Anda di halaman 1dari 24

POTENSI TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM

PENGELOLAN KEUANGAN PADA LEMBAGA ATAU


INSTANSI

KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG


2023
Indonesia adalah Negara Hukum hal ini ditegaskan dalam ketentuan
Pasal 1 Angkat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Amandeman Ke-3.
Dengan adanya ketentuan tersebut membawa konsekuensi setiap
perbuatan baik masyarakat dan pemerintah harus berdasarkan hukum
baik yang bersifat publik maupun privat.
APA ITU KEJAKSAAN?

Kejaksaan Adalah Lembaga Pemerintahan


Yang Melaksanakan Kekuasaan Negara Di
Bidang Penuntutan Serta Kewenangan Lain
Berdasarkan Ketentuan Peraturan Perundang-
undangan
KEWENANGAN KEJAKSAAN DIATUR DALAM PASAL 30 UU
NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN

BIDANG PIDANA

1. Melakukan Penuntutan
2. Melaksanakan Penetapan Hakim Dan putusan Pengadilan Yang Telah
Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap
3. Melaksanakan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Putusan Pidana
Bersyarat, Putusan Pidana Pengawasan Dan Keputusan Bersyarat
Melaksanakan Penyidikan Terhadap Tindak Pidana Tertentu
Berdasarakan UU.
4. Melengkapi Berkas Perkara Tertentu Dan Untuk Itu Dapat Melakukan
Pemeriksaan Tambahan Sebelum Dilimpahkan Ke Pengadakan
BIDANG PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA

➢ Dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar


pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

BIDANG KETERTIBAN DAN KETENTRAMAN UMUM

➢ Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.


➢ Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
➢ Pengawasan peredaran barang cetakan.
➢ Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan
masyarakat dan negara
➢ Pencegahan penyalahgunaan dan/ atau penodaan agama.
➢ Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal
KEWENANGAN KEJAKSAAN BERDASARKAN UU NOMOR 11
TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NOMOR 16
TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN

PEMULIHAN ASET (Pasal 30A)

Dalam Pemulihan Aset, Kejaksaan berwenang melakukan kegiatan


penelusuran, perampasan, dan pengembalian aset perolehan tindak
pidana dan aset lainnya kepada negara, korban atau yang berhak.
DI BIDANG INTELIJEN (Pasal 30B)

1. Menyelenggarakan fungsi penyelidikan, pengamanan dan


penggalangan untuk kepentingan penegakan hukum.
2. Menciptakan kondisi yang mendukung dan mengamankan
pelaksaanaan pembangunan.
3. Melakukan kerja sama intelijen penegakan hukum dengan lembaga
intelijen dan/ atau penyelenggara intelijen negara lainnya, di dalam
maupun di luar negeri.
4. Melaksanakan pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme
5. Melaksanakan pengawasan multimedia.
TUGAS DAN WEWENANG LAINNYA (Pasal 30C)

a. Menyelenggarakan kegiatan statistik kriminal dan kesehatan yustisial


Kejaksaan.
b. Turut serta dan aktif dalam pencarian kebenaran atas perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan konflik sosial tertentu
demi terwujudnya keadilan.
c. Turut serta dan aktif dalam penanganan perkara pidana yang melibatkan
saksi dan korban serta proses rehabilitasi, restitusi dan kompensasinya.
d. Melakukan mediasi penal, melakukan sita eksekusi untuk pembayaran
pidana denda dan pidana pengganti serta restitusi.
e. Dapat memberikan keterangan sebagai bahan informasi dan verifikasi
tentang ada atau tidaknya dugaan pelanggaran hukum yang sedang atau
telah diproses dalam perkara pidana untuk menduduki jabatan publik
atas permintaan instansi yang berwenang
TUGAS DAN WEWENANG LAINNYA (Pasal 30C)

f. Menjalankan fungsi dan kewenangannya di bidang keperdataan dan/


atau bidang publik lainnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
g. Melakukan sita eksekusi untuk pembayaran pidana denda dan uang
pengganti.
h. Mengajukan peninjauan kembali. (Dinyatakan tidak memiliki kekuatan
hukum mengikat berdasarkan Putusan MK Nomor : 20/ PUU-XXI/ 2023
tanggal 14 April 2023).
i. Melakukan penyadapan berdasarkan Undang-Undang khusus yang
mengatur mengenai penyadapan dan menyelenggarakan pusat
pemantauan di bidang tindak pidana.
APA ITU KORUPSI??
Asal kata dari bahasa latin corruptio atau corruptus.Dari
bahasa latin turun ke banyak bahasa Eropa seperti
Inggris: corruption, corrupt; Perancis: corruption; dan
Belanda: corruptie (korruptie), dari bahasa Belanda itulah
turun ke bahasa Indonesia menjadi korupsi.Arti harfiah
kata tersebut ialah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral.Menurut
kamus umum bahasa Indonesia Purwadarminta, korupsi
ialah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok, dsb.Di Malaysia dipakai istilah
rasuah, yang diambil dari bahasa Arab riswah yang sama
artinya dengan korupsi
SUMBER HUKUM KORUPSI DI INDONESIA
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Sebagaimana Telah Ditambah Dan Diubah
Melalui Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI


Pertama, perbuatan yang merugikan negara. Perbuatan yang merugikan negara, dapat di
bagi menjadi dua bagian, yaitu mencari keuntungan dengan cara melawan hukum
dan merugikan negara serta menyalahgunakan jabatan untuk mencari keuntungan dan
merugikan negara.
Kedua, Suap yaitu semua bentuk tindakan pemberian uang atau menerima uang yang
dilakukan oleh siapa pun baik itu perorangan atau badan hukum (korporasi).
Ketiga, gratifikasi yaitu pemberian hadiah yang diterima oleh pegawai negeri atau
penyelenggara negara. Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon, pinjaman tanpa
bunga, tiket pesawat, liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-fasilitas lainnya
Keempat, penggelapan dalam jabatan. Kategori ini sering juga dimaksud sebagai
penyalahgunaan jabatan, yakni tindakan seorang pejabat pemerintah yang dengan
kekuasaaan yang dimilikinya melakukan penggelapan laporan keuangan,
menghilangkan barang bukti atau membiarkan orang lain menghancurkan barang bukti
yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dengan jalan merugikan negara
Kelima, pemerasan yaitu tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau
penyelenggara negara untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaaannya dengan memaksa seseorang
memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri
Keenam, perbuatan curang yang biasanya terjadi di proyek-proyek pemerintahan,
seperti pemborong, pengawas proyek, dan lain-lain yang melakukan kecurangan dalam
pengadaan atau pemberian barang yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau
keuangan negara
Ketujuh, benturan kepentingan dalam pengadaan. Pengadaan adalah kegiatan yang
bertujuan untuk menghadirkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh instansi atau
perusahaan.
SIAPA PENYIDIK
TIPIKOR???

KEPOLISIAN KPK
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2002 Tentang
KEJAKSAAN
Berdasarkan Undang-Undang Uu Nomor 11 Tahun 2021 Tentang
KPK
Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Perubahan Atas Uu Nomor 16
Undang-Undang Nomor 10 Tahun
KUHAP dan Berdasarkan Undang- Tahun 2004 Tentang Kejaksaan
2015 Tentang Perubahan UU KPK
Undang Nomor 2 Tahun 2002
Undang-Undang Nomor 19 Tahun
Tentang Kepolisian Negara
2019 Tentang Perubahan Kedua
Republik Indonesia
UU KPK
FAKTOR ADANYA KORUPSI
1. Watak rakus;
2. Integritas dan moral tipis;
3. Punya kewenangan;
4. Ada kesempatan;
5. Terpaksa, ada kebutuhan;
6. Tekanan;
7. Dianggap lumrah;
8. Karena dibiarkan

9. Sistem sosial kita tidak mengenal pembatasan yang tegas


antara yang privat dan yang publik (mobil dinas wajar saja
digunakan untuk antar menjemput anak sekolah).
10. Materialisme dan konsumerisme membuat kita lebih
memandang tampak luar sesorang.
11. Sistem Sosial dan Sistem politik juga lemah, seharusnya
sistem politik memberi ruang yang cukup untuk partisipasi
publik dan memberi mandat dan dukungan kepada lembaga-
lembaga pemberantasan Korupsi
12. Sistem politik bermuara pada pelaksanaan pemilu, dan untuk
mendapatkan pemilu yang sehat, sistem politik kita harus
diperbaiki.
13. Sistem hukum kita lemah, salah satu dampaknya adalah
judiciary corruption yang tampak dalam bentuk abuse of
power maupun bribery dan extortion dalam proses penegakan
hukum dan pencarian keadilan merupakan bukti lemahnya
sistem hukum.
14. Kelemahan sistem hukum ini menghasilkan putusan yang
tidak berkualitas dan ketidakpastian hukum
Prinsip Pengelolaan Keuangan Negara
● Pasal 3 ayat (1) UU Nomor 17/2003 tentang keuangan negara yang
menegaskan bahwa keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
PER-KPU 53 tahun 2023
● Dalam melaksanakan tugasnya Badan Adhoc penyelenggara Pemilu mendapat
sarana dan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
(APBN), sehingga pertanggungjawaban penggunaan APBN secara keseluruhan
dari KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan Badan Adhoc penyelenggara
Pemilu tetap menjadi kewajiban KPU untuk mempertanggunjawabkan
penggunaannya.
● Penggunaan APBN wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan akuntabel
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
● Akuntabilitas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara
merupakan salah satu indikator kinerja Kementerian/Lembaga.
Kementerian/Lembaga yang memiliki akuntabilitas pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan terbaik mencerminkan pencapaian reformasi
yang telah dilakukan. Akuntabilitas pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara tersebut juga berlaku untuk KPU. KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota.
● Indikator kinerja dan kualitas pelaksanaan anggaran terdiri atas kesesuaian
dengan perencanaan dan anggaran, efektifitas pelaksanaan anggaran,
kepatuhan terhadap regulasi, dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
● Bukti Pertanggungjawaban
a. Badan Adhoc penyelenggara Pemilu di dalam negeri menyusun bukti pengeluaran dan
rincian penggunaan dana tahapan Pemilu untuk diserahkan secara langsung kepada
PPK KPU Kabupaten/Kota, atau dapat dilakukan secara berjenjang dengan disertai
SPTJB asli atas Penggunaan dana tahapan Pemilu.
b. Bukti pengeluaran dan rincian penggunaan dana tahapan Pemilu dianggap sah apabila
telah ditandatangani oleh Sekretaris Panitia Pemilihan Kecamatan, Sekretaris Panitia
Pemungutan Suara, dan Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara.
c. Bukti pengeluaran yang sah dari seluruh Badan Adhoc penyelenggara Pemilu dalam
negeri disimpan oleh BP atau BPP pada Satker KPU Kabupaten/Kota sebagai bahan
kelengkapan administrasi pertanggungjawaban penggunaan dana tahapan Pemilu.
d. Bukti pertanggungjawaban, meliputi
1) Belanja Honor Output Kegiatan
2) Belanja Bahan
3) Belanja Non Operasional lainnya,
4) Bantuan transpor
Tindak Pidana Korupsi Pengelolaan Keuangan Pemilu

Dana
Pengadaan Biaya Penyalahgunaan
penyelenggaraan Pil
Operasional Pemilu Dana Hibah
Gub
PERAN
KEJAKSAAN
Fungsi kejaksaan di bidang datun
JAKSA PENGACARA NEGARA

Bantuan Pertimbangan Pelayanan Penegakan Tindakan


Hukum Lain
hukum hukum Hukum hukum
Jasa hukum diluar
Berdasarkan 1. Pendampingan Diberikan kapada Mangajukan Gakkum, Bankum.
Hukum (Legal Gugatan atau Yankum, timkum
SKK bertindak masy, permohonan
selaku Kuasa Assistance) perorangan atau dalam rangka
2. Pendapat kepada Pengadilan memulihkan
hukum Hukum (Legal BH, masalah di bid Perdata keuangan/kakayaa
Pemerintah atau Opinion) DATUN dalam sebagaimana yang n negara dan
negara secara 3. Audit Hukum bentuk ditetapkan perUUAn wibawa pemerintah
(Legal Audit) dalam rangka sebagai konsiliator,
non Litigasi dan konsultasi, ketertiban hukum, mediator atau
Litigasi dibidang pendapat dan kepastian hukum, fasilitator.
perdata dan informasi. dan melindungi
Kep. Negara dan
TUN atau Pemerintah serta
arbitrase atau hak perdata masy.
Uji Materiil di
Mahkamah
Konstitusi
PERAN BIDANG INTELIJEN
Bidang Intelijen
Bidang Intelijen
Bidang Intelijen Kejaksaan
Kejaksaan Memb
Kejaksaan Mem Diwajibkan Unt
erikan Dukunga
berikan Informa uk D
n Terhadap
si Dan Data apat Mendeteks
01 02 03 Bidang Pidum Dal
Yang Akurat Kep i Dan
am P
ada Pi Mengidentifikas
enyelesaian
mpinan, Untuk i-kan Kerawana
Pelanggaran Tind
Menentukan Lan n Dan
ak Pida
gkah- La Potensi-potensi
na Pemilu Dan
ngkah Kebijkan Gangguan Kea
Bidang Datun Dal
Penegakan Huku manan Dalam S
am Pen
m Pa etiap Tahapan
yelesaian Sengket
da Pelaksanaan Penyelenggaraa
a Tata Usaha
Pemilu n Pe
Negara
milu
Terimakasih

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai