Anda di halaman 1dari 22

PENGUATAN HUKUM NASIONAL DALAM PENGIMPLEMENTASIAN

SERTIFIKASI KOMPUTER SEBAGAI PENUNJANG KUALITAS PENDIDIKAN DI


INDONESIA

Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Internal

Kombad Justitia 2023

(Bidang Pelatihan)

NAMA TIM

Di Susun Oleh:

Abdullah Fahrieza (2110111170)

Aulia Sukma Noficandra (2110112010)

Elsi Fatiya Rahmadila (2110112035)

Universitas Andalas

Padang

2023
Abstract

Digital transformation at this time has affected all aspects of life, including in Indonesian
Education. The crucial issue at this time is where the condition of Indonesian education is
still far behind in terms of digital transformation, especially the quality of educators who are
less qualified. This research uses a normative legal research approach or library research that
examines document studies using secondary data such as laws and regulations, court
decisions and legal theory. This research discusses the reconstruction of Indonesian national
law for the Indonesian education system in order to offset digital transformation which
requires special regulations to regulate this matter. It is intended that there are clear
regulations so that the goal of improving the quality of Indonesian education can be achieved.

Keywords: Education; educators; digital transformation; law; technology.

Abstrak

Tranformasi digital pada saat ini sudah mempengaruhi segala aspek kehidupan tidak
terkecuali dalam Pendidikan Indonesia. Isu krusial pada saat ini adalah dimana kondisi
Pendidikan Indonesia masi jauh tertinggal dalam hal tranformasi digital terutama kualitas
tenaga pendidik yang yang kurang mumpuni. Penilitian ini menggunakan pendekatan
penelitian hukum normatif atau penelitian perpustakaan yang mengkaji studi dokumen
menggunakan data sekunder seperti peraturan perundang-undangan,keputusan pengadilan
dan teori hukum. Penelitian ini membahas rekontruksi hukum nasonal Indonesia untuk sistem
Pendidikan Indonesia dalam mengimbangi adanya tranformasi digital yang perlu adanya
peraturan khusus yang mengatur hal tersebut. Hal tersebut bertujuan agar ada peraturan yang
jelas sehingga tujuan peningkatan kualitas Pendidikan Indonesia dapat tercapai.

Kata kunci : Pendidikan;tenaga pendidik; transformasi digital; hukum; teknologi.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Falsafah pendidikan Ki Hajar Dewantaran Ing ngarso Sung tulodo, Ing madyo
mangun karso, tut wuri handayani menginspirasi Mendikbud untuk mencanangkan kebijakan
program Merdeka Belajar tahun 2020. Falsafah pendidikan ini memiliki pesan bahwa
lingkungan pendidikan mendorong untuk kemandirian dan kemerdekaan dalam belajar.
Merdeka belajar mendorong perubahan dengan cara terbaik dalam menerapkan metode
pembelajaran. Dalam konteks ini, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) digunakan
untuk menciptakan berbagai inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.1

Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam kehidupan seseorang


bahkan dalam kehidupan suatu negara. Secara umum, negara-negara maju dan makmur di
dunia pun memiliki sistem pendidikan yang baik dan profesional. Pendidikan dan ilmu
pengetahuan juga menjadi cita-cita banyak orang. Dengan pendidikan yang baik, kualitas
hidup juga harus lebih baik dari sebelumnya.2

Di era  4.0 seperti sekarang, tranformasi digital menjadi suatu hal yang tidak dapat
dihindarkan dalam kehidupan. Terlebih lagi dengan dengan adanya Covid-19 yang turut
berperan dalam mendorong percepatan arus digitalisasi dalam semua aspek kehidupan, baik
itu ekonomi, budaya, hukum, serta aspek pendidikan.

Untuk menghadapi dan mendorong akan adanya percepatan arus digitalisasi tersebut,
pola pikir digital menjadi hal yang krusial untuk dipersiapkan. Secara umum tranformasi
digital adalah suatu proses pemanfaatan teknologi digital untuk membawa perubahan secara
signifikan di berbagai aspek kehidupan sehingga kebutuhan dapat dipenuhi dengan cepat
mudah dan juga praktis.3

1
Pembelajaran Berbasis TIK (Pemba TIK) Dalam Meningkatkan Level Kompetensi TIK Guru Di Indonesia. 23 Juni
2021. https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pembelajaran-berbasis-tik-pembatik-dalam-meningkatkan-level-
kompetensi-tik-guru-di-indonesia/. Diakses pada 21 Maret
2
M Purwadi. 2022. Ini Negara-Negara Dengan Sistem Terbaik Di Dunia. SindoNews.com. diakses melalui
https://edukasi.sindonews.com/read/537326/211/ini-negara-negara-dengan-sistem-pendidikan-terbaik-di-
dunia-cek-daftarnya-1631275773?showpage=all
3
Sasana digital.com:”Apa Itu Tranformasi Digital dan Dampaknya di Indonesia”
https://sasanadigital.com/digital-transformation/ diakses pada 14 maret 2023
Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran
diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, mngembangkan
literasi TIK (ICT Literacy) siswa, serta meningkatkan efektivitas, efisiensi dan daya tarik
pembelajaran. Oleh karena itu, guru yang menyelenggarakan pendidikan harus memiliki
kompetensi yang memadai untuk memanfaatkan TIK yang ada agar lebih optimal dalam
mengajar mata pelajaran di sekolah. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Persyaratan Kualifikasi Akademik dan Kualifikasi Guru menetapkan empat kompetensi yang
harus dikuasai guru, yaitu keterampilan pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Ada
2 (dua) kompetensi terkait TIK: 1) kompetensi pedagogik, yaitu pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; dan 2) kompetensi profesional,
yaitu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
pengembangan diri.4

Secara teoritis dari penjebaran tersebut dapat diambil kesimpulan bahwasanya


tranformasi digital ini bertujuan untuk memudahkan kehidupan dan mengiringi kondisi
globalisasi yang pesat. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya terdapat banyak kendala yang
menghambat lajunya tranformasi digital di Indonesia. Salah satu bukti yang nyata yang dapat
kita lihat yaitu dalam aspek pendidikan. Di mana dengan adanya tuntutan dari perkembangan
zaman dan di tambah dengan adanya pandemi Covid 19, mau tidak mau aspek pendidikan
juga terkena dampak dari tranformasi digital.

Harus adanya regulasi terbaru terkait peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia


yang mewajibkan tenaga pendidik untuk memahami dan mampu menggunakan komputer
dalam proses pembelajaran untuk menunjang Sumber Daya Manusia (SDM). Diperlukan
aturan terbaru kompetensi komputer bagi tenaga pendidik sebab hukum bersifat dinamis
mengikuti perkembangan. Hadirnya teknologi diharuskan di kehidupan masyarakat saat ini
disebabkan perkembangan teknologi yang begitu pesat dan untuk mempersiapkan SDM yang
berkualitas maka diharapkan tenaga pendidik paham terlebih dahulu memanfaatkan
Komputer dalam proses pembelajaran.

Dikarenakan pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang dapat menentukan
kemajuan suatu negara. Hal ini, Karena kualitas pendidikan yang kompeten mempengaruhi
sumber daya manusia negara. Sistem pendidikan di negara maju tentu berbeda dengan di

4
Op.Cit, Pembelajaran Berbasis TIK (Pemba TIK) Dalam Meningkatkan Level Kompetensi TIK Guru Di Indonesia.
diakses pada 21 Maret
negara berkembang. Sistem pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang membuat
negara berkembang dengan baik menjadi lebih maju.5

Semulanya pembelajaran dilakukan secara konvensional dan dilakukan bertatap


muka, diganti dengan metode pembelajaran secara online. Hal tersebut dipertegas dengan
adanya payung hukum yang mengatur, yaitu :

1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945


2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Surat Ketetapan Kemdikbud:SK.KEP/152/E/KK/2009
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional
6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74  Tahun 2008 tentang Guru. 
8. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/Menkes/4242/ 2021 dan
Nomor 440- 717 tahun 2021tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran dimasa
Pandemi Corona Virus Disease -19 (COVID-19).6

Dalam pengimplementasian regulasi tersebut harus ditunjang dengan kesiapan para


tenaga pendidikan untuk dapat melaksanakan sistem pembaharuan yang baru tersebut, agar
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Akan tetapi fakta yang ditemukan di lapangan
adalah, banyaknya tenaga pendidik yang cakap atau mumpuni dalam pembelajaran secara
online terutama dalam penggunaan media pembelajaran online atau dikenal dengan istilah
“Gaptek”, seperti dalam penggunaan laptop, sistem i-learning dan sebagainya, sehingga
proses pembelajaran menjadi tidak maksimal dengan berpengaruh dalam kualitas dan tujuan
yang ingin dicapai.

5
Seperti Apa Sistem Pendidikan Di Negara Maju. https://www.ican-education.com/blog/seperti-apa-sistem-
pendidikan-di-negara-maju/ diakses pada 21 Maret.
6
Mysyarifah.my.id : “Landasan Hukum Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid-
19”https://www.msyarifah.my.id/2021/07/14/landasan-hukum-pembelajaran-di-masa-pandemi-covid-19/
diakses pada 14 maret 2023.
Berdasarkan data survei dari Pusat Teknologi Informasi dan Teknologi (Pustekkom)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan bahwa, hanya
terdapat 40 persen guru nonteknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang siap dengan
teknologi. Artinya adalah Indonesia masih sangat minim akan SDM terutama tenaga pendidik
yang melek akan teknologi. Pada zaman ini tenaga pendidik dituntut untuk dapat melek
terhadap penggunaan teknologi dengan tujuan agar tidak tertinggal oleh teknologi yang setiap
hari dipakai dalam proses pembelajaran sekarang.

Pengetahuan tenaga pendidik (tendik) dalam penggunaan media belajar merupakan


hal yang urgent di era di gital saat ini. Namun pengetahuan tersebut masih menjadi tanda
tanya. Banyak dari tendik yang kurang mampu dalam pengaplikasian teknologi, padahal era
sekarang sangat berkaitan erat dengan teknologi. Menunjang pembelajaran yang efektif dan
memudahkan keberlangsungan proses belajar mengajar, diharuskan kepada tendik untuk
mampu menjadikan teknologi sebagai media pembelajaran. Dengan demikian diperlukanlah
sebuah keahlian yang terkualifikasi dengan pemberian sertifikat kepada tendik, sehingga
kualitas pendidikan meningkat. Kewajiban bagi tendik untuk memiliki sertifikat juga menjadi
penunjang tenaga pendidik Indonesia dalam transformasi digital. Dengan kualitas pendidikan
yang berkualitas, akan menghadirkan generasi-generasi yang mampu berkembang dan
menjadi SDM yang berkualitas.

Hal tersebut sejalan dengan tujuan Negara Indonesia dalam Pembukan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Alinea ke-4, disebutkan ada
empat tujuan berdirinya negara Republik Indonesia, yaitu: Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, dan
Mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak hanya itu dengan adanya rekontruksi nasional
mengenai kebijakan tersebut menjadi batu loncotan untuk pendidikan Indonesia untuk
meningkatkan mutu kualitasnya dan tujuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat tercapai.

Besar harapan dengan adanya sertifikasi kompetensi bagi tenaga pendidik bukan saja
bermanfaat bagi siswa ataupun mahasiswa saja yang dapat berkembang dalam menggunakan
teknologi di kehidupan sehari-hari baik saat bekerja maupun belajar. Sumber Daya Manusia
yang dibutuhkan saat ini adalah yang mampu mengoprasikan komputer untuk menyelesaikan
setiap tugas kerjaan. Mereka yang tidak memahami atau tidak mampu menggunakan
komputer bakalan tertinggal dan kalah saing dalam dunia kerja kedepannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa dengan adanya sertifikasi kompetensi komputer dapat dijadikan sebagai
penunjang kualitas pendidikan Indonesia?
2. Bagaimana tantangan yang akan dihadapi dalam pengimplementasian sertifikasi
komputer sebagai penunjang kualitas pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memberikan solusi kepada pemerintah untuk dapat meningkatkan kualitas
pendidikan melalui sertifikasi komputer sebagai penunjang kemahiran penggunaan
teknologi oleh tenaga pendidik.
2. Untuk mengetahui apakah pengimplementasian sertifikat computer dapat
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang siap di era
Transformasi Digital.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat Teoritis
1. Memperluas akses ke sumber daya: dengan melek digital tenaga pendidik dapat
memanfaatkan internet dan sumber daya digital lainnya untuk memperluas akses ke
sumber daya pembelajaran.

Manfaat Praktis

1. Pemerintah
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah untuk membuat
kebijakan tentang kewajiban untuk memiliki sertifikat komputer bagi tenaga pendidik
untuk menunjang kualitas pendidikan Indonesia.
2. Masyarakat
Dengan penelitian ini diharapkan dengan pengimplementasian sertifikat
computer dapat memberikan pengetahuan baru mengenai teknologi bagi masyarakat.
3. Akademisi
Pembelajaran menggunakan komputer mempermudah siswa/mahasiswa dan
tanaga pendidik dalam proses mengajar & belajar sebab pada komputer kita dapat
memanfaatkan fitur yang ada pada teknologi tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian hukum nasional


Hukum nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara tertentu. Hukum
nasional Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum Eropa,hukum agama dan hukum
adat.
Sistem hukum nasional adalah sistem hukum yang berlaku di seluruh indonesia yang
meliputi semua unsur hukum seperti isi, struktur, budaya, sarana, peraturan perundang-
undangan dan semua unsur-unsurnya yang antara satu dengan yang lain saling bergantung
dan bersumber dari pembukaan dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945.
Sistem hukum indonesia adalah sistem hukum hukum yang berlaku saat ini.
Dalam buku Mirza Nasution yaitu Politik Hukum Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia
( 2015) , sistem hukum nasonal adalah sistem hukum yang dicita-citakan. Dimana sistem
hukum tersebut akan berubah menjadi sistem hukum indonesia jika mulai berlaku. 7
1. Unsur- unsur sistem hukum nasional
a. Materi hukum
Materi hukum dalam sistem hukum nasonal meliputi aturan-aturan yang ada
dalam peraturan undamg-undang, baik yang tertulis yang berkembang dalam
negara-bangsa dan masyarakat-negara-bangsa. Hukum bersifat untuk
mengikat masyarakat didalamnya.
b. Sumber hukum
Berdasarkan buku pokok-pokok filsafat hukum (2006) karya Darji
Darmodoharjo, sumber hukum terbagi menjadi dua yaitu sumber hukum
materil dan formal
c. Tata hukum indonesia
Tata hukum indonesia bertujuan untuk menjaga, memelihara dan
melaksanakan ketertiban hukum bagi masyarakat suatu negara agar dapat
tercapai ketertiban di negara tersebut.

7
Tenripadang Andi.”Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional”67
http://repository.uinsa.ac.id/id/eprint/465/1/Hubungan%20hukum%20internasional%20dan%20hukum
%20nasional.pdf diakses pada 14 maret 2023
B. Sertifikat komputer

1. pengertian sertifikat komputer

Uji sertifikat komputer adalah proses pemberian sertifikat komputer ( Test Kemampuan
Keterampilan Komputer) kepada seseorang berdasarkan hasil uji kompetensi yang telah
dicapai melalui mekanisme test. 8

2. Jenis-jenis sertifikasi bidang komputer


a) Microsoft Techno;ogy Associate (MTA)
b) AWS Certified Developer Associate
c) CompTIA security
d) Google Certified Professional Cloud Architect
e) Oracle Aplication Express Developer Certified Expert 9
C. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik
dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan
pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan
kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat positif
bagi kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan
keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya 10.
Seperti yang tertera didalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah
usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan,
yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.
Berdasarkan Undang-Undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menrut Prof. H. Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mengatakan
pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan
membantu anak yang bertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak

8
https://ayookuliah.com/cetak.php?id=30
9
http://yusuf.staff.ub.ac.id/sertifikasi-teknologi-informasi-ti-1/
10
Haryanto, 2012: dalam artikel “pengertian pendidikan menurut para akhli http://belajarpsikologi .
com/pengertianpendidikan-menurut-ahli/ diakes pada tanggal 14 maret 2023
sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling
tinggi. Agar anak tesebut memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya
dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Selain dari
itu Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara
mandiri dan bertanggung jawab dan pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam
membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
Menurut Heidjrachman dan Husnah (1997:77) pendidikan adalah suatu kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuaan umum seseorang termasuk di dalam peningkatan
penguasaan teori dan keterampilan, memutuskan dan mencari solusi atas persoalan-persoalan
yang menyangkut kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan dalam dunia
pendidikan ataupun kehidupan sehari-hari.
Sedangkan menurut Notoadmodjo (2003:77), kalau pendidikan formal dalam suatu
organisasi merupakan suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh
organisasi yang bersangkutan. Para masyarakat mengartikan pendidikan adalah pengajaran
yang di lakukan disekolah yang mana sekolah tersebut sebagai tempat terjadinya pengajaran
atau pendidikan formal. Jadi pendidikan tidak seluruhnya terjadi disekolah tetapi pendidikan
bisa jadi di rumah yang mana orang tua yang menjadi gurunya.
Pendidikan adalah sebuah program yang mengandung komponen tujuan, proses
belajar mengajar antara murid dan gurunya sehingga, akan meningkatkan sumber daya
manusia (SDM) menjadi lebih baik. Apalagi kita hidup dijaman sekarang ini pendidikan
sangatlah diperlukan karena pendidikan itu akan membawa kita tidak ketinggalan jaman
tetapi kita bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi kita. 11

D. Pengertian Kualitas Pendidikan


Kualitas Pendidikan merupakan sebuah permasalahan yang diperhatikan oleh
pemerintah Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya peran dari Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan dalam memperluas dan meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia
hingga saat ini. Kualitas Pendidikan sendiri merupakan suatu keadaan, kondisi, penampilan,
atau kinerja yang ditunjukkan oleh setiap komponen satuan pendidikan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, mengadakan interaksi dengan lingkungannya, dan memuaskan
peserta didik/pengguna/masyarakat12.
Pengertian kualitas dapat dilihat dari dua segi, yakni segi normative dan segi
deskriptif. Dalam artian normative, kualitasditentukan berdasarkan pertimbangan (kreteria)
intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria intrinsik, kualitas pendidikan merupakan produk
11
https://eprints.umm.ac.id/41375/3/BAB%20II.pdf
12
1 Supriyanto, A. "Mutu Pendidikan Sekolah Dasar di Daerah Diseminasi Primary Education Quality
Improvement Project (PEQIP)". Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang 4.4 (2009), hal. 221. Diakses
melalui http://repository.unj.ac.id/966/4/8105117979_chapter2.pdf
pendidikan, yakini “manusia yang terdidik” sesuai dengan standar ideal. Berdasarkan kriteria
ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik, “tenaga kerja” yang terlatih.
Dalam arti deskriptif, kualitas ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalnya
akreditasi.
BAB III

METODE PENULISAN

A. Jenis Metode Penelitian

Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan atas suatu masalah atau
mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang
dilakukan itu harus serasi dan saling mendukung satu sama lain agar penelitian yang
dilakukan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif (normative law


research) menggunakan studi kasus normatif berupa produk perilaku hukum. Pokok
kajiannya adalah hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang belaku dalam
masyarakat dan menjadi acuan perilaku setiap orang. Sehingga penelitian hukum normatif
berfokus pada inventarisasi hukum positif, asas-asas dan doktrin hukum, penemuan hukum
dalam perkara in concreto, sistematik hukum, taraf sinkronisasi, perbandingan hukum dan
sejarah hukum.

Penelitian hukum normatif atau penelitian perpustakaan merupakan penelitian yang


mengkaji studi dokumen menggunakan berbagai data skunder seperti peraturan perundang-
undangan, keputusan pengadilan, teori hukum, dan berupa pendapat para serjana (ahli).13

Penelitian hukum normatif disebut juga sebagai penelitian hukum doktinal. Pada
penelitian ini, sering kali hukum dikonsepsikan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan
perundang-undangan (law in book) atau hukum yang dikonsepsikan sebagai kaidah atau
norma yang merupakan patokan berprilaku masyarakat terhadap apa yang dianggap pantas.
Namun sesungguhnya hukum juga dapat dikonsepsikan sebagai apa yang ada dalam tindakan
(law in action).14

Di lihat dari segi jenisnya yang sangat doktrinal atau normatif, penelitian hukum
normatif yang ada di Indonesia mirip dengan penelitian hukum common law, dimana
penelitian hukum di dalam sistem hukum common law lebih berorientasi kepada aspek
praktis, yaitu biasanya untuk menyelesaikan masalah hukum konkrit (perkara hukum
13
Willa Wahyuni. 2022. Objek Penelitian Hukum Normatif Untuk Tugas Akhir. Hukum Online. Di akses
melalui: https://www.hukumonline.com/berita/a/objek-penelitian-hukum-normatif-untuk-tugas-akhir
14
Jonaedi Efendi. 2016. Metode Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris (Jakarta: Prenadamedia group. hlm
124
tertentu) dan dilakukan oleh para praktisi hukum baik bentuknya sengketa maupun hanya
ingin mencari bagaimana dan di mana suatu permasalahan hukum tersebut diatur oleh hukum
yang dilakukan melalui penelitian fakta-fakta hukum.15

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bersifat


mendeskripsikan dan menginterpretasikan suatu gejala, perihal, dan sebab harus adanya
regulasi terbaru terkait peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. Adapun hal tersebut
dalam penelitian ini merupakan penguatan hukum nasional dalam pengimplementasian
sertifikasi komputer sebagai penunjang kualitas pendidikan di Indonesia. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang mencakup dokumen-dokumen
resmi, buku-buku, jurnal-jurnal, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan lain
sebagainya. Bahan hukum yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari :
1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yakni :
a. Undang-Undang Dasar Tahun 1945
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
d. Surat Ketetapan Kemdikbud:SK.KEP/152/E/KK/2009
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional
f. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
g. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74  Tahun 2008 tentang Guru. 
h. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/Menkes/4242/ 2021 dan
Nomor 440- 717 tahun 2021tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran
dimasa Pandemi Corona Virus Disease -19 (COVID-19).
2. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer
seperti misalnya hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, pendapat ilmiah
para sarjana dan buku-buku literatur yang berkaitan dengan pengelolaan dan
perlindungan lingkungan hidup serta peran serta masyarakat.

15
Sonata, Depri liber. 2015. “Metode Penelitian Hukum Normatif Dan Empiris: Karakteristik Khas Dari
Metode Meneliti Hukum”. Fiat Justisia: Jurnal Ilmu Hukum 8 (1).
https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v8no1.283.
3. Bahan hukum tersier, merupakan bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yakni Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan kamus hukum.
Metode analisa data yang terkumpul menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu tata cara
penelitian yang menghasilkan data deskriptif, dengan meneliti dan mempelajari obyek
penelitian yang utuh. Pada penelitian hukum normatif dengan data sekunder, penyajian data
penelitian ini akan dilakukan bersama dengan analisanya demi mendapatkan data yang akurat
terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sertifikasi Kompetensi Komputer sebagai Penunjang Kualitas Pendidikan di


Indonesia
Sebagai warga negara Republik Indonesia setiap orang berhak untuk
memperoleh pendidikan yang berkualitas demi mencerdaskan kehidupan bangsa agar
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia dapat bersaing dan beradaptasi
dalam perkembangan Globalisasi di era yang serba digital saat ini, yang mana hal ini
telah terjamin dalam konstitusi negara kita pada Pasal 31 Undang-Undang Dasar
1945.
Karena disadari atau tidak, pendidikan merupakan sumber atau ukuran utama
kemampuan suatu negara untuk mensejahterakan, melindungi dan memenuhi segala
kebutuhan warga negaranya, baik kebutuhan primer (sandang, pangan, perumahan)
maupun kebutuhan sekunder serta kebutuhan tersier. .16
Berdasarkan peraturan perundang-undangan setiap warga negara berhak untuk
mendapatkan pendidikan yang layak untuk meningkatkan kualitas kehidupannya dan
sejahtera. Hal ini tertuang dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
tentang Hak asasi Manusia berbunyi, “Setiap orang berhak atas perlindungan bagi
pengembangan pribadinya, untuk mendapatkan pendidikan, mencerdaskan dirinya,
dan meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa,
bertanggungjawab, berakhlak mulia, bahagia serta sejahtera sesuai dengan hak asasi
manusia”.
Selain itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengatur tentang warga
negara yang berhak atas pendidikan yang bermutu. Pasal 5 ayat (1)  berbunyi: “Setiap
warga negara mempunyai hak yang sama atas pendidikan yang bermutu”. Bahwa
setiap warga negara, terlepas dari kekurangan dan kelebihannya berhak memperoleh
pendidikan yang baik .17

16
Emmanuel Sujatmoko. Hak Warga Negara Dalam Memperoleh Pendidikan. Mkri.id. hlm 182. di akses melalui
https://jurnalkonstitusi.mkri.id
17
Ibid, hlm 188
Negara haruslah hadir dalam menjamin mutu dan kualitas pendidikan di setiap
daerah rata tanpa adanya daerah yang tertinggal dalam memperoleh pendidikan hal ini
tertuang dalam Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 berbunyi:
“Pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkewajiban memberikan pelayanan dan
fasilitas serta menjamin pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi.” Peran pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pendidikan di setiap daerah tanpa terkecuali.18 Serta peran negara dalam
mempersiapkan seorang tenaga pendidikan yang memiliki kompetensi memadai dan
paham akan teknologi.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2) memuat ketentuan pelatihan kecakapan
hidup sebagai berikut: SMP/MT/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat,
SMA/MA/SMLB atau bentuk lain yang sejenis, SMK/MAK atau bentuk lain yang
sederajat dapat memasukkan pengajaran kecakapan hidup. Pendidikan kecakapan
hidup pada tingkat TK/SD/SMA lebih menekankan pada kecakapan hidup secara
umum (generic life skill), yang meliputi kecakapan pribadi (personal skill) dan
kecakapan sosial (social skill). Sedangkan pada tingkat SMA dapat menggunakan
kecakapan hidup vokasional yang berkaitan dengan bidang pekerjaan tertentu yang
terdapat di masyarakat atau lingkungan peserta didik, misalnya merangkai dan
mengoperasikan komputer .19
Dorongan kecakapan hidup vokasional yang berkaitan dengan bidang
pekerjaan dalam mengoprasikan komputer tentunya harus didukung dengan tenaga
pendidik yang juga memahami terkait sistem informasi dan teknologi agar dapat
menyalurkan ilmu dan pemahaman yang dimiliki oleh pengajar ke muridnya.
Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional juga termaktub bahwa pendidikan nasional mempunyai visi
terwujudnya sistem pendidikan nasional sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia tumbuh menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah.20

18
Ibid, hlm 189
19
Riski Anggi Safitri. 2020. IMPLEMENTASI PROGRAM UJI KOMPETENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI (TIK) DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 IMOGIRI. Uny: 168 Jurnal Kebijakan Pendidikan
Vol. 9 Nomor 2. hlm 2-3
20
Ibid, hlm 3
Dengan adanya regulasi baru terkait tenaga pendidik untuk memiliki
sertifikasi kompetensi bidang teknologi yang dapat memahami dan mengoprasikan
komputer tentunya dapat menunjang kualitas pendidikan anak bangsa yang lebih maju
lagi. Tuntutan ini menimbulkan efek positif dikarenakan semakin bertambahnya SDM
Indonesia yang melek akan teknologi di era transformasi digital yang mana semua
kegiatan sekarang bisa di oprasikan melalui teknologi komputer maupun Handphone.
Dengan pengembangan kualitas pendidikan Indonesia hal ini juga berkaitan
dengan peningkatan ekonomi negara disebabkan meningkatnya Sumber Daya
Manusia (SDM) Indonesia yang lebih bermutu dan kompeten dalam bidangnya
masing-masing, serta mampu bersaing secara global dalam dunia kerja. Kualitas
pendidikan sangat krusial dalam menentukan nasib masa depan sebuah negara,
dengan mempercepat transformasi pendidikan dari yang tidak memanfaatkan
teknologi menjadi memanfaatkan teknologi tentunya mendapatkan hasil yang
berbeda, maka dari itu ini haruslah dimulai dari tenaga pendidik yang memiliki
sertifikasi kompetensi teknologi.

B. Tantangan dalam Pengimplementasian Sertifikasi Komputer sebagai Penunjang


Kualitas Pendidikan

Sertifikasi komputer adalah suatu hal yang penting sebagai penunjang Pendidikan di
Indonesia. Adanya kualifikasi keterampilan tenaga pendidik merupakan kunci dari
pelaksanaan aktivitas belajar-mengajar. Dunia Pendidikan harus selaras dengan
perkembangan teknologi dan informasi. Aktivitas Pendidikan dunia mulai meninggalkan
pengajaran secara manual. Peserta didik dituntut untuk mampu memanfaatkan teknologi
sebagai penunjang pendidikan. Tentunya tenaga pendidik tidak boleh kalah dengan
kemampuan mereka.

Tenaga pendidik harus mampu mengaplikasikan komputer sebagai media


pembelajaran. Setiap tendik harus diberikan pelatihan dan melakukan sebuah tes untuk
mendapatkan sertifikat computer. Pewajiban kepemilikan sertifikat komputer bagi tenaga
pendidik merupakan hal yang memberikan pengaruh besar bagi pendidikan di Indonesia.
Tentunya hal ini tidak mudah diterima langsung oleh masyarakat. Akan banyak tahapan yang
akan dilewati dalam menormalisasikan pengkualifikasian kemampuan berbasis komputer.
Tentunya terdapat hambatan dalam melaksanakan proses sertifikasi kompetensi
teknologi pada tenaga pendidik hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia dengan laju
pembangunan saat ini masih menghadapi permasalahan pendidikan yang rumit, terutama
yang berkaitan dengan kualitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme, dan manajemen.21

1. Kualitas Pendidikan
Sangat sulit untuk menentukan karakteristik atau ukuran yang digunakan untuk
mengukur kualitas pendidikan. Adapun beberapa indikator yang penting adalah
mutu guru yang masih rendah pada pada semua jenjang pendidikan, selain itu
alatalat bantu proses belajar-mengajar. Hal ini sangat bergantung pada alokasi
dana bagi pendidikan dari Anggaran Pendidikan Belanja Negara ( APBN ).
2. Relevansi Pendidikan
Suatu sistem pendidikan diukur antara lain dari keberhasilan sistem itu dalam
memasok tenaga-tenaga terampil dalam jumlah yang memadai bagi
kebutuhankebutuhan sektor-sektor pembangunan. Hal ini berdasarkan fakta yang
ada keadaan lulusan pendidikan kita menunjukkan gejala yang semakin
mengkhawatirkan dengan semakin besamya pengangguran, sehingga masalah
tidak relevannya pendidikan kita juga didukung dengan isi kurikulum yang tidak
sesuai dengan perkembangan ekonomi dan kemajuan IPTEK.
3. Elitisme
Adapun maksud dari elitisme dalam pendidikan ini adalah kecenderungan
penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok
masyarakat yang mampu. Hal ini perlu disadari bahwa semakin besar biaya
pendidikan akan memperlebar kesenjangan dan diskriminasi dalam proses
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
4. Manajemen Pendidikan
Seiring dengan berjalannya waktu pendidikan telah menjadi suatu industri, untuk
itu harus dikelola secara profesional. Ketiadaan tenaga manager pendidikan
profesional mengharuskan kita mengadakan terobosan-terobosan untuk membawa
pendidikan itu sejalan dengan langkah-langkah pendidikan yang semakin cepat.

Keempat point di atas yang menjadi kendala utama dalam proses penyelenggaran
pendidikan di Indonesia untuk mengikuti perkembangan zaman yang lebih modern

21
Op.cit, hlm 197
dengan menfaatkan teknologi, untuk itu adanya upaya lanjutan dari pemerintah untuk
mengatasi tantangan dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia.

Adapun tantangan yang akan dilalui pemerintah selama menjalankan proses sertifikasi
komputer, yaitu:

1. Pelaksaan yang membutuhkan waktu lama dikarenakan banyaknya jumlah tenaga


pendidik di Indonesia.
2. Ketidakmerataan persebaran teknologi dan jaringan di Indonesia, sehingga masih
terdapat daerah yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan pelatihan dan tes.
Apabila tenaga pendidik dimungkinkan untuk melakukan pelatihan dan tes di luar
daerahnya, maka akan memakan waktu dan biaya.
3. Adanya penolakan dari tendik dikarenakan pemikiran yang belum maju dan
merasa tidak mampu dalam mengaplikasikan computer.
4. Pelaksanaan pelatihan dan tes akan memperbanyak pengeluaran pemerintah.
5. Pelaksanaan pelatihan dan tes akan memfokuskan tendik untuk belajar komputer,
sehingga dimungkinkan terabaikannya tanggung jawab terhadap peserta didik.

Namun hal tersebut harus dipikirkan dan ditanggulangi sebelum pelaksanaannya.


Pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus melakukan beberapa hal, diantaranya:

1. Menetapkan regulasi hukum yang mewajibkan kepemilikan sertifikasi komputer bagi


tendik
2. Menyiapkan alokasi dana untuk pelaksanaan pelatihan, tes dan sertifikat komputer
3. Meratakan persebaran teknologi dan jaringan di Indonesia demi keberlangsungan
aktivitas pendidikan
4. Menyiapkan konsep dengan matang agar sehingga tidak memiliki peluang dalam
kecurangan dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta pengabaian peserta
didik sebagai dampak pelaksanaan pewajiban sertifikasi komputer

Apabila segala tantangan tertanggulangi dengan baik, maka dengan adanya sertifikasi
computer akan meratakan persebaran tekologi dan akan menghasilkan sumber daya manusia
yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, sehingga menciptakan
Pendidikan yang berkualitas.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai warga negara Republik Indonesia setiap orang berhak untuk
memperoleh pendidikan yang berkualitas demi mencerdaskan kehidupan bangsa agar
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia dapat bersaing dan beradaptasi
dalam perkembangan Globalisasi di era yang serba digital saat ini, yang mana hal ini
telah terjamin dalam konstitusi negara kita pada Pasal 31 Undang-Undang Dasar
1945. Kualitas pendidikan sangat krusial dalam menentukan nasib masa depan sebuah
negara, dengan mempercepat transformasi pendidikan dari yang tidak memanfaatkan
teknologi menjadi memanfaatkan teknologi tentunya mendapatkan hasil yang
berbeda, maka dari itu ini haruslah dimulai dari tenaga pendidik yang memiliki
sertifikasi kompetensi teknologi.
Tentunya terdapat hambatan dalam melaksanakan proses sertifikasi
kompetensi teknologi pada tenaga pendidik hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia
dengan laju pembangunan saat ini masih menghadapi permasalahan pendidikan yang
rumit, terutama yang berkaitan dengan kualitas pendidikan, relevansi atau efisiensi
eksternal, elitisme, dan manajemen.22
B. Saran
Pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus melakukan beberapa hal,
diantaranya menetapkan regulasi hukum yang mewajibkan kepemilikan sertifikasi
komputer bagi tendik; menyiapkan alokasi dana untuk pelaksanaan pelatihan, tes dan
sertifikat computer; meratakan persebaran teknologi dan jaringan di Indonesia demi
keberlangsungan aktivitas pendidikan; menyiapkan konsep dengan matang agar
sehingga tidak memiliki peluang dalam kecurangan dengan praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme, serta pengabaian peserta didik sebagai dampak pelaksanaan pewajiban
sertifikasi komputer.

22
Op.cit, hlm 197
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Efendi, Jonaedi. Metode Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris Jakarta: Prenadamedia
group. 2016

Jurnal Ilmiah

Supriyanto, A. "Mutu Pendidikan Sekolah Dasar di Daerah Diseminasi Primary Education


Quality Improvement Project (PEQIP)". Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang
4.4 (2009)

Emmanuel Sujatmoko. Hak Warga Negara Dalam Memperoleh Pendidikan. Mkri.id.

Sonata, Depri liber. 2015. “Metode Penelitian Hukum Normatif Dan Empiris: Karakteristik
Khas Dari Metode Meneliti Hukum”. Fiat Justisia: Jurnal Ilmu Hukum 8 (1).

Riski Anggi Safitri. 2020. IMPLEMENTASI PROGRAM UJI KOMPETENSI TEKNOLOGI


INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
IMOGIRI. Uny: 168 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 9 Nomor 2.

Artikel Webpage

Pembelajaran Berbasis TIK (Pemba TIK) Dalam Meningkatkan Level Kompetensi TIK Guru
Di Indonesia. 23 Juni 2021. https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pembelajaran-berbasis-tik-
pembatik-dalam-meningkatkan-level-kompetensi-tik-guru-di-indonesia/. diakses pada 21
Maret 2023

M Purwadi. 2022. Ini Negara-Negara Dengan Sistem Terbaik Di Dunia. SindoNews.com.


https://edukasi.sindonews.com/read/537326/211/ini-negara-negara-dengan-sistem-
pendidikan-terbaik-di-dunia-cek-daftarnya-1631275773?showpage=all. diakses pada 21
Maret 2023

Willa Wahyuni. 2022. Objek Penelitian Hukum Normatif Untuk Tugas Akhir. Hukum Online.
Di akses melalui: https://www.hukumonline.com/berita/a/objek-penelitian-hukum-normatif-
untuk-tugas-akhir
Sasana digital.com:”Apa Itu Tranformasi Digital dan Dampaknya di Indonesia”
https://sasanadigital.com/digital-transformation/ diakses pada 14 maret 2023

Seperti Apa Sistem Pendidikan Di Negara Maju.


https://www.ican-education.com/blog/seperti-apa-sistem-pendidikan-di-negara-maju/ diakses
pada 21 Maret.

Mysyarifah.my.id : “Landasan Hukum Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid-19”


https://www.msyarifah.my.id/2021/07/14/landasan-hukum-pembelajaran-di-masa-pandemi-
covid-19/ diakses pada 14 Maret 2023.

Tenripadang Andi.”Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional”67


http://repository.uinsa.ac.id/id/eprint/465/1/Hubungan%20hukum%20internasional%20dan
%20hukum%20nasional.pdf diakses pada 14 Maret 2023

https://ayookuliah.com/cetak.php?id=30

Sertifikasi Teknologi Informasi. http://yusuf.staff.ub.ac.id/sertifikasi-teknologi-informasi-ti-


1/. Diakses pada 15 Maret 2023

Haryanto, 2012: dalam artikel “pengertian pendidikan menurut para akhli


http://belajarpsikologi . com/pengertianpendidikan-menurut-ahli/ diakes pada tanggal 14
maret 2023

https://eprints.umm.ac.id/41375/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai