Anda di halaman 1dari 13

Copyright © Hasriadi 2022

Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022

Model Pembelajaran Jarak Jauh Pendidikan Agama Islam


Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Hasriadi
Institut Agama Islam Negeri Palopo

hasriadi@iainpalopo.ac.id

Abstract
The purpose of writing this article is to describe how to apply the distance learning model
of ICT-based Islamic religious education. The writing method uses literature studies sourced
from library literature or library materials, both in the form of books and in the form of
articles published in printed or online scientific journals. The data obtained were
reviewed/analyzed and then presented descriptively in the form of an article. Conclusion
Significant changes in educational patterns in a pandemic situation inevitably encourage
Islamic religious education learning teachers to accept changes so that they become a spark
of enthusiasm to develop their potential in utilizing technology in the implementation of
Islamic religious education learning. With a distance learning model that can be used in
implementing ICT-based distance learning Islamic religious education, namely E-learning,
Blended learning and hybrid learning. Its application is of course adapted to each school,
according to the conditions of supporting infrastructure and the ability of teachers to utilize
ICT.
Keywords: Learning models, distance learning, ICT

Introduction
Pendidikan merupakan fitrah setiap individu. Eksistensi pendidikan terjadi secara terus-
menerus selama keberadaan manusia itu ada. Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan adalah
untuk membentuk pribadi kreatif sehingga dapat tercipta segala kebermanfaatan yang berguna
bagi setiap perubahan kehidupan manusia. Adapun dalam pendidikan dalam hal ini diarahkan
untuk membentuk kecerdasan spiritual, intelektual, dan moral yang dititikberatkan membina
potensi psikis yaitu rasa, cipta, karsa (Suhartono, 2010). Pendidikan juga dapat diartikan sebagai
bimbingan yang terus menerus. Artinya pendidikan terikat pada diri manusia sepanjang hidupnya
memiliki hak dan kewajiban kodrati atas pendidikan.
Ada dua bidang yang tidak bisa dipisahkan di dalam keluarga dan masyarakat yaitu
komunikasi dan pendidikan. Sebagaimana dikemukakan oleh (Tambak, 2013) bahwa pendidikan
sangat penting untuk memelihara dan mengembangkan eksistensi masyarakat. Begitupun saat
belajar dari rumah, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan pengaruh yang besar
terhadap dunia pendidikan. Ada beberapa fungsi TIK dalam pendidikan yaitu pertama, situasi
belajar menjadi menyenangkan; kedua, memberikan siswa kemampuan untuk memanfaatkan
teknologi; ketiga, pemanfaatan beberapa program dan aplikasi yang menarik sehingga
mempermudah dan melancarkan pembelajaran karena adanya variasi pembelajaran.

https://p3i.my.id/index.php/konsepsi
85
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

Perubahan setiap aspek kehidupan tidak pernah terlepas dari perkembangan TIK, yang dalam
hal ini mendapat pengaruh besar yakni para pelajar. Pengaruh tersebut sangat terlihat dalam
peran media sosial di dunia pendidikan yang menjadikan pelajar maupun mahasiswa termasuk
aktif dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Sekaligus menghadapi tantangan
tersendiri dalam penggunaannya dikarenakan perkembangan media sosial yang tidak lepas dari
pengaruh buruk hiburan dan sebagainya.
Menurut data riset kominfo dan UNICEF anak-anak dan remaja di Indonesia menjadi pemakai
media sosial terbanyak dan dominan dalam angka 30 juta orang pengguna. Anak-anak dan
remaja merupakan generasi yang dominan mendapat pengaruh teknologi, sehingga menjadi
tugas bersama baik keluarga, sekolah maupun masyarakat untuk mengawasi para pelajar dalam
menggunakan teknologi. Sekolah dimaksukkan disini yaitu kewajiban guru mengawasi para
pelajar dalam setiap pembelajaran, salah satunya pembelajaran pendidikan agama Islam (Zulkifli,
2016).
Dalam pengaplikasian pendidikan agama Islam di sekolah tentunya diperlukan metode
pembelajaran yang tidak monoton karena pada dasarnya setiap mata pelajaran mempunyai cara
belajar yang fleksibel. Oleh karena itu, baik pendidik maupun strategi pembelajaran harus
berinovasi dengan baik dengan penerapan metode, model atau media pembelajaran. Mengingat
saat ini kita telah memasuki era digital, penggunaan media teknologi sebagai sarana
pembelajaran juga sudah cukup berkembang dan dalam penerapannya dikatakan cukup efektif
dan efisien.
Dunia pendidikan penerapan teknologi sangat membantu siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Contoh sederhananya guru terdorong untuk menciptakan pembelajaran yang
menarik. Dengan adanya perubahan zaman, guru terus mengambangkan pembelajaran agar
sesuai tuntunan zaman dan meningkatkan mutu pendidikan agar menjadi lebih baik melalui
pemanfaatan TIK. Namun tidak dipungkiri terdapat kendala yang dihadapi guru salah satunya
keterbatasan fasilitas dan kemampuan atau pengetahuan guru akan teknologi.
Adapun salah satu penerapan TIK dalam pendidikan yaitu e-learning. E-learning merupakan
sebuah model pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet dengan menghubungkan
guru dan siswa yang berbatas oleh jarak dan pembelajarannya tidak dengan tatap muka secara
lansung. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan mampu menjadikan peserta
didik menjadi individu yang memiliki karakter yang kuat dan kokoh dalam menghadapi tantangan
masa depan (Wahyuperdana, 2021).
Maka dari itu sekolah diharapkan menjadi tempat melatih keterampilan siswa dalam
memanfaatkan teknologi. Agar sekolah mampu memahami kebutuhan masa depan, diharapkan
dapat menjadi wadah bagi siswa untuk membekali diri dengan keterampilan abad 21. Sehingga
kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan, salah satunya dengan penerapan model pembelajaran
berbasis TIK (Maria & Sediyono, 2017).
Model pembelajaran jarak jauh membuat model pembelajaran yang awalnya tatap muka kini
beralih menjadi pembalajaran online yang memanfaatkan aplikasi seperti WhatsApp, Google
Meet, Zoom Meeting dan lain-lain. Tidak terkecuali dalam pembelajaran pendidikan agama Islam
dalam situasi pandemi juga mau tidak mau dalam pelaksanaannya beralih ke model pembelajaran
jarak jauh. Membuat lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah harus mempersiapkan strategi
dan model pembelajaran jarak jauh sesuai dengan kondisi kelas dan peserta didik agar
penerapannya menjadi maksimal. Meski begitu, penerapan model pembelajaran jarak jauh ini

86
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

menghadapi beberapa kendala dan dampak yang tidak dapat dipungkiri menjadi perhatian
bersama bagi para pendidik. Pembelajaran jarak jauh membuat iklim pembelajaran berubah,
sehingga diperlukan adaptasi agar pembelajaran berjalan dengan baik. Untuk menjadikan peserta
didik mandiri dan kreatif serta berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi seorang guru professional harusnya mempelajari situasi pembelajaran jarak jauh untuk
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, menarik, inspiratif, menantang dan memotivasi
peserta didik.

Method
Penulisan artikel ini merupakan hasil studi atau kajian literatur yang bersumber dari literatur
pustaka atau bahan pustaka, baik yang berupa buku maupun yang berupa artikel yang
dipublikasikan melalui jurnal ilmiah cetak maupun online. Fokus kajian dalam artikel ini tentang
model-model pembelajaran yang berbasis TIK yang relevan dengan pembelajaran pendidikan
agama islam. Data yang diperoleh ditelaah/dianalisis kemudian disajikan secara deskriptif dalam
bentuk sebuah artikel.

Results and Discussion


Model-Model Pembelajaran
Model pembelajaran secara umum adalah serangkaian teori yang menjadi strategi guru untuk
memberikan yang terbaik kepada siswa-siswanya mulai dari bagaimana memotivasi siswa untuk
belajar, demi mencapai hasil belajar. Tujuan pencapaian hasil belajar membentuk sikap belajar
yang baik, mengajarkan keterampilan sosial, dan berpikir kritis. Sedangkan strategi menurut
(Rusman, 2011) adalah kegiatan pembelajaran dengan tujuan menghasilkan pembelajaran yang
efektif dan efisien yang dalam prosesnya melibatkan guru dan siswa. Model pembelajaran
berdasar pada prinsip pembelajaran, psikologis, sosiologis, dan analisis sistem. Sehubungan
dengan itu, model pembelajaran adalah kumpulan prosedur yang menjadi bagian awal dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tertentu (Sundari, 2015). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah sekumpulan teori yang menjadi
bagian strategi yang bersumber dari hasil penelitian yang berdasarkan latar belakang, sistem,
prosedur dan evaluasi pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
Menurut (Sagala, 2017) Ada beberapa model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh
ahli, yaitu:
1. Model pembelajaran pemrosesan informasi (information processing models) menjelaskan
model ini menekankan bagaimana respon individu terhadap lingkungannya. Model ini
memberikan konsep kepada peserta didik, pengujian hipotesis, dan yang paling utama
pengembangan kreatif. Model ini juga ditujukan pada usia belajar yang bervariasi dalam
pembelajaran individu dan kelompok. Karena itu, model ini berpotensi menghasilkan tujuan
yang merujuk pada personal, sosial dan intelektual.
2. Model pembelajaran personal (personal family) merupakan model yang menekankan pada
pengembangan kehidupan emosional yang memfokuskan pada kepribadian individu.
Pendidikan yang diharapkan mampu memberikan kualitas hidup yang lebih baik dengan

87
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

memahami arti tanggung jawab dan memahami diri sendiri dengan baik. Model ini berpusat
pada pandangan individu yang berusaha membangun kemandirian yang produktif, sehingga
kesadaran itu hadir dan bisa bertanggung jawab atas tujuannya.
3. Model pembelajaran sosial (Social Family) model yang menekankan bagaimana peserta
didik membangun hubungan dengan orang lain dan mampu menghargai setiap perbedaan
yang ada dalam kehidupan sosial. Konsep model ini terangkum sebagai “synergy” yang ada
dalam masyarakat. Jika diarahkan kedalam pembelajaran yakni menerapkan model sosial
yang membantu dan membimbing peserta didik membangun pribadi yang mampu bekerja
sama dengan baik, mengetahui dasar suatu permasalahan, menguji hipotesis,
mengeksplorasi berbagai cakrawala dan mampu mengumpulkan serta mengevaluasi data.
4. Model pembelajaran sistem perilaku dalam pembelajaran (Behavior Model of Teaching)
adalah model yang dibangun berdasarkan teori perilaku. Dalam hal ini peserta didik
dibimbing untuk menyelesaikan masalah belajar dengan memperhatikan secara rinci setiap
perilaku.
Sejak terjadinya penyebaran covid-19 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia telah mengeluarkan surat edaran No.4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan
pendidikan masa darurat covid-19 yang berisi tentang pembelajaran jarak jauh atau
pembelajaran yang dilakukan secara online. Maka model pembelajaran yang digunakan tentu
disesuaikan dengan kondisi yang ada yaitu model pembelajaran yang mendukung untuk
dilakukan dalam jarak jauh yakni pembelajaran online yang dalam pelaksanaannya menggunakan
TIK. Memanfaatkan koneksi internet dengan koneksivitas, fleksibilitas, aksesibilitas dan
kemampuan menciptakan situasi pembelajaran dengan memberikan ruang untuk berinteraksi
dengan baik dalam pembelajaran. Mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan proses
pembelajaran seperti fasilitas pembelajaran sampai jaringan internet yang memadai (Ningtyas,
2021).

