Anda di halaman 1dari 20

TUGAS ARTIKEL

(STRATEGI DAN INOVASI PENDIDIKAN)


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penjas Teori dan
Inovasi Pembelajaran

DISUSUSN
Oleh :

Nama:Liza Nazira
(Npm :2111090023)

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2023
STRATEGI DAN INOVASI PEMBELAJARAN DI MASA
PANDEMI
Farid Ahmadi1, Ely
Shovrotul Khoiriyah2
Universitas Negeri
Semarang
farid@mail.unnes.ac.id

Abstrak
Proses pembelajaran sebagai kegiatan utama yang diterapkan dalam satuan
pendidikan baik sekolah maupun universitas, pada setiap kegiatan pembelajaran
pendidik perlu menerapkan strategi dan inovasi pembelajaran yang tepat. Pendidik
di era milenial harus mengoptimalkan proses belajar mengajar dengan baik,
meskipun di masa pandemi peserta didik belajar di rumah, yang mana pendidik
dituntut untuk mendesain media dalam pembelajaran sebagai inovasi dan alternative
menggunakan media daring atau online. Kegiatan belajar mengajar di masa pandemi,
dimana dosen atau guru melakukan pembelajaran secara jarak jauh atau daring
menggunakan plat form dengan menyiapkan strategi maupun inovasi dalam
pembelajaran diantaranya 1) tetap menerapkan prinsip utama dan pertama itu
kesehatan dan keselamatan dengan protokol yang harus dipatuhi, selanjutnya 2)
melakukan analisis terhadap perkembangan peserta didik dan kemampuan ekonomi
dengan teknologi yang berbeda-beda, 3) mampu merancang dan mendesain
pembelajaran daring, 4) pendidik memilih media dan membatasi sejauh mana cakupan
aplikasi yang cocok dengan materi serta metode belajar yang akan digunakan, 5)
menjadikan pembelajaran yang menyenangkan dan adanya keterlibatan peserta didik
sehingga melatih peserta didik belajar dengan tekun serta menyelesaikan kewajiban
dan tanggung jawabnya, 6) melakukan refleksi pembelajaran daring secara berkala, 7)
membentuk komunitas untuk dukungan psikososial. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran membentuk proses pembelajaran jarak jauh atau daring
secara terarah, dan optimal. Inovasi pembelajaran tercipta pengalaman baru serta
kreatifitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di masa pandemi.

