Nim : 2110112035
A. Pendahuluan
Tindak pidana khusus pertama kali dikenal istilah Hukum Pidana Khusus,
sekarang diganti dengan istilah Hukum Tindak Pidana Khusus. Hukum tindak pidana
khusus berada di luar hukum pidana umum yang mengatur perbuatan tertentu atau
berlaku terhadap orang tertentu. Tindak pidana khusus merupakan bagian dari hukum
pidana. Terdapat beberapa definisi menurut para ahli yaitu, Moeljatno, Simons, serta
definisi pidana itu sendiri menurut Wirjono Prodjodikoro, Lamintang, Sudarto, dan
Andi Hamzah.
Tindak pidana itu sendiri biasa dikenal dengan istilah delik. Delik dalam
kamus hukum merupakan perbuatan yang dapat dikenakan hukuman karena
merupakan pelanggaran terhadap undang-undang. Tindak pidana khusus ini diatur
dalam undang-undang di luar hukum pidana umum. Penyimpangan ketentuan hukum
pidana yang terdapat dalam undang-undang pidana merupakan indikator apakah
undang-undang pidana itu merupakan tindak pidana khusus atau bukan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa hukum tindak pidana khusus adalah undang-
undang pidana atau hukum pidana yang diatur dalam undangundang pidana tersendiri.
Lalu, pernyataan ini sesuai dengan pendapat pompe yang mengatakan bahwa hukum
pidana khusus mempunyai tujuan dan fungsi tersendiri undang-undang pidana yang
dikualifikasikan sebagai hukum tindak pidana khusus ada yang berhubungan dengan
ketentuan hukum administrasi negara terutama mengenai penyalahgunaan
kewenangan. Tindak pidana yang menyangkut penyalahgunaan kewenangan ini
terdapat dalam perumusan tindak pidana korupsi.
B. Pengertian Tindak Pidana Khusus
Tindak pidana khusus merupakan bagian dari hukum pidana. Sebelum
membahas pengertian tindak pidana khusus, sangat perlu untuk membahas istilah
pidana menurut beberapa ahli dan tindak pidana terlebih dahulu sebagai dasar dari
tindak pidana khusus. Hukum pidana menurut Moeljatno ialah bagian daripada
keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan
aturanaturan untuk.
1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang,
dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa
melanggar larangan tersebut
2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar
larangan-larangan itu dapat dikenakan pidana sebagaimana yang telah diancamkan
3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan
apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.
Selain itu, hukum pidana menurut Simons adalah sebagai berikut:
1. Keseluruhan larangan atau perintah yang oleh negara diancam dengan nestapa
yaitu suatu “pidana” apabila tidak ditaati
2. Keseluruhan peraturan yang menetapkan syarat-syarat untuk penjatuhan pidana
3. Keseluruhan ketentuan yang mmeberikan dasar untuk penjatuhan dan penerapan
pidana Secara umum ada dua jenis istilah yaitu hukum dan pidana.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHPidana) atau Wetboek
van Strafrecht, UU No. 1 Tahun 1946 jo Staatsblad 1915 No. 732, telah dirumuskan
sejumlah tindak pidana yang ditempatkan dalam Buku II tentang Kejahatan
(Misdrijven) dan Buku III tentang Pelanggaran (Overtredingen). Di luar KUHPidana
ini masih ada sejumlah undang-undang yang mengatur tentang tindak pidana seperti:
1. UU No.7/Drt/1955 tentang Pengusutan. Penuntutan dan Peradilan Tindak Pidana
Ekonomi;
2. UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;
3. UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Tindak pidana ekonomi, tindak pidana
psikotropika, dan tindak pidana narkotika merupakan beberapa contoh dari tindak
pidana yang diatur dalam undang-undang tersendiri di !uar KUHPidana. Mengapa
tindak pidana seperti tindak pidana ekonomi, psikotropika.dan narkotika, tidak
diintegrasikan saja dalam KUHPidana, melainkan sampai perlu diatur dalam undang-
undang tersendiri di luar KUHPidana? Hal ini karena tindak pidana-tindak pidana
tersebut memerlukan pengaturan yang lebih komprehensif dan bukan sekedar hanya
mendapatkan rumusan tindak pidana saja.
10. Adanya pengaturan tindak pidana selain yang diatur dalam UU itu(ketentuan
khusus)
11. Tindak pidana bersifat transnasional (ketentuan khusus)
12. Adanya ketentuan yurisdiksi dari negara lain terhadap tindk pidana yang terjadi
(ketentuan khusus)