Model Pembelajaran jarak jauh


Pembelajaran jarak jauh adalah istilah yang muncul belakangan ini selama pandemi yang
disebut juga sebagai pembelajaran online. Pembelajaran online adalah bentuk komunikasi atau
interaksi yang dilakukan oleh individu dan kelompok melalui jaringan internet. Karena peralatan
seperti komputer, laptop, dan handphone dalam pembelajaran ini menggunakan jaringan
internet. Hal ini menjadi bukti bahwa penggunaan teknologi menjadi sarana dalam pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh (Fitriyani dkk., 2019).
Berdasarkan penjelasan diatas pembelajaran online yaitu pembelajaran yang dilakukan tanpa
tatap muka atau dari jarak jauh yang menggunakan fasilitas jaringan internet dengan
memanfaatkan TIK seperti komputer, laptop dan handphone. Pemanfaatan tersebut diharapkan
dapat berguna dan membantu peserta didik dalam menjalankan kegiatan belajar walaupun harus
terkendala jarak dan waktu.
Pembelajaran jarak jauh telah menjadi solusi untuk mengatasi pembelajaran tanpa tatap
muka, sehingga terjadinya proses pembelajaran yakni interaksi antara guru dan siswa dengan
penggunaan media teknologi yang membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Karena guru dan peserta didik tidak harus berada di tempat yang sama. Peserta didik dapat
mengatur waktu belajarnya sesuai dengan keinginannya, kecepatan memahami pembelajaran
dan memanfaatkan kesempatan belajar. Terkait dengan media pembelajaran jarak jauh, seiring
berjalannya waktu tidak hanya menggunakan modul tetapi memanfaatkan media komputer,

88
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

multimedia, audio, video , internet, media non-cetak sebagai bagian dari penggunaan TIK (Munir
& IT, 2009).
Sejalan dengan penelitian (Niswatin dkk., 2021) dalam model pembelajaran guru harus
menyesuaikan dengan lingkungan belajar. Misalnya pada model pembelajaran pendidikan agama
Islam yang menerapkan pembelajaran jarak jauh guru seharusnya mempermudah pembelajaran
dengan mempersiapkan persiapan mulai dari bahan ajar, media maupun alat evaluasi. Tapi
terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai guru perlu mengamati dan mengidentifikasi
tujuan yang ingin dicapai disesuaikan dengan kondisi siswa yang ada. Dengan memanfaatkan
jaringan internet sebagai kebutuhan utama pembelajaran jarak jauh dalam dunia pendidikan.
Serta diperlukan guru dan siswa yang menyesuaikan diri dengan budaya online dengan terus
belajar dan memahami fasilitas dari internet. Meskipun pembelajaran dilakukan dari jarak jauh,
menurut penelitian (Fahyuni dkk., 2020) bahwa tujuan pendidikan harus tetap dilaksanakan
dengan maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan dengan sekolah memegang peran
penting membangun dan berbagai kompetensi peserta didik.
Adapun latar belakang pembelajaran jarak jauh diadakan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi batas jarak, tempat, waktu. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh disini
dapat digunakan oleh beberapa siswa dari berbagai latar belakang usia, tempat tinggal dan
tingkatan pendidikan. Oleh karena itu pembelajaran jarak jauh diharapkan dalam
pelaksanaannya dapat mengatasi keterbatasan jarak, tempat, dan waktu.
2. Perkembangan TIK. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas akan mendukung
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang menguasai berbagai bidang. Sebaliknya, jika
sumber daya manusia memiliki kualitas rendah akan mengakibatkan ketertinggalan atau
keterpurukan dalam berbagai bidang. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan salah satu tujuan pendidikan.
3. Pemerataan kesempatan mendapat pendidikan. Perkembangan TIK semakin
mempermudah pelaksanaan pembelajaran jauh dengan merata. Dari penggunaan fasilitas
internet sehingga munculnya berbagai pembelajaran online, baik pendidikan formal maupun
nonformal.
4. Memberikan kesempatan meningkatkan kemampuan tingkat pendidikan. Pembelajaran
jarak jauh memberikan peluang kepada anak bangsa mengenyam pendidikan yang lebih
tinggi baik itu dari siswa yang sudah mengenyam pendidikan, belum mengenyam
pendidikan sampai siswa yang telah putus sekolah. Pembelajaran jarak jauh juga
memberikan peluang dan kesempatan luas kepada guru yang terbatasi oleh ruang dan
waktu dalam mengembangkan potensinya untuk tetap belajar meskipun berada di tempat
terpencil, maupun dari segi pemanfaatan waktu dikala sibuk mengerjakan kegiatan lain yang
tidak boleh meninggalkan siswa di kelas atau jam kerja (Munir & IT, 2009).
Pembelajaran jarak jauh tidak lepas dari pemanfaatan TIK sebagai bentuk sekolah maya yang
diterapkan dalam dunia pendidikan. Diantaranya ada tiga model pembelajaran jarak jauh yang
memanfaatkan TIK :
a. E-Learning
E-Learning, merupakan istilah penggunaan teknologi yang memanfaatkan fasilitas intrenet
sebagai pendukung pengajaran pembelajaran jarak jauh. Oleh karena itu istilah e-learning lebih
ditujukan kepada usaha pada perubahan proses belajar yang berubah menjadi bentuk digital
dengan difasilitasi teknologi internet (Sugiana, 2021). Selain itu e-learning dapat didefinisikan

