Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM DIETETIK II

TATA LAKSANA DIET PADA PASIEN


“DIABETES MELITUS DAN CKD (Chronic Kidney Disease) “
Di Ruang Murai RSPAU Dr. S. Hardjolukito

Disusun Oleh:
HELDA DWI MARDIANA
180400470

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
2019

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2
Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
BAB 1. PENDAHULUAN
FORM ASUHAN GIZI

A. DATA PERSONAL (CH.1.1)


Kode IDNT Jenis Data Data Personal
CH-1.1 Nama Tn. W
CH-1.1.1 Umur 60 tahun
CH-1.1.2 Jenis Kelamin Laki-laki
CH-1.1.3 Suku/Etnik Jawa
CH-1.1.7 Peran dalam Keluarga Kepala Rumah Tangga

B. RIWAYAT PENYAKIT (CH.2.1)


Kode IDNT Jenis Data Keterangan
CH-2.1.1 Keluhan Utama Lemas, pusing, nyeri kaki
Riwayat penyakit HT, DM
terdahulu
Riwayat penyakit DM, CKD
sekarang
Riwayat keluarga -

C. PERAWATAN/TERAPI (CH.2.2)
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
CH-2.2.1 Terapi medis Ceftriaxone, Humalog,
Novorapid, Infus Nacl

D. RIWAYAT SOSIAL (CH.3.1)


Kode IDNT Jenis Data Keterangan
CH-3.1.1 Pekerjaan Tidak bekerja
Penghasilan -
Jumlah anggota 4
keluarga
Kondisi yang
mempengaruhi -
psikologis

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
E. BERKAITAN DENGAN RIWAYAT DIET (FH)
1. Asupan Makan
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
FH-2.1.1 Pemesanan Diet BB DM 1900 RPRGRK
FH-2.1.2 Pengalaman Diet -
FH-2.1.3 Lingkungan Makan Rumah sakit
FH-2.1.2.5 Alergi Makanan -

2. SQFFQ
Pola makan sebelum sakit
 Makanan pokok:
Nasi 2-3x/hari (2centong) @200 g
 Lauk hewani:
Daging ayam (1x /minggu,1ptg) goreng, santan @60 g
Daging sapi (2x /bulan, 1 porsi)  sup, santan @50 g
Ikan air tawar (2-3x / minggu, 1 ekor)  goreng @50 g
Telur ayam (3x/mng, 1 porsi) goreng, sambal @60 g
 Lauk nabati:
Tempe (setiap hari,1-2 potong)  goreng, oseng, bacem @50 g
Tahu (setiap hari,1-2 potong)  goreng, oseng, bacem @100 g
 Sayur-sayuran:
Bayam, kangkung, wortel (setiap hari ada sayur, ± 5 sdm)  bening
@30 g
 Buah:
Pear (3x/minggu,1-2 buah) @120 g
 Minuman :
Teh 1 gelas kecil/minggu @200ml
Gula 2 sdm @20 gram
Air putih 4 gelas/hari @ 320ml

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Energi Protein Lemak KH Na
Implementasi
(kkal) (g) (g) (g) (mg)
Asupan Oral 1560 56 40 236 395
Kebutuhan AKG 2150 65 60 340 400
%Asupan 72,56 86 67 69 30.38
Keterangan Defisit Defisit Defisit
Normal Normal
sedang berat berat
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil perhitungan SQFFQ persentase kebutuhan Tn. W
memili asupan energi 72,56% kategori defisit sedang, lemak 67% dan
karbohidrat 69% termasuk kategori defisit berat. Persentase
penggolongan asupan harian pasien menurut Depkes (2006):
- Asupan berlebih : > 120%
- Asupan normal : 90 – 120%
- Defisit ringan : 80 -90%
- Defisit sedang : 70 -80%
- Defisit berat : < 70%

3. Recall 24 jam (FH.7.2.8)


Energi Protein Lemak KH Natrium
Implementasi
(kkal) (g) (g) (g) (mg)
Asupan Oral 1031,4 51,6 39,7 111,8 112,5
Kebutuhan 1925 42 53 298 400
%Asupan 53,6% 122,8% 74,9% 37,5% 28,1%
Keterangan Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit
berat ringan berat berat berat
Kesimpulan :
Berdasarkan Recall 24 jam, asupan oral dibandingkan dengan
standar rumah sakit energi, protein, lemak dan karbohidrat termasuk
kategori defisit berat untuk asupan energi, lemak dan karbohidrat
sedangkan protein termasuk kategori defisit ringan.

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
4. Asupan Energi (FH.1.1) dan Asupan Zat Gizi Makro (FH.1.5) dan
lainnya
Keterangan
Kode IDNT Jenis Data
SQFFQ Recall 24 jam
FH-1.1.1 Asupan Energi 1560 1031,4
FH-1.5.1 Asupan lemak dan
60 39,7
kolesterol
FH-1.5.2 Asupan Protein 65 51,6
FH-1.5.3 Asupan
236 111,8
Karbohidrat
FH-1.6.2 Asupan Natrium 395 112,5
Kesimpulan:
Berdasarkan data diatas, hasil SQFFQ menggambarkan asupan
energi, protein, lemak dan karbohidrat defisit hal ini karena pola makan
pasien yang tidak teratur serta kurang bervariasi. Hasil Recall 24 jam
juga dalam kategori defisit hal ini karena pasien dalam keadaan fisik
lemas sehingga nafsu makan berkurang.

F. STANDAR PEMBANDING (CS)


Keterangan
Kode IDNT Jenis Data
SQFFQ Recall 24 jam
CS-1.1 Estimasi Kebutuhan
2150 kkal 1925 kkal
Energi
CS-2.1 Estimasi Kebutuhan
65 g 42 g
lemak
CS-2.2 Estimasi Kebutuhan
60 g 53 g
Protein
CS-2.3 Estimasi Kebutuhan
340 g 298 g
karbohidrat
CS-4.2 Estimasi Kebutuhan
400 mg 400 mg
Natrium

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
G. PENGUKURAN ANTROPOMETRI (AD)
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
AD-1.1.1 Tinggi badan 157
AD-1.1.2 Berat Badan 53
AD-1.1.4 Perubahan Berat -
badan
AD-1.1.5 IMT 21,5 kg/m² (Normal)
LILA -
Kesimpulan Status Gizi:
Berdasarkan data antropometri Tn. W memiliki status gizi yang masuk
dalam kategori normal dengan IMT 21,5 kg/m². Menurut WHO untuk ras
Asia, IMT perhitungannya sebagai berikut:
- Status gizi kurang : <18,5 kg/m².
- Status gizi normal : 18,5 – 23 kg/m².
- Status gizi lebih : 23 – 25 kg/m².
- Obesitas ringan : 25 – 27 kg/m².
- Obesitas sedang : 27 – 30 kg/m².
- Obesitas berat : >30 kg/m².

H. PEMERIKSAAN FISIK KLINIS (PD)


Kode IDNT Jenis Data Keterangan
PD-1.1.1 Penampilan Keseluruhan Composmentis
PD-1.1.2 Bahasa Tubuh Lemas
PD-1.1.6 Kepala dan Mata -
PD-1.1.8 Kulit -
PD-1.1.9 Vital Sign:
(12-11-2019)
TD 136/79 mmHg
Nadi 80x/menit
Respirasi 20x/menit
Suhu 36,5 0C
(13-11-2019)
TD 164/90 mmHg
Nadi 89x/menit
Respirasi 20x/menit
Suhu 36,1 0C
Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2
Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
(14-11-2019)
TD 158/90 mmHg
Nadi 81x/menit
Respirasi 18x/menit
Suhu 36,3 0C
(15-11-2019)
TD 160/90 mmHg
Nadi 86 x/menit
Respirasi 20x/menit
Suhu 36 0C
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinis didapatkan hasil
penampilan keseluruhan Tn. W dalam keadaan lemas dan untuk tekanan
darah hasil selama 4 hari (12-15 November 2019 ) dalam kategori tinggi.

I. DATA BIOKIMIA, TES MEDIS DAN PROSEDUR (BD)


Data Nilai
Kode IDNT Hasil Tanggal Ket
Biokimia Rujukan
BD-1.10.2 789 10/11/19 Tinggi
GDS 557 11/11/19 < 200 mg/dl Tinggi
186 15/11/19 Normal
339 12/11/19 Tinggi
GDP 556 13/11/19 70-115 mg/dl Tinggi
335 14/11/19 Tinggi
BD-12.2 Ureum 24 17 - 43 mg/dl
Kreatinin 2,18 0,7 – 1,3 mg/dl
10/11/19 Tinggi
SGOT 51 < 35 U/L
SGPT 48 < 45 U/L
Kesimpulan:
Berdasarkan data pemeriksaan biokimia Tn. W pada 10 November
2019 menunjukkan hasil GDS, ureum, kreatinin, SGPT dan SGOT tinggi.
Setelah dilakukan beberapa kali pemeriksaan untuk angka GDS hasilnya
normal pada 15 November 2019 sedangkan untuk ureum dan kreatinin
belum ada lagi pemeriksaan.

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
J. TERAPI MEDIS DAN FUNGSI (FH.3.1)
Jenis Terapi Interaksi
Kode IDNT Fungsi
Medis Dengan Makanan
FH-3.1.1 Ceftriaxone Obat antibiotic dengan -
fungsi untuk mengobati
berbagai macam infeksi
bakteri, termasuk ke
dalam kelas antibiotic
bernama cephalosporin
yang bekerja dengan cara
menghentikan
pertumbuhan bakteri.
Humalog Obat yang digunakan Dapat di injeksi
untuk membantu kontrol sebelum atau
gula darah pada orang setelah makan
dengan diabetes
Novorapid Obat yang digunakan Dapat di injeksi
untuk mengurangi tingkat sebelum atau
gula darah tinggi pada setelah makan
orang dewasa, remaja dan
anak-anak yang berusia
10 tahun ke atas dengan
diabetes mellitus yang
berfungsi membantu
memperbaiki produksi
insulin dalam tubuh
Infus Nacl Obat yang digunakan -
(IV) untuk pengobatan
dehidrasi isotonik
ekstraseluler/pengganti
cairan tubuh

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
DIAGNOSIS GIZI

A. DOMAIN INTAKE (NI)


NI-2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan tidak nafsu makan karena
pasien merasa pusing ditandai dengan hasil Recall E = 53,12%,
L = 62% dan KH = 48%

NI-5.4 Penurunan kebutuhan karbohidrat berkaitan dengan riwayat penyakit


DM ditandai dengan hasil GDS 789 mg/dl

NI-5.4 Penurunan kebutuhan protein berkaitan dengan penyakit CKD ditandai


dengan kadar ureum 124 mg/dl dan kreatinin 2,18 mg/dl.

B. DOMAIN KLINIS (NC)


NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium gizi berkaitan dengan gangguan fungsi
ginjal ditandai dengan kadar ureum tinggi (124 mg/dl) dan kreatinin
tinggi (2,18 mg/dl).

INTERVENSI GIZI

A. TUJUAN
1. Meningkatkan kebutuhan asupan mencapai ≥80%.
2. Membantu menstabilkan kadar gula darah pasien hingga mendekati nilai
normal.
3. Membantu menstabilkan kadar ureum dan kreatinin hingga mendekati
normal.
4. Membantu menstabilkan tekanan darah pasien hingga mendekati normal.

B. PRINSIP/SYARAT DIET
1. Energi cukup yaitu 1908 kkal untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan.
2. Protein rendah yaitu 0,8 g/kg BB dari kebutuhan energi total adalah 42,4 g.
3. Lemak normal yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total adalah 53 g.
4. Karbohidrat cukup yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang
berasal dari protein dan lemak adalah 310,5 g.
Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2
Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
5. Natrium 400 mg/hari
6. Cairan yang dikeluarkan ± 500 ml.
7. Pembatasan penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman.
8. Memberikan prinsip diet 3J (tepat jenis, tepat jadwal dan tepat jumlah).

C. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI


BMR laki-laki = 30 x BBA
= 30 x 53
= 1590 kkal
FA (Faktor Aktifitas) = 20% dari BMR = 20 x 1590 = 318 kkal
FU (Faktor Usia) = 10% dari BMR = 10% x 1590 = 159 kkal
FS (Faktor Stres) = 10% dari BMR = 10% x 1590 = 159 kkal
Total Energi = (BMR + FA + FS) – FS
= (1590 + 318 + 159) – 159
= 1908 kkal
Protein = 0,8 g/kg BB
= 0,8 x 53 = 42,4 g 10%
25% x 1908
Lemak = 9
= 53 g
65% x 1908
Karbohidrat = 4
= 310,5 g

NP.1.1 Preskripsi Diet : Diet DM 1900 RPRGRK (lauk cincang)


ND.1 Pemberian Makan dan Snack : 3x makan, 1x selingan
ND.2.1.6 Rute : Oral

D. IMPLEMENTASI DIET RUMAH SAKIT


Energi Protein Lemak KH
Standar diet RS 1925 42 53 298
Kebutuhan/Planing 1908 42,4 53 310,05
%Standar/Kebutuhan 100,89% 99,52% 100% 96,11%

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
E. REKOMENDASI DIET
Standar Diet RS Rekomendasi
Makan Pagi Nasi 1 p BB DM RPRGRK 1 p
Lauk hewani ½ p Lauk hewani 1 p
Sayur ½ p Sayur ½ p
Minyak 2 p Buah 1 p
Susu 1 p Putih telur 1p
Minyak 1 p
Selingan Pagi Buah 2 p Susu 1 p
Makan Siang Nasi 1 p BB DM RPRGRK 1 p
Lauk hewani 1 p Lauk hewani 1 p
Sayur ½ p Sayur ½ p
Buah 2 p Buah 1 p
Minyak 2 p Minyak 1 p
Selingan Sore Buah 2 p -
Makan Malam Nasi 1 p BB DM RPRGRK 1 p
Lauk hewani 1 p Lauk hewani 1 p
Sayur ½ p Sayur ½ p
Buah 2 p Buah 1 p
Minyak 2 p Sayur 1 p
Putih telur 1 p
Minyak 1 p
Nilai Gizi E : 1925 kkal E : 1908 kkal
P : 42 g P : 42,4 g
L : 53 g L : 53 g
KH : 298 g KH : 310,05 g

F. EDUKASI GIZI
E.1.1 Tujuan Edukasi
- Memberikan edukasi dan motivasi kepada pasien dan keluarga
- Memberikan/menambah pengetahuan pasien dan keluarga terkait
diet yang dijalani
- Memberikan motivasi kepada pasien terkait asupan makan
E.1.2 Prioritas Masalah
- Diabetes mellitus
- Gangguan fungsi ginjal

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
G. KOLABORASI DAN RUJUKAN GIZI (RC)
1. Dokter : Memberikan intervensi berupa obat untuk mengatasi
penyakit pada pasien yaitu Diabetes Mellitus (DM), CKD.
2. Perawat : Melakukan pemeriksaan fisik klinis (TD, Nadi, Respirasi
dan Suhu).
3. Ahli Gizi : Memberikan intervensi berupa preskripsi diet sesuai
dengan keadaan pasien.
4. Analisis Lab : Melakukan monitoring hasil pemeriksaan biokimia pasien.

H. RENCANA MONITORING DAN EVALUASI


Pengukuran/
Parameter Waktu Target Terukur
Pengamatan
Antropometri Tinggi badan Normal
1x/3 hari
Berat badan
Biokimia GDS, Ureum, Sesuai Normal
Kreatinin pemeriksaan
Fisik/Klinis Tekanan darah Sesuai Normal
Nadi pemeriksaan
Respirasi
Suhu
Asupan Zat Asupan makan Setiap hari Mencukupi ≥80%
Gizi -Energi (3x24 jam)
-Protein
-Lemak
-Karbohidrat

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
I. RENCANA KONSULTASI GIZI
Tema/Masalah : Diet DM 1900 RPRGRK
Tujuan : 1. Membantu memberikan makanan sesuai
kebutuhan pasien
2. Membantu mempertahankan dan mengatur gula
darah hingga mendekati normal/normal
3. Membantu menurunkan nilai ureum dan
kreatinin mendekati normal/normal
Sasaran : Pasien dan keluarga
Waktu : ±15 menit
Media : Leaflet DM, Rendah Protein dan Bahan Penukar
Tempat : RSPAU Dr. S. Hardjolukito Bangsal Murai Lt. 3
Kamar 1B
Materi Konseling Gizi :
1. Penjelasan/pengertian diet diabetes mellitus dan rendah protein
2. Tujuan diet
3. Syarat dan prinsip diet
4. Penjelasan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
5. Motivasi asupan makan pasien
6. Edukasi penyimpanan makanan dan minuman

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
BAB 2. DASAR TEORI

A. Diabetes Mellitus
1. Pengertian
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010,
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada
diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau
kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan
pembuluh darah. Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah serius
dengan angka kejadian yang meningkat tajam (Tandra, 2015). DM dapat
menyerang hampir semua golongan masyarakat di seluruh dunia. Jumlah
penderita DM terus bertambah dari tahun ke tahun karena pola hidup
manusia zaman sekarang yang cenderung jarang bergerak dan pola makan
yang tidak sehat (Susilo, 2011).
World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 346
juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes dan Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN) 19,4 juta pada tahun 2010. Jumlah ini
kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 tanpa
intervensi. Hampir 80% kematian diabetes terjadi di negara berpenghasilan
rendah dan menengah (Suiraoka, 2012). WHO memprediksi kenaikan
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000
menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (1,4). Data tersebut menempatkan
posisi Indonesia di peringkat keempat negara dengan jumlah penderita
diabetes terbanyak setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (Nati &
Worang, 2013). Menurut WHO, pada tahun 2014, 8,5% dari orang dewasa
berusia 18 tahun dan lebih tua menderita DM. Pada tahun 2012 DM
menjadi penyebab utama dari 1,5 juta kematian. Pada tahun 2014,
Indonesia memiliki sekitar 9,1 juta penyandang DM (Soyjoy, 2015).

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 oleh
Departemen Kesehatan, menunjukkan bahwa prevalensi DM di Indonesia
untuk usia di atas 15 tahun sebesar 6,9%. Prevalensi DM di Indonesia
mengalami peningkatan dari 1,1% (2007) menjadi 2,1% (2013). Prevalensi
tertinggi DM yang telah didiagnosis oleh dokter terdapat di DI Yogyakarta
(2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan Kalimantan
Timur (2,3%) (Riskesdas, 2013).
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang
ditandai dengan meningkatnya glukosa darah (Budiatri, 2014). Hal
tersebut disebabkan oleh adanya gangguan pada sekresi insulin atau
gangguan kerja insulin maupun keduanya. Penderita DM tidak dapat
memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan
oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat (Pesanlab,
2016).
Kadar gula darah yang tinggi sangat mengganggu konsentrasi
untuk tidur nyenyak, dikarenakan seringnya keinginan untuk buang air
kecil pada malam hari. Kadang muncul rasa haus yang berlebihan.
Gangguan tidur merupakan masalah umum yang terjadi pada pasien DM
dan sebaliknya DM juga dapat menimbulkan gangguan tidur akibat adanya
keluhan nocturia dan nyeri (Suranto, 2014).

2. Macam-macam Diabetes Mellitus


Ada 2 jenis tipe penyakit diabetes yaitu (Ulya, 2012):
a. Penyakit Diabetes tipe 1
Suatu keadaan dimana tubuh sama sekali tidak dapat
memproduksi hormon insulin. Penderita penyakit diabetes haarus
menggunakan suntikan insulin dalam mengatur gula darahnya.
Sebagian besar penderita penyakit diabetes ini adalah anak-anak dan
remaja.

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
b. Penyakit Diabetes tipe 2
Penyakit diabetes ini terjadi karena penderita tidak kekurangan
insulin akan tetapi, insulin tidak dapat digunakan dengan baik
(resistensi insulin). Tipe penyakit diabetes ini merupakan yang
terbanyak diderita saat ini (90% lebih) dan sering terjadi pada mereka
yang berusia lebih dari 40 tahun, gemuk dan mempunyai riwayat
penyakit diabetes dalam keluarga.
c. Diabetes Gestasional
Merupakan diabetes yang timbul selama masa kehamilan karena
pada kehamilan terjadi perubahan hormonal dan metabolic sehingga
ditemukan jumlah atau fungsi insulin yang tidak optimal yang dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi yang meliputi preeklamsia,
kematian ibu, abortus spontan, kelainan congenital, prematuritas dan
kematian neonatal. DM gastasional meliputi 2-5% dari seluruh diabetes
(Arif et al, 2001).

3. Manifestasi Klinis
Gejala umum yang timbul akibat penyakit Diabetes Mellitus diantaranya:
a. Pengeluaran urin (poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume urin dalam 24 jam
meningkat atau melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala
DM dikarenakan kadar gula dalam tubuh relative tinggi sehingga tubuh
tidak sanggup untuk mengurangi dan berusaha untuk mengeluarkannya
melalui urin. Gejala lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang
dikeluarkan mengandung glukosa (PERKENI, 2015).
b. Timbul rasa haus
Rasa haus yang berlebihan timbul karena kadar glukosa terbawa
oleh urin sehingga tubuh merespo untuk meningkatkan asupan cairan
(PERKENI, 2015).

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
c. Timbul rasa lapar
Pada pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal ini
disebabkan karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar
glukosa dalam darah cukup tinggi (PERKENI, 2015).
d. Penyusutan/penurunan berat badan
Penyusutan atau penurunan berat badan pada pasien DM
disebabkan karena tubuh terpaksa mengambil dan membakar lemak
sebagai cadangan energi (PERKENI, 2015).

4. Komplikasi-komplikasi Diabetes Mellitus


a. Diabetes mellitus salah satu penyebab terjadinya gagal ginjal
b. Meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke
c. Neuropati (kerusakan syaraf) di kaki yang meningkatkan kejadian ulkus
kaki dan infeksi pada kaki.
d. Retinopati diabetikum yang merupakan salah satu penyebab utama
kebutaan akibat kerusakan pembuluh darah kecil di retina.

B. Penyakit Ginjal Kronik


1. Pengertian
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal
ditandai dengan abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal yang
berlangsung lebih dari 3 bulan. PGK ditandai dengan satu atau lebih tanda
kerusakan ginjal yaitu albuminuria, abnormalitas sedimen urin, elektrolit,
histologi, struktur ginjal, ataupun adanya riwayat transplantasi ginjal, juga
disertai penurunan laju filtrasi glomerulus. Kerusakan ginjal didefinisikan
sebagai kelainan patologis atau penanda kerusakan, termasuk kelainan
pada darah atau tes urine (KDOQI, 2012).
Prevalensi gagal ginjal kronik (sekarang disebut PGK) di Indonesia
pada pasien usia lima belas tahun keatas di Indonesia yang didata
berdasarkan jumlah kasus yang didiagnosis dokter adalah sebesar 0,2%.
Prevalensi gagal ginjal kronik meningkat seiring bertambahnya usia,

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
didapatkan meningkat tajam pada kelompok umur 25-44 tahun (0,3%),
diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), umur 55-74 tahun (0,5%), dan tertinggi
pada kelompok umur ≥ 75 tahun (0,6%). Prevalensi pada laki-laki (0,3%)
lebih tinggi dari perempuan (0,2%) (Riskesdas, 2013).

2. Etiologi dan Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik


Menurut The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI)
of National Kidney Foundation (2016), terdapat dua penyebab utama dari
penyakit ginjal kronis yaitu diabetes dan tekanan darah tinggi, yang
bertanggung jawab untuk sampai dua-pertiga kasus. Diabetes terjadi ketika
gula darah terlalu tinggi, menyebabkan kerusakan banyak organ dalam
tubuh, termasuk ginjal dan jantung, serta pembuluh darah, saraf dan mata.
Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, terjadi ketika tekanan darah
terhadap dinding pembuluh darah meningkat. Jika tidak terkontrol, atau
kurang terkontrol, tekanan darah tinggi bisa menjadi penyebab utama
serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal kronis. Begitupun sebaliknya,
penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

Gambar 1. Penyakit Gagal Ginjal Kronik (Etiologi/Comorbid Di Indonesia


2014 (IRR, 2014)

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
3. Hubungan penyakit Diabetes Mellitus dengan Disfungsi Ginjal
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan diabetes
nepropati yang merupakan penyebab gagal ginjal. Tjekyan (2014)
mengatakan bahwa ginjal mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah
kecil. Diabetes dapat merusak pembuluh darah tersebut sehingga pada
gilirannya mempengaruhi kemampuan ginjal untuk menyaring darah
dengan baik. Kadar gula yang tinggi dalam darah membuat ginjal harus
bekerja lebih keras dalam proses panyaringan darah, dan mengakibatkan
kebocoran pada ginjal. Awalnya, penderita akan mengalami kebocoran
protein albumin ke dalam urin (albuminaria) yang dikeluarkan oleh urine,
kemudian berkembang dan mengakibatkan fungsi penyaringan ginjal
menurun. Pada saat itu, tubuh akan mendapatkan banyak limbah karena
menurunnya fungsi ginjal yang nantinya akan menyebabkan gagal ginjal.
Apabila kondisi ini tidak dapat diatasi dan berlangsung terus menerus
dapat meningkatkan stadium dari gagal ginjal dan selanjutnya akan
menyebabkan kematian (Tjekyan, 2014).

C. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar
dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat
(KepMenkes, 2003). Prevalensi hipertensi terus meningkat sejalan dengan
perubahan gaya hidup seperti merokok, inaktifitas fisik dan stres
psikososial. Data World Health Organization (WHO), tahun 2000
menunjukkan sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk diseluruh dunia
menderita hipertensi. Sebanyak 333 juta (proporsi 34,26%) berada di
negara maju dan 639 juta (65,74%) berada di negara berkembang termasuk
Indonesia (Tessy, 2009).
Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke,
kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
lain-lain yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti
otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian.
Hipertensi atau yang disebut the silent killer yang merupakan salah satu
faktor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit jantung
(cardiovascular) (Edyta, 2012).
2. Hubungan penyakit Hipertensi dengan Disfungsi Ginjal
Budiyanto (2009 dalam Ekantari, 2012) mengatakan bahwa
hipertensi dan gagal ginjal saling mempengaruhi. Hipertensi dapat
menyebabkan gagal ginjal, sebaliknya gagal ginjal kronik dapat
menyebabkan hipertensi. Hipertensi yang berlangsung lama dapat
mengakibatkan perubahan struktur pada arteriol di seluruh tubuh, ditandai
dengan fibrosis dan hialinisasi dinding pembuluh darah. Organ sasaran
utama adalah jantung, otak, ginjal, dan mata. Pada ginjal, arteriosklerosis
akibat hipertensi lama menyebabkan nefrosklerosis. Gangguan ini
merupakan akibat langsung iskemia karena penyempitan lumen pembuluh
darah intrarenal. Penyumbatan arteri dan arteriol akan menyebabkan
kerusakan glomerulus dan atrofi tubulus, sehingga seluruh nefron rusak,
yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik
sendiri sering menimbulkan hipertensi. Sekitar 90% hipertensi bergantung
pada volume dan berkaitan dengan retensi air dan natrium, sementara
kurang dari 10% bergantung pada renin (Ekantari, 2012).

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
BAB 3. PEMBAHASAN

A. Monitoring, Evaluasi dan Tindak Lanjut


MONITORING DAN EVALUASI KESIMPULAN & TINDAK LANJUT
TGL DIAGNOSIS (ASSESMEN, DIAGNOSIS GIZI,
Antropometri Biokimia Fisik dan klinis Asupan
INTERVENSI GIZI)
12/11/19 DM BB = 53 kg - GDP: 339 mg/dl -T: 136/79 mmHg -Energi: 1055,1 kcal (55,3%) A: Data antropometri diukur hari pertama
- CKD TB = 157 cm - Ureum: 124 mg/dl -N: 80x/menit -Protein: 30,6 g (72,2%) Kasus yaitu pengukuran BB dan TB
13/11/19 Hipertensi - Kreatinin: 2,18 mg/dl -R: 20x/menit -Lemak: 26,7 g (50,4%) Status gizi pasien baik
- SGOT: 51 U/L 0
-S: 36,5 C -KH: 164 g (52,8%)
-SGPT: 48 U/L -Na: 156 mg (39%) B: Berdasarkan data biokimia pasien nilai
GDP, Ureum, Kreatinin, SGOT dan SGPT
tergolong tinggi. Pasien mengalami
diabetes mellitus, gangguan fungsi ginjal
dan hipertensi. Gangguan fungsi ginjal
dikarenakan jantung tidak mampu
mengontrol tekanan darah Sehingga kerja
ginjal dalam menyaring darah melebihi
kapasitas

C: Kesan umum: composmentis, pemeriksaan


nadi, respirasi dan suhu pasien normal
sedangkan tekanan darah tinggi

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
D: Asupan energi, protein, lemak, KH dan
Natrium tergolong defisit

Diagnosis Gizi: (NI-2.1), (NI-5.4), (NC-2.2)

Intervensi Gizi: Bubur nasi (lauk cincang)


13/11/19 DM BB = 53 kg - GDP: 556 mg/dl -T: 164/90 mmHg -Energi: 1197,9 kcal (62,8%) A: Data antropometri diukur hari pertama
- CKD TB = 157 cm -N: 89x/menit -Protein: 43,3 g (99,8%) Kasus yaitu pengukuran BB dan TB
14/11/19 Hipertensi -R: 20x/menit -Lemak: 46,9 g (88,5%) Status gizi pasien baik
-S: 36,10C -KH: 164 g (52,8%)
-Na: 294,5 mg (73,6%) B: Pemeriksaan untuk GDP pasien Tn. W
masih tergolong tinggi dengan nilai 556
mg/dl

C: Kesan umum: composmentis, pemeriksaan


nadi, respirasi dan suhu pasien normal
sedangkan tekanan darah tinggi

D: Asupan energi, KH dan natrium tergolong


defisit sedangkan untuk protein dan lemak
tergolong normal

Diagnosis Gizi: (NI-2.1), (NI-5.4), (NC-2.2)

Intervensi Gizi: Bubur nasi (lauk cincang)

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
14/11/19 DM BB = 53 kg - GDP: 335 mg/dl -T: 158/90 mmHg -Energi: 1061,4 kcal (55,6%) A: Data antropometri diukur hari pertama
- CKD TB = 157 cm -N: 81x/menit -Protein: 38,1 g (89,8%) Kasus yaitu pengukuran BB dan TB
15/11/19 Hipertensi -R: 18x/menit -Lemak: 37,7 g (71,1%) Status gizi pasien baik
-S: 36,30C -KH: 152,3 g (49,1%)
-Na: 323,4 mg (80,8%) B: Pemeriksaan untuk GDP pasien Tn. W
masih tergolong tinggi dengan nilai 335
mg/dl pada tanggal 14/11/19 sedangkan
pada tanggal 15/11/19 GDS pasien sudah
kembali normal dengan nilai 186 mg/dl

C: Kesan umum: composmentis, pemeriksaan


nadi, respirasi dan suhu pasien normal
sedangkan tekanan darah tinggi

D: Asupan energi, lemak dan KH tergolong


defisit sedangkan untuk protein dan
natrium tergolong normal

Diagnosis Gizi: (NI-2.1), (NI-5.4), (NC-2.2)

Intervensi Gizi: Bubur nasi (lauk cincang)

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
B. Pembahasan
Pasien Tn. W berusia 60 tahun dengan diagnose medis Diabetes
Mellitus dan CKD. Pola makan pasien sebelum sakit yaitu Makanan pokok:
Nasi 2-3x/hari (2centong) @200 g, Lauk hewani: Daging ayam (1x
/minggu,1ptg), santan @60 g, Daging sapi (2x /bulan, 1 porsi), santan @50 g,
Ikan air tawar (2-3x / minggu, 1 ekor) @50 g, Telur ayam (3x/mng, 1 porsi)
@60 g, Lauk nabati: Tempe (setiap hari,1-2 potong) @50 g, Tahu (setiap
hari,1-2 potong) @100 g, Sayur-sayuran: Bayam, kangkung, wortel (setiap
hari ada sayur, ± 5 sdm) @30 g, Buah: Pear (3x/minggu,1-2 buah) @120 g,
Minuman : Teh 1 gelas kecil/minggu @200ml, Gula 2 sdm @20 gram dan
Air putih 4 gelas/hari @ 320ml. saat pengambilan kasus pasien dalam kondisi
lemas.

1. Antropometri
Berat badan pasien diukur dengan timbangan yaitu didapat hasil 53
kg. pengukuran berat badan dipergunakan untuk melihat status gizi pasien
saat ini. Pada pengukuran tinggi badan didapat hasil 157 cm. berdasarkan
hasil perhitungan IMT, status gizi pasien dalam kategori normal yaitu 21,5
kg/m2.

2. Biokimia
Pada pemeriksaan biokimia pasien Tn. W pada 10 November 2019
didapatkan nilai GDS, ureum, kreatinin, SGOT dan SGPT tinggi. Pada saat
studi kasus nilai GDS pada hari ke 3 monev menjadi normal dengan nilai
186 mg/dl sedangkan untuk uream, kreatinin, SGOT dan SGPT belum ada
hasil pemeriksaan yang terbaru. Penilaian status gizi dengan hasil biokimia
adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratories yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh
seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
klinis yang kurang spesifik maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak
menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik (Anggraini,
2012).

3. Fisik Klinis
Pada pemeriksaan fisik Tn. W dalam Kondisi Umum (KU) baik atau
composmentis namun lemas. Composmentis diartikan bahwa seseorang
masih dalam keadaan sadar penuh dan dapat menjawab pertanyaan tentang
dirinya dan lingkungannya. Hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan
hasil:
PD-1.1.9 Vital Sign:
(12-11-2019)
TD 136/79 mmHg
Nadi 80x/menit
Respirasi 20x/menit
Suhu 36,5 0C
(13-11-2019)
TD 164/90 mmHg
Nadi 89x/menit
Respirasi 20x/menit
Suhu 36,1 0C
(14-11-2019)
TD 158/90 mmHg
Nadi 81x/menit
Respirasi 18x/menit
Suhu 36,3 0C
(15-11-2019)
TD 160/90 mmHg
Nadi 86 x/menit
Respirasi 20x/menit
Suhu 36 0C

Hasil pemeriksaan tekanan darah pada pasien Tn. W mengalami


fluktuasi yang masih belum stabil. Secara keseluruhan pengukuran tekanan
darah pasien Tn. W masih dalam kategori tekanan darah tinggi/hipertensi.
Hipertensi nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh
darah (arteri). Kekuatan tekanan darah bisa berubah dari waktu ke waktu,
dipengaruhi oleh aktivitas yang sedang dilakukan.
Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke,
kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan
lain-lain yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti
otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian.
Hipertensi atau yang disebut the silent killer yang merupakan salah satu
faktor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit jantung
(cardiovascular) (Edyta, 2012).

4. Asupan Makan

Grafik Asupan Makan 3 Hari Asuhan Gizi


140.0%
120.0%
100.0%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
Energi Protein Lemak KH Natrium
Hari Asesmen 53.6% 122.8% 74.9% 37.5% 28.1%
Hari ke-1 55.3% 72.2% 50.4% 52.8% 39.0%
Hari ke-2 62.8% 99.8% 88.5% 52.8% 73.6%
Hari ke-3 55.6% 89.8% 71.1% 49.1% 80.8%

Selama studi kasus sejak hari pertama asupan energi dan zat gizi
lainnya pada pasien Tn. W dilihat dari grafik diatas tidak mengalami
peningkatan asupan selama monev sehingga masih dalam kategori deficit
< 80%. Nafsu makan pasien yang tidak meningkat dikarenakan pasien
merasa setiap kali makan harus disuntik insulin terlebih dahulu sehingga
membuat pasien kembali jadi malas untuk makan.
Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2
Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Asupan makan dikategorikan baik apabila persentase asupan energi
80-110 dari total kebutuhan, kurang apabila < 80% dan lebih apabila
asupan > 100% (WNPG, 2014). Berdasarkan persentase asupan makan
pada pasien Tn. W pada hari ketiga masih dalam kategori deficit < 80%.

5. Diagnosa Medis
Selama pengambilan studi kasus tidak terjadi perubahan diagnose
medis yang signifikan namun untuk hari terakhir recall pemeriksaan GDS
pasien sudah normal dengan hasil 186 mg/dl.

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
a. Antropometri
Status gizi Tn. W termassuk dalam kategori baik yaitu 21,5 kg/m2
(Normal).
b. Biokimia
Dari hasil pemeriksaan biokimia pasien Tn. W pada 10 November 2019
mengalami hasil GDS yang tinggi yaitu 789 mg/dl mengindikasikan adanya
glukosa darah serta hasil ureum 124 mg/dl dan kreatinin 2,18 mg/dl termasuk
kategori tinggi yang menandakan adanya kegagalan fungsi ginjal.
c. Fisik Klinis
Hasil pemeriksaan fisik klinis secara keseluruhan keadaan pasien dalam kondisi
lemas dan mengalami hipertensi dengan tekanan darah selama 4 hari
pemeriksaan selalu tinggi.
d. Asupan Makan
Asupan makan pasien Tn. W tidak mengalami peningkatan asupan selama
monev sehingga masih dalam kategori deficit < 80%.

B. SARAN
Pasien Tn. W sebaiknya menjalani diet yang telah direkomendasikan selama
dirumah sakit dan untuk keluarga pasien agar selalu membantu dan memotivasi
pasien untuk menjalani diet yang telah direkomendasikan oleh Ahli Gizi.

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA

Budiatri F. Diabetes Melitus. 2014. Makalah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah


Surakarta.

Edyta Zbroch, MD, PhD, Klinika Nefrologii Transplantologii, Uniwersytet Medyczny


Białymstoku, ul. 2012. Kidney and hypertension: is there a place for renalase?.
Żurawia 14, Pol Arch Med Wewn. 122 (4): 174-179 15-540 Białystok, Poland.
Tersedia di:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed (Diakses pada 16 November 2019)

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI. 2013. Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Tersedia di:
www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf
(Diakses pada tanggal 16 November 2019).

Infodatin: Pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI. 2014. Situasi dan analisis
diabetes. Tersedia di:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
diabetes.pdf (Diakses pada 17 November 2019)

KDIGO. 2012. Clinical practice guideline for the evaluation and management of
chronic kidney disease. Tersedia di:
http://www.kdigo.org/clinical_practice_guidelines/pdf/CKD/KDIGO_2012_CKD
_GL.pdf (Diakses pada 17 November 2019)

Kep.Menkes RI No. 1479/MenKes/SK/X/2003. Tentang Pedoman Penyelenggaraan


Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular.
Jakarta

Nati F. 2013. Diabetes bukan akhir dari segalanya. Majalah Rumah Sakit Mitra
Keluarga. Tersedia di:
http://www.mitrakeluarga.com/download/majalah_rsmk10.pdf

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2011. Konsensus pengelolaan dan pencegahan


diabetes melitus tipe 2 di indonesia. Jakarta: PB PERKENI

Pesanlab. 2015. Pemeriksaan lab untuk deteksi dini diabetes beserta biayanya. Tersedia
di:
https://www.pesanlab.com/blog/pemeriksaan-lab-untuk-deteksi-dini-diabetes/

Purnamasari D. 2009. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus. Editor: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi Idrus, Simadibrata M, Setiati S. Dalam: Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid III. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing; p. 1880.

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Soyjoy. 2015. Diabetes and me. 1st ed. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, p, 2.

Suiraoka, IP. 2012. Penyakit degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika; p. 45-51.

Suranto E. 2014. Hubungan insomnia dengan peningkatan gula darah puasa pada pasien
diabetes mellitus (DM) di ruang rawat inap RSUD. Dr. Moewardi skripsi.
Surakarta: Stikes Kusuma Husada

Susilo Y, Wulandari A. 2011. Cara jitu mengatasi kencing manis: Diabetes Mellitus. 1st
ed. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. p, 5.

Tandra H. 2015. Diabetes bisa sembuh: petunjuk praktis mengalahkan dan


menyembuhkan diabetes. 1st ed. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. p, 1.

Tessy, Agus. 2009. Hipertensi Pada Penyakit Ginjal. In: Aru W. Sudoyo, Bambang
Setyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata, Siti Setiati, editors. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departeman Ilmu
Penyakit Dalam FKUI; P. 1086

World Health Organization. Diabetes. Tersedia di:


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/

Worang FHK, Bawotong J, Untu FM. 2013. Hubungan pengendalian diabetes Mellitus
dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus di RSUD manembo
nembo bitung. Jurnal Keperawatan Universitas Sam Ratulangi; 1:2.

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
LAMPIRAN
Lampiran 1. Form Skrining
NUTRITIONAL RISK Usia : 60 th
SCREENING (NRS-2002)
Nama : Tn. W (L)
Bangsal : Murai Diagnosis : DM, CKD
Tanggal masuk RS : 11-11-2019 Tanggal skrining : 11 – 11 – 2018

1. Skrining Awal
No. Kriteria Jawaban
Ya Tidak
1. Apakah IMT < 20.5? 
2. Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan 
terakhir?
3. Apakah asupan makan pasien menurun 1 minggu 
terakhir?
4. Apakah pasien dengan penyakit berat? (ICU) 
- Jika tidak untuk semua kriteria skrining diulang 1 minggu kemudian
- Jika ada 1 atau lebih kriteria dengan jawaban ya dilakukan skrining

2. Skrining Lanjut I
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Status gizi normal
Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB > 5% dalam 3 bulan atau asupan 50-75%
dari kebutuhan
Sedang (Skor = 2) Kehilangan BB > 5% dalam 2 bulan atau IMT 18.5-20.5
atau asupan 25-50% dari kebutuhan
Berat (Skor = 3) Kehilangan BB > 5% dalam 1 bulan (>15% dalam 3
bulan) atau IMT < 18.5 atau asupan 0-25% dari
kebutuhan

3. Skrining Lanjut II
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Kebutuhan gizi normal
Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (sirosis hati,
COPD, HD rutin, DM, kanker)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stroke, pneumonia
berat, kanker darah
Berat (Skor = 3) Cedera kepala, transplantasi sumsum,
pasien ICU

SKOR Skrining Skrining Usia < 70 TOTAL


lanjut I lanjut II tahun SKOR
1 1 0 2
Dilakukan monitoring asupan setiap hari

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Lampiran 2. Form Recall
Recall Makan: Pengambilan Kasus Tanggal : 12-13 November 2019
==============================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET/
==============================================================
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
______________________________________________________________________
PAGI
bubur nasi (belu) 400 g 144.4 kcal 32.0 g
ikan segar 50 g 49.0 kcal 0.0 g
tahu 50 g 38.0 kcal 0.9 g
kacang panjang mentah 15 g 5.2 kcal 1.2 g
pepaya muda mentah 10 g 2.2 kcal 0.4 g
santan (kelapa dan air) 50 g 53.1 kcal 2.3 g
teh 3g 1.5 kcal 0.3 g
semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g

SIANG
bubur nasi (belu) 400 g 144.4 kcal 32.0 g
kacang panjang mentah 25 g 8.7 kcal 2.0 g
tahu 50 g 38.0 kcal 0.9 g
minyak kelapa sawit 10 g 86.2 kcal 0.0 g
daging ayam 50 g 142.4 kcal 0.0 g
semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g

SORE
bubur nasi (belu) 200 g 72.2 kcal 16.0 g
bayam segar 20 g 7.4 kcal 1.5 g
buncis mentah 10 g 3.5 kcal 0.8 g
ikan segar 50 g 49.0 kcal 0.0 g
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal 0.0 g
semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
==============================================================
HASIL PERHITUNGAN
==============================================================
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
______________________________________________________________________
energy 1032.4 kcal 1908 kcal 53.6%
protein 51.6 g 43.4 g 112.8%
fat 39.7 g 53 g 74.9%
carbohydr. 122.8 g 310.5 g 37.5%
sodium 112.5 mg 400 mg 28.1%

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Recall Makan: Monev 1 Tanggal : 12-13 November 2019
==============================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET/
==============================================================
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
______________________________________________________________________
SIANG
bubur nasi (belu) 200 g 72.0 kcal 16.0 g
Bandeng Presto Goreng
ikan bandeng 20 g 16.8 kcal 0.0 g
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal 0.0 g
Asem-asem sayur
Wortel 10 g 4.2 kcal 3.9 g
buncis mentah 10 g 3.5 kcal 0.8 g
semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g
susu RPRGRK 100 ml 130 kcal 23.5

SORE
bubur nasi (belu) 200 g 72.0 kcal 16.0 g
daging ayam goreng 25 g 83.0 kcal 0.9 g
telur ayam bagian putih 15 g 7.5 kcal 0.2 g
Sup Merah
Wortel 10 g 4.2 kcal 3.9 g
kool merah / putih mentah 10 g 2.2 kcal 0.4 g
baso 10 g 37.0 kcal 0.0 g
semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g

PAGI
bubur nasi (belu) 200 g 72.0 kcal 16.0 g
telur puyuh 50 g 92.5 kcal 0.8 g
Sayur Bening
bayam segar 30 g 11.1 kcal 2.2 g
semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g
Susu RPRGRK 100 ml 130 kcal 23.5

SNACK
Susu RPRGRK 100 ml 130 kcal 23.5

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
==============================================================
HASIL PERHITUNGAN
==============================================================
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
______________________________________________________________________
________
energy 1055.1 kcal 1908 kcal 55.3%
protein 30.6 g 42.4 g 72.2%
fat 26.7 g 53 g 50.4%
carbohydr. 164 g 310.5 g 52.8%
sodium 156.0 mg 400 mg 39%

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Recall Makan: Monev 2 Tanggal : 13-14 November 2019
==============================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET/
==============================================================
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
______________________________________________________________________
SIANG
bubur nasi (belu)
Gelatin Ayam 250 g 90.0 kcal 20.0 g
daging ayam 50 g 142.5 kcal 0.0 g
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal 0.0 g
Setup Sayuran
Wortel 10 g 4.2 kcal 3.9 g
buncis mentah 10 g 3.5 kcal 0.8 g
semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g
susu RPRGRK 100 ml 130 kcal 23.5

SORE
bubur nasi (belu) 250 g 90.0 kcal 20.0 g
telur dadar 25 g 46.8 kcal 0.3 g
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal 0.0 g
telur ayam bagian putih 15 g 7.5 kcal 0.2 g
wortel 10 g 4.2 kcal 3.9 g
buncis mentah 10 g 3.5 kcal 0.8 g
labu siam mentah 10 g 2.0 kcal 0.4 g
semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g

PAGI
bubur nasi (belu) 200 g 72.0 kcal 16.0 g
Gelatin Ayam
daging ayam 25 g 71.3 kcal 0.0 g
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal 0.0 g
Sayur Capcay
Wortel 10 g 4.2 kcal 3.9 g
sawi putih mentah 10 g 1.5 kcal 0.2 g
kembang kool mentah 10 g 2.5 kcal 0.5 g
baso 10 g 37.0 kcal 0.0 g
Semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g
Susu RPRGRK 100 ml 130 kcal 23.5

SNACK
Susu RPRGRK 100 ml 130 kcal 23.5

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
==============================================================
HASIL PERHITUNGAN
==============================================================
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
______________________________________________________________________
energy 1197.9 kcal 1908 kcal 62.8%
protein 42.3 g 42.4 g 99.8%
fat 46.9 g 53 g 88.5%
carbohydr. 164 g 310.5 g 52.8%
sodium 294.5 mg 400 mg 73.6%

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Recall Makan: Monev 3 Tanggal : 14-15 November 2019
==============================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET/
==============================================================
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
______________________________________________________________________
SIANG
bubur nasi (belu) 250 g 90.0 kcal 20.0 g
Pepes Ikan
ikan segar 25 g 24.5 kcal 0.0 g
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal 0.0 g
Sayur Bening
bayam segar 10 g 3.7 kcal 0.7 g
gambas / oyong mentah 10 g 2.0 kcal 0.4 g
wortel 10 g 4.2 kcal 3.9 g
semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g
susu RPRGRK 100 ml 130 kcal 23.5

SORE
bubur nasi (belu) 300 g 108.0 kcal 24.0 g
daging ayam 25 g 71.3 kcal 0.0 g
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal 0.0 g
telur ayam bagian putih 15 g 7.5 kcal 0.2 g
wortel 10 g 4.2 kcal 3.9 g
jagung kuning pipil baru 10 g 10.8 kcal 2.5 g
jamur putih mentah 10 g 2.7 kcal 0.5 g
tepung maizena 5g 19.0 kcal 4.6 g
semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g

PAGI
bubur nasi (belu)
Ayam Goreng 250 g 90.0 kcal 20.0 g
daging ayam goreng 50 g 166.0 kcal 1.9 g
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal 0.0 g
Sayur Bening
Wortel 10 g 4.2 kcal 3.9 g
semangka 150 g 48.0 kcal 10.8 g
teh 100 g 50.0 kcal 10.0 g

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
==============================================================
HASIL PERHITUNGAN
==============================================================
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
______________________________________________________________________
energy 1061.4 kcal 1908 kcal 55.6%
protein 38.1 g 42.4 g 89.8%
fat 37.7 g 53 g 71.1%
carbohydr. 152.3 g 310.5 g 49.1%
sodium 323.4 mg 400 mg 80.8%

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Lampiran 3. Form Comstok

Keterangan:
Sisa makanan 0% = makanan habis
Sisa makanan 25% = sisa makanan ¼ porsi
Sisa makanan 50% = sisa makanan ½ porsi
Sisa makanan 75% = sisa makanan ¾porsi
Sisa makanan 95% = sisa makanan hampir utuh (±1 sdm dikonsumsi)
Sisa makanan 100% = makanan utuh (tidak ada yang dikonsumsi)

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Lampiran 4. Dokumentasi Sisa Makanan

Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Laporan Praktikum Lapangan Dietetik 2
Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai