mengungkapkan seluruh dimensi kasus ini. Pihak berwenang, seperti kepolisian, kejaksaan,
dan lembaga anti-korupsi, dapat berperan dalam menyelidiki dan menindaklanjuti kasus ini
sesuai dengan hukum yang berlaku.
Analisis hukum terkait kasus Surat Perintah Kerja (SPK) fiktif dalam pengadaan laptop di
Provinsi Banten dapat mencakup beberapa aspek hukum yang relevan, antara lain:
Penting untuk melibatkan aparat penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan untuk
menyelidiki dan menindaklanjuti kasus ini. Selain itu, apabila terlibat instansi pemerintah,
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga dapat terlibat dalam penanganan kasus ini.
Namun hal ini menimbulkan kejanggalan bahwa tidak mungkin pelaku melakukan aksinya
tersebut tanpa bantuan orang lain. Saya menduga pelaku AAS mendapat bantuan dari pihak
terkait dalam jajaran Lembaga tersebut melihat besarnya kerugian yang didapatkan. Di lansir
dari media Akurat.co Banten, ada beberapa pihak yang membantu AAS dalam menjalankan
aksi penipuannya tersebut diantaranya R, W, EP, dan D.