Hukum pidana dapat dibagi atas dasar hukum pidana materiil dan hukum
pidana formil; hukum pidana objektif dan hukum pidana subjektif; hukum
pidana umum dan hukum pidana khusus; hukum pidana nasional, hukum
pidana lokal dan hukum pidana internasional; serta hukum pidana tertulis dan
hukum pidana yang tidak tertulis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
dalam Kegiatan Belajar 1 di atas, secara umum hukum pidana dibagi menjadi
dua bagian yaitu hukum pidana materiil dan hukum pidana formil. Hukum
pidana. Hukum pidana formil pada dasarnya sama dengan hukum formil
meliputi pemisahan dua bagian, yang materiil dan yang formal. Hukum
menetapkan pidana bagi yang melanggarnya ; yang formal mengenai bentuk dan jangka waktu
yang mengikat penegakan hukum materiil.....” (Van
Bonaparte. Kodifikasi tahun 1809 hanya berlaku 2 tahun karena pada tahun
1811 – 1813, Belanda diduduki Perancis dan sejak saat itu berlaku Code
hukum pidana dan baru selesai pada tanggal 3 Maret 1881. Berdasarkan
tanggal 1 September 1886. Indonesia yang pada saat itu masih dijajah
peraturan yang ada masih tetap berlaku sebelum diadakan yang baru menurut
hukum pidana formil, pembagian hukum pidana yang lain, adalah hukum
mendefinisikan hukum pidana objektif yang juga disebut sebagai jus poenale
sebagai perintah dan larangan yang pelanggaran terhadap larangan dan norma
mengenai upaya-upaya yang dapat digunakan jika norma itu dilanggar yang
disebut sebagai hukum penitentiaire tentang hukum dan sanksi dan aturan-
Sedangkan hukum pidana yang subjektif atau jus puniendi menurut Suringa
adalah hak negara untuk menuntut pidana, hak untuk menjatuhkan pidana
Senada dengan Suringa adalah Vos yang juga membagi hukum pidana
menjadi hukum pidana objektif dan hukum pidana subjektif. Secara tegas
dinyatakan oleh Vos bahwa hukum pidana terdiri dari objektif (jus poenale)
keadaan yang timbul dan tidak sesuai dengan hukum serta hukum acara
pemidanaan, terdiri dari hak untuk menuntut pidana, menjatuhkan pidana dan
hukum pidana objektif dan hukum pidana subjektif. Hukum pidana objektif
adalah seluruh larangan atau dilarang sebagai pelanggaran oleh negara atau
pidana positif atau jus poenale. Hukum pidana subjektif adalah hak negara
Pembagian hukum pidana yang lain adalah hukum pidana umum dan
hukum pidana khusus. Hukum pidana umum adalah hukum pidana yang
ditujukan dan berlaku untuk semua warga Negara sebagai subjek hukum
hukum pidana umum ini bersumber pada KUHP dan formil hukum pidana
umum bersumber pada KUHAP. Selain hukum pidana umum ini, ada juga yang disebut sebagai
hukum pidana khusus. Pembagian hukum pidana
khusus dapat didasarkan atas dasar subjek hukumnya maupun atas dasar
pengaturannya.
pidana yang dibentuk oleh negara hanya dikhususkan berlaku bagi subjek
hukum tertentu saja, misalnya. hukum pidana militer. Hukum pidana militer
militer.
ketentuan hukum pidana yang secara materiial menyimpang dari KUHP atau
hukum pidana khusus dibagi menjadi dua bagian yaitu hukum pidana khusus
sebagainya.
dan KUHAP. Oleh sebab itu dalam konteks teori tindak pidana korupsi,
tindak pidana terorisme dan tindak pidana pencucian uang sering disebut
pidana khusus. Keberlakuan hukum pidana khusus ini didasarkan pada asas
Undang Nomor 46 Tahun 2009, khusus tindak pidana korupsi harus diadili di
Internasional
yang berarti bahwa ketentuan pidana berlaku bagi setiap orang yang
Hukum pidana nasional ini dimuat dalam KUHP dan undang-undang khusus,
adalah hukum pidana yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
pidana lokal dimuat dalam peraturan daerah dan hanya berlaku bagi daerah
Demikian pula ada batasan maksimum pidana kurungan dan pidana denda
Selain hukum pidana nasional dan hukum pidana lokal, ada juga hukum
pidana tidak tertulis jarang ditemukan karena sifat dan karakter hukum
pidana pada dasarnya haruslah tertulis. Hal ini didasarkan pada asas legalitas
dalam hukum pidana dengan salah satu makna yang terkandung dalam asas
legalitas tersebut adalah prinsip lex scripta yang berarti aturan pidana
dan hukum pidana tidak tertulis didasarkan pada bentuk atau wadahnya.
yang terdiri dari hukum pidana kodifikasi seperti KUHP dan KUHAP dan
Hukum pidana tidak tertulis disebut juga hukum pidana adat yang
Oleh karenanya, sifat dalam hukum pidana adalah bersifat publik dan
mengatur hubungan antara warga masyarakat dengan negara.
Hukum pidana dalam hal sebagai alat kontrol sosial juga cenderung memiliki
sifat subsider (bersifat pengganti) yang mana hukum pidana hendaknya
berlaku atau dipergunakan apabila usaha-usaha melalui hukum lain dianggap
kurang memadai.
Bayangkan saja kalau masyarakat dibebaskan dari segala aturan yang ada.
Dari pandangan beberapa ahli ini kalian bisa mengambil kesimpulan bahwa
hukum pidana memiliki dua fungsi pokok yaitu preventif
(pencegahan) dan represif (pengendalian).
Nah, sanksi tegas seperti apa sih memangnya yang ditetapkan dalam hukum
pidana?
Melihat pada apa yang dituliskan dalam pasal 10 KUHP, terdapat beberapa
macam hukuman atau sanksi yang dapat dijatuhkan terhadap seseorang yang
dinyatakan bersalah melanggar ketentuan dalam hukum pidana.
Sanksi ini dijatuhkan pada seseorang tergantung dari besar perbuatan atau
pelanggaran yang dilakukan.
Indonesia.
hukum belanda sedikit banyak juga dipengaruhi oleh sistem hukum eropa
yang dimulai
pada abad ke-13 yang terus mengalami perkembangan hingga abad ke-19.
Jadi
dengan adnya inisiatif dari penyidik atas kehendak sendiri untuk menyelidiki
kejahatan.
dalam berkas tersebut. Walaupun pada, masa ini telah ada penuntut umum,
namun ia
Mulai Menulis
Blogger Nes
Blogger Indonesia
FO LL OW
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik
Karena ada perkembangan dalam masyarakat baik dalam bidang tekhnologi informasi,
tekhnologi komunikasi & pengetahuan pada umumnya, maka mempengaruhi perkembangan
perilaku manusia & pemikiran manusia. Dikaitkan dengan tindak pidana maka akan
mempengaruhi atau menyebabkan meningkatnya kulitas atau mutu dari tindak pidana itu
sendiri yang berakibat atau mengakibatkan banyak kasus pidana yang tidak dapat di
selesaikan oleh hukum pidana & hukum acara pidana, maka untuk mengungkap atau
menyelesaikan dibutuhkan displin ilmu lain sehigga upaya hukum acara pidana untuk
mencari kebenaran materiil lebih dapat diharapkan.
Mulai Menulis
Lihat ke Halaman Asli
Blogger Nes
Blogger Indonesia
FO LL OW
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik
Karena ada perkembangan dalam masyarakat baik dalam bidang tekhnologi informasi,
tekhnologi komunikasi & pengetahuan pada umumnya, maka mempengaruhi perkembangan
perilaku manusia & pemikiran manusia. Dikaitkan dengan tindak pidana maka akan
mempengaruhi atau menyebabkan meningkatnya kulitas atau mutu dari tindak pidana itu
sendiri yang berakibat atau mengakibatkan banyak kasus pidana yang tidak dapat di
selesaikan oleh hukum pidana & hukum acara pidana, maka untuk mengungkap atau
menyelesaikan dibutuhkan displin ilmu lain sehigga upaya hukum acara pidana untuk
mencari kebenaran materiil lebih dapat diharapkan.
1.
2. ilmu logika
Di dalam menangani suatu perkara seorang penegak hukum harus mempelajari prinsip-
prinsip berpikir yang sistematis, logis & rasional sehingga mempunyai kemampuan untuk
mengkorelasikan antara alat bukti yang 1 dengan yang lain dan juga dapat menilai suatu
kewajaran tentang suatu peristiwa.
3. ilmu psikologis
ilmu yang mempelajari jiwa seseorang (jiwa yang sehat) sehingga dengan memahami jiwa
seseorang tsb diharapkan mampu mengungkap keterangan yang selengkap-lenkgapnya dari
pelaku.
4. ilmu psikiatri
o
o Dewasa ini, ilmu ini paling banyak digunakan karena ada kecenderungan pelaku
tindak pidana berpura-pura gila (sakit jiwa) hanya untuk menghindari
pertanggungjawaban pidana
ilmu yang mempelajari jiwa seseorang (jiwa yang sakit) yang bertujuan untuk
menentukan apakah orang tersebut benar-benar sehat jiwanya atau tidak. Dalam
kaitannya dengan hukum Pidana & proses Pidana ini sangat penting untuk dapat atau
tidaknya seseorang di pertanggung jawabkan secara Pidana.
5. ilmu kriminologi
o ilmu yang mempelajari tentang sebab-sebab seseorang melakukan kejahatan
(mencari akar permasalahan). Ini sangat penting dalam proses peradilan pidana
karena ada 2 fungsi pokok, yaitu :
o sebagai upaya preventif mencegah kejahatan
o untuk menentukan, menetapkan jenis sanksi pidana yang sesuai sehingga mendekati
rasa keadilan & kebenaran materiil
6. ilmu kriminalistik
7. Ilmu yang melihat kejahatan sebagai suatu seni mengenai kejahatan itu dilakukan &
dengan apa melakukannya.Di dalam pelaksanaannya ilmu kriminslistik ini dibantu
oleh ilmu-ilmu forensik, yaitu :