Anda di halaman 1dari 8

STUDI KASUS REMAJA PUTRI

WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS JEKAN RAYA


KOTA PALANGKA RAYATAHUN 2020

Berdasarkan hasil kegiatan pengukuran Posyandu Remaja Tahun 2020 di SMPN-16 Petuk Katimpun

Jumlah remaja putri usia 13-15 tahun sebanyak 79 orang

Status Gizi berdasarkan IMT/U rata-rata remaja putri kurus (9%) ,normal (75 %) , Gemuk (16 %)

Kadar HB remaja putri nilai, 10-11 gr/dl = 50 orang ( 63,2%) , 12 gr/dl = 29 orang (36,7%)

Selanjutnya untuk asupan Vitamin C sebanyak 50% populasi termasuk kurang,karena daya beli yang
rendah

Cakupan pemberian TTD remaja putri 80% Kategori baik


Ketersediaan bahan makanan bagus tapi daya beli kurang karena factor ekonomi (rata-rata menengah
kebawah)

Prevalensi keluarga dengan PHBS 75% termasuk kategori kurang


Pengetahuan remaja dan orang tua tentang anemia dan gizi seimbang sekitar 75% termasuk kategori
kurang

Kondisi geografis wilayah petuk katimpun penduduk tersebar sebagian tinggal di pinggiran sungai dan
telah memiliki polindes sebagai fasilitas kesehatan terdekat guna pemeriksaan kesehatan

Hasil wawancara dari remaja putri rata-rata sebesar 75% remaja telah menstruasi dari usia 10-12 tahun,
dan jarang konsumsi buah dan sayur. sebagian besar remaja putri tidak terlalu menyukai tablet tambah
darah dengan alasan menimbulkan mual muntah apabila dkonsumsi . Tingkat Pendidikan orang tua SD :
25,3% SMP : 44,3% SMA : 19% PT: 11,4%

Hasil Recall :
1. Asupan kalori rata-rata remaja putri 1800 kkal
2. Asupan protein rata-rata remaja putri 50 gr/hari
3. Asupan zat besi rata-rata remaja putri 10 mg/hari

Tugas : Buatlah NCP Komunitas sesuai dengan kasus diatas !


ANTROPOMETRI

P
1. Status Gizi Remaja berdasarkan Status gizi underweight berdasarkan
IMT/U : PHI (Problem Health Indicator)
Status Gizi rata-rata remaja putri
termasuk prevalensi tinggi (WHO,
engkajia 1995)
 kurus : (9%)
 normal : (75 %)
n Gizi
 Gemuk : (16 %)

2. LILA Ibu hamil < 23,5 cm : 46% Batas ambang LILA (Lingkar
Lengan Atas) ibu hamil
berdasarkan Departemen
Kesehatan RI termasuk kategori
KEK < 23,5 cm.
Prevalensi KEK pada bumil sangat
tinggi dibandingkantarget Program
Kesehatan Masyarakat pada
RPJMN 2020-2024 yaitu sebesar
14,5%.

LABORATORIUM
Proporsi ibu hamil anemia Berdasarkan PHI (Problem Health
(Hb < 11gr/dl) : 37,7% Indicator) termasuk masalah
kesehatan masyarakat tingkat
sedang (WHO, 2010)
FISIK KLINIS
- -
RIWAYAT GIZI
1. Asupan energi dan protein Asupan zat gizi energi dan protein
populasi ibu hamil
dengan kategori tergolong defisit
Intake Energi Populasi :
tingkat berat dari kebutuhan Angka
• Trimester 1
rata-rata asupan : 1500 kkal Kecukupan Gizi (AKG, 2019)
• Trimester 2
rata-rata asupan : 1550 kkal
• Trimester 3
rata-rata asupan : 1600 kkal
Intake Protein Populasi :
• Trimester 1
rata-rata asupan : 38,5 gram
• Trimester 2
rata-rata asupan : 42,5 gram
• Trimester 3
rata-rata asupan : 46,5 gram
2. 50% ibu hamil kurang asupan Setengah dari populasi ibu hamil
vitamin C karena daya beli masih kekurangan asupan vitamin C
rendah
3. Proporsi ibu hamil yang Cakupan ibu hamil yang
mendapat TTD (Tablet Besi) mendapatkan TTD (tablet besi)
• Fe 1 : 94,6%
selama kehamilan sudah baik
• Fe 3 : 83,8%
karena berada di atas target
Program Kesehatan Masyarakat
pada RPJMN 2020-2024 yaitu
sebesar 80%.

4. 100% ibu hamil KEK Cakupan ibu hamil KEK (Kurang


mendapatkan PMT dari Energi Kronis) yang mendapatkan
puskesmas. PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) sudah baik.
5. Ketersediaan bahan Ibu hamil memiliki akses
makanan/akses pangan bagus ketersediaan bahan makanan
namun daya beli kurang karena yang bagus namun daya beli
faktor ekonomi kurang/ rendah dikarenakan rata-
rata ibu hamil berada pada kondisi
ekonomi kelas menengah
kebawah
6. Tingkat pengetahuan tentang gizi Sebagian besar populasi ibu hamil
seimbang untuk ibu hamilsekitar memiliki pengetahuan tentang gizi
75% termasuk kategori kurang.
seimbang yang kurang
RIWAYAT KLIEN
1. Tingkat kesakitan Sebagian besar populasi ibu hamil
• Batuk, pilek : 15% mengalami penyakit infeksi
• Susah BAB : 20%
• Mencret/diare : 5%
• Sakit gigi : 10%
• 5L : 50%
2. Daya beli rendah Sebagian masyarakat mempunyai
pendapatan rendah
3. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 ibu hamil di wilayah kerja
• K1 : 94,6% UPT Puskesmas Pahandut
• K2 : 83,8%
tergolong rendah dari target
cakupan kunjungan yang ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan Kota
Palangkaraya yaitu K1 95% dan K4
85%.
4. Proporsi keluarga dengan Sebagian besar populasi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat keluarga yang menerapkan PHBS
(PHBS) 75% (Pola Hidup Bersih danSehat)
masih kurang

PROBLEM

D
Tingginya proporsi ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) di
wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Tahun 2020
ETIOLOGI
iagnosi 1. Rendahnya asupan zat gizi mikro (vitamin C)
2. Rendahnya asupan zat gizi makro (energi dan protein)
s 3. Kurangnya daya beli pangan karena faktor/kondisi sosial ekonomi
4. Tingginya angka kesakitan pada ibu hamil
5. Kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang pada ibu hamil
6. Kurangnya kesadaran dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di keluarga
SIGN / SYMPTOM
1. Asupan vitamin C 50% (kurang)
2. Asupan zat gizi energi dan protein tergolong kategori defisit tingkat
berat (<70% AKG)
3. Proporsi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) 46%
4. Proporsi ibu hamil mengalami anemia 37,7%
5. Pengetahuan tentang gizi seimbang pada ibu hamil 75% (kurang)
6. Proporsi keluarga dengan PHBS 75% (kurang)
DIAGNOSA GIZI
Tingginya prevalensi/proporsi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di
wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut tahun 2020 (P) dikaitkan
dengan rendahnya asupan makanan kurangnya daya beli dan kurangnya
pengetahuan ibu hamil tentang gizi sembang (E) ditandai dengan
rendahnya asupan zat gizi makro defisit tingkat berat <70% AKG,
rendahnya pengetahuan tentang gizi pada ibu hamil sebesar 75% yang
tergolong kurang dan rendahnya kesadaran ber-PHBS sebesar 75% yang
tergolong kurang. (S)
TUJUAN

I
Menurunkan proporsi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) diwilayah kerja
UPT Puskemas Pahandut dari 46,6% pada tahun 2020 menjadi 14,5%
pada tahun 2021 dan menurunkan prevalensi anemia ibu hamil dari 37,7 %
ntervensi Gizi menjadi < 20%.
PEMBERIAN MAKAN
 Pemberian Makanan Tambahn (PMT) pemulihan kepada ibu hamil
Kurang Energi Kronis (KEK) baik pangan lokal maupun pabrikan
 Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) sesuai dosis pada ibu hamil

EDUKASI GIZI
 Penyuluhan tentang gizi seimbang pada ibu hamil, anemia pada ibu
hamil, manfaat TTD bagi ibu hamil, pentingnya ber-PHBS, pentingnya
melakukan pemeriksaan dan kunjungan ke posyandu/fasilitas
pelayanan kesehatan (ANC rutin) saat kunjungan ke puskesmas,
posyandu, pada pertemuan kelompok pendukung, kelas ibu, dan lain-
lain.
 Penyediaan sarana KIE berupa poster, brosur atau leaflet terkait gizi
seimbang, anemia, manfaat TTD dan PHBS sebagai media
 Penyediaan Lembar Balik Fe sebagai media Konseling gizi
tentang cara memaksimalkan tablet tambah darah
 Penyuluhan pemanfaatan pekarangan rumah berbasis pangan
lokal, pengolahan pangan lokal, beserta resep jenis makanan
tinggi Energi Tinggi.
KOORDINASI ASUHAN GIZI
Lintas Program :
 Bidan/KIA : berkoordinasi dengan bidan penanggung jawab wilayah
untuk pemantauan status ibu hamil KEK dan pelaksanaan distribusi
TTD bagi ibu hamil
 Dokter/perawat : berkoordinasi dalam penanganan penyakit infeksi
yang dialami ibu hamil untuk menurukan angka kesakitan
 Kesling : berkoordinasi dalam upaya penyehatan lingkungan di wilayah
kerja UPT Puskesmas Pahandut
Lintas sektor :
 Pemerintah Desa : Alokasi dana desa untuk kegiatan gizi
 Kepala Desa, Camat : kebersihan perumahan dan sanitasi lingkungan
 Kemendes : pengalokasian dana desa untuk kegiatan gizi
 Penyuluh Pertanian/Dinas Pertanian, Perikanan & Ketahanan Pangan :
meningkatkan ketersediaan pangan melalui upaya pemanfaatan 3K
(kandang, kolam, kebun)
 Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama : Penyuluhan di masyarakat
 PKK : Penguatan Kelembagaan (Pokja) untuk membangun
komitmen dan dukungan sumberdaya untuk KIA, fasilitasi
penyuluhan kepada masyarakat untuk peningkatan pengetahuan dan
kesadaran keluarga akan pentingnya KIA dan fasilitasi pemberian
PMT pangan lokal.
 CSR : Fasilitasi pemberian suplemen/makanan tambahan ibu
hamil maupun bantuan akses sanitasi/air bersih.

M
1. Proporsi ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK)
berkurang
2. Proporsi ibu hamil KEK yang mengalami kenaikan berat
badan meningkat
onitorin
3. Proposi ibu hamil dengan anemia berkurang
4. Cakupan ibu hamil anemia yang mendapat TTD
5. Kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD

g 6. Perencanaan kebutuhan dan distribusi TTD ibu hamil

& 7. Terselenggaranya penyuluhan bagi ibu hamil terkait gizi seimbang,

E
anemia pada ibu hamil, manfaat TTD bagi ibu hamil, PHBS dan
pentingnya melakukan pemeriksaan dan kunjungan ke posyandu atau
fasilitas kesehatan saat masa kehamilan serta mengikuti kelas ibu hamil.

valuasi

Anda mungkin juga menyukai