Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 TAP

Wanprestasi pada Kontrak Jaminan Fidusia

Pengertian Fidusia sebagai salah satu bentuk hak tanggungan adalah pengalihan penguasaan hak
kepemilikan atas suatu benda bergerak yang hak kepemilikannya masih dalam kekuasaan
pemilik benda tersebut. Banyak modus tindak keperdataan dan kepidanaan sebagai implikasi
bisnis financing ini, dari laporan palsu debitor, penggadaian ulang (penggelapan), eksekusi
sepihak leasor (kejahatan korporasi) hingga kesalahan wewenang pejabat publik.

Tipe Kasus-1,

Peristiwa hukum dialami saat Latuwo (35 Th) dihadang untuk berhenti oleh orang-orang yang
menyatakan diri dari Federal Insurance Finance (FIF), dengan sikap kasar menyita sepihak motor
(barang agunan fidusia) yang dikendarainya karena cedera janji pembayaran uang cicilan
(Peristiwa 26 Juli 2016). Upaya penyelesaian tunggakan kredit pembayaran kendaraan bermotor
tersebut ternyata tidak ada titik temu kesepakatan, dan diketahui bahwa perjanjian
fidusianya belum/tidak terdaftar ke Kantor Jaminan Fidusia. Olehkarena tidak diperoleh
kesepakatan maka Latuwo melaporkan kronologi kejadian perkara eksekusi sepihak PT FIF ke
kepolisian (seorang petugas polisi, Oni) sebagai tindak pidana perampasan dan perbuatan tidak
menyenangkan. Namun pihak kepolisian menolak membuatkan laporan polisi dengan alibi motor
tidak ‘raib/hilang/dirampas’ namun ‘diamankan’ oleh pihak kantor FIF, dan memang demikian
bahwa benar keberadaan motornya berada di kantor FIF. Petugas penyidik kepolisian (Oni)
berpendapat bahwa, “ini bukanlah pencurian dan juga bukan perampasan. Tapi masalah kredit.
Dan polisi tidak bisa membuatkan laporan polisi jika masalahnya adalah kredit”
yaitu “… kredit macet”. Latuwo frustasi, akhirnya Ia laporkan perkaranya ke jajaran lebih tinggi
kantor kepolisian Polda Jatim. Hasilnya, Ia dibuatkan laporan polisi dengan tersangka Teguh
sebagai pimpinan FIF, dengan sangkaan Pasal 368 KUHP perihal tindak kekerasan untuk
maksud hapusnya hutang-piutang dan Pasal 372 KUHP perihal perbuatan melawan hukum
karena penggelapan. Laporan polisi tingkat Polda tersebut dirujuk ke kantor polisi tingkat
Polrestabes Surabaya dan terus ke kantor polisi Polsek Dukuh Pakis (otoritas locus delicti).
Proses penanganan perkara ini cukup lama (26/Juli/2016 hingga November 2016), namun
dengan terbitnya Surat Pemberitahuan Proses Penyidikan (SP2P) kasus ini malah
mandeg/berhenti. Sehingga penanganan kasus perkara ini dipertanyakan lagi oleh publik untuk
penyelesaiannya.

Tipe Kasus-2,

Kepala Desa di Kecamatan Sempor berinisial NM (52) berurusan dengan polisi, karena
penggadaian terselubung motor jaminan fidusia. Kasus gadai menggadai motor jaminan fidusia
milik NSC ini melibatkan peran debitur nakal. Kasat Reskrim Polres Kebumen AKP Edy Istanto
mengatakan, tindakan gadai menggadai yang dilakukan NM berlangsung 4 tahun terakhir, yang
keuntungan dari hasil menggadai tersebut, NM yang telah dua periode menjabat mendapatkan
jatah keuntungan sebesar 10 persen. "Jadi jika sepeda motor digadai Rp 4 juta, ia akan
mendapatkan keuntungan sebesar Rp 400 ribu," kata Istanto. Kasus gadai ulang ini berawal dari
laporan salah satu karyawan NSC terkait dua kendaraan sepeda motor yang menjadi objek
jaminan fidusia telah digadaikan oleh NM. Diketahui lingkaran penggadaian ulang berawal dari
debitur SM warga dari NM menggadaikan dua sepeda motor padanya. Selanjutnya sepeda motor
tersebut digadaikan kembali oleh NM dengan dibantu oleh perantara tersangka GW (42), warga
Sidayu Gombong.Ujung transaksi, sepeda motor berpindah tangan dari NM kepada tersangka
inisial AK warga Kecamatan Puring. Polisi telah mengembangkan kasus tersebut, mendapatkan
adanya proses transaksi penggadaian lain sebanyak 15 unit kendaraan bermotor dan dua mobil
yang disimpan di gudang milik Kepala Desa.

Memperhatikan peristiwa hukum di atas, para pihak bersengketa dan


otoritas berwenang telah memenuhi unsur-unsur perbuatan hukum baik hukum pidana,
hukum administrasi negara maupun hukum perdata.

1. Jelaskan unsur unsur perbuatan melawan hukum apa saja yang dapat diterapkan kepada
PT. FIF dan Kepala Desa NM;
2. Apakah bagi korporasi PT FIF telah memenuhi unsur melawan hukum untuk dapat
dikenakan sanksi pidana dan perdata?;
3. Jelaskan unsur-unsur tidak terpenuhinya pelayanan dan perlindungan publik pada kantor
Kepolisian Sektor Dukuh Pakis.
4. PT. FIF sebagai leasor telah melakukan eksekusi sepihak (bukan perbuatan titel
eksekutorial dan parate eksekusi), di sisi lain kepolisian sector Dukuh Pakis terindikasi
maladministrasi yaitu non-performance against good governance principles dan asas-
asas perlindungan masyarakat (UU 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan jo. UU
37/2008 tentang Ombudsman RI jo. UU 2/2002 tentang Kepolisian Negara RI).
Demikian pula Kepala Desa NM, warga SM, perantara GW dan tersangka AK yang
terlibat tindak pidana melalui penggadaian ulang barang fidusia. Jawablah pertanyaan
dibawah ini:

a) Apakah PT. FIF a/n pimpinan memenuhi persyaratan sebagai pihak yang dapat
dimintai pertanggungjawaban pidana maupun perdata (corporate liability)? Jelaskan!

b) Apa implikasi hukum sehubugan dengan belum/tidak terdaftarnya perjanjian


fidusianya ke Kantor Jaminan Fidusia? Jelaskan!

JAWAB :

1. Menurut saya bagi korporasi PT FIF telah memenuhi unsur melawan hukum untuk dapat
dikenakan sanksi pidana pasal 368 dan pasal 372 KUHP. Unsur perbutaan melawan
hukum yang dapat diterapkan kepada PT. FIF tersebut ialah, adanya kesalahan dari pihak
pelaku, adanya kerugian bagi korban dan adanya hubungan kausal antara perbuatan dan
kerugianAkibat perbuatannya, NM dijerat dengan pasal 480 KUH Pidana Yang
berarti bahwa melakukan perbuatan-perbuatan tertentu, yang diantaranya adalah menjual
dan membeli, terhadap barang yang diketahui atau patut diduga berasal dari tindak
pidana, dikategorikan sebagai kejahatan penadahan. Diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah..
Demikian pula tersangka GW dan AK dijerat dengan pasal yang sama. Sementara SM,
dijerat dengan pasal 36 UU RI nomor 42 tahun 1999 tentang jaminan Fidusia atau pasal
372 KUH Pidana. Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang
sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada
dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan
pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak Rp900 ribu
2. PT. FIF telah memenuhi unsur baik secara perdata melawan hukum maupun secara
pidana dengan pasal 368 dan pasal 372 KUHP. Unsur perbutaan melawan hukum yang
dapat diterapkan kepada PT. FIF tersebut ialah, adanya kesalahan dari pihak pelaku,
adanya kerugian bagi korban dan adanya hubungan kausal antara perbuatan dan
kerugianAkibat perbuatannya
3. Berdasarkan Standar Operasional Prosedur Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu, ada
beberapa hal yang harus dipedomani dan merupakan penjabaran dari prinsip-prinsip
pelayanan agar pelayanan Kepolisian dan pelayanan lain pada umumnya dapat dikatakan
prima yaitu :a. Mudah b. Murah c. Cepat d. Ramah/Sopan e. Tidak Birokratis f.
Mengutamakan Pelanggan g. Tidak Ada Pungutan Liar h. Keamanan i. Kenyamanan j.
Memuaskan Pelanggan / masyarakat.Berdasarkan hal-hal tersebut unsur-unsur yang tidak
terpenuhi adalah seluruh unsur tersebut semua unsur yang termaktub diatas tidak
terpenuhi oleh Kepolisian Terpadu Sektor Dukuh
4. A.) Jika kita menghubungkannya dengan identification theory dalam wacana common
law sebagaimana, kesalahan yang dilakukan oleh anggota direksi atau pejabat korporasi
lainnya hanya dapat dibebankan pada korporasi jika memenuhi syarat:
i) tindakan yang dilakukan oleh mereka berada dalam batas tugas atau instruksi
yang diberikan pada mereka,
ii) bukan merupakan penipuan yang dilakukan terhadap perusahaan,
iii) dimaksudkan untuk menghasılkan atau mendatangkan keuntungan bagı
korporasi.

Dengan kata lain, jika salah satu syarat ini tidak dipenuhi, maka kesalahan tersebut tidak
dapat dipikul oleh korporasi, namun harus dipikul secara pribadi oleh organ korporası
yang melakukan tindakan tersebutPada kasus ini, tindakan dilakukan secara terstruktur.
Jelas ada yang memberikan instruksi atas tindakan tersebut. Tindakan tersebut bukan
merupakan penipuan yang dilakukan terhadap perusahaan dan dimaksudkanuntuk
menghasılkan atau mendatangkan keuntungan bagı korporasi. Oleh karena itu PT. FIF
a/n pimpinan memenuhi persyaratan sebagai pihak yang dapat dimintai
pertanggungjawaban pidana maupun perdata (corporate liability)

B.) Akibat hukum dari perjanjian jaminan fidusia yang tidak didaftarkan adalah tidak
melahirkan perjanjian kebendaan bagi jaminan fidusia tersebut, sehingga karakter
kebendaan seperti ‘droit de suite’ dan ‘hak preferen’ tidakmelekat pada kreditor
penerima fidusia.Apabila perusahaan leasing telah melanggar kewajibannya dengan
tidak mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang jaminan fidusia
menurut Pasal 4 PMK No.130/PMK.010/2012 perusahaan tersebut telah melanggar dan
dikenakan sanksi administratif secara bertahap berupa peringatan, pembekuan kegiatan
usaha, dan pencabutan izin usaha.Perbuatan melawan hukum PT. FIF sebagai korporasi
yang dapat dikenakan pemberatan terkait tidak melakukan pendaftaran jaminan fidusia,
namun halini bergantung pada kebijaksanaan Majelis Hakim yang memimpin pengadilan

Anda mungkin juga menyukai