Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gabriel Napitupulu

Nim : 170200410

Matkul : TPK Grup B

Jumat, 6 November 2020

1. Apa yang melatarbelakangi diundangkannya undang-undang KPK serta apa yang


dimaksud dengan tindak pidana korupsi, tindak pidana suap dan gratifikasi ?

2. Apa yang dimaksud dengan tindak pidana narkotika?


Sebutkan dasar hukumnya!

3. Mengapa tindak pidana korupsi dan tindak pidana ekonomi dikategorikan sebagai tindak
pidana khusus, jelaskan!
Apa yang dimaksud dengan kerugian keuangan Negara dalam tindak pidana korupsi?

4. Apa yang dimaksud dengan dengan kurungan pengganti dalam tindak pidana korupsi?
Dan apa yang dimaksud beban pembuktian terbalik dalam tindak pidana korupsi dan
jelaskan bagaimana pelaksanaannya?

5. Tindak pidana korupsi mengenal adanya asas in absensia, jelaskan apa maksudnya?
Dan bagaimana kalau terdakwa dalam tindak pidana korupsi melarikan diri ke luar
negeri?
Jawab

1. Latarbelakang di undangkannya UU KPK


Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (biasa disingkat KPK) adalah
lembaga negara yang dibentuk dengan demi meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bersifat independen dan
bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Tindak Pidana Korupsi
yaitu bahwa setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya
dirisendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
Negaraatau perekonomian negara
Tindak Pidana Suap
Barangsiapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk
membujuk supaya orang itu berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya,
yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan
umum
Gratifikasi
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas yakni meliputi pemberian uang, barang,
rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya.

2. Menurut Pasal 1 UU no. 35 tahun 2009 tentang narkotika


Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana
terlampir dalam Undang-Undang ini.
Jadi tindak pidana narkotika adalah penggunaan barang-barang yang dilarang diatas.

3. Tindak pidana khusus merupakan bagian dari hukum pidana. Hukum ini berada di luar
hukum pidana umum yang berlaku terhadap orang maupun perbuatan tertentu dan
memiliki keentuan khusus acara pidana. Beberapa tindak pidana khusus yang diatur
dalam Undang-Undang tersendiri di luar KUHPidana yakni : Tindak Pidana Korupsi dan
Tindak Pidana Ekonomi
Kerugian Negara sendiri adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang
nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja
maupun lalai (lihat pasal 1 ayat 15 UU BPK). Penilaian kerugian tersebut dilakukan
dengan keputusan BPK (lihat pasal 10 ayat 2 UU BPK)

4. Pidana kurungan pengganti merupakan “sanksi tambahan” dalam hukum pidana, yang
dijatuhkan oleh pengadilan, dengan suatu sifat fakultatif, dalam arti terdapat alternatif
bagi terpidana untuk memilih, apakah akan membayar sejumlah sanksi denda atau akan
diganti dengan hukuman kurungan bila denda tersebuttidak dibayarkan.
Dalam sistem pembuktian terbalik ini, pembuktian dibebankan kepada terdakwa.
Terdakwa sudah dianggap terbukti korupsi, kecuali jika ia mampu membuktikan dirinya
tidak melakukan korupsi. Sistem pembuktian terbalik merupakan perkembangan dari
teori pembuktian dalam Hukum Acara Pidana.

5. Asas in Absensia
Secara singkat, peradilan in absentia dapat diartikan pemeriksaan suatu perkara tanpa
kehadiran pihak tergugat (dalam perkara perdata dan tata usaha negara) atau terdakwa
(dalam perkara pidana).
Surat Edaran Mahkamah Agung No. 6 Tahun 1988 tentang Penasehat Hukum atau
Pengacara yang Menerima Kuasa dari Terdakwa/Terpidana "In Absentia" yang pada
intinya memerintahkan hakim untuk menolak penasihat hukum/pengacara yang mendapat
kuasa dari terdakwa yang sengaja tidak mau hadir dalam pemeriksaan pengadilan
sehingga dapat menghambat jalannya pemeriksaan pengadilan dan pelaksanaan
putusannya.

Namun, terhadap ketentuan Pasal 196 KUHAP terdapat suatu penyimpangan dalam
perkara pelanggaran lalu lintas sebagaimana diatur Pasal 213 KUHAP yang menyatakan
bahwa “terdakwa dapat menunjuk seorang dengan surat untuk mewakilinya di sidang”.
Untuk penangkapan koruptor di luar negeri, perlu dilakukan kerjasama internasional.
Kerjasama tersebut dapat berupa kerjasama bilateral misalnya melalui perjanjian
ekstradisi, maupun kerjasama internasional melalui interpol. Dalam Konferensi Interpol
Regional Asia di Jakarta, April 2006, terdapat komitmen untuk memperkuat kerja sama
internasional dalam memerangi korupsi. Dalam kerja sama dengan Interpol, tindakan
yang sering dilakukan adalah mengeluarkan red notice atau permintaan penangkapan
terhadap seseorang yang ditetapkan sebagai buron atas suatu tindak kejahatan.
Penangkapan dilakukan untuk kepentingan ekstradisi atau mengembalikan pelaku ke
negara peminta red notice.

Anda mungkin juga menyukai