Anda di halaman 1dari 11

Skip to content

 MENU

Pengertian Hukum Pidana


Oleh Aris KurniawanDiposting pada 29/10/2020

Definisi Hukum Pidana


Baca Cepat
Hukum Pidana sebagai Hukum yang mengatur perbuatan-
perbuatan yang dilarang oleh Undang-Undang dan berakibat
diterapkannya hukuman bagi siapa yang melakukannya dan
memenuhi unsur-unsur perbuatan yang disebutkan dalam Undang-
Undang Pidana.

Seperti perbuatan yang dilarang dalam Kitab Undang-Undang


Hukum Pidana, Undang-Undang Korupsi, Undang-Undang HAM
dan lain sebagainya. Hukum pidana adalah hukum yang mengatur
perbuatan-perbuatan apa yang dilarang dan memberikan hukuman
bagi yang melanggarnya. Perbuatan yang dilarang dalam hukum
pidana adalah:
• Pembunuhan
• Pencurian
• Penipuan
• Perampokan
• Penganiayaan
• Pemerkosaan
• Korupsi
Sementara Dr. Abdullah Mabruk an-Najar dalam diktat “Pengantar
Ilmu Hukum”-nya mengetengahkan defenisi Hukum Pidana
sebagai “Kumpulan kaidah-kaidah Hukum yang menentukan
perbuatan-perbuatan pidana yang dilarang oleh Undang-Undang,
hukuman-hukuman bagi yang melakukannya, prosedur yang harus
dilalui oleh terdakwa dan pengadilannya, serta hukuman yang
ditetapkan atas terdakwa.”
Baca Juga :  Pengertian Asas Legalitas Dalam Hukum
Pidana Dan Tujuannya

Pengertian Hukum Pidana Menurut Para Ahli


Menurut Prof. Moeljatno, S.H. Hukum Pidana merupakan
sebuah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku didalam suatu
negara, yang mengadakan aturan-aturan dan dasar-dasar untuk:

1. Menentukan perbuatan mana yang tidak diperpolehkan untuk


dilakukan dan yang yang dilarang, dengan beserta ancaman
atau sebuah sanksi yang berupa pidana tertentu untuk siapa
yang melanggar larangan itu.
2. Serta kapan dan dalam hal apa kepda mereka yang sudah
melanggar larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhkan
hukuman pidana dengan sebagaimana yang telah
diancamkan.
3. Dan menentukan cara bagaimana pengenaan sebuah pidana
tersebut bisa dilaksanakan jika ada orang yang disangka sudah
melanggar larangan itu.
Menurut Sudarsono, Hukum Pidana merupakan hal yang
mengatur tentang pelanggaran serta kejahatan terhadap
kepentingan umum dan perbuatan itu diancam dengan hukuman
pidana yang merupakan suatu penderitaan.
Dengan demikian hukuman pidana bukan merupakan suatu hal
yang mengadakan norma hukum sendiri, namun sudah terletak pda
norma lain serta sanksi pidana. Diadakan untuk menguatkan
ditaatinya sebuah norma-norma lainya itu. Sebagai contoh norma
agama dan kesusilaan.

Sumber-Sumber Hukum Pidana


Sumber Hukum Pidana dapat dibedakan atas sumber hukum
tertulis dan tidak tertulis sumber hukum. Di Indonesia, kita tidak
memiliki KUHP UU Nasional, sehingga mereka menerapkan KUHP
warisan kolonial Hindia Belanda. Sistematika rancangan KUHP,
antara lain:

1. Buku I Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1-103).


2. Buku II Tentang Kejahatan (Artikel 104-488).
3. Buku III Tentang Pelanggaran (Artikel 489-569).

Dan juga ada beberapa hukum yang mengkriminalkan khusus


diciptakan setelah kemerdekaan, antara lain:

1. UU No. 8 Drt 1955 Pada Imigrasi pelanggaran Pidana.


2. UU No. 9, 1967 On Drugs.
3. UU No. 16 Tahun 2003 tentang Anti-Terorisme. dll

Ketentuan-ketentuan dalam KUHP, selain terkandung dalam Kode


Pidana dan khusus Hukum, juga ditemukan dalam berbagai
undang-undang, seperti UU tersebut. Nomor 5 Tahun 1960 Tentang
Peraturan Dasar Hukum Agraria Nomor 9 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta dan sebagainya.
Baca Juga : Pengertian Hukum Pidana Menurut Para Ahli
Hukum Beserta Sumber Dan Macamnya
Prinsip Hukum Pidana
1. Asas legalitas, tidak ada tindakan dapat dipenjara kecuali oleh
otoritas aturan pidana dalam perundang-undangan yang ada
sebelum perbuatan itu dilakukan (Pasal 1 Ayat (1) KUHP).
[Rujukan?] Jika, setelah perbuatan dilakukan ada perubahan
dalam hukum hukum, maka yang digunakan adalah aturan
sanksi ringan untuk terdakwa (Pasal 1 Ayat (2) KUHP)
2. Prinsip ada Kejahatan Tanpa Kesalahan, Untuk menghukum
mereka yang telah melakukan kejahatan, harus dicari di mana
ada unsur kesalahan dalam dirinya.
3. Prinsip teritorial, yang berarti bahwa ketentuan hukum
pidana Indonesia berlaku untuk semua kriminal dan terjadi di
daerah wilayah Republik Indonesia, termasuk kapal-kapal
berbendera Indonesia, pesawat terbang Indonesia, dan
kedutaan Indonesia dan konsul di luar negeri (Pasal 2 KUHP)
4. Prinsip kewarganegaraan aktif, yang berarti bahwa ketentuan
hukum pidana Indonesia berlaku untuk semua warga negara
yang melakukan tindak pidana dimanapun berada (Pasal 5
KUHP).
5. Prinsip kebangsaan pasif, yang berarti bahwa ketentuan
hukum pidana Indonesia berlaku untuk semua tindak pidana
yang merugikan kepentingan negara (pasal 4 KUHP).

Macam-macam Pembagian Delik


Dikenal dalam pelanggaran hukum pidana dikenal macam-macam
delik ke dalam:

1. Kejahatan tersebut dilakukan dengan sengaja, misalnya,


sengaja merampas nyawa orang lain (Pasal 338 KUHP) dan
pelanggaran yang disebabkan secara tidak sengaja, misalnya,
karena kesalahannya telah menyebabkan kematian orang lain
dalam lalu lintas di jalan. (Pasal 359 KUHP).
2. Menjalankan hal-hal yang dilarang oleh Undang-Undang,
misalnya, pencurian atau penipuan (Pasal 362 dan378 KUHP)
dan tidak melakukan hal-hal yang harus dilakukan sesuai
dengan Undang-Undang, misalnya, tidak melaporkan rencana
untuk merancang plot.
3. Kejahatan (KUHP Buku II), adalah tindakan tercela, terlepas
dari ada atau tidak adanya larangan dalam UU. Karena ia juga
disebut sebagai pengadilan.
4. Pelanggaran (Buku III KUHP), suatu tindakan yang dianggap
salah satu justru karena adanya larangan dalam UU. Karena ia
juga disebut pelanggaran UU.

Macam-Macam Pidana
Mengenai hukuman apa yang dapat dikenakan pada seseorang yang
telah bersalah melanggar ketentuan hukum hukum pidana, dalam
Pasal 10 KUHP didefinisikan berbagai hukuman yang mungkin
dijatuhkan, sebagai berikut:
Hukuman pidana pokok

 Hukuman mati
Hukuman mati, ada negara-negara yang telah menghapuskan
bentuk hukuman, seperti Belanda, tetapi di Indonesia sendiri
hukuman mati kadang-kadang masih dikenakan pada beberapa
hukuman walaupun ada banyak pro dan kontra dari hukuman ini.
Baca Juga : √ Pengertian Sanksi Hukum (Pidana, Perdata
Dan Administrasi) Serta Macamnya

 Penjara
Penjara itu sendiri dibagi menjadi hukuman penjara seumur hidup
dan penjara sementara. Sementara hukuman penjara minimal satu
tahun dan maksimal 20 tahun. Tahanan harus tinggal di penjara
selama hukumannya dan untuk melakukan pekerjaan yang ada di
dalam atau di luar penjara dan narapidana memiliki hak Vistol.
 Kurungan
Ini bukan hukuman kondisi dan dikenakan hukuman penjara berat
untuk kejahatan ringan atau pelanggaran. Biasanya mengutuk
dapat memilih antara penjara atau denda. Perbedaan di penjara
dengan hukuman penjara penjara terpidana tidak bisa ditahan di
luar daerah tempat tinggal jika dia tidak ingin hukuman penjara
saat ini dapat dipenjara di mana saja, kerja paksa yang dikenakan
pada penjara menghukum berat pekerjaan menjadi dilakukan oleh
kurungan terpidana dan kurungan terpidana memiliki hak Vistol
(hak untuk meningkatkan banyak) sementara di hukuman penjara
tidak terjadi.

 Denda
Dalam hal ini, terdakwa dapat memilih antara penjara denda.
Hukuman maksimum adalah 6 bulan penjara pengganti.

 Hukuman tutupan
Hukuman ini dijatuhkan berdasarkan alasan politik terhadap
mereka yang telah melakukan kejahatan yang diancam hukuman
penjara oleh KUHP.

Tujuan Hukum Pidana


Secara konkrit tujuan hukum pidana itu ada dua, ialah :

 Untuk menakut-nakuti setiap orang jangan sampai melakukan


perbuatan yang tidak baik.
 Untuk mendidik orang yang telah pernah melakukan
perbuatan tidak baik menjadi baik dan dapat diterima kembali
dalam kehidupan lingkunganya
Tujuan hukum pidana ini sebenarnya mengandung makna
pencegahan terhadap gejala-gejala sosial yang kurang sehat di
samping pengobatan bagi yang sudah terlanjur tidak berbuat baik.
Jadi Hukum Pidana, ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan
membatasi tingkah laku manusia dalam meniadakan pelanggaran
kepentingan umum.
Tetapi kalau di dalam kehidupan ini masih ada manusia yang
melakukan perbuatan tidak baik yang kadang-kadang merusak
lingkungan hidup manusia lain, sebenarnya sebagai akibat dari
moralitas individu itu. Dan untuk mengetahui sebab-sebab
timbulnya suatu perbuatan yang tidak baik itu(sebagai pelanggaran
terhadap ketentuan-ketentuan pidana), maka dipelajari oleh
“kriminologi”.
Baca Juga : Pengertian Hukum Dagang

Klasifikasi Hukum Pidana


Secara substansial atau Ius Poenalle ini merupakan hukum pidana
Dalam arti obyektif yaitu “sejumlah peraturan yang mengandung
larangan-larangan atau keharusan-keharusan dimana terhadap
pelanggarnya diancam dengan hukuman”. Hukum Pidana terbagi
menjadi dua cabang utama, yaitu:
Hukum Materil ialah cabang Hukum Pidana yang menentukan
perbuatan-perbuatan kriminal yang dilarang oleh Undang-Undang,
dan hukuman-hukuman yang ditetapkan bagi yang melakukannya.
Cabang yang merupakan bagian dari Hukum Publik ini mepunyai
keterkaitan dengan cabang Ilmu Hukum Pidana lainnya, seperti
Hukum Acara Pidana, Ilmu Kriminologi dan lain sebagainya.
Hukum Formil (Hukum Acara Pidana) Untuk tegaknya hukum
materiil diperlukan hukum acara. Hukum acara merupakan
ketentuan yang mengatur bagaimana cara agar hukum (materil) itu
terwujud atau dapat diterapkan/dilaksanakan kepada subyek yang
memenuhi perbuatannya. Tanpa hukum acara maka tidak ada
manfaat hukum materiil. Untuk menegakkan ketentuan hukum
pidana diperlukan hukum acara pidana, untuk hukum perdata
maka ada hukum acara perdata. Hukum acara ini harus dikuasai
para praktisi hukum, polisi, jaksa, pengacara, hakim.

Ruang Lingkup Hukum Pidana


Hukum Pidana mempunyai ruang lingkup yaitu apa yang disebut
dengan peristiwa pidana atau delik ataupun tindak pidana.
Menurut Simons peristiwa pidana ialah perbuatan salah dan
melawan hukum yang diancam pidana dan dilakukan seseorang
yang mampu bertanggung jawab. Jadi unsur-unsur peristiwa
pidana, yaitu:.
• Sikap tindak atau perikelakuan manusia
. Melanggar hukum, kecuali bila ada dasar pembenaran;
Didasarkan pada kesalahan, kecuali bila ada dasar penghapusan
kesalahan.
Sikap tindak yang dapat dihukum/dikenai sanksi adalah

1. Perilaku manusia ; Bila seekor singa membunuh seorang anak


maka singa tidak dapat dihukum
2. Terjadi dalam suatu keadaan, dimana sikap tindak tersebut
melanggar hukum,
misalnya anak yang bermain bola menyebabkan pecahnya
kaca rumah orang.
3. Pelaku harus mengetahui atau sepantasnya mengetahui
tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum; Dengan
pecahnya kaca jendela rumah orang tersebut tentu diketahui
oleh yang melakukannya bahwa akan menimbulkan kerugian
orang lain.

Baca Juga : Pengertian Hukum Tata Negara Menurut Para


Ahli

Sistem Hukuman
Sistem hukuman yang dicantumkan dalam pasal 10 tentang pidana
pokok dan tambahan, menyatakan bahwa hukuman yang dapat
dikenakan kepada seseorang pelaku tindak pidana terdiri dari :
a. Hukuman Pokok (hoofd straffen ).
1. Hukuman mati
2. Hukuman penjara
3. Hukuman kurungan
4. Hukuman denda
b. Hukuman Tambahan (Bijkomende staffen)
1. Pencabutan beberapa hak tertentu
2. Perampasan barang-barang tertentu
3. Pengumuman putusan hakim.

Demikianlah artikel dari gurupendidikan.co.id


mengenai Pengertian Hukum Pidana : Definisi, Prinsip, Sumber,
Macam, Tujuan, Klasifikasi, Ruang Lingkup, Sistemnya, semoga
artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.
 0
 0
 2
 3







 Total5

Posting pada IPS, Kewarganegaraan, UmumDitag #NAME?, 10 asas


hukum pidana, 10 contoh kasus hukum pidana, 3 sifat hukum
pidana, 3 wujud hukum pidana, apa tugas kita dalam penegakan
hukum, artikel hukum perdata, artikel hukum pidana pdf, asas-asas
hukum pidana pdf, bagaimana tempat dan sifat hukum
pidana, buku hukum pidana prof. sudarto pdf, ciri khusus hukum
pidana, contoh hukum perdata, contoh hukum pidana, contoh
hukum pidana brainly, contoh kasus hukum pidana dan
analisisnya, contoh pelanggaran hukum administrasi negara, dasar
dari ajaran ne bis in idem, definisi hukum pidana menurut
mezger, download buku hukum pdf, error iuris adalah, fungsi
hukum perdata, fungsi hukum pidana, fungsi hukum pidana
brainly, fungsi hukum pidana menurut para ahli, fungsi hukum
pidana sebagai ultimum remedium, hubungan ilmu hukum pidana
dengan kriminologi, hukum acara pidana disebut juga, hukum
acara pidana menurut para ahli, hukum perdata adalah, hukum
pidana menurut kansil, hukum pidana menurut pompe, istilah
hukum pidana dalam bahasa belanda, isu hukum terbaru, jelaskan
apa itu tindak pidana, jelaskan kedudukan dan sifat hukum
pidana, jelaskan maksud dan tujuan hukum pidana, jelaskan
pengertian dari hukum perdata, jelaskan sifat hukum
pidana, jelaskan tentang definite sentence, jelaskan tujuan
pidana, jenis hukum pidana, karakteristik hukum perdata, kasus
hukum perdata, kasus hukum pidana terbaru 2019, kegunaan
hukum pidana, kejahatan terhadap kepentingan umum, kemukakan
tujuan pidana, Keyword, kumpulan jurnal hukum pidana
pdf, macam macam perbuatan pidana, materi kuliah hukum pidana
ppt, pasal 154 kuhp mengatur tentang, pembagian hukum
pidana, pemidanaan adalah, pengantar hukum pidana, pengertian
asas legalitas dalam hukum pidana, pengertian hukum
perdata, pengertian hukum pidana brainly, pengertian hukum
pidana menurut moeljatno, pengertian hukum pidana menurut
para ahli, pengertian hukum pidana menurut sudarto, pengertian
hukum pidana secara umum, Pengertian Pidana, pengertian pidana
pdf, perbedaan hukum pidana dan perdata brainly, perbedaan recht
delicten dan wet delicten, peristiwa hukum pidana, ringkasan
materi hukum pidana, ruang lingkup berlakunya hukum
pidana, ruang lingkup hukum pidana umum, salah satu
karakteristik hukum pidana, sanksi bagi norma hukum, sebut dan
jelaskan macam macam delik, sebutkan asas-asas berlakunya
hukum pidana, sebutkan contoh pelanggaran hukum, sebutkan
pembagian hukum pidana, sebutkan tujuan tujuan
pemidanaan, sifat hukum pidana, sifat hukum pidana
brainly, skema pembagian hukum pidana, sumber hukum
pidana, sumber utama hukum pidana indonesia, tempat dan sifat
hukum pidana, tempat hukum pidana, tindak pidana adalah, tindak
pidana dan jenis pidana, tugas hukum pidana, tujuan hukum
pidana, tujuan hukum pidana menurut para ahli, tujuan
pidana, unsur-unsur dalam asas legalitas, unsur-unsur dalam asas
teritorial, unsur-unsur hukum pidana, unsur-unsur peristiwa
pidana menurut simons, unsur-unsur tindak pidana, van kan
hukum pidana
Pos-pos Terbaru

  Pengertian Nusantara – Konsepsi, Isi Wawasan, Geopolitik,


Geostrategi, Hakikat
  Pengertian Kata Serapan
  Pengertian Multikultural – Ciri, Sebab, Bentuk, Faktor,
Indonesia
  Pengertian Norma Kesopanan
  Pengertian Musyawarah
  5 Panca Indera (Fisiologi) Manusia
  25+ Contoh CV (Curriculum Vitae) Lamaran Kerja Yang Baik
dan Benar
  Materi Kebugaran Jasmani
  Fungsi Lidah
  Pengertian Hujan Asam – Sejarah, Penyebab, Proses,
Dampak, Pengendalian, Pencegahan, UU, Contohnya

Created By : GuruPendidikan.Com | 2014

Anda mungkin juga menyukai