Anda di halaman 1dari 7

PAPER EKONOMI DIGITAL

Sekolah Penggerak, Profile Pelajar Pancasila, dan Merdeka


Belajar dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia

Disusun Oleh :
Hanif Prasetyo Wibowo (K7620042)
Leny Kurnia Oktaviani (K7620049)
Muhammad Garin Arofah Cahyadi (K7620056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022

A. INTRODUCTION
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pun mengalami
perkembangan yang sangat pesat di era yang serba digital seperti saat ini.
Teknologi sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia. Teknologi dapat
menjadikan masyarakat lebih efektif, efisien, dan profesional dalam
melakukan berbagai aktivitas. Saat ini, teknologi tidak hanya berkembang
dalam bidang-bidang tertentu saja, tetapi juga mengalami perkembangan
dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.
Pendidikan merupakan salah satu bidang dengan perkembangan
teknologi yang cukup pesat. Pasalnya, saat ini pendidikan pun dapat kita
peroleh dari berbagai media elektronik. Menurut Hamalik (2001:79)
pendidikan adalah suatu proses mempengaruhi peserta didik untuk mampu
beradaptasi sebaik mungkin dalam linkungannya, sehingga dapat
menimbulkan adanya perubahan dalam dirinya kearah yang lebih baik
dalam kehidupan bermasyarakat.
Pemerintah telah membuat kebijakan dalam bidang pendidikan
untuk menghasilkan sistem pendidikan dan output atau lulusan pendidikan
di Indonesia yang lebih baik dan berkualitas. Kebijakan tersebut tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Tidak hanya itu, untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang
tercantum dalam kebijalan tersebut, pemerintah melakukan sinergi dengan
mengesahkan Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pedoman Program Organisasi Sekolah Penggerak untuk Meningkatkan
Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Pedoman penyelenggaraan sekolah penggerak telah tercantum
dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
1177/M/2020. Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan Indonesia
perlu dievaluasi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Menurut Patilima
(2021: 229) program sekolah penggerak adalah transformasi sistem
pendidikan yang sebelumnya, dimana dalam program ini berfokus pada
terciptanya sumber daya manusia berkualitas dan mampu bersaing dalam
berbagai bidang kehidupan, serta dapat mengikuti arus perkembangan
zaman. Evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana proses
pendidikan yang telah dilaksanakan (Muji, Gistitanti, Bentri, dan Falma,
2021: 378). Program sekolah penggerak merupakan salah satu upaya dalam
mewujudkan visi pendidikan Indonesia untuk menjadikan negara Indonesia
sebagai negara maju yang mandiri, berdaulat, dan memiliki kepribadian
bangsa melalui terciptanya Pemuda Pancasila. Program sekolah penggerak
ini juga merupakan suatu program yang menekankan pada peningkatan
kompetensi peserta didik untuk mendorong terciptanya Profil Pemuda
Pancasila.
Problematika kebangsaan terus bermunculan melalui berbagai
fenomena yang tejadi dalam kehidupan masyarakat. Berbagai permasalahan
tersebut seringkali melanggar nilai-nilai Pancasila. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Indonesia terus berusaha untuk melaksanakan kebijakan
dalam rangka mengatasi berbagai masalah tersebut. Salah satu upaya yang
dicanangkan pemerintah untuk mengatasi problematika yang terjadi dalam
masyarakat adalah adanya gagasan Profil Pemuda Pancasila. Menurut
Rusnaini, Raharjo, Suryaningsih, dan Noventari (2021: 231) profil pemuda
Pancasila yang dimaksud adalah ialah pemuda yang memiliki akhlak mulia,
pemikiran kritis, kreativitas tinggi, jiwa gotong royong, dan menjunjung
tinggi kebhinnekaan global.
Perkembangan teknologi yang terjadi sangat pesat saat adanya
pandemi covid-19, menjadikan pemerintah Indonesia untuk terus bepikir
kritis dalam mengupayakan terselenggaranya pendidikan Indonesia yang
berkualitas. Merdeka belajar adalah suatu gagasan yang dicanangkan oleh
pemerintah untuk mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang
menekankan dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan dengan
memberikan kebebsan bagi pendidik dan peserta didik untuk bebas dalam
menentukan sistem pembelajaran. Ainia (2020: 99) program merdeka
belajar jika diimplementasikan dalam sistem pendidikan di Indonesia akan
membentuk sumber daya manusia yang berkarakter dalam belajar,
mengembangkan, dan mengimplementasikan pengetahuannya dalam
lingkungan sosialnya.
B. Metode
Jenis metode yang digunakan penulis adalah library research
(penelitian pustaka) yang dimana penelitian ini dilakukan dengan membaca,
mencatat juga menelaah literatur ataupun bacaan yang dipilih dan dikira
sesuai dengan pokok kajian, kemudian dirangkum dan juga dituliskan
kembali secara teoritis pada kerangka pemikiraan yang terkait dengan
penguatan proyek program pendidikan. Teknik berikut dilaksanakan dengan
tujuan untuk memperkuat fakta, membandingkan perbedaan dan persamaan
baik antara teori juga praktek yang sedang penulis teliti. Kemudian sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode
website (mengakses situs internet) juga dilakukan dalam penelitian ini yang
di mana dilakukan penelusuran website/situs yang terdapat banyak data,
informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian.