89
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

sebagai pembelajaran yang diakses secara online dimana dan kapan saja sehingga memberikan
pengetahuan yang luas dan meningkatkan kinerja.
(Firmansah, 2022) dalam penelitiannya menyebutkan kondisi pandemi memang membawa
banyak perubahan dalam dunia pendidikan, situasi dimana sistem pembelajaran yang awalnya
berbentuk tradisional kini beralih ke sistem pembelajaran online yang membuat para peserta
didik bergerak mempelajari dan menguasai pembelajaran berbasis TIK. Tidak semua bisa
langsung menguasai e-learning, untuk perlu dipelajari sebelumnya karena memang merupakan
hal baru. Pembelajaran online ini menuntut kemandirian peserta didik dalam memperoleh
informasi, dan menganalisa setiap informasi menjadi sebuah pengetahuan . Apalagi dibutuhkan
strategi yang jelas dalam pemanfaatan dan penerapan tekonologi e-learning. Penyusunan
strategi e-learning berguna memperjelas segala hal baik dari segi sumber daya yang dibutuhkan,
tujuan dari pelaksanaannya dan membuat semua yang terlibat mengetahui target tujuan.
Berdasarkan penelitian (Gunawijaya, 2021) bahwa e-Learning yakni pembelajaran yang
memadukan pembelajaran langsung dengan pembelajaran online yang menggunakan jaringan
internet, dimana metode ini merupakan campuran dengan perbandingan proses pembelajaran
melalui komputer lebih besar dibandingkan pembelajaran dan pengajaran secara langsung.
Model e-Learning ini tentu menjadi solusi bagi peserta didik di era pandemi agar pembelajaran
online bisa dengan mudah menyelesaikan berbagai tugas dengan mengakses materi
pembelajaran yang telah di upload di sistem online platform e-learning oleh pengajar baik guru
maupun dosen sehingga tercipta proses pembelajaran yang interaktif antara pendidik dan
peserta didik. Selain proses pembelajaran yang interaktif, model e-learning ini juga
menyesuaikan penyajian materi pembelajaran dengan gaya belajar siswa yang dapat
meningkatkan capaian belajar yang lebih baik.
b. Blended Learning
Blended Learning, merupakan dua pendekatan pembelajaran yakni pembelajaran
konvensional dan pembelajaran jarak jauh yang digabung dengan berbagai pilihan media (teks,
gambar, diagram, suara, video) dan sumber belajar online yang dapat diakses guru dan siswa
dari internet (Arifin & Abduh, 2021). Pembelajaran yang menjadikan media teknologi sebagai
jalan untuk memudahkan dan memaksimalkan pembelajaran jarak jauh agar peserta didik dapat
menerima pembelajaran dengan baik.
Model pembelajaran ini mengenalkan berbagai media dialog atau fasilitator dengan orang
yang mendapat pembelajaran. Selain kombinasi antara face to face pembelajaran online juga
merupakan bentuk dari pelaksanaan interaksi sosial. Model blended learning sebagai model
pembelajaran jarak jauh yang dituntut inovatif tidak hanya penguasaan materi tapi juga
penguasaan teknologi sebab model ini mengkombinasikan pelaksanaan pembelajaran dengan
pengenalan kemajuan TIK.
Sesuai dengan yang dikatakan oleh (Dwiyogo, 2018) bahwa blended learning adalah salah
satu solusi untuk menjawab tantangan dalam pengembangan individu dan merangkai
pembelajaran siswa sehingga dalam situasi pandemi covid-19 sangat tepat digunakan. Seperti
pemanfaatan whatsapp group atau google classroom sebagai tempat pengiriman materi
pembelajaran baik dalam bentuk voice note maupun video singkat yang dibuat oleh guru.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Widyasari & Rafsanjani, 2021) bahwa
pembelajaran dengan model blanded learning dinilai mampu memberikan strategi baru dalam
belajar yang mendorong peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa secara signifikan.

90
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

Serta diharapkan kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan oleh para guru dengan lebih
maksimal. Hanya saja menurut penelitian ini bahwa terdapat keterbatasan pada penggunaan
media seperti google meet dan google classroom yang hanya bisa dijalankan dengan
menggunakan smartphone android dan laptop/komputer sehingga siswa yang tidak memilikinya
tidak dapat mengikuti kelas daring. Selain itu terdapat kendala yang menjadi bagian penting
dalam pelaksanan model pembelajaran ini yakni pengguaan kuota internet yang kadang melebihi
atau besar karena sejatinya model ini tidak bisa berjalan tanpa jaringan atau koneksi internet.
c. Hybrid Learning
Hybrid Learning merupakan penggabungan model pembelajaran di kelas antara pembelajaran
tatap muka dengan pembelajaran online. Hybrid Learning biasa juga istilah Blended Learning
merujuk pada pengkombinasian metode pembelajaran konvensional dan berbasis e-learning.
Namun hal ini berbeda antara blanded leraning dengan hybrid learning dari segi waktu
pelaksanaan. Waktu pelaksanaan pembelajaran blanded learning antara pembelajaran lansung
dengan pembelajaran online dilakukan pada waktu yang berbeda, sementara pembelajaran
hybrid learning pelaksanaan pembelajaran online dengan pembelajaran langsung dilaksanakan
pada waktu bersamaan. Adapun salah satu contoh penerapan hybrid learning menurut (Jeffrey
dkk., 2014) yaitu kombinasi pembelajaran tatap muka dengan penggunaan pembelajaran
berbasis web. Sederhananya model pembelajaran ini sangat mudah diterapkan karena
perbaduan antara pembelajaran konvensional (synchronous) dengan memadukan pembelajaran
berbasis internet (asynchronous).
Hybrid learning di era new normal berdasarkan penelitian (Nuryatin, 2020) menjadi kombinasi
model pembelajaran yang harus mampu diintegrasikan oleh guru dengan memanfaatkan
teknologi informasi dalam menjalankan proses pembelajaran jarak jauh dan komunikasi demi
mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Era normal di dunia pendidikan membuat
stakeholder untuk menyesuaikan kondisi setelah adanya pandemi yang membuat model dan
metode pembelajaran dipadukan antara kelas tatap muka dengan kelas online .
Hybrid learning dalam pengimplementasiannya di sekolah menjadi model pembelajaran yang
variatif . Model hybrid learning merupakan model yang memiliki keunikan dimulai dengan
partisipasi siswa untuk bersikap aktif dari segi afektif, kognitif dan psikomotorik. Sehingga model
pembelajaran ini dapat memberikan kemudahan dengan daya tariknya untuk membuat peserta
didik bersemangat dalam belajar (Mauliya, 2021).
Perlu diketahui bahwa model hybrid learning bukan hanya pembelajaran berbasis internet
tetapi kombinasi dari pembelajaran tatap muka dan daring. Adapun pelaksanaannya perlu
memperhatikan beberapa poin terutama memiliki sistem manajemen pembelajaran online yang
kuat. Selebihnya baik tenaga pendidik, siswa harus memiliki kemampuan teknologi digital yang
baik serta sarana prasana yang mendukung pelaksanaan model pembelajaran jarak jauh berbasis
TIK. Pelaksanaan model pembelajaran ini juga memerlukan kerjasama yang baik antara para
pendidik dengan pemerintah terkhusus Kemendikbud agar penerapan hybrid learning bisa
memberikan manfaat sesuai tujuannya.
Berrdasarkan penelitian (Rosmayanti, 2020) bahwa penerapan model pembelajaran jarak
jauh diatas tentu melibatkan komunikasi antara orang tua, siswa, dan pihak sekolah baik
komunikasi secara lansung maupun media sosial. Media yang digunakan adalah beberapa media
sosial seperti facebook, whatsapp, dll. Sedangkan antara orang tua dan sekolah lebih banyak
melakukan sharing tentang perkembangan belajar anak juga melakukan konsultasi, diskusi

91
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

dengan tetap mengikuti pembelajaran walaupun harus dengan jarak jauh, serta tetap mengikuti
anjuran pemerintah untuk tetap di rumah. Untuk komunikasi sekolah, peserta didik dengan orang
tua tentu tetap ada meskipun dilakukan secara online. Agar tujuan pendidikan yang diinginkan
tercapai sesuai dengan rancangan pemerintah maka baik sekolah maupun orang tua harus
menyelaraskan keinginan mereka dengan komunikasi dengan berbagai pihak, perihal
perkembangan peserta didik apakah telah mencapai atau belum sesuai dengan tujuan pendidikan
tersebut.
Pendapat lain tentang penerapan hybrid learning menurut penelitian (lailatul Qomariyah,
2021) bahwa penerapan hybrid learning pada pembelajaran pendidikan agama Islam belum
begitu marak di lembaga-lembaga pendidikan keagamaan karena ada beberapa faktor.
Disamping itu para guru pendidikan agama Islam terkadang melewatkan aktualisasi dan
internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan agama Islam pada pembelajaran jarak
jauh sehingga dalam menerapkan hybrid learning disarankan para guru mampu bekerja sama
dengan pihak penentu kebijakan agar mendapat dukungan sistem sekolah yang baik sehingga
pembelajaran pendidikan agama Islam dapat berjalan dengan baik.
Secara rinci terdapat beberapa media yang mendukung penerapan model pembelajaran jarak
jauh. Termasuk berikut ini:
1) Google Meet
Google meet sebuah aplikasi yang cara berkomunikasinya menggunakan video dengan lebih
dari dua puluh lima pertemuan pengguna lainnya. Dengan kata lain, Google Meet dapat menjadi
media alternatif untuk proses pembelajaran, bersosialisasi dengan siswa atau melakukan rapat
kerja dari rumah. Dalam perkembangannya, Google meet menyertakan antarmuka yang menarik
dan bermanfaat serta ringan dan cepat untuk diakses, mengutamakan administrasi yang
produktif, dan mudah digunakan oleh semua pengguna (Sawitri, 2020).
2) Google Classroom
Google classroom merupakan ruang kelas yang ada di dunia maya melalui sebuah aplikasi.
Selain itu, google classroom bisa menjadi tempat mensubmit, mendistribusikan serta tempat
menilai tugas-tugas yang dikumpulkan (Reinke dkk., 2014). Dengan demikian aplikasi ini dapat
menjadi tempat melaksanakan proses pembelajaran lebih dalam yang akan mempermudah guru
maupun siswa. Hal ini dikarenakan baik siswa maupun guru dapat mengumpulkan tugas,
membagikan tugas, menilai tugas di rumah atau dimanapun tanpa terikat oleh batasan waktu
atau jam pelajaran.
3) Zoom Meeting
Zoom meeting merupakan aplikasi proses pembelajaran yang menggunakan video sebagai
media pembelajaran. Pemanfaatannya telah banyak digunakan oleh khalayak baik dari sekolah,
perguruan tinggi maupun perkantoran. Platform yang membebaskan digunakan oleh siapa saja
dengan batas waktu empat puluh menit dan tidak ada batas waktu jika menggunakan akun
berbayar. Dalam aplikasi ini memudahkan pengguna berkomunikasi langsung dengan siapa saja
melalui video tanpa batas maksimal (Haqien & Rahman, 2020).
4) Whatsapp
Whatsapp merupakan aplikasi media sosial yang mendapat banyak perhatian bahkan memiliki
pengaruh besar karena banyak di gunakan oleh masyarakat Indonesia. Whatsapp memiliki fungsi

92
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

selain dapat berkirim pesan atau pesan grup juga dapat berkirim dokumen, foto dan video. Selain
itu juga memiliki fitur yang dapat menyimpan dokumen berupa excel, microsoft word, powert
point dan pdf. Siswa dapat meneruskan pesan, sehingga memudahkan jika siswa ingin berbagi
dengan siswa lain. Pengguna juga dapat melakukan panggilan video, tetapi terbatas hanya
beberapa pengguna yang dapat bertemu langsung melalui panggilan video WhatsApp (Sahidillah
& Miftahurrisqi, 2019).
Untuk membuat pembelajaran jarak jauh berjalan dengan baik, efektivitas menjadi kuncinya,
ada tiga hal yang dapat mempengaruhi pembelajaran jarak jauh berdasarkan hasil penelitian,
yaitu:
1) Teknologi
Sarana dan prasarana harus didukung oleh teknologi yang memadai sehingga semua aktifitas
belajar dapat berjalan dengan maksimal.
2) Karakteristik Guru
Pendidik berperan sentral dalam kecukupan pembelajaran peserta didik. bukan hanya inovasi
inovasi guru yang menentukan dampak pembelajaran, siswa yang masuk kelas dengan guru
yang berpikiran positif dalam penyampaian pembelajaran akan cenderung menghasilkan
pembelajaran yang lebih positif. Karakteristik pendidik yang sabar dan penyayang dalam
mendidik akan memberikan umpan balik positif ketika siswa salah menjawab atau berbuat salah
dalam mengerjakan soal dari guru.
3) Karakter Siswa
(Pangondian dkk., 2019) menemukan bahwa siswa dapat melakukan pembelajaran lebih baik
jika memiliki kemampuan dasar dan disiplin yang tinggi secara rutin, begitupun anak yang cerdas
selain kedisiplinan, kepercayaan tinggi juga dapat berguna dengan baik dalam pembelajaran
jarak jauh. Siswa dalam pembelajaran jarak jauh ini membutuhkan peran orang tua untuk
membimbing, mendampingi, dan menyampaikan materi kepada siswa karena keterbatasan
dalam intelegensinya, mudah lupa dan membutuhkan waktu yang lama untuk beradabtasi ketika
dalam kondisi baru.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi


Pembelajaran atau dalam bahasa Inggris disebut learning merupakan kata yang berasal dari
to learn atau belajar . secara psikologis pengertian pembelajaran ialah proses interaksi antara
individu dengan lingkungannya yang diharapkan dapat memberikan perubahan secara
menyeluruh ke arah yang lebih baik (Setiawan, 2017). Adapun pendidikan dalam arti sempit
berarti sekolah atau sekolah. Dalam arti luas, pendidikan sama dengan kehidupan. Pendidikan
adalah kehidupan yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang (Sayuti & Zurinal, 2006).
kesimpulannya bahwa pengertian pendidikan adalah upaya menampilkan bagian dalam diri
manusia lewat pemberian pengalaman belajar yang terprogram berlansung seumur hidup baik
dalam bentuk pendikan formal, informal, non formal di sekolah maupun di luar sekolah.
Sedangkan pendapat (Jufri dkk., 2021) menjelaskan bahwa pendidikan Islam ialah proses
pembentukan kepribadian yang disyariatkan dalam agama Islam melalui pembimbingan jasmani
dan rohani. Dengan pengertian lain bahwa kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam dan
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam itulah yang disebut kepribadian Islam.

93
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

Kepribadian yang mencerminkan Islam sebagai way of life, agar tidak melenceng dan terjaga
dari hal-hal yang melewati batas.
Dari pembahasan di atas dapat kita pahami bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam
adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk membantu seseorang bahkan sekelompok orang
untuk menjalankan nilai-nilai Islam dengan baik dan menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman
hidup agar senantiasa bertakwa kepada Allah dan selalu berada di jalan Allah dengan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar kehidupan peserta didik tidak hanya
mendapatkan kecerdasan secara duniawi tapi juga melimpahi hingga ke akhirat kelak (Muhaimin,
2009).
Pendidikan agama Islam sesuai dengan al-qur’an surah an-Nahl ayat 125 dalam
penyampaiannya seruan harus dengan hikmah dengan pendekatan dan teknik pengajaran yang
baik, maka seharusnya guru pendidikan agama Islam idealnya memperhatikan model
pembelajaran yang sesuai dan variatif dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi dengan
baik. Memanfaatkan TIK mampu memberikan banyak pilihan kepada setiap orang, termasuk para
guru pendidikan agama Islam. Seperti penggunaan jaringan komunikasi, e-learning, blog yang
merupakan bagian dari pembelajaran berbasis internet. Namun dalam pelaksanaannya
pembelajaran dengan pemanfaatan TIK guru pendidikan agama Islam yang sarat akan nilai dan
norma perlu memperhatikan rambu-rambu dalam menggunakan teknologi. Apalagi kepada
peserta didik yang bisa saja menyalahgunakan teknologi, pembemberian arahan dan perhatian
harus ada dari pihak guru pendidikan agama Islam agar dalam pelaksanaannya tidak menjadi
sebuah masalah besar dan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama
Islam.
Adapun contoh penerapan model pembelajaran jarak jauh untuk pendidikan agama Islam
dimulai dengan guru menyiapkan rencana pelajaran dan materi pelajaran pendidikan agama
Islam yang akan disampaikan dengan menyediakan konsep materi baik dalam bentuk persentase
maupun resume, kemudian membuat video untuk menambah daya tarik materi yang akan
disampaikan kepada siswa dan penyampaian informasi disampaikan lewat grup whatsapp.
Adapun pelaksanaan membawakan materi pembelajaran, biasanya guru menggunakan media
youtube dengan pemberian link. Selanjutnya pemberian tugas menggunakan google classroom
atau melalui whatsapp group. Terakhir dalam pengevaluasian guru kadang memberikan google
form yang sesuai dengan materi yang disampaikan sebelumnya. Semuanya tergantung
ketentuan guru dan begitupun waktu pengerjaan yang diberikan sesuai jam kerja atau jam
belajar.
Dalam penelitian (Sofandi, 2021), sebenarnya pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama
Islam tidak bisa lepas dari tatap muka karena sebagian besar materinya berisi serangakaian
ibadah yang perlu dipraktekkan oleh siswa sehingga menjadi kesulitan tersendiri dalam
pembelajaran jarak jauh untuk dipraktikkan didepan guru. Apalagi menyangkut tentang ibadah
kepada Allah Swt. yang harus sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Dari sinilah kemampuan
guru melihat dan memilih model pembelajaran jarak jauh yang cocok dengan materi yang
disampaikan dan benar-benar relevan agar materi tersampaikan dengan baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Mutiara dkk., 2022) bahwa pembelajaran pendidikan agama
Islam di masa pandemi covid-19 memiliki dampak positif dan negatif. Adapun dampak positifnya
yaitu dapat memanfaatkan teknologi sesuai dengan perkembangan yang ada, memiliki waktu
dan tempat belajar yang fleksibel, dan menggunakan media dan model pembelajaran, serta

94
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

pembelajaran yang dapat diakses dimanapun. Namun negatifnya yaitu guru menjadi sulit
menanamkan nilai-nilai etika, karakter dan perilaku kepada siswa dikarenaka kurangnya interaksi
antara guru dan siswa, terbatasnya akses internet, serta kurangnya pengawasan guru secara
lansung. Sederhanya ilmu dan pengetahuan bisa ditransfer dengan baik sedangkan pendidikan
akhlak dan nasihat-nasihat guru sulit tersampaikan pada pembelajaran jarak jauh.
Berdasarkan penjeleasan diatas tidak bisa dipungkiri proses pembelajaran jarak jauh
pendidikan Agama Islam memiliki beberapa faktor pendukung dan penghambat yang perlu
menjadi perhatian bersama baik guru, pihak sekolah, orang tua siswa dan pemerintah agar
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan semestinya meskipun dalam jarak jauh. Diantaranya
faktor pendukung yaitu bantuan kuota internet yang diberikan pihak sekolah kepada siswa dan
guru. Selain itu, sekolah yang menyelenggarakan pelatihan guru untuk menunjang proses
pembelajaran agar lebih optimal, serta sikap sabar dan sabar guru dan orang tua dalam
menyampaikan materi dan mendampingi anak dalam proses pembelajaran pembelajaran jarak
jauh agar tidak menyalahgunakan TIK.
Adapun faktor penghambat karena ketidakmampuan guru menggunakan teknologi, jaringan
internet yang kurang memadai. Serta kurangnya motivasi dan kesadaran dari siswa, kurangnya
motivasi orang tua untuk mendampingi anaknya dan ada juga beberapa siswa yang tidak
memegang handphone karena kurang mampu atau biasanya dibawa oleh orang tuanya untuk
bekerja. Serta tidak siapnya terhadap perubahan model pembelajaran dari konvensional ke
pembelajaran jarak jauh baik dari pihak sekolah, guru, siswa dan sarana prasarana.

Conclusion
Disituasi pandemi terjadilah perubahan yang signifikan dari segi pola pendidikan mau tidak
mau mendorong guru pembelajaran pendidikan agama Islam menerima perubahan itu dengan
mutlak. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam diperlukan kesadaran akan
perubahan sehingga menjadi pemantik semangat untuk mengembangkan potensinya dalam
memanfaatkan teknologi. Adapun tiga model pembelajaran jarak jauh yang mampu dimanfaatkan
dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh pendidikan agama Islam berbasis TIK yaitu E-
learning, Blended learning dan hybrid learning. Penerapannya tentu disesuaikan dengan sekolah
masing-masing, sesuai kondisi sarana prasarana pendukung serta pengelolaan yang baik dalam
penggunaan TIK.

References
Arifin, M., & Abduh, M. (2021). Peningkatan Motivasi Belajar Model Pembelajaran Blended
Learning. Jurnal Basicedu, 5(4), 2339–2347.
Dwiyogo, W. D. (2018). Pembelajaran berbasis blended learning. Depok: RajaGrafindo Persada.
Fahyuni, E. F., Romadlon, D. A., Hadi, N., Haris, M. I., & Kholifah, N. (2020). Model aplikasi
cybercounseling Islami berbasis website meningkatkan self-regulated learning. Jurnal
Inovasi Teknologi Pendidikan, 7(1), 93–104.
Firmansah, M. L. H. (2022). Desain Pembelajaran Kooperatif dalam E-Learning pada Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu Vol, 6(1).
Fitriyani, T., Idris, I., & Mukminin, A. (2019). Pemanfaatan Lingkungan Alam Sebagai Sumber
Belajar Pada Pembelajaran Ipa Dikelas IV Sekolah Dasar 86/IX Desa Tebat Patah

95
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi [PhD Thesis]. UIN Sulthan Thaha
Saifuddin.
Gunawijaya, I. W. T. (2021). E-Learning Menjadi Platform Pembelajaran Era Society 5.0.
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian, 1(1), 89–100.
Haqien, D., & Rahman, A. A. (2020). Pemanfaatan zoom meeting untuk proses pembelajaran
pada masa pandemi covid-19. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 5(1).
Jeffrey, L. M., Milne, J., Suddaby, G., & Higgins, A. (2014). Blended learning: How teachers
balance the blend of online and classroom components. Journal of Information
Technology Education, 13.
Jufri, A., Kurniawan, P., Djadjuli, M., & Hadiwibowo, I. (2021). RBV Teori: Kinerja Religius
Berbasis Kepribadian Islam dan Perilaku Inovatif Dalam Konseptual. INOBIS: Jurnal
Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia, 4(3), 375–388.
lailatul Qomariyah, D. (2021). Penerapan Hybrid Learning dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Kontekstual. Tarbawi Ngabar: Jurnal of Education, 2(1), 91–105.
Maria, E., & Sediyono, E. (2017). Pengembangan model manajemen pembelajaran berbasis tik
di sekolah dasar. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 4(1), 59–71.
Mauliya, A. (2021). Strategi Pembelajaran Akhlak Di Masa New Normal Pada Mata Pelajaran PAI
Di Sekolah Dasar Melalui Model Hybrid Learning. PROCEEDING UMSURABAYA, 1(1).
Muhaimin, A. (2009). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah,
danPerguruanTinggi Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Munir, D., & IT, M. (2009). Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Bandung: Alfabeta, 24.
Mutiara, D., Miskawaih, I., & Basyit, A. (2022). Analisis Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Di Masa Pandemi Covid-19 Kelas X Di SMK Trimulia Jakarta. Rausyan Fikr: Jurnal
Pemikiran dan Pencerahan, 18(1).
Ningtyas, D. N. N. C. (2021). Model Pembelajaran Blended Learning berbasis Google Classroom
terhadap Hasil Belajar Matematika. EDUTAMA.
Niswatin, K., Hamid, A., Salehuddin, M., & Wahyudi, W. E. (2021). Pengembangan E-Learning
Model Samr Pada Materi Hadits Menyayangi Anak Yatim. Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, 12(2), 269–278.
Nuryatin, S. (2020). Adaptasi metode pembelajaran melalui e-learning untuk menghadapi era
new normal.
Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho, E. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan pembelajaran daring dalam revolusi industri 4.0. Seminar Nasional Teknologi
Komputer & Sains (SAINTEKS), 1(1).
Reinke, W. M., Stormont, M., Herman, K. C., & Newcomer, L. (2014). Using coaching to support
teacher implementation of classroom-based interventions. Journal of Behavioral
Education, 23(1), 150–167.
Rosmayanti, E. (2020). Upaya Penggunaan Model Pembelajaran Jarak Jauh Untuk Meningkatkan
Aspek Spiritual Siswa SD 2 Medini. Al Hikmah: Journal Of Education, 1(1), 85–92.
Rusman. (2011). Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru. Rajawali
Pers/PT Raja Grafindo Persada.
Sagala, S. (2017). Konsep dan makna pembelajaran: Untuk membantu memecahkan
problematika belajar dan mengajar.
Sahidillah, M. W., & Miftahurrisqi, P. (2019). Whatsapp sebagai media literasi digital siswa.
Jurnal Varidika, 31(1), 52–57.

96
Jurnal Konsepsi, Vol. 11, No. 1, Mei 2022
pISSN 2301-4059
eISSN 2798-5121

Sawitri, D. (2020). Penggunaan google meet untuk work from home di era pandemi coronavirus
disease 2019 (Covid-19). Prioritas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(01), 13–
21.
Sayuti, W., & Zurinal, Z. (2006). Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan
Pendidikan. Ciputat Jakarta Selatan: UIN Jakarta Press.
Setiawan, M. A. (2017). Belajar dan pembelajaran. Uwais Inspirasi Indonesia.
Sofandi, A. (2021). Strategi Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh Pada Materi Pendidikan
Agama Islam. Paramurobi: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 4(1), 1–15.
Sugiana, A. (2021). Analisis Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Menggunakan Media
Pembelajaran Moodle E–Learning (Survei Pada Mata Pelajaran Produk Kreatif
Kewirausahaan Kelas XI Teknik Elektronika SMKN 1 Katapang) [PhD Thesis]. FKIP
UNPAS.
Suhartono, S. (2010). Pengantar ilmu pendidikan. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Sundari, H. (2015). Model-model pembelajaran dan pemerolehan bahasa kedua/asing. Jurnal
Pujangga, 1(2), 106–117.
Tambak, S. (2013). Pendidikan Komunikasi Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Wahyuperdana, D. (2021). Model Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis TIK (Elektronik, Internet
dan Android). Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Widyasari, L. A., & Rafsanjani, M. A. (2021). Apakah Penerapan Blended Learning Dapat
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Jarak Jauh?
Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3), 854–864.
Zulkifli, M. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran PAI Berbasis TIK Yang Efektif Pada SMA
Negeri 4 Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Al-Qalam, 19(2), 241–252.

97

Anda mungkin juga menyukai