Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR _______________________________________________________ II

DAFTAR ISI _____________________________________________________________ III

BAB I ____________________________________________________________________ 4

PENDAHULUAN __________________________________________________________ 4

1.1 Latar Belakang Masalah ______________________________________________________________ 4

1.2 Rumusan Masalah ___________________________________________________________________ 8

1.3 Tujuan _________________________________________________________________________________ 9

BAB II __________________________________________________________________ 10

PEMBAHASAN __________________________________________________________ 10

2.1 Pengertian Pembelajaran ____________________________________________________________ 10

2.2 Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi ______________________________________ 12

2.3 Penerapan Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah ____________________________________ 15

2.4 Pemanfaatan TIK dalam Bidang Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19 ____________________ 17
2.4.1 Faktor yang Menghambat Pembelajaran Daring ______________________________________ 20
2.4.2 Solusi dari Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Daring __________________________ 22

BAB III __________________________________________________________________ 23

PENUTUP _______________________________________________________________ 23

3.1 Kesimpulan ___________________________________________________________________________ 23

3.2 Saran _________________________________________________________________________________ 24

DAFTAR PUSTAKA _________________________________________________________ XXV

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

mengenai Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), khususnya pada pasal 3 yaiitu

tentang tujuan akhir dari penyelenggaraan pendidikan (nasional) pada esensinya

adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Di Indonesia, kualitas

sumber daya manusia yang diharapkan adalah sebagaimana dideskripsikan pada pasal

3 UU Sisdiknas tersebut, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka

diperlukannya proses pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas. Hal ini sejalan

dengan pendapat salah satu ahli yaitu Sudijarto (dalam Semiawan, 1999) yang

menyatakan bahwa tujuan pendidikan akan tercapai jika kualitas pendidikan tercapai,

dan untuk memperbaiki kualitas pendidikan hal pertama yang paling tepat dilakukan

adalah meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pembelajaran yang merupakan salah satu proses memindahkan ilmu pengetahuan

melalui suatu media yang beraneka ragam seperti misalnya guru, buku, atau pun media

yang sudah canggih seperti media elektronik (komputer, internet, LCD, televisi, e-

book,dan lain-lain). Baik prestasi belajar siswa ataupun motivasi belajar siswa sangat

dipengaruhi oleh pendidik, sarana prasarana, kemauan dan kemampuan individualnya

4
masing-masing serta lingkungan sekolah yang didalamnya meliputi lokasi sekolah

peserta didik dan sarana prasarana mempunyai pengaruh besar dalam prestasi belajar

siswa. Pembelajaran yang berkualitas menggemakan bahwa adanya lingkungan belajar

yang memungkinkan peserta didik untuk dapat melakukan kontrol terhadap pemenuhan

kebutuhan emosionalnya, melakukan pilihan-pilihan yang memungkinkannya untuk

terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses pembelajaran, serta

lingkungan yang memberinya kebebasan menentukan pilihan belajar sesuai dengan

kemampuan dan kemauannya. Hingga saat ini, pembelajaran masih berlangsung

sangat konvensional dan berpusat pada guru. Hal ini tentu sangat berlawanan dengan

karakteristik kualitas pembelajaran yang diharapkan yang pada gilirannya akan

berpengaruh terhadap rendahnya mutu pendidikan.

Banyak faktor yang berpengaruh atau mendukung terwujudnya proses

pembelajaran yang berkualitas dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, salah satu di

antaranya adalah penggunaan atau pemanfaatan teknologi dalam proses pendidikan

dan pembelajaran (Miarso, 2004). Teknologi pembelajaran yang dewasa ini aplikasinya

berupa pemanfaatan proses dan produk teknologi informasi dan komunikasi

(information and communication technology/ICT) untuk memecahkan masalah-masalah

pendidikan dan pembelajaran, memiliki banyak manfaat atau keuntungan (Herman D.

Surjono, 2010). Perkembangan bidang teknik informatika saat ini memungkinkan

semua bidang yang ada di dalam kehidupan manusia dapat semakin ringan untuk

dikerjakan dengan adanya bantuan dari komputer. Terlebih lagi dengan adanya

jaringan internet yang dapat diakses di mana dan kapan pun dengan mudahnya.

Dengan memperhatikan keunggulan berbagai bentuk teknologi pembelajaran, dapat

5
disusun strategi pemanfaatan yang tepat dan optimal untuk meningkatkan kualitas serta

efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia

pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak

dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan

pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga

tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Situasi pandemi ini menjadi tantangan

tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk

mengembangkan dunia pendidikan.

Saat ini ada beberapa teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran diantaranya dengan menggunakan e-learning. E- learning merupakan

inovasi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, tidak hanya dalam

penyampaian materi pembelajaran tetapi juga perubahan dalam kemampuan berbagai

kompetensi peserta didik. Melalui e-learning, peserta didik tidak hanya mendengarkan

uraian materi dari pendidik saja tetapi juga aktif mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan, dan sebagainya. Materi bahan ajar dapat divirtualisasikan dalam

berbagai format sehingga lebih menarik dan lebih dinamis sehingga mampu memotivasi

peserta didik untuk lebih jauh dalam proses pembelajaran, Hartono (2016).

Disisi lain demi tetap menjaga dunia pendidikan bisa tetap berjalan dengan baik serta

mendukung Pemerintah dalam mendukung Psysical distanting ditengah Pendemi Covid

19 sesuai intruksi presiden untuk tetap dirumah, belajar dirumah, bekerja dirumah,

ibadah dirumah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menindak lanjuti

6
kebijakan tersebut melalui Surat Edaran (SE) Nomor, 4 Tahun 2020 Tentang

Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, dalam

hal ini poin 2 yang menyatakan, proses Belajar dari Rumah dilaksanakan dengan

ketentuan sebagai berikut: a. Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak

jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa,

tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas

maupun kelulusan; b. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan

hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19; c. Aktivitas dan tugas pembelajaran

Belajar dari Rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-

masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah; d.

Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan baiik yang bersifat kualitatif

dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif. Maria Van

Kerkhove ahli epidemiologi WHO pada 20 Maret 2020 juga menambahkan "Saat ini,

berkat teknologi yang telah maju, kita dapat tetap terhubung dengan berbagai cara

tanpa benar-benar berada dalam ruangan yang sama dengan orang-orang lain secara

fisik," dengan demikian proses belajar mengajar tetap bisa dilakukan dengan

pemanfaatan tehnologi informasi yang ada.

Pembelajaran Daring, online atau Pembelajaran Jarak Jauh sendiri bertujuan untuk

memenuhi standart pendidikan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dengan

menggunakan perangkat komputer atau gadget yang saling terhubung antaras siswa

dan guru maupun antara mahasiswa dengan dosen sehingga melalui pemanfaatan

teknologi tersebut proses belajar mengajar bisa tetap dilaksanakan dengan baik.

Pemanfatan teknologi informasi diharapkan mampu mengatasi proses belajar mengajar

7
bisa tetap berjalan dengan baik meskipun tengah berada masa pendemi Virus Corona

Covid 19 hal ini dimungkinkan bisa terlaksana dengan baik karena masyrakat Indonesia

saat ini mayoritas sudah menggunakan Internet hal ini sesuai dengan penelitian WE

ARE SOSIAL, “Digital Reports 2020” yang dirilis pada akhir Januari 2020 menyatakan

hampir 64 persen penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet,

jumlah penguna internet di Indonesia sudah mencapai 175,4 juta orang dari total jumlah

penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 272,1 juta dan ibanding tahun 2019 lalu,

jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat sekitar 17 persen atau 25 juta

pengguna.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pembelajaran?

2. Apa saja tahapan dalam proses belajar?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi belajar siswa?

4. Apa itu Teknologi Informasi dan Komunikasi?

5. Apa tujuan dari teknologi informasi dan komunikasi?

6. Bagaimana bisa terjadi perkembangan teknologi informasi?

7. Apa dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi informasi?

8. Apa pengertian dari pembelajaran berbasis teknologi informatika?

9. Bagaimana penerapan pembelajaran TIK di dalam sekolah?

10. Bagaimana pemanfaatan TIK dalam Bidang Pendidikan di Masa Pandemi

Covid-19?

11. Apa faktor yang menghambat dalam pelaksanaan pembelajaran online?

12. Apa solusi dari faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran online?

8
1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari pembelajaran

2. Mengetahui tahapan dalam proses belajar

3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi belajar siswa

4. Mengetahui Teknologi Informasi dan Komunikasi lebih dalam

5. Mengetahui tujuan dari teknologi informasi dan komunikasi

6. Mengetahui perkembangan teknologi informasi

7. Mengetahui dampak positf dan negatif dari perkembangan teknologi informasi

8. Mengetahui pengertian dari Teknologi Informasi Dan Komunikasi

9. Mengetahui penerapan pembelajaran TIK di dalam sekolah

10. Mengetahui pemanfaatan TIK dalam Bidang Pendidikan di Masa Pandemi

Covid-19

11. Mengetahui faktor yang menghambat dalam pelaksanaan pembelajaran online

12. Mengetahui solusi dari faktor pelaksanaan pembelajaran online

9
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran

Menurut Sudjana (2004: 28) pengertian Pembelajaran: “Pembelajaran dapat

diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar

terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga

belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Menurut Sagala (2009: 61) Pembelajaran adalah membelajarkan

“membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang

merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.Pembelajaran merupakan proses

komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik., sedangkan

belajar oleh peserta didik. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

seeorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah

laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

Menurut Hamalik (2006: 239) pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur

yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran”. Dari teori- teori yang

dikemukakan banyak ahli tentang pembelajaran. Hamalik (2006: 239) mengemukakan 3

(tiga) rumusan yang dianggap lebih maju, yaitu:

1. Pembelajaran adalah upaya dalam mengorganisasikan lingkungan untuk

menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.

10
2. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga

masyarakat yang baik.

3. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan

masyarakat sehari-hari.

Adapun tahapan–tahapan dalam proses belajar menurut Jerome S. Bruner, yang

dikutip oleh Muhibin (1995:112) proses pembelajaran siswa meliputi tiga fase

diantaranya:

a. Fase informasi (tahap penerimaan materi), diantara informasi yang diperoleh ada

yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah,

memperluas dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.

b. Fase Transformasi (tahap pengubahan materi), informasi yang telah diperoleh

dianalisis, diubah dan di transformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual

supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas

c. Fase Evaluasi (tahap penilaian materi), seorang siswa akan menilai sendiri sampai

sejauh manakah pengetahuan (informasi yang telah ditransformasikan tadi) dapat

dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang

dihadapi.

Menurut Muhibbin (1995:132) secara global, faktor yang mempengaruhi belajar

siswa dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)

11
Merupakan keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Pada faktor internal ini di bagi

lagi kedalam dua aspek yaitu psikologis dan aspek fisiologis. Aspek psikologis

merupakan aspek yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan

pembelajaran siswa yang meliputi intelegensi, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa,

motivasi siswa. Sedangkan aspek fisiologis yaitu aspek yang dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

Pada faktor eksternal siswa meliputi dua macam yaitu faktor dari lingkungan sosial dan

faktor lingkungan non sosial yang keduanya sama – sama mempunyai pengaruh yang

besar terhadap diri siswa.

3. Faktor pendekatan belajar

Pada pendekatan belajar ini meliputi strategi, metode dan segala hal yang berhubungan

dengan proses pembelajaran. Pendekatan belajar ini merupakan suatu cara atau

strategi yang di gunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisisensi proses

pembelajaran tertentu.

2.2 Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi

Susanto (2002) menyatakan, bahwa teknologi informasi dan komunikasi

merupakan sarana atau media yang dipakai untuk kebutuhan transfer file, baik berupa

informasi maupun data. Selain itu, juga menjadi sebuah alat komunikasi secara searah

atau dua arah.

12
Menurut Martin (1999), teknologi informasi ini tidak hanya tetang software dan

hardware yang notabene berfungsi sebagai pengolah, memproses dan menyimpan

informasi saja. Lebih dari itu, teknologi ini juga mencakup komunikasi yang memiliki

peranan sebagai pengirim informasi. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa

teknologi informasi dan komunikasi ini saling berhungan satu sama lain.

Jadi, Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah sebuah tempat yang mewadahi

semua peralatan teknis yang digunakan dalam proses penyampaian informasi. Secara

lebih terperinci, maka teknologi informasi dan komunikasi dibagi menjadi dua bagian,

diantaranya adalah teknologi informasi serta teknologi komunikasi. Teknologi Informasi

termasuk beragam hal yang memiliki hubungan dengan suatu proses, penggunaan alat

bantu, memanipulasi hingga hasil dari mengelola informasi. Sedangkan teknologi

komunikasi merupakan sesuatu yang berhubungan erat dengan cara menggunakan alat

bantu guna melakukan prosedur transfer file atau data dari satu perangkat ke perangkat

lain.

Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi memiliki tiga fungsi

vital yang mana selalu digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Diantaranya

adalah:

1. Teknologi memiliki peran fungsi sebagai media atau alat. Dalam dunia

pembelajaran, akan digunakan sebagai sebuah sarana bantu bagi siswa dalam

memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Contoh ringannya adalah

untuk mengolah angka, kata, membuat unsur desain grafis, program

administratif, database, membuat data keuangan dan sebagainya.

13
2. Teknologi memiliki fungsi sebagai ilmu pengetahuan. Pada bagian ini, teknologi

diposisikan sebagai salah satu disiplin ilmu yang wajib dikuasai oleh para siswa.

Contohnya adalah beberapa jurusan di perguruan tinggi yang khusus

mempelajari teknologi informasi dan komunikasi seperti jurusan informatika dan

masih banyak lagi lainnya. Bahkan di dalam kurikulum belajar terbaru, para

siswa dari semua tingkatan maupun jurusan dituntut untuk menguasai bidang ini.

3. Selain menjadi alat pembelajaran, teknologi juga memiliki fungsi dan peran

sebagai bahan materi. Yang mana teknologi memainkan peranan sebagai

sebuah teori belajar yang harus dipelajari dan juga digunakan untuk menguasai

materi tertentu (dengan bantuan teknologi seperti komputer). Umumnya,

komputer yang akan digunakan siswa akan diatur sedemikian rupa dan para

siswa akan dipandu langkah demi langkah hingga bisa memahami sebuah

materi. Dalam konteks ini, peranan teknologi adalah sebagai mentor bagi siswa.

Tujuan teknologi informasi dan komunikasi adalah sebagai solusi sebuah masalah,

membuka pintu kreativitas yang lebih luas, membangun efektivitas dan meningkatkan

efisiensi dalam aktivitas kerja. Dengan kata lain, karena sangat solusi, kreativitas,

efektivitas dan efisiesi sangat dibutuhkan dalam sebuah sistem kerja maka teknologi

informasi ini kemudian diciptakan.

Perkembangan teknologi informasi bisa dikatakan sangatlah panjang. Misalnya

Teknologi Pada masa lalu, publik disuguhi dengan adanya penemuan telepon kabel,

radio, televisi, kamera dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri, kemajuan pesat dari

teknologi informasi ini baru dimulai di tahun 1994 silam. Sejak saat itu, teknologi terus

14
berkembang pesat, salah satunya adalah dengan mulai digunakannya internet. Pada

tahun 1970-an, perkembangan teknologi di Indonesia mulai mengalami perkembangan

ke level yang lebih tinggi. Meskipun tidak bisa disamakan dengan negara maju seperti

Amerika Serikat, namun penciptaan dan penggunaan teknologi di Indonesia sudah

berjalan dengan lebih terarah. Pada hari ini, hasil dari perkembangan tersebut dapat

dilihat sendiri dalam berbagai segi kehidupan baik secara individu maupun kelompok.

Aspek yang memengaruhi perkembangan teknologi antara lain adalah infrakstruktur

yang memadai. Hingga saat ini, perkembangan teknologi di Indonesia masih berada

dalam masa perkembangan yang terus berjalan maju. Sehingga bisa dipastikan bahwa

di tahun- tahun mendatang publik masih akan terus dikejutkan dengan hadirnya

struktural teknologi yang baru.

Adapun dampak positif dari perkembangan teknologi yang berupa kehidupan atau

aktivitas yang serba mudah dan praktis. Namun, perkembangan ini juga membawa

dampak negatif, seperti generasi muda khususnya anak-anak yang menjadi autis

dengan fokus terhadap gadget. Oleh sebab itu, di tengah masa perkembangan

teknologi yang kian pesat ini, sudah seharunya Anda menyikapinya dengan bijak. Hal

ini dilakukan demi menghindarkan diri dari dampak yang tidak diinginkan.

2.3 Penerapan Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah

Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi adalah upaya

memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk proses

pembelajaran, dan berfungsi sebagai alat bantu bukan sebagai subjek utama, sehingga

teknologi dapat membantu manusia, dalam menyelesaikan berbagai permasalahan

15
didunia nyata, yang saat ini menjadi tumpuan didalam dunia kerja, sehingga peserta

didik mempunyai pengetahuan dasar sebagai modal utama memasuki dunia kerja.

Saat ini, proses pembelajaran di sekolah akan lebih berkualitas dengan

memanfaatkan pengguanaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan

banyaknya referensi yang diperoleh guru dalam persiapan pembelajaran, membuat

guru siap mengajar dengan metode yang tepat dengan karakteristik siswanya yang

mana pengaruhnya sangat besar sekali terhadap prestasi siswa . Dengan

memanfaatkan TIK dalam membuat sumber belajar dan atau membuat media

pembelajaran juga akan membuat tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal.

Terlebih lagi siswa juga akan lebih paham jika materi disajikan dalam visualisasi atau

animasi, karena hal tersebut dapat menarik perhatiannya. Dan penggunaan media

terutama media yang berbasis IT selain dapat membantu siswa dalam pembelajaran

juga menambah ilmu pengetahuan kepada siswanya tentang bagaimana menggunakan

teknologi dalam pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa dapat mengikuti

perkembangan zaman.

Banyak sekali media dilingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan dalam

proses pembelajaran, untuk itu perlu kita pilih. Pemilihan ini penting dalam rangka, agar

ketika media pembelajaran itu kita pilih sebagai alat bantu penyampai pesan benar-

benar menjadi alat bantu yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pemanfaatan TIK di kelas untuk memberi para siswa pengalaman belajar yang kaya

juga perlu diupayakan, karena para siswa butuh wawasan tentang bagaimana teknologi

dapat membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di dunia

16
nyata, yang saat ini menjadi tumpuan dalam dunia kerja. Pemanfaatan TIK secara

sederhana di kelas dapat dimulai dengan menggunakan satu buah komputer (milik guru

atau sekolah) dan LCD Proyektor dalam pembelajaran apapun, dan aktifitasnya

terintegrasi dalam semua mata pelajaran.

TIK dalam persiapan pembelajaran dapat digunakan sebagai referensi guru dalam

mencari bahan ajar dan metode mengajar yang baik. Dalam proses pembelajaran, TIK

dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Sumber belajar

adalah penyajian bahan atau materi dari guru, sedangkan media pembelajaran adalah

alat yang digunakan untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi. Sumber

belajarnya dapat berupa mencari materi secara mandiri berbasis online atau dengan

menggunakan e-learning. E- learning adalah sistem pembelajaran yang dilakukan

secara mandiri oleh siswa dengan waktu yang fleksibel. TIK sebagai media

pembelajaran dapat berupa aplikasi yang dibuat sendiri atau hasil unduhan, materi

yang disajikan secara audio, visual, audio-visual, dan presentasi menggunakan power

point. Media pembelajaran ini bisa berbasis offline maupun online tergantung dengan

kebijakan guru dan kondisi siswanya. Untuk di sekolah dasar tentunya TIK sangat

membantu siswanya dalam membangun pengetahuan. Karena tahap perkembangan

siswa dalam belajar masih dengan hal-hal yang konkret. TIK dapat menghadirkan

visualisasi dan animasi materi muatan pelajaran tertentu.

2.4 Pemanfaatan TIK dalam Bidang Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Menurut Dabbagh dan Ritland (dalam Arnesi dan Hamid, 2015) pembelajaran online

adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat

17
pedagogi (alat bantu pendidikan), yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi

berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan

melalui aksi dan interaksi yang berarti.

E-learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas teknologi

informasi dan komunikasi dan untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh

kapanpun dan dimanapun , selain e-learning ada beberapa pemanfaatan teknologi

lainnya yang digunakan untuk meningkatkan proses belajar mengajar melalui

pembelajaran jarak jauh diantaranya dengan menggunakan media komunikasi sperti

WhatsApp, Google Class, You Tube, maupun Aplikasi zoom yang bisa

mempertemukan dosen dan mahasiswa secara virtual sehingga proses belajar

mengajar bisa tersampaikan dengan baik.

Melalui penerapan kebijakan pembelajaran jarak jauh ini diharapkan dunia

pendidikan turut serta mendukung pemerintah dalam menekan laju penyebaran covid

19 dan dunia pendidikan di Indonesia bisa berjalan meskipun Negara kita sedang

berjuang menghadapi pendemi covid 19.

Komponen yang membentuk e-learning menurut Romisatriawahono, (dalam Hartanto,

2016) adalah infrastruktur e-learning,Sistem dan aplikasi e-learning dan konten e-

learning. Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning

yang dapat berupa Personal Computer ((PC) yaitu komputer yang dimiliki secara

pribadi, jaringan komputer yaitu kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer,

hub, switch, router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan

menggunakan media komunikasi tertentu., internet yang merupakan singkatan dari

18
Interconnection Networking yang diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung

di seluruh dunia dan perlengkapan multimedia yaitu alat-alat media yang

menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto,

audio, video dan animasi secara terintegrasi. Termasuk di dalamnya peralatan

teleconference yaitu pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada

pada lokasi yang berbeda secara geografis apabila kita memberikan layanan

synchronouslearning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika

pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.

Sistem dan aplikasi e-learning, Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut

dengan Learning Management System (LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak

yang memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional untuk administrasi,

dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas dan peristiwa online,

program e-learning, dan konten pelatihan, misalnya, segala fitur yang berhubungan

dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana manajemen kelas,

pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian, serta sistem ujian

online yang semuanya terakses dengan internet.

Dan pelaku utama yang ada dalam pelaksanakan e- learning dapat dimaksudkan sama

dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen)

yang membimbing siswa (peserta didik) yang menerima bahan ajar dan administrator

yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar, Hartanto (2016).

19
2.4.1 Faktor yang Menghambat Pembelajaran Daring

Tantangan dan kendala pendidikan dirasakan oleh masyarakat yang berada di

wilayah terpencil dengan keterbatasan akses listrik dan internet. Pembelajaran daring

menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan

pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet

pada daerah-daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih

menjadi suatu kemewahan.

Pembelajaran secara online harusnya mendorong siswa menjadi kreatif,

mengakses sebanyak mungkin ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya. Bukan

membebani siswa dengan tugas yang bertumpuk setiap hari. Banyak faktor yang

menghambat terlaksananya efektifitas pembelajaran daring ini, diantaranya :

1. Jaringan Internet yang Lambat

Salah satu masalah utama yang banyak dihadapi oleh siswa maupun mahasiswa adalah

jaringan internet yang lambat. Padahal, pembelajaran daring membutuhkan jaringan

internet yang cukup kuat mengingat media yang digunakan berupa Zoom, Google Meet,

Skype dan aplikasi lainnya untuk menghadiri video conference. Aplikasi-aplikasi untuk

menghadiri video conference tersebut membutuhkan jaringan internet yang kuat agar

proses pembelajaran tetap lancar dan tidak terkendala video yang tiba-tiba berhenti atau

suara yang putus-putus. Permasalahan teknis seperti suara yang putus-putus dan video

yang berhenti menyebabkan pembelajaran tidak efektif dan murid tidak dapat menyerap

informasi yang disampaikan guru secara utuh. Bahkan, Indonesia menempati negara

dengan urutan terbawah dari negara OECD terkait terbatasnya ketersediaan akses

20
jaringan internet. Inilah yang menjadi tantangan bagi Kementerian Pendidikan dalam

memaksimalkan potensi yang ada.

2. Harga Kuota Internet yang Mahal

Selain jaringan internet yang sangat lambat terutama untuk mereka yang berada di

daerah-daerah pedalaman atau di luar Pulau Jawa, tantangan dan halangan belajar

online selanjutnya adalah harga kuota internet yang terlalu mahal bagi sebagian besar

orang. Apalagi paket internet yang mahal tersebut seringkali dibatasi untuk besaran kuota

tertentu saja yang tentunya tidak cukup untuk kebutuhan para siswa menjalankan video

conference dengan gurunya. Seperti yang kita ketahui bahwa kuota yang dibutuhkan

untuk video conference tentu saja sangat besar. Sementara rata-rata harga paket internet

dari provider di Indonesia tergolong cukup mahal terutama untuk rata-rata pendapatan

masyarakat. Ditambah lagi paket internet tersebut hanya bisa digunakan oleh satu orang

untuk satu perangkat dan tidak untuk seluruh anggota keluarga.

3. Lokasi rumah tidak terjangkau jaringan internet, termasuk quota internet murid

minimalis,

4. Media pembelajaran yang digunakan para guru dominan monoton dan

membuat para murid merasa jenuh atau bosan. Kemudian,

5. Pembelajaran dominan belum interaktif,

6. Karakter ataupun perilaku para murid sulit dipantau,

7. Pembelajarannya cenderung tugas online,

8. Tugas diberikan para murid menumpuk. Kedala lain,

9. Penyerapan materi pelajaran sangat minimalis, dan

21
10. Penilaian yang dilakukan guru berupa Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah

Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS) termasuk Ujian Sekolah (US) kurang

berintegritas.

2.4.2 Solusi dari Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Daring

1. Jaringan Internet yang Lambat. Pemerintah harus sediakan wifi untuk masing-masing

desa atau masing-msing sekolah agar para siswa dapat belajar online dengan baik.

2. Harga Kuota Internet yang Mahal. Dinas Pendidikan harus menyediakan kuota untuk

masing- masing siswa agar dapat belajar online dengan baik, karena kebanyakan siswa

selalu bermasalah dalam kuota internet.

3. lokasi di dekat lingkungan rumah yang sulit terjanggkau jaringan internet untuk

sementara pindah lokasi yang terjangkau jaringan internet. Apabila minimalis quota

internetnya diatasi bergabung dengan temannya yang punya WIFI di rumah, maksimum

3 siswa dan mematuhi protokol kesehatan cegah Covid-19.

4. Digunakan media pembelajaran daring yang variatif sehingga siswa tidak jenuh.

5. Diupayakan menggunakan media daring variatif yang bias untuk interaktif.

6. Apabila menggunakan media daring yang bisa live misalnyazoom meeting, google

meet, webinar dan lain-lain agar karakter atau perilaku para murid relatif terpantau.

7. Materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran sebaiknya sehari sebelumnya

sudah diberikan kepada siswa untuk dibaca terlebih dahulu. Ketika guru menjelaskan

materi para murid dominan bisa lebih memahami, bila masih ada kesulitan bisa

ditanyakan. Tugas yang diberikan ada batas waktu untuk mengumpulkan dan dinilai.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Memanfaatkan dan menggunakan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) dapat membuat proses pembelajaran di sekolah dasar berkualitas. Guru perlu

memanfaatkan TIK dalam mempersiapkan proses pembelajaran mulai dari memilih

bahan ajar dan metode pembelajaran yang tepat dengan karakteristik siswanya. Ketika

proses pembelajaran berlangsung, guru dapat memanfaatkan TIK menjadi media

pembelajaran dalam bentuk aplikasi atau penayangan matei secara audio, visual, dan

audio-visual. Dengan adanya TIK guru tidak perlu tatap muka secara langsung dengan

siswanya dalam menyampaikan materi. Guru dapat memanfaatkan e-learning dan

siswa dapat belajar secara mandiri dengan waktu yang fleksibel. Kreativitas dan inovatif

guru dituntut agar penggunaan TIK dapat maksimal dalam proses pembelajaran sesuai

dengan karakteristik siswanya agar membuat proses belajar mengajar menjadi lebih

efektif dan efisien.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran jarak jauh ditengah pandemi

covid-19 berdasarkan bahasan diatas bisa disimpulkan bahwa peranan teknologi

informasi sangat membantu dalam proses pembelajaran jarak jauh ditengah pandemi

virus corona covid-19 sehingga semua proses belajar mengajar dapat berjalan dengan

baik dan berdasarkan hasil penelitian ini bisa disimpulkan meskipun Negara Indonesia

sedang berjuang menghadapi pandemi virus corona covid -19, semua proses belajar

mengajar bisa tetap dilakukan dengan baik berkat bantuan kemajuan teknologi

23
informasi yang sudah sangat maju saat ini, internet bisa menghubungkan dosen dan

mahasiswa melalui laman elearning, whatsapp, google class, aplikasi zoom maupun

you tube dan pada akhirnya peneliti berharap semoga virus corona covid-19 cepat

berlalu, vaksin virus corona covid-19 segra ditemukan, dunia pendidikan Indonesia bisa

tetap maju bahkan dalam kondisi tersulit sekalipun dan mahasiswa- mahasiswi

Indonesia tetap semangat menggapai cita- citanya dan segenap pengajar baik guru

maupun dosen tetap semangat menyebarkan ilmu pengetahuan.

3.2 Saran

Peran pemerintah sangatlah berpengaruh, dimana dengan kebijakannya dan

anggaran yang merata antara sekolah di daerah terpencil dengan di daerah kota , agar

sekolah yang sekalipun letaknya di daerah terpencil tetap memiliki sarana prasarana

yang sama sehingga tidak terjadi kesenjangan dalam ilmu pengetahuan antara siswa

yang sekolahnya di kota dengan siswa yang sekolahnya di desa.

Agar pemerintah memberikan solusi kepada pihak sekolah agar proses belajar

mengajar dilakukan dengan cara tatap muka ( off online ) dengan mematuhi protocol

kesehatan yaitu:

1. Menyediakan tempat cuci tangan, sabun dan handsanitiser

2. Memakai masker

3. Menjaga jarak

24
DAFTAR PUSTAKA

Azhariadi, Desmaniar, I., & Geni, Z. L. (2019). Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi Dan Komunikasi (Tik) Di Daerah Terpencil. Jurnal INSYPRO (Information

System and Processing), 121, 78–88. https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id

Dengan menggunakan sebuah web penjualan, produk yang di jual dapat di lihat

dengan mudah, di mana pun, dan kapan pun dengan bantuan komputer dan jaringan

internet. Pengembangan. (n.d.). 1–4.

MARLINCE LEGADJIR. (2021). PEMBELAJARAN ONLINE PADA MASA

PANDEMI COVID 19 SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN. 13.

Pakpahan, R., & Fitriani, Y. (2020). Analisa Pemafaatan Teknologi Informasi

Dalam Pemeblajaran Jarak Jauh Di Tengah Pandemi Virus Corona Covid-19. JISAMAR

(Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Researh), 4(2),

30–36.

Pendidikan, J., & Konseling, D. (2020). Irkham Abdaul Huda. 2.

Huda, I. A. (2020). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

terhadap kualitas pembelajaran di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling

(JPDK), 2(1), 121-125.

Azizah, N., Delima, R., Karmelia, M., & Lubis, A. (2021). Penerapan

Pembelajaran Tematik Berbasis TIK di Sekolah Dasar. Jurnal Prakarsa

Paedagogia, 4(2).

Nugroho, A. A. (2008). Pemanfaatan e-learnng sebagai salah satu bentuk

penerapan tik dalam proses pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 4(2).

xxv

Anda mungkin juga menyukai