C. Result
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar
Makarim meluncurkan Merdeka Belajar ke-7: Program Sekolah Penggerak,
secara online di Jakarta, pada Senin (01/02/2021). Dalam penjelasannya,
Mendikbud mengatakan Program Sekolah Penggerak ini merupakan katalis
untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia yang berpusat kepada
pengembangan hasil belajar peserta didik secara keseluruhan dengan
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila (Kemendikbud, 2021).
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai
pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari
mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta
regulasi diri.
Program sekolah penggerak ini terbentuk dari 5 intervensi yang
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, ialah :
1. Pendampingan konsultatif dan asimetris
2. Penguatan SDM sekolah
3. Pembelajaran dengan paradigma baru
4. Perencanaan berbasis data
5. Digitalisasi sekolah

(Sumber: Kemendikbud, 2021: 8)


Dapat dilihat salah satu dari 5 intervensi yang ada ialah Digitalisasi Sekolah,
Digitalisasi sekolah sendiri ialah Penggunaan berbagai platform digital bertujuan
mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, menambah inspirasi, dan
pendekatan yang customized.
Program Sekolah Penggerak, Merdeka Belajar, dan Profil Pelajar Pancasila
merupakan hasil dari kesadaran (awareness) dan keinginan (desire) untuk berubah,
namun yang menjadi penghambat perubahan biasanya adalah dari knowledge,
action, dan reinforcement. Banyak dari penggerak pendidikan yang masih lemah
terkait knowledge mengenai metode apa yang akan digunakan untuk menggerakkan
perubahan, Indonesia tidak banyak belajar dari pengalaman yang ada karena setiap
pergantian pemimpin pasti akan mengganti sistem yang ada termasuk pendidikan.
Pergantian tersebut diikuti pergantian program dan kebijakan pendidikan yang
seringkali mengubah kurikulum secara frontal, sehingga tiap individu tidak dapat
melakukan upgrade diri seperti pada tujuan ADKAR itu sendiri, karena kita hanya
mengulang pada proses yang sama tanpa menghasilkan suatu perubahan.

D. Analysis And Discussion


Pemerintah memiliki berbagai program pembinaan pendidikan, antara lain
program sekolah penggerak dan program merdeka belajar. Program Sekolah
Penggerak merupakan katalis untuk mewujudkan visi reformasi pendidikan
Indonesia yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara menyeluruh
melalui enam profil siswa Pancasila. Yang penting, program ini memiliki
keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, takut kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kepribadian yang luhur, kemandirian, berpikir kritis, kreativitas, kerjasama dan
keragaman global. Sekolah Penggerak fokus pada pengembangan bakat sekolah,
mulai dari siswa, guru hingga kepala sekolah. Dengan menciptakan lingkungan
belajar yang aman, nyaman, bersahabat dan menyenangkan, guru dapat mengukur
kualitas siswa dengan melihat seberapa baik mereka melakukan hasil belajarnya.
Namun, Pelatihan serta sarana masih menjadi kendala bagi negara
berkembang hal itu mengakibatkan usaha untuk menunjang perubahan menjadi
terhambat. Sehingga, Indonesia hanya selalu mengandalkan benchmarking mutu
lembaga pendidikan negara lain terutama negara-negara maju. Hal yang dapat
mengatasi permasalahan tersebut, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan
tenaga pendidik harus d ilakukan, sehingga tujuan guru sebagai agen transfer
ilmu pengetahuan dapat tercapai. Perubahan mekanisme dana BOS dapat menjadi
langkah pertama untuk menyukseskan program pendidikan. Pemerintah juga harus
dapat mengevaluasi pelaksanaan program pendidikan secara transparan dan
bertanggung jawab, termasuk dalam penggunaan dana pendidikan. Dana yang
dikucurkan harus tepat sasaran dan melalui sistem digital agar dapat diakses dan
dipantau oleh seluruh masyarakat.
Menurut penelitian Koroleva & Kuratova (2020: 1182) negara dengan
tingkat inovasi yang tinggi memiliki kualitas pendidikan yang tinggi juga. Bahkan
di Rusia terbukti bahwa faktor dari inovasi, alat komunikasi, dan aktivitas internet
meningkatkan rasa kompetitif di dalam pendidikan, yang juga berperan dalam
pembangunan berkelanjutan. Di samping adanya pandemi yang telah melanda
seluruh dunia, memang sudah saatnya kita dituntut untuk dapat beradaptasi pada
era globalisasi, yaitu mengubah sistem manual menjadi serba digital.
Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi mempengaruhi banyak
aspek kehidupan sehari-hari, termasuk pendidikan. Penggunaan teknologi dalam
pendidikan menjadi topik pembicaraan. Untuk memulai, teknologi dapat
meningkatkan pendidikan. Salah satu cara pemanfaatan teknologi dalam
pendidikan adalah sebagai sarana pengajaran, seperti halnya multimedia interaktif.
Multimedia interaktif, menurut Rabiman (2020), adalah jenis media yang terdiri
dari materi gambar, suara, dan video dan diberikan kepada siswa melalui komputer
sehingga mereka tidak hanya dapat melihat foto dan mendengar suara tetapi juga
merespon secara aktif.
Menurut kami, digitalisasi dalam pendidikan dapat menjadi solusi
perubahan, karena digitalisasi mendukung transparansi pelaksanaan program
pendidikan dan menuntut munculnya inovasi yang beragam dari individu. Oleh
karena itu, menghadapi perubahan dalam pendidikan dapat melalui digitalisasi
ekonomi. Namun, karena kita masih terbatas pada biaya atau modal dan sarana-
prasarana, maka kita harus meningkatkan daya kreasi kita agar memunculkan
berbagai inovasi. Karena inovasi inilah yang sudah banyak terbukti dapat
meningkatkan kualitas pendidikan di berbagai negara.
REFERENCE

Ainia, D.K. (2020). Merdeka belajar dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara dan
relevansinya bagi pengembangan pendidikan karakter. Jurnal Filsafat
Indonesia, 3 (3), 95-101.
Hamalik, O. (2001). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Muji, P.A., Gistituati, N., Bentri, A., & Falma, F.O. (2021). Evaluation of the
implementation of the sekolah penggerak curriculum using the context,
input, process, and product evaluation model in high school. JPPI (Jurnal
Penelitian Pendidikan Indonesia), 3 (7), 377-384.
Patilima, S. (2021). Sekolah penggerak sebagai upaya peningkatan kualitas
pendidikan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar “Merdeka
Belajar dalam Menyambut Era Masyarakat 5.0”. Gorontalo: Pascasarjana
Universitas Negeri Gorontalo.
Rusnaini, Raharjo, Suryaningsih, A., & Noventari, W. (2021). Intensifikasi profil
pelajar Pancasila dan implikasinya terhadap ketahanan pribadi siswa.
Jurnal Ketahanan Nasional, 27 (2), 230-249.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Koroleva, E., & Kuratova, A. (2020). Higher education and digitalization of the
economy: The case of Russian Regions. International Journal of
Technology, 11 (6), 1181-1190
Rabiman. 2018. Pemilihan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Efektifitas
Pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai