KUHP
BAB I PENDAHULUAN
1
Wirjono Prodjodikuro, Asas-Asas Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Pt. Eresco, 1989) hlm. 1
2
Nandang Alamsah Deliarnoor & Sigid Suseno, Pengertian Dan Ruang Lingkup Tindak Pidana Khusus,
(Tangerang : Universitas Terbuka, 2015) hlm.19
Tindak Pidana umum : Tindak pidana yang mengandung sifat umum.
Sumber utamanya adalah KUHP (tidak menghalangi yang diluar KUHP /
delik yang masih berhubungan dengan KUHP tetap disebut TPU).
Contoh : Percobaan adalah Tindak Pidana Umum, maka Percobaan
Korupsi adalah TPU
Ruang lingkup TPK tidak bersifat tetap, akan tetapi dapat berbah
tergantung penyimpangan atau menetapkan sendiri ketentuan khusus
dari UU Pidana yang mengatur substansi tertentu.
2. UU Pornografi
3. UU Tipikor
4. Dll
D.Kekhususan TPK
2. Pidana Formil
Contoh Kekhususan dalam hal ini antara lain adalah:
a) Penyidikan dapat dilakukan oleh Jaksa, Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
b) Perkara pidana khusus harus didahulukan dari perkara pidana lain.
c) Adanya gugatan perdata terhadap tersangka/terdakwa Tindak Pidana
Korupsi.
d) Penuntutan kembali terhadap pidana bebas atas dasar kerugian
negara.
e) Perkara pidana khusus diadili di Pengadilan Khusus (HPE).
f) Dianutnya peradilan in absentia.
g) Diakuinya terobosan terhadap rahasia bank.
h) Dianut pembuktian terbalik.
i) Larangan menyebutkan identitas pelapor.
j) Perlunya pegawai penghubung.
1. PEMERASAN
a) Unsur Subjektif :
Dilakukan dengan maksud
Adapun yang diartikan “dilakukan dengan maksud”, dalam hal ini adalah
maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, ialah si
petindak sebelum melakukan perbuatan memaksa dalam dirinya telah
ada suatu kesadaran atau suatu kehendak yang telah direncanakan
olehnya untuk melakukan perbuatan tersebut.
Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
Adapun yang dimaksud dengan “menguntungkan diri sendiri atau orang
lain” adalah menambah baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain
dari kekayaan semula. Menambah kekayaan disini tidak perlu 43 benar-
benar telah terjadi, tetapi cukup apabila dapat dibuktikan, bahwa
maksud pelaku adalah menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
Adapun yang menjadi syarat bagi telah terjadinya atau selesainya
pemerasan bukan pada terwujudnya penambahan kekayaan itu,
melainkan pada apakah dari perbuatan memaksa itu telah terjadi
penyerahan barang oleh seseorang ataukah belum. Menguntungkan diri
adalah maksud dari petindak saja, dan tidak harus telah terwujud,
maksud mana sudah ada dalam dirinya sebelum melakukan perbuatan
memaksa.
Secara melawan hukum.
Melawan hukum artinya melakukan suatu perbuatan yang bukan
merupakan haknya, atau bertentangan dengan hukum.
b) Unsur Objektif :
Memaksa
Tindak pidana ini terjadi apabila telah ada penyerahan suatu barang
dari korban terhadap pelaku. Penyerahan suatu barang merupakan
unsur dari kejahatan ini, yang baru terjadi apabila orang terhadap siapa
kekerasan dilakukan telah kehilangan atas penguasaannya atas barang
itu. Sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,
Pasal 368 ayat (1), bahwa ancaman hukuman tindak pidana pemerasan
adalah pidana penjara paling lama 9 tahun. Tindak pidana pemerasan
juga dapat diperberat hukumannya sebagaimana telah diatur dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal 368 ayat (2) yang
menyatakan bahwa ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga, dan
keempat berlaku bagi kejahatan ini. Berdasarkan ketentuan Pasal 365
ayat (2) KUHP, tindak pidana pemerasan diperberat ancaman pidananya
apabila:
a) Jika perbuatan itu dilakukan pada waktu malam hari dalam sebuah
rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya atau apabila
pengancaman dilakukan dijalan umum atau diatas kereta api atau truk
yang sedang berjalan, maka diancam dengan pidana penjara paling lama
dua belas tahun.
b) Jika perbuatan itu dilakukan oleh dua orang atau lebih secara
bersama-sama, maka diancam dengan pidana penjara paling lama dua
belas tahun.
Contoh Kasus :
2. PENGANCAMAN
Berasal dari terminologi afdreiging/chantagel/black mail.
Pengaturannya terdapat dalam pasal 369 KUHP, yang isinya :
Unsur Subjektif :
Unsur Objektif :
Hal itu dilakukan dengan cara menista dengan surat atau membuka
rahasia. Agar orang itu dapat memberikan kepadanya suatu barang
miliknya atau milik orang lain, menghapuskan utang serta membuat
utang.4
3
Nuraedah, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pengancaman,( Fakultas Syariah Dan Hukum :
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,2018) hlm.28
4
Ibid
Pembuktian agar pelaku dapat dinyatakan terbukti memenuhi unsur
kesengajaan terhadap delik pengancaman, maka harus dibuktikan : 5
Contoh Kasus :
3. PENGGELAPAN
Pasal dari pasal ini tertera dalam pasal 372 KUHP yang berisi :
5
P.A.F. Lumintang, Delik-Delik Khusus, Kejahatan-Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan (Bandung : Sinar
Baru,1989) hlm.84-85
“ Barang siapa dengan sengaja melawan hukum memiliki barang
sesuatu atau seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain,
tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam
karena penggelapan, dengan pidana paling lama empat tahun atau
pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.”
Unsur Subjektif :
Unsur Kesengajaan
Unsur Objektif :
Sesuatu Barang
Contoh Kasus :
Dari putusan direktori Mahkamah Agung Nomor 183/Pid.B/2019/PN
Smg, bahwa para terdakwa yaitu DEASY FAIZATI, ERLIE
SUSILOWATI,SUWARDI ARYANTO,ARBAINI YUSUF melakukan
penggelapan dengan meyakinkan korban bernama DEWI GUNAWAN
dimana dengan cara meyakinkan dan membujuk korban dengan
menyetorkan sejumlah dana untuk dana talangan take over kredit dari
bank lain ke bank Panin Dubai Syariah dengan dijanjikan adanya
pengembalian dalam waktu seminggu ditambah sukses fee juga.
Namun setelah korban melakukan hal tersebbut tidak ada
pengembalian dana dari para terdakwa.
4. PENCURIAN
Sesuai dengan ketentuan pasal ini yakni dalam pasal 362 KUHP yakni :
Pasal ini merupakan bentuk pokok dari pada tindak pidana pencurian,
yang untuk dapat memasukan atau mengatakan perbuatan seseorang
kedalam rumusan Pasal ini, harus melihat unsur-unsur yang
terkandung didalam rumusan Pasal itu sendiri. Adapun unsur-unsur
nya adalah sebagai berikut :7
Unsur Objektif :
Unsur Subjektif :
7
Anwar. H.A.K. Moch, Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP-Buku II) (Bandung : Alumni, 1982) hlm. 72
Terlihat dari kalimat dengan maksud, untuk memiliki, secara melawan
hukum.
Hal ini terbentuk karena KUHP di negara Belanda, ternak ini dianggap
oleh bangsa Belanda memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dapat
membantu pekerjaan manusia, sehingga dianggap sebagai hal yang
memberatkan sanksi pidananya.9
8
P.A.F. Lumintang & Theo Lumintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan (Jakarta :
Sinar Grafika, 2009) hlm.56
9
Sianturi. SR, Tindak Pidana Di KUHP Berikut Uraiannya (Jakarta : AHMPTHM, 1983) hlm.601
sebagaimana rumusan kalimat dalam pasal, maka orang-orang
tersebut tidak akan pernah memikirkan tentang harta bendanya,
karena lebih mengutamakan keselamatan jiwa dan keluarganya.
Hal ini juga merupakan suatu keadaan memberatkan, dimana hal ini
mengenai cara-cara perbuatan / tindak pidana itu dilakukan yang
dapat menimbulkan suatu akibat lain. Dimana perbuatan yang
dilakukan dapat berupa pembongkaran, pengerusakan, memanjat
( Pasal 99 KUHP ), menggunakan kunci palsu ( Pasal 100 KUHP ) dan
perintah palsu serta pakaian palsu. Ancaman sanksi pidana dapat
diperberat lagi, apabila perbuatan/tindak pidana itu sebagaimana
diterangkan dalam ke 3, yang disertai dengan salah satu hal tersebut
pada ke 4 dan ke 5, dimana ancaman sanksi pidananya menjadi 9
(sembilan) tahun (Pasal 363 ayat (2) KUHP).
c) Pencurian Ringan/Geprivilegeerd
Pasal 365 ayat (1) KUHP ini, yang dinyatakan dapat dipidana adalah
suatu kejahatan yang berdiri sendiri, yaitu pencurian yang dilakukan
dalam suatu keadaan yang memberatkan, oleh karena pelaksanaan
perbuatan / tindakan itu telah dilakukan dengan kekerasan /
ancaman kekerasan terhadap orang. Didahului dengan kekerasan /
ancaman kekerasan berarti sebelum perbuatan pencurian itu
dilakukan, dengan maksud adalah untuk mempersiapkan segala
sesuatu tentang / mengenai perbuatan-perbuatan yang akan
dilaksanakan / dilakukan.
Disertai dengan kekerasan / ancaman kekerasan berarti
penggunaan perbuatan ini dilakukan, dengan maksud dan tujuan
untuk mempermudah dilaksanakannya perbuatan pencurian itu,
misalnya dengan mengikat mulut dan tangan pemilik rumah /
penghuni rumah / orang lain yang ada dalam rumuh itu, dimana
perbuatan itu dilakukan. Sedangkan diikuti dengan kekerasan /
ancaman kekerasan berarti perbuatan itu dilakukan segera setelah
perbuatan pencurian selesai dilakukan, dengan maksud dan tujuan
untuk memberi kesempatan bagi diri sendiri untuk melarikan diri, atau
peserta lainnya juga untuk melarikan diri atau menjamin barang-
barang yang telah dicuri itu tetap berada dalam penguasaan si pelaku
atau bila tertangkap tangan.
Contoh Kasus :
5. PENADAHAN
(b) yang secara patut harus dapat ia duga (waarvan hij redelijkerwijs
moet vermoeden).
Unsur Objekif :
Oleh karena itu, aparat penegak hukum bila memeriksa atau mengadili
masalah penadahan untuk membuktikan bahwa tersangka / terdakwa
memiliki unsur “ yang ia ketahui “ adalah :10
10
P.A.F. Lumintang, Op.Cit, hlm.341
Contoh Kasus :
DAFTAR PUSTAKA