NIM : 11200454000032
Dosen :
RESUME PHI
HUKUM PIDANA
Pelanggaran adalah perbuatan pidana yang ringan, ancaman hukumannya berupa denda atau kurungan. Semua
perbuatan pidana yang tergolong pelanggaran diatur dalam Buku III KUHP.
Kejahatan adalah perbuatan pidana yang berat. Ancaman hukumannya dapat berupa hukuman denda, hukuman
penjara dan hukuman mati, dan kadangkala masih ditambah dengan hukuman penyitaan barang-barang
tertentu, pencabutan hak tertentu serta pengumuman keputusan hakim
Semua jenis kejahatan diatur dalam Buku II KUHP. Namun demikian, masih ada jenis kejahatan yang diatur di
luar KUHP, dikenal dengan “tindak pidana khusus”, misal nya tindak pidana korupsi, subversi, narkotika,
tindak pidana ekonomi.
1. Hukum pidana material ialah semua peraturan yang memuat rumusan tentang: Perbuatan-
perbuatan apa yang dapat dihukum, Siapa yang dapat dihukum, Hukuman apa yang dapat
diterapkan. Hukum pidana material merumuskan tentang pelanggaran dan kejahatan serta
syarat-syarat apa yang diperlukan agar seseorang dapat dihukum. Hukum pidana material
dibagi menjadi : Hukum pidana umum adalah hukum pidana yang berlaku bagi semua orang
(umum), Hukum pidana Khusus adalah hukum pidana yang berlaku bagi orang-orang
tertentu, seper anggota ABRI atau untuk perkara-perkara tertentu
2. Hukum pidana formal adalah peraturan-peraturan hukum yang menentukan bagaimana cara
memelihara dan mempertahankan hukum pidana material
Peristiwa Pidana
Peristiwa pidana adalah suatu kejadián yang mengandung, unsur-unsur perbuatan yang dilarang oleh undang-
undang sehingga siapa yang menimbulkan peristiwa itu dapat di kenai sanksi pidana (hukuman).
Unsur-unsur peristiwa pidana dapat ditinjau dan dua segi, yaitu segi subjektif dan segi objektif. Dan segi
objektif berkaitan dengan tindakan, peristiwa pidana adalah perbuatan yang melawan hukum yang sedang
berlaku, akibat perbuatan itu dilarang dan diancam dengan hukuman. Dan segi subjektif, peristiwa pidana
adalah perbuatan yang dilakukan seseorang secara salah, unsur-unsur kesalahan si pelaku itulah yang
mengakibatkan terjadinya peristiwa pidana.
Suatu peristiwa agar dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa pidana harus memenuhi syarat-syarat seperti
berikut :
1. Perbuatan pidana (delik) formal ialah suatu perbuatan’ pidana yang sudah dilakukan dan
perbuatan itu benar-benar melanggar ketentuan yang dirumuskan dalam pasal undang-undang
yang bersangkutan. Contoh: pen curian adalah perbuatan yang sesuai dengan rumusan, Pasal
362 KUHP, yaitu mengambil barang milik orang lain dengan maksud hendak memiliki
barang itu dengan melawan hukum.
2. Delik material adalah suatu perbuatan pidana yang dilarang, yaitu akibat yang timbul dan
perbuatan itu. Contoh: pembunuhan.
3. Delik dolus adalah suatu perbuatan pidana yang dilakukan dengan sengaja. Contoh:
pembunuhan berencana (Pasal 338 KLJHP).
4. Delik culpa adalah perbuatan pidana yang tidak sengaja, karena kealpaannya mengakibatkan
matinya seseorang. Contoh: Pasal 359 KUHP.
5. Delik aduan adalah suatu perbuatan pidana yang memerlukan pengaduan orang lain. Jadi
sebelum ada pengaduan belum merupakan delik. Contoh: perzinaan/ penghinaan.
6. Delik politik adalah delik atau perbuatan pidana yan ditujukan kepada keamanan negara baik
secara langsung maupun tidak Iangsung. Contoh: pemberontakan akan menggulingkan
pemerintahan yang sah.
Sistematika KUHP
KUHP terdiri dan tiga buku :
1. Buku I : Mengatur tentang ketentuan umum terdiri dari 9 bab, tiap bab terdiri dan berbagai
pasal yang jumlahnya 103 pasal (Pasal 1—103).
2. Buku II : Mengatur tentang kejahatan terdiri dari 31 bab dan 385 pasal (Pasal 104-448).
3. Buku III : Mengatur tentang pelanggaran terdiri dari 10 bab yang memuat 81 pasal (Pasal 449
—569).
Kekuasaan berlakunya KUHP ditinjau dan segi positif artinya bahwa kekuatan berlakunya KLJHP tersebut
dikaitkan dengan tempat terjadinya perbuatan pidana. Kekuasaan berlakunya KUHP yang dikaitkan dengan
tempat diatur dalam Pasal 2 ayat (9) KUHP.
1. Hukuman mati.
2. Hukuman penjara.
3. Hukuman kurungan.
4. Hukuman denda.