Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KE 4 PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

Di Susun Oleh :

NAMA : YULITA RIMADAYANTI


NIM : PO 6231321453

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


PALANGKA RAYA
DIV - ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN GIZI dan DIETETIKA
TAHUN AJARAN 2021/2022
Cari kasus tindak pidana korupsi 1 (range tahun 2015-sekarang).Beri ulasan:
1.Tindak pidana korupsi yg dilakukan
2.Delik hukum
3.Jumlah kerugian yg diakibatkan kasus tersebut.
4.Dampak dari korupsi tersebut.

JAWABAN :

2 Petinggi Perum Perindo Diperiksa Terkait Dugaan Tindak Pidana


Korupsi
Iwan Supriyatna
Selasa, 24 Agustus 2021 | 05:36 WIB

Ilustrasi - korupsi. ANTARA/Shutterstock/am.

Suara.com - Dua orang saksi terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam
pengelolaan keuangan dan usaha Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum
Perindo) tahun 2016-2019 diperiksa Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Khusus Kejaksaan Agung RI.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung RI Leonard Eben


Ezer Simajuntak menyebutkan, dua saksi yang diperiksa yakni MT selaku Direktur
Keuangan Perum Perindo dan IA selaku anggota Komite Risk Management Perum
Perindo.

Sebelumnya Jampidsus Kejagung telah menerbitkan surat perintah penyidikan dugaan


perkara tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan dan usaha Perum Perindo
tahun 2016-2019 pada Senin (2/8).

Surat Perintah Penyidikan yang ditandatangani oleh Direktur Penyidikan Jampidus


Supardi atas nama Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus dengan nomor : PRINT-
25 / F.2 /Fd.2 / 08 / 2021 tanggal 02 Agustus 2021 untuk melakukan penyidikan
dugaan perkara tindak pidana korupsi di Perum Perindo.
Leonard menjelaskan, kasus ini bermula pada Tahun 2017 Perum Perindo menerbitkan
MTN (Medium Tern Notes)/hutang jangka menengah sebagai salah satu cara
mendapatkan dana dengan cara menjual prospek.

Adapun prospek yang dijual Perum Perindo dalam hal penangkapan ikan, selanjutnya
Perum Perindo mendapatkan dana MTN sebesar Rp200 miliar bertahap pada bulan
Agustus 2017 sebesar Rp100 miliar, dengan 'return' sembilan persen dibayar per
triwulan, jangka waktu tiga tahun yang jatuh tempo pada bulan Agustus 2020.

Kemudian cair lagi di bulan Desember 2017 sebesar Rp100 miliar, return 9,5 persen
dibayar per triwulan, jangka waktu tiga tahun yang jatuh tempo pada bulan Desember
2020.

Dari MTN yang diterbitkan di tahun 2017 sebesar Rp200 miliar itu, kata Leonard,
Perum Perindo menggunakannya sebagian besar dananya untuk modal kerja
perdagangan.

Dan hal ini bisa dilihat dengan meningkatnya pendapatan perusahaan yang di tahun
2016 sebesar kurang lebih Rp223 miliar, meningkat menjadi kurang lebih Rp603
miliar di tahun 2017 dan mencapai kurang lebih Rp1 triliun di tahun 2018.

"Kontribusi terbesar berasal dari pendapatan perdagangan. Pencapaian dilakukan


dengan melibatkan semua unit usaha untuk melakukan perdagangan sehingga
menimbulkan permasalahan kontrol transaksi perdagangan menjadi lemah, dimana
masih terjadi transaksi walau mitra terindikasi macet," kata Leonard
Menurut Leonard, kontrol yang lemah dan pemilihan mitra kerja yang tidak hati-hati
menjadikan perdagangan pada saat itu, perputaran modal kerjanya melambat dan
akhirnya sebagian besar menjadi piutang macet sebesar Rp181 miliar. (Antara)

Mantan Direktur Utama Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum


Perindo) Risyanto Suanda didakwa menerima gratifikasi dengan total 30.000 dollar
AS dan 80.000 dollar Singapura oleh jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Rabu (12/2/2020). Menurut jaksa, gratifikasi tersebut berasal dari tiga pihak
pengusaha. "Terdakwa Risyanto Suanda menerima gratifikasi, yaitu menerima uang
masing-masing sebesar 30.000 dollar AS dari Richard Alexander Anthony, sebesar
30.000 dollar Singapura dari Desmond Previn dan sebesar 50.000 dollar Singapura
dari Juniusco Cuaca," kata jaksa KPK Nur Azis saat membacakan surat dakwaan di
Pengadilan Tipikor Jakarta.
Richard merupakan komisaris PT Inti Samudera Hasilindo, perusahaan yang bergerak
di bidang perdagangan hasil perikanan. Menurut jaksa, perusahaan tersebut menjalin
kerjasama penyewaan lahan milik Perum Perindo seluas 540 meter per segi dan
14.000 meter per segi di Muara Baru Ujung, Jakarta.
Jaksa memaparkan pemberian tersebut diserahkan oleh Richard lantaran
Risyanto menyampaikan permintaan uang. Sementara itu, Desmond merupakan
pengusaha di bidang perikanan. Menurut jaksa, Desmond merupakan salah satu
pengusaha yang memanfaatkan persetujuan impor hasil perikanan milik Perum
Perindo. "Terdakwa meminta bantuan Desmond Previn dengan kalimat, 'Bantu
support saya', atas permintaan tersebut Desmond Previn menyanggupinya," kata jaksa.
Terakhir, Juniusco Cuaca merupakan Direktur Utama PT Yfin Internasional yang
bergerak di bidang ekspor-impor hasil perikanan. Menurut jaksa, dalam menjalankan
usahanya itu, perusahaan Juniusco menjalin kerjasama dengan Perum Perindo.
Termasuk penyewaan lahan milik Perum Perindo seluas 160 meter per segi.
"Terdakwa meminta bantuan uang kepada Juniusco Cuaca. Atas permintaan tersebut
Juniusco Cuaca menyanggupinya. Terdakwa menyampaikan agar uangnya nanti
diserahkan kepada orang yang bernama Mahmud," kata jaksa.
Jaksa memaparkan, Risyanto tidak pernah melaporkan penerimaan gratifikasi tersebut
ke KPK dalam batas waktu 30 hari. Risyanto didakwa melanggar Pasal 12B Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 65
Ayat (1) KUHPidana.

1. Tindak pidana yang dilakukan sebagaimana kasus diatas adalah :


Mantan Direktur Utama Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum
Perindo) Risyanto Suanda didakwa menerima gratifikasi dengan total 30.000 dollar
AS dan 80.000 dollar Singapura oleh jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

2. Delik Hukum :
Terdakwa Risyanto Suanda menerima gratifikasi, yaitu menerima uang
masing-masing sebesar 30.000 dollar AS dari Richard Alexander Anthony, sebesar
30.000 dollar Singapura dari Desmond Previn dan sebesar 50.000 dollar Singapura
dari Juniusco Cuaca. Risyanto didakwa melanggar Pasal 12B Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 65 Ayat (1) KUHPidana.
3. Jumlah kerugian yg diakibatkan kasus tersebut :
Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) memprediksi nilai kerugian negara
akibat dugaan tindak pidana korupsi PT Perum Perindo mencapai ratusan miliar.
Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Supardi
menyampaikan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) untuk memastikan angka kerugian negara.

Internal penyidik, jelasnya, telah memperkirakan nilai kerugian negaranya dari


sejumlah laporan keuangan Perum Perindo. "Fix-nya belum, kira-kira ratusan miliar,"
tuturnya kepada Alinea.id, Rabu (25/8).

4.Dampak dari korupsi tersebut :


Risyanto dijanjikan menerima Rp 1.300 untuk setiap kilogram ikan frozen
pacific mackerel atau ikan salem yang diimpor oleh PT NAS menggunakan jatah
impor Perindo. Saut menyebut, PT NAS sebetulnya merupakan perusahaan yang
masuk daftar hitam karena pernah melanggar aturan batas impor ikan pada 2009 lalu.
Akibat tak bisa melakukan aktivitas impor, Mujib berkenalan dengan Risyanto untuk
membicarakan kebutuhan kuota impor ikan bagi perusahaannya pada Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai