Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Amin

Nim : 177003016

Dosen : Prof.Dr.Suwardi Lubis, MS

REVIEW TERHADAP TULISAN PROF SUWARDI LUBIS


“PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
DALAM PEMBELAJARAN”
Melalui Suwardilubis.blogspot.com

Perkembagan ilmu pengetahuan dewasa ini mengharuskan dunia pendidikan untuk


selalu meningkatkan peningkatan mutunya. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu
pendidikan sudah merupakan kesepakatan Nasional seperti yang tertuang dalam Undang-
undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 dan Undang – Undang Rebublik Indonesia No 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen, bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang
beriman, bertakwa, dan beraklak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradap berdasarkan
pancasila dan Undang-undang Dasar tahun 1945.

Pemanfaatan teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan sangatlah penting,


karena apabila kita tidak menguasai arus teknologi dan informasi maka akan tertinggal.
Apalagi peran guru bukan hanya sebagai pengajar namun juga sebagai fasilitator, manajerial
dan sebagainya, maka selayaknya guru menjadi sumber pengetahuan dan teladan bagi peserta
didik. Tetapi masih banyaknya fakta-fakta bahwa ketidakmerataan kemampuan dan akses
teradap teknologi dan informasi adalah sebuah tantangan besar dalam proses pembelajaran.

Mengenai hal tersebut, Prof Suwardi dalam tulisannya yang berjudul Pemanfaatan
Teknologi Informormasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran menjelakan bahwa TIK
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran pada lembaga pendidikan (Sekolah), namun
beberapa sekolah di Propinsi Sulawesi Tenggara belum siap melaksanakan pembelajaran
TIK. Hal ini terungkap pada sosialisasi Undang-Undang No. 19 Tahun 2005, tentang
Standarisasi Pendidikan Nasional di LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Kendari,
pada akhir tahun 2005, beberapa kepala sekolah dan guru mempertanyakan tentang mata
pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Mata pelajaran ini dianggap sulit
diajarkan karena sebagian besar guru belum memiliki kemampuan yang memadai untuk
mengajarkan mata pelajaran TIK tersebut, beragamnya persepsi dan sikap guru tentang TIK.
Di samping itu beberapa sekolah belum dilengkapi komputer yang dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran guna menunjang peningkatan mutu pendidikan.

Kemampuan dan pemahaman guru terhadap TIK dipengaruhi antara lain oleh
persepsi. Presepsi guru sebagai hasil proses mental menghasilkan bayangan sehingga ia dapat
mengenal obyek dengan jalan asosisiasi pada suatu ingatan lebih lama. Proses mental yang
dikembangkan merupakan hal posisitif sehingga guru menyadari keberadaan dan fungsinya
sebagai pentransfer nilai, ide dan konsep kepada siswanya.

Dalam rangka sosialisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi yang digulirkan mulai


tahun 2004/2005, maka TIK merupakan suatu mata pelajaran tersendiri yang seharusnya
diajarkan sejak Kelas VII pada sekolah lanjutan tingkat pertama (SMP). Namun dengan
segala keterbatasan yang ada yang meliputi fasilitas komputer dan guru matapelajaran, maka
setiap sekolah membuat kebijakan sendiri dalam pelaksanaan pembelajaran TIK ini, ada
sekolah yang hanya menawarkan mata pelajaran ini di Kelas VII, ada nanti di Kelas VIII,
bahkan ada yang tidak sama sekali.

Untuk itu, menurut saya perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Berikut adalah beberapa upaya yang menurut saya harus dilakukan
sebagai berikut :

1. Setiap guru wajib memiliki laptop

2. Setiap aplikasi yang berkaitan dengan individu guru wajib diisi sendiri dengan
bantuan operator .

3. Memasukan daftar nilai dengan menggunakan softcopy sesuai format yang telah
diberikan.

4. Wajib menggunakan media pembelajaran khususnya Infocus sehingga guru terbiasa


membuat materi maupun didownload.
Dimasa depan, arus perkembangan TIK akan melaju semakin cepat. Hal ini menuntut
manusia untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan TIK tersebut jika tidak mau
ketinggalan zaman, serta untuk menghadapi tantangan global. Dengan kondisi yang seperti
ini, maka pendidikan tidak akan terlepas dari internet, komputer, dan fasilitas TIK lainnya
sebagai alat bantu utama dalam proses pembelajaran.

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal
yang harus diwujudkan, yaitu: 1. Peserta didik dan guru harus memiliki akses teknologi
digital di dalam lingkungan lembaga pendidikan. 2. Adanya materi yang berkualitas dan
bermanfaat bagi guru dan peserta didik. 3. Guru harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam menggunakan media-media pembelajaran digital untuk membantu siswa
agar mencapai standar akademik dan mengembangkan potensinya.

Pembelajaran dengan pendekatan Teknologi dan Informasi dapat mengubah peran


guru dan peserta didik dalam belajar. Karena guru bukan sebagai sumber utama dalam proses
belajar mengajar melainkan berbagai sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta
didik. Pola pikir guru yang proses pembelajarannya masih konvensional seharusnya diganti
dengan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dan informasi sehingga melahirkan
kreatifitas guru dan peserta didik dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.

Pemanfaatan teknologi dan informasi membawa dampak positif maupun negatif bagi
kehidupan manusia, namun apabila digunakan dengan bijak maka akan sangat berguna bagi
manusia. Disinilah peranan guru sangat dominan dalam menyampaikan dan memotivasi
peserta didik dalam pemanfaatan berbagai sumber belajar untuk meningkatkan pengetahuan
serta kreatifitasnya dalam menghadapi tuntutan zaman. Karena peserta didik yang kreatif,
inovatif serta terampil, itu semua berawal dari gurunya.

Namun semuanya itu tidak akan terjadi apabila tidak didukung oleh fasiltas yang
memadai serta adanya program pemerintah yang meningkatkan kreatifitas guru dalam
pemanfaatan TIK, pelatihan penulisan karya tulis, dan pelatihan lainnya yang dapat
meningkatkat pengetahuan dan keterampilan guru.

Anda mungkin juga menyukai