Anda di halaman 1dari 6

NAMA : FAHMI NUR ALFIYAN

NIM : 452289
MATKUL : ETIKA BISNIS DAN PROFESI

1. Contoh Kasus Lawful tapi Unethical


Tax Avoidance atau penghindaran pajak adalah suatu skema penghindaran pajak untuk
tujuan meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan celah (loophole) ketentuan
perpajakan suatu Negara. Pada dasarnya, tax avoidance ini bersifat sah karena tidak
melanggar ketentuan perpajakan apapun. Namun, praktik ini menjadi tidak etis karena dapat
berdampak pada penerimaan pajak Negara yang pada akhirnya menyebabkan sumber
pemasukan Negara dari pajak semakin mengecil.
Sumber:
https://www.online-pajak.com/hubungan-tax-avoidance-tax-planning-tax-evasion-anti-avoidance-
rule
2. Contoh Kasus Ethical tapi Unlawful
Di Indonesia jual beli petasan merupakan hal lumrah yang ditemui. Digunakan untuk
memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan tahun baru, pesta pernikahan, upacara
keagamaan, jelang/saat bulan Ramadhan, Idul Fitri, Natal, dan sebagainya. Namun, petasan
dan sejenisnya merupakan barang gelap dan dilarang. Pada zaman Belanda sudah terdapat
aturan pelarangan petasan, yakni dalam Lembaran Negara (LN) No. 41 / 1940 tentang
Pelaksanaan UU Bunga Api 1939. Karena peraturan tersebut dinilai sudah ketinggalan
zaman, pemerintah mengeluarkan UU Darurat No. 12 Tahun 1951 tentang “Bunga Api” dan
KUHP. Mengatur secara jelas dan rinci, mana benda yang boleh dan tidak boleh untuk
diledakkan. Selain menangkap, polisi juga diberi kewenangan menyita dan memusnahkan
setiap benda berbahan ledak. Diberi ancaman hukuman 12 tahun penjara dan kurungan
maksimal seumur hidup bagi setiap pembuat, penjual, penyimpan dan pengangkut petasan.
UU TNI, UU Polri, UU Keamanan Negara, dan Perpu No. 1 / 2002 tanggal 18 Oktober
2002 tentang “Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme”, juga mengatur larangan untuk
membuat, merakit dan menggunakan bahan peledak selain petugas berwenang dan bagi si
pelanggar dikenai sanksi.
Sumber:
https://analisadaily.com/berita/arsip/2015/12/31/201665/larangan-petasan-dan-ancaman-
hukuman/
CONTOH 5 KASUS ETIKA DAN PROFESI DI MASYARAKAT

1. KORUPSI

Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13
buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi
dirumuskan ke dalam 30 bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Ketigapuluh bentuk/jenis tindak
pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kerugian keuangan Negara
2. Suap-menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Gratifikasi
https://www.kppu.go.id/docs/Artikel/Seminar%20PBJ.pdf

Berdasarkan data dari Indonesia Corruption Watch, ICW mencatat korupsi Dana Desa
yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Catatan ICW, korupsi Dana Desa pada 2015 mencapai
22 kasus. Kasus tersebut meningkat menjadi 48 kasus pada 2016 dan naik lagi menjadi 98 kasus
dan 96 kasus pada tahun 2017 dan 2018. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191116150502-
20-448925/icw-sebut-korupsi-dana-desa-desa-kian-meningkat

Polda Papua hingga awal 2020 masih memproses lima kasus dugaan korupsi dana desa
yang tersebar di beberapa kabupaten. Direskrimsus Polda Papua, Kombes Ricko Taruna
menjelaskan lima kasus tersebut, jumlah kerugian Negara sekitar Rp 4, 225 miliar. “Di Asma
kerugian Negara Rp 1,262 miliar, Kabupaten Jayapura Rp 764 juta, Merauke Rp 1,820 miliar,
Nabire Rp 337 juta, dan Keerom Rp 70 juta,” ujar Ricko di Jayapura.
https://regional.kompas.com/read/2020/01/09/15024371/polda-papua-tangani-5-kasus-korupsi-dana-
desa-dengan-kerugian-negara-rp-4

Selain kasus di atas, berdasarkan artikel di halaman;


https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/17/070300165/selain-jiwasraya-berikut-kasus-korupsi-
terbesar-di-indonesia?page=all disebutkan beberapa kasus korupsi yang cukup menghebohkan di
Indonesia, beberapa diantaranya:

1. Jiwasraya
Dugaan kasus korupsi yang menjerat PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) menjadi sorotan
publik dalam beberapa hari terakhir. Jiwasraya sebelumnya mengalami gagal bayar polis kepada
nasabah terkait investasi Saving Plan sebesar Rp 12,4 triliun. Produk tersebut adalah asuransi
jiwa berbalut investasi hasil kerja sama dengan sejumlah bank sebagai agen penjual. Akibatnya,
Negara mengalami kerugian lebih dari Rp 13,7 triliun. Setelah melakukan penyidikan sejak 17
Desember 2019, Kejaksaan Agung menetapkan lima orang tersangka. Mereka adalah Direktur
Utama PT. Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro, mantan Direktur Keuangan PT
Asuransi Jiwasraya Harry Prasetyo, dan Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera Tbk Heru
Hidayat, mantan Direktur Utama PT. Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim dan pensiunan PT
Asuransi Jiwasraya Syahmirwan.

2. Asabri
Selain kasus Jiwasraya, kasus PT Asabri juga menjadi sorotan dalam beberapa waktu
terakhir. Hal itu menyusul pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang mengatakan ada indikasi korupsi di tubuh
Asabri. Meski belum diketahui secara pasti karena sedang dalam kajian, total kerugian Negara
diyakini mencapai Rp 10 triliun. Sepanajng 2019, saham-saham milik Asabri mengalami
penurunan sekitar 90 persen.

3. Bank Century
Kasus korupsi yang memiliki nilai fantastis berikutnya adalah kasus Bank Century.
Pasalnya, Negara mengalami kerugian sebesar Rp 7 triliun. Nilai tersebut berdasarkan Laporan
Hasil Perhitungan (LHP) kerugian Negara atas kasus tersebut. Pemberian Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek (FPJP) ke Bank Century telah menyebabkan kerugian Negara Rp 689,394 miliar.
Kemudian untuk penetapan sebagai bank berdampak sistematik telah merugikan Negara sebesar
Rp 6,742 triliun. Kasus ini turu menyeret beberapa nama besar. Namun, baru Budi Mulya yang
sudah divonis 15 tahun penjara.

4. Pelindo II
Beberapa waktu lalu, BPK telah mengeluarkan laporan kerugian Negara akibat kasus
dugaan korupsi di Pelindo. Dalam laporan tersebut diketahui empat proyek di PT Pelindo II
menyebabkan kerugian Negara mencapai Rp 6 triliun. Empat proyek tersebut di luar proyek
pengadaan mobile crane dan quay crane container yang dugaan korupsinya ditangani oleh
Bareskrim Polri dan KPK. Kasus ini menyeret nama mantan Dirut PT Pelindo RJ Lino yang
telah ditetapkan tersangka sejak 2015 lalu. Dalam kasus ini, Lino diduga menyalahgunakan
wewenangnya dengan menunjuk HDHM dari China dalam pengadaan tiga unit QCC.

5. Kotawaringin Timur
Kasus korupsi yang nilainya cukup fantastis selanjutnya yakni kasus korupsi yang
menyeret Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi. Nilai kerugian Negara akibat kasus tersebut
hingga Rp 5,8 triliun dan 711.000 dollar AS. Berstatus tersangka, Supian diduga
menyalahgunakan wewenang dalam penerbitan izin usaha pertambangan kepada tiga perusahaan.
Ketiganya adalah PT Fajar Mentaya Abadi, PT Billy Indonesia dan PT Aries Iron Mining.
Masing-masing perizinan itu diberikan pada 2010 hingga 2012.
2. PENGGELAPAN PAJAK
Tax Evasion (Penggelapan Pajak) adalah tindakan yang dilakukan oleh wajib pajak untuk
mengurangi jumlah pajak terutang atau sama sekali tidak membayarkan pajaknya yang dilakukan
melalui cara cara ilegal.
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur menyerahkan dua tersangka penggelapan pajak
berinisial RF dan TS kepada Kejaksaan Negeri Kota Surabaya. Dua tersangka itu terbukti
merugikan Negara total Rp 5,54 miliar. Tersangka berinisial RF, terbukti merugikan Negara Rp
3,9 miliar, dan sengaja tidak menyetorkan pajak pertambahan nilai / PPN yang telah dipungut
pada kurun waktu 2011-2012. Sementara itu, untuk tersangka TS yang merupakan Direktur
Utama dari PT BKM terbukti sengaja menerbitkan Faktur Pajak yang tidak berdasarkan transaksi
yang sebenarnya, atau menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN yang isinya tidak
benar atau tidak lengkap pada tahun 2014.
https://surabaya.liputan6.com/read/4156543/djp-jatim-serahkan-2-tersangka-penggelapan-pajak-pada-
kejaksaan

Sunardi, Direktur PT Jambi Jaya Makmur, perusahaan yang bergerak di pengadaan


minyak solar non subsidi, dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan pidana penjara
selama 4 tahun. Menurut jaksa, terdakwa Sunardi yang terjerat dalam kasus penggelapan pajak
tersebut, telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana penggelapan pajak yang
mengakibatkan kerugian Negara. Selain menuntut hukuman penjara, jaksa juga meminta kepada
majelis hakim untuk menjatuhkan hukuman denda sebesar Rp 6,250 miliar, subsidair 6 bulan
penjara, serta pengganti kerugian Negara senilai Rp 3,1 miliar.
Tersangka diduga telah melakukan tindak pidana di bidang perpajakan yaitu menyampaikan
surat pemberitahuan dan atau keterangan yang berisi tidak benar dan menerbitkan faktur pajak
yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya. Cara yang dilakukannya yakni dengan
menyampaikan SPT masa pajak pertambahan nilai (PPN) ke kantor tersebut dan menerbitkan
faktur-faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya. Ini dilakukan sejak bulan
Oktober 2013 hingga Juni 2015. Akibat perbuatannya telah merugikan Negara lebih kurang
sebesar Rp 3.128.293.293.
https://metrojambi.com/read/2019/04/27/42992/terdakwa-kasus-penggelapan-pajak-dituntut-4-tahun-
penjara

3. PEMBAJAKAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE), FILM, DAN MUSIK

Kerugian akibat maraknya penggunaan software atau perangkat lunak komputer


mencapai US$ 1,46 miliar atau Rp 12,8 triliun. Pada April 2012, International Data Corporation
merilis Indonesia menempati peringkat kesebelas dengan peredaran software bajakan sebesar 86
persen. “Akibat tingkat pembajakan yang tinggi itu, nilai komersial software legal di Indonesia
hanya US$ 239 juta saja,” kata Sekretaris Jenderal Masyarakat Indonesia Anti-Pembajakan
(MIAP) Justisiari P. Kusumah di Yogyakarta, Senin, 9 Juli 2012.
https://nasional.tempo.co/read/415717/kerugian-akibat-software-bajakan-rp-128-triliun/full&view=ok

Masih banyak perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia yang menggunakan


piranti lunak (software) bajakan dalam bisnis mereka. Bahkan, menurut studi dari aliansi piranti
lunak (Business Software Alliances), sebanyak 83 persen perusahaan di Indonesia masih
menggunakan software bajakan atau tidak berlisensi (palsu).
https://tekno.kompas.com/read/2019/10/12/09343237/80-persen-perusahaan-di-indonesia-pakai-
software-bajakan?page=all

“Pada 2017, kami bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia untuk
mengetahui dampak kerugian dari pembajakan film. Dari empat kota yaitu, Jakarta, Medan,
Bogor, dan Deli Serdang, diketahui kerugiannya sekitar Rp 1,4 triliun. Bisa dibayangkan kalau di
seluruh Indonesia, pasti lebih besar,” kata Arie di Gedung Sate, Bandung, pada Selasa
(10/11/2019)
Sementara itu, berdasarkan laporan Asosiasi Perusahaan Rekaman Indonesia (ASIRI)
kerugian akibat pembajakan musik mencapai Rp 1,84 triliun. Sedangkan di bidang software atau
perangkat lunak, berdasarkan laporan dari Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP)
kerugiannya menembus angka RP 2,1 triliun.
https://www.bekraf.go.id/berita/page/8/indonesia-rugi-triliunan-rupiah-akibat-pembajakan

4. PUNGUTAN LIAR

Seorang warga mengeluhkan adanya dugaan pungutan liar (pungli) di kawasan


Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Warga tersebut menuturkan, saat hendak keluar dari
parkir, dirinya diminta untuk membayar tarif senilai Rp. 5.000, padahal dalam struk parkirnya
tertulis Rp. 2.000. Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Unit Pengelola (UP) Parkir Dinas
Perhubungan DKI Jakarta Aji Kusambarto mengatakan bahwa kejadian itu terjadi pada Sabtu
(23/11/2019) malam saat adanya perayaan Maulid Akbar. Menurut dia, tarif parkir yang
ditetapkan oleh pihak UP Parkir Dishub DKI Jakarta adalah Rp. 2.000
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/25/14152011/penjelasan-dishub-dki-soal-dugaan-
pungli-parkir-di-kawasan-monas

Satgas Saber Pungli Kepahiang mendapati sejumlah temuan terkait parkir di Kepahiang
yang masih karut marut. Temuan itu yakni, mulai dari tak ada juru parkir (jukir) yang
memberikan karcis kepada pemilik kendaraan, jukir yang tanpa seragam dan tanpa tanda
pengenal, hingga tarif parkir tak sesuai.
https://kepahiang.progres.id/berita/hukum/saber-pungli-mayoritas-parkir-di-kepahiang-tak-berkarcis-
tarif-tak-sesuai-aturan.html

5. KOLUSI
Kolusi menurut KBBI dapat diartikan sebagai kerja sama rahasia untuk maksud tidak
terpuji; persekongkolan.
Bupati nonaktif Halmahera Timur Rudy Erawan didakwa menerima suap Rp 6,3 miliar.
Suap itu terkait bantuan Rudy untuk menjadikan Amran HI Mustary sebagai salah satu pejabat
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Amran berjanji akan
memberikan bantuan kepada Rudy jika dirinya menjabat sebagai Kepala BPJN.
Menurut Jaksa, atas bantuan Rudy, pada akhirnya AMran dilantik sebagai Kepala BPJN
IX Maluku dan Maluku Utara.
https://nasional.kompas.com/read/2018/06/06/17095651/kolusi-bupati-halmahera-timur-di-
kementerian-pupr-libatkan-politisi-pdi-p

Anda mungkin juga menyukai