengaruhi kerja efektivitas terapi obat yang
diminum. Oleh karena itu kiranya harus selalu konsultasi dokter saat
mengkonsumsi obat dan tidak lupa untuk selalu membaca informasi label obat.
2. Bagi Kampus , melalui makalah ini kami sebagai penulis juga menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kiranya mendapat koreksi lebih
lanjut dari Dosen.
15
DAFTAR PUSTAKA