Kata kunci: Strategi, Inovasi, Pembelajaran, Masa Pandemi

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dalam era milenial ini sangat berpengaruh
dalam kehidupan manusia dengan beberapa aspek, salah satunya dalam aspek bidang
pendidikan, (Dewi Murtinugraha, dan Arthur,2018). Perkembangan teknologi yang
sudah berkembang saat ini sangat memfasilitasi dan memberikan berbagai alternatif
atau kemudahan bagi peserta didik dalam belajar, selain belajar menggunakan buku
atau secara tertulis juga dapat menggunakan laptop yang terkoneksi internet serta
smartphone untuk pembelajaran jarak jauh atau daring, (Elvarita, Iriani, & Handoyo,
2020).
Pada saat ini, ratusan negara salah satunya Indonesia sedang diuji dengan
adanya permasalahan Pandemi Corona (Covid-19) yang mana sangat mempengaruhi
dalam aspek kehidupan manusia. Berdasarkan data WHO bulan April 2020 sebanyak
2,73 juta jiwa orang yang terdiagnosa positif Covid-19, selain itu sebanyak 191.231
jiwa meninggal dan 751.450 jiwa dinyatakan sembuh, (Hamid, 2020).
Berdasarkan keputusan Mendikbud RI dalam surat nomor 4 tahun 2020
mengenai kebijakan pelaksanaan proses pembelajaran pada masa darurat Covid-19
menyatakan bahwa semua kegiatan pendidikan dan pembelajaran dilakukan secara
jarak jauh atau e-learning sehingga peserta didik maupun guru/dosen tidak perlu
bertatap muka, (Yaumi, 2007).
Guru/Dosen sebagai pendidik dalam menyikapi masa darurat ini tetap
memastikan proses belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun para peserta didik
belajar dari rumah. Dengan hal itu, pendidik diharuskan untuk menyusun metode dan
media pembelajaran sebagai strategi dan inovasi selama pembelajaran jarak jauh atau
daring. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan alternative yang digunakan selama
masa pandemi, sebagai kegiatan pembelajaran yang pelaksanannya tidak secara
langsung atau bertatap muka di dalam kelas.
Beberapa alternatif yang dapat diakses dan digunakan sebagai media
pembelajaran diantaranya e-mail, blog, e-book, e-portofolio, animasi, tautan video
maupun media social meliputi Facebook, Twitter, Youtube, Google Classroom,
Edmodo, dan lainnya (Noesgaard dan Ørngreen, 2015). Pembelajaran daring atau E-
learning sebagai alternatif pilihan, selain dapat menghemat biaya juga waktu mudah
ditentukan, (Kusuma Ningtyas, Virnawati, Paramitta, & Wayan Simri, 2008).
Konsep strategi yang diterapkan dalam pembelajaran masa pandemi sebagai
salah satu pendekatan untuk pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan urutan integrasi
kegiatan, mengorganisasikan materi, media dan waktu yang di gunakan selama proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan,
(Hamdani,2011:24). Dari hal itu, pendidik sangat memperhatikan materi supaya
pembelajaran masa pandemi ini tetap berjalan secara efisien, efektif dan optimal.
Strategi dalam proses pembelajaran sebagai rencana, dan pola pikir pendidik
untuk menentukan isi materi, penyampaian materi pembelajaran, dan untuk mengelola
kegiatan belajar mencapai tujuan pembelajaran selain itu, strategi dalam pembelajaran
bersifat konseptual mengenai ketentuan yang digunakan untuk pelaksanaan proses
pembelajaran baik secara langsung maupun pembelajaran jarak jauh, (Khanifatul,
2014). Inovasi dalam bidang pendidikan diterapkan untuk mengembangkan proses
pembelajaran yang lebih optimal dengan hasil yang maksimal. Inovasi pembelajaran
yang digunakan pendidik di era milenial masa pandemic yang diterapkan adalah dari
model – model inovasi pembelajaran yang sudah ada sebelumnya, namun lebih
bertambah dan kreatif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan koneksi
internet. Sehingga mahasiswa tetap bisa aktif, tertarik untuk belajar dan tetap produktif
di masa pandemic.
Tantangan bagi guru, dosen, maupun keterlibatan orang tua dalam
pembelajaran jarak jauh sekarang ini yang berpusat pada jaringan koneksi internet,
sehingga harus mampu merancang, mendesain dan mengembangkan metode
pembelajaran berjalan secara optimal dengan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, materi dan melilih media atau aplikasi yang cocok yang digunakan,

IDE-IDE
Proses pembelajaran sebagai kegiatan utama yang diterapkan dalam satuan
pendidikan baik sekolah maupun universitas, pada kegiatan pembelajaran pendidik
harus menerapkan strategi maupun inovasi pembelajaran yang akan digunakan.
Tantangan untuk menghadapi fenomena pendidik era milenial pada abad-21
diantaranya kemampuan literasi dasar, kompetensi dan pembentukan karakter.
Literasi dasar merupakan kemampuan penggunaan core skills untuk kehidupan
sehari- hari meliputi literasi membaca, numerasi, literasi IPA, TIK, finansial dan
literasi budaya &masyarakat. Kompetensi adalah kemampuan siswa menyelesaikan
permasalahan kompleks meliputi berfikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi.
Sedangkan karakter adalah kemampuan siswa menghadapi perubahan pesat pada
lingkungan. Meliputi rasa ingin tahu, inisiatif,gigih, adaptif, kepemimpinan dan
kepekaan social dan budaya.
Generasi milenial saat ini yaitu Generasi Y dengan umur 22-36. Pada anak-
anak generasi y ini sudah bisa untuk berfikir dan mengamati secara realistis, saling
menghargai perbedaan antar sesama, lebih memilih bekerja sama, optimis, focus pada
prestasi, percaya diri, menghargai adanya keragaman, selalu menggunakan platform
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari ( E-MAIL, sosmed, Web ) dan tumbuh pada era
internet booming.
Cara pendidik mengajar generasi milenial diantaranya mulai belajar
menggunakan gadget atau laptop pribadi, multitasking, blanded learning, tugas online,
guru sebagai sahabat dan publikasi tugas online. Inovasi pembelajaran pada era
milenial dapat diterapkan dengan berbagai model diantaranya model terbimbing,
berbasis virtual dan menyenangkan, optimalisasi media IT dan sosmed, berorientasi
entrepreneurship dan kreatifiitas serta mengoptimalkan kelompok.
Langkah Guru atau Dosen Milenial di masa Pandemi ini yang harus dilakukan
yaitu :
1) menerapkan prinsip utama dan pertama yaitu kesehatan dengan protokol yang harus
dipatuhi,
2) melakukan analisis terhadap perkembangan peserta didik dan kemampuan ekonomi
dengan teknologi yang berbeda-beda, 3) mampu merancang, mendesain dan
memilih metode pembelajaran maupun media yang digunakan, 4) menjadikan
pembelajaran yang menyenangkan dengan keterlibatan peserta didik, 5) melakukan
refleksi pembelajaran daring secara berkala dan 6) membentuk komunitas untuk
dukungan psikososial.
Perkembangan Teknologi Informasi sekarang ini adanya laptop yang terkoneksi
internet, dan Smartphone dengan pelaku mahasiswa atau siswa saat ini dari twitter,
google, instagram, dan facebook. Sehingga langkah pemilihan media di masa pandemi
sekarang ini perlunya strategi yaitu 1) melihat karaktersitik peserta didik sebelum
mengembangkan teknologi maupun inovasi metode serta media pembelajaran, 2)
rancangan untuk memperkuat minat dan motivasi belajar peserta didik, 3) menciptakan
kreatifitas dan sikap tanggap mengenai pentingnya kegiatan interaksi secara langsung
dengan antar sesama teman, maupun lingkungan social untuk memperkuat nilai sosial
serta humaniora melalui media online seperti video, youtube dan lainnya,
4) memotivasi peserta didik lebih terdorong untuk kreatif dan inovatif sehingga tidak
hanya mendapat media belajar atau pengetahuan dari guru atau dosen saja, namun dapat
mengembangkan dan berinovasi secara mandiri. serta 5) proses pembelajaran dilakukan
peserta didik secara aktif dan menyenangkan dengan kreatif mengembangkan atau
menggunakan media online.
Alternatif dalam memilih platform media pembelajaran dan perubahan strategi
belajar dengan buku paket, sosial media seperti WhatsApp, facebook dan lainnya.
Platform yang bisa dikembangkan meliputi virtual classroom/hybrid learning, media
pembelajaran interaktif, kuis dan test online serta video conference. Virtual
classroom/hybrid learning platform terdiri dari google classroom, microsoft teams,
edmodo, jombla, moodle dan schoology. Media pembelajaran interaktif meliputi
macromedia flash, video pembelajaran, microsoft sway, dan ppt interaktif. Sedangkan
kuis dan test online platformnya meliputi quizzizz, google form, microsoft form, k-
hoot. Selain itu video conference yang dapat diakses untuk proses pembelajaran
maupun kegiatan pengabdian masyarakat meliputi Zoom, Teams, Meet, Webex, dan
WhatsApp Vicall.
Pengembangkan video pembelajaran dengan aplikasi berbasis android meliputi
Adobe Premiere Rush, Kinemaster, Filmorago dan Inshot sedangkan aplikasi berbasis
PC/laptop meliputi Adobe Premiere Pro, Corel Video Studio Pinnacle Studio.
Sedangkan dalam proses merancang media pembelajaran Online pendidik perlu
mendesain secara profesional dan interaktif dengan beberapa platfrom yaitu Sway, PPT
interaktif convert yaoutube atau dengan platform Ms. Power Point, multimedia
pembelajaran dengan platform Macromedia flash serta digital book dengan platform
3D Page Flipp Profesional. Aplikasi Kuis dan assesment yang dapat diakses dan
dikembangkan dengan kahoot, quizizz, google form dan quiz feature.
Pemanfaatan website pembelajaran yang dapat diakses dalam internet
diantaranya :
1) Kegiatan “Rumah Belajar” dengan link https://belajar.kemdikbud.go.id
2) “Google G Suite for Education” diakses melalui https://blog.google/outreach-
initiatives/education/offline-access- covid19/
3) Ruang “Kelas Pintar” dengan link https://kelaspintar.id,
4) “Microsoft Office 365” dapat diakses melalui https://microsoft.com/id-
id/education/products/office
5) “Sekolah Online Ruang Guru” dapat diakses melalui link
https://sekolahonline.ruangguru.com
6) “Quipper School” juga dapat digunakan melalui alamat link
https://www.quipper.com/id/school/teacher s/
7) “Sekolahmu” dengan alamat link https://www.sekolah.mu/tanpabatas
8) “Zenius” dapat diakses melalui link yang terdapat ratusan video-video
pembelajaran https://zenius.net/belajar-mandiri
9) “Detak” juga dapat diakses untuk media pembelajaran
https://www.anakdetak.com/. Selain itu, berbagai chanel youtube juga sebagai
alternative untuk media pembelajaran.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Strategi pembelajaran jarak jauh atau daring yang dilakukan selama masa
pandemi adalah proses kegiatan untuk menciptakan pembelajaran yang optimal dengan
pemilihan materi atau bahan ajar, dan media. Sedangkan inovasi dosen atau guru
selama masa pandemi dengan menciptakan suasana pembelajaran baru secara daring
menggunakan plat form maupun social media.
Peran guru yaitu sebisa mungkin ditingkatkan literasi IT ( Sosial media, Video
pembelajaran, komunikasi WhatsApp), mendorong orang tua maupun peserta didik.
Sedangkan peran orang tua yaitu komunikasi intens dengan guru dan mengarahkan
anak mengikuti instruksi atau aturan guru atau dosen. Strategi pembelajaran yang
bertujuan proses pembelajaran online atau jarak jauh dapat terarah dan optimal serta
inovasi pembelajaran tercipta pengalaman baru dan kreatif untuk mahasiswa dalam
mengikuti pembelajaran di masa pandemi.
Saran
Dosen atau guru tetap berkarya dan produktif di mada pandemic dengan
memperhatikan keadaan mahasiswa yang terkendala sinyal maupun kondisi lingkungan
akibat koneksi internet kurang mendukung. Selain itu mahasiswa lebih kooperatif,
kreatif dan produktif dalam mengikuti pembelajaran di masa pandemi.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, N., Murtinugraha, R. E., & Arthur, R. (2018). Pengembangan Media
Pembelajaran Interaktif pada Mata Kuliah Teori dan Praktik Plambing di
Program Studi S1 PVKB UNJ. Jurnal PenSil, 7(2), 25–34.
https://doi.org/10.21009/pensil.7.2.6 Elvarita, A., Iriani, T., & Handoyo, S. S.
(2020).
Pengembangan Bahan Ajar Mekanika Tanah Berbasis E-Modul Pada Program
Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Negeri Jakarta. Jurnal
Pendidikan Teknik Sipil, 9(1), 1–7. https://doi.org/10.21009/jpensil.v9i1.119 87.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Hamid, A.R.A. H. (2020). Social responsibility of medical journal: a concern for
COVID-19 pandemic. Medical Journal of Indonesia, 29(1), 1–3.
https://doi.org/10.13181/mji.ed.204629
Kusuma Ningtyas, D., Virnawati, F., Paramitta, T., & Wayan Simri, I. (2008).
Analisis Perilaku Pengguna Sistem E- Learning Universitas Gunadarma.
Seminar Ilmiah Nasional Komputer Dan Sistem Intelijen Auditorium
Universitas Gunadarma, (Kommit), 20– 21.
Noesgaard, S. S., & Ørngreen, R. (2015). The effectiveness of e-learning: An
explorative and Integrative review of the definitions, methodologies and factors
that promote e-Learning effectiveness. Electronic Journal of E-Learning, 13(4),
278–290.

STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN


Email: Elis@uin-suska.ac.id

Abstrak
Strategi merupakan suatu perencanaan atau suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Jadi strategi pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu proses perencanaan/manajemen untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran untuk dapat mewujudkan suatu proses pembelajaran agar
peserta didik dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya agar tepat
pada sasaran yang telah ditentukan.
Kata kunnci: inovasi, strategi.

PENDAHULUAN
Strategi inovasi pendidikan merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan keberhasilan dan efektivitas perubahan sosial tergantung pada
ketepatan penggunaan strategi. Untuk dapat memilih suatu strategi yang tepat
bukanlah suatu hal yang mudah. Hal ini dikarenakan suatu strategi pendidikan
memiliki kelemahan dan kelebihan, juga karena sebenarnya strategi pendidikan
itu terletek pada continuum dari tingkat yang paling lemah (sedikit) tekanan
paksaan dari luar, ke arah paling banyak (kuat).
Strategi pendidikan terdiri atas empat macam yakni, strategi fasilitatif
(facilitative strategies), strategi pendidikan (re-education strategies), strategi
bujukan (persuasive strategies), dan strategi paksaan (power strategies). Dalam
kempt strategi tersebut sulit menemukan adanya strategi dan pendidikan
dikarenakan pada kenyataannya tidak memiliki batasan-batasan yang jelas
untuk membedakan strategi yang satu denga yang lainnya. Misalnya strategi
fasilititatif, strategi fasilitatif mungkin juga dapat di pakai dalam strategi
pendidikan atau mungkin dalam strategi lainnya. Namun tergantung pada
pelaksanaan program perubahan social yang dapat memahami berbagai macam
strategi, dapat memilih untuk menentukan strategi yang akan dapat mencapai
suatu tujuan perubahan sosial.
METODE PENELITIAN
Penulisan ini menggunakan metode literature review. Literature review berisi
ulasan, rangkuman, dan pemikiran tulisan tentang beberapa sumber pustaka (dapat
berupa artikel, buku, slide, informasi, internet dll), tentang topik yang dibahas. Suatu
literature yang baik haruslah bersifat relevan, mutakhir, dan memadai.
Dasar penulisan adalah sumber-sumber dan literatur baik internasional maupun
nasional. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku,
artikel literatur, jurnal dan lainnya yang relevan dengan judul penulis. Setelah
dokumen dan data yang dibutuhkan terkumpul, maka penulis akan membaca, mencatat
dan menganalisis dokumen dan data tersebut dan menulisnya menjadi sebuah artikel.

 PEMBAHASAN
1. Strategi Fasilitatif (facilitative strategies)
Strategi fasilitatif merupakan pelaksanaan program perubahan sosial
yang didalam nya lebih mengutamakan penyediaan fasilitas.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan strategi fasilitatif:
a. Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran
perubahan (klien):
-  Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya
mencari target perubahan (tujuan).
- Merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan.
- Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya
- Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah
atau memperbaiki dirinya.
b.  Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program
menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau
tenaga bantuan yang diperlukan.
c.  Strategi fasilitas tepat juga digunakan sebagai kenpensasi motivasi
yang rendah terhadap usaha perubahan sosial.
d. Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha
perbaikan sosial jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan
untuk memenuhi tuntutan perubahan sesuai yang diharapkan.
e.  Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan
peran yang baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada
di masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan sumber atau fasilitas
yang diperlukan.
f. Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih
lancer pelaksanaanya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana
perubahan sosial, berada di lokasi tempat tinggal sasaran (klien).
g. Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat
diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan soaial
karena kekurangan sumber dana dan tenaga.
h. Perbedaan sub bagian dalam klien akan  menyebabkan perebedaan
fasilitasvyang diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada
waktu tertentu.
i. Strategi fasilitatif kurang efektif jika:
- Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang
untuk menentang adanya perubahan sosial.
- Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap
terbuka dari klien untuk menerima kebutuhan
- Sebagai suatu gambaran agar dapat membantu kita untuk
memahami dasar-dasar atau penggunaan strategi fasilitatif
tersebut, seandainya strategi fasilitatif itu akan digunakan untuk
memperbaharui bidang pendidikan. Adanya suatu kurukulum baru
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses perlu
dibutuhkan perubahan dan pembaharuan kegiatan belajar mengajar.
Jika keperluan tersebut dibutuhkan pendekatan fasilitatif yang
mengutamakan program pembaharuan dengan menyediakan berbagai macam
fasilitas.dan sarana yang diperlukan . tetapi fasilitas dan sarana itu tidak akan
memberikan banyak manfaat dan menunjang perubahan jika para guru atau
pelaksana pendidikan sebagai sasaran pendidikan tidak dapat memahami
masalah pendidikan yang dihadapi, mereka tidak merasa perluadanya suatu
perubahan pada dirinya, tidak perlu dan tidak bersedia menerima bantuan baik
dari luar atau dari yang lain, tidak memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam
usaha pembaharuan. Dengan demikian maka sarana dan fasilitas yang ada jadi
sia-sia. Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan strategi fasilitatif diringi program
yang dapat menumbuhkan perubahan pada klien (sasaran perubahan) akan
perlunya perubahan dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.
2. Strategi Pendidikan (re-educative strategies)
Menurut ( Zaltman, Duncan, 1977:111 ) Strategi Pendidikan dapat
didefinisikan sebagai perubahan sosial atau pengajaran kembali ( re-education ),
pendidikan dipakai untuk mencapai perubahan sosial. Dengan demikian jika
pendidikan menggunakan  strategi pendidikan itu sama saja mengadakan suatu
perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta, dengan begitu orang yang
menggunakan fakta atau informasi itu dapat menentukan dan mengambil
tindakan yang akan dilakukanya. Setiap manusia memiliki dasar pemikiran
yang berbeda-beda untuk dapat  membedakan fakta serta memilih untuk
mengatur sikap atau tingkah lakunya apabila fakta itu ditujukan kepadanya.
Penggunaan strategi pendidikan dalam suatu pendidikan sangat perlu
karena untuk mempermudah proses pendidikan sehingga dapat mencapai hasil
yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pendidikan tidak akan terarah
sehingga tujuan pendidikan  yang telah efektif dan efisien semuanya sia-sia.
a. Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan
situasi sebagai berikut:
- Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak terjadi dalam
waktu yang singkat.
- Apabila sasaran perubahan ( klien ) belum memiliki keterampilan
atau pengetahuan tertentu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
program perubahan sosial.
- Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh
klien terhadap perubahan yang diharapk
Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan
efektif  jika:
- Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu
dikuasai untuk digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya
sesuai dengan tujuan perubahan sosial yang dicapai.
- Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan
adanya :sumbangan dana, donator, serta berbagai penunjang yang
lain.
3. Strategi Bujukan (persuasive strategies)
Starategi bujukan merupakan strategi yang digunakan dengan cara
membujuk para sasaran perubahan agar mau mengikuti perubahan sosial.
Strategi bujukan ini akan berhasil jika alasan yang diberikan rasional, fakta
yang akurat. Biasanya strategi ini digunakan pada saat kampanye atau sebuah
reklame pemasaran dari hasil perusahaan. Namun terkadang strategi bujukan ini
muncul ketika saling berkomunikasi tanpa disadari.
Berhasil atau tidaknya suatu strategi dipengaruhi hal-hal berikut:
a. Strategi bujukan tepat dugunakan bila sasaran perubahan
- Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan social.
- Berada pada tahap legitimasi dalam pengambilan keptusan
menerima atau menolak perubahan social.
-  Diajak mengalokasikan sumber penunjag.
b. Strategi bujukan tepat digunakan jika:
- Masalah dianggap kurang penting.
- Tidak memiliki alat control langsung terhadap sasaran perubahan.
- Terdapatnya anggapan beresiko.
- Perubahan tidak dapat dicobakan, sulit dimengerti dan tidak dapat
diamati secara langsung.
- Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan
social.
4. Sretegi Paksaan (power strategies)
Strategi paksaan merupakan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan
program perubahan sosial dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan)
untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk hasil
target yang diharapkan. Ukuran hasil target perubahan tergantung dari kepuasan
pelaksanaan perubahan. Kekuatan paksaan dipengaruhi oleh ketatnya
pengawasan yang dilakukan pelaksana perubahan, tersedianya berbagai
alternatif untuk mencapai tujuan perubahan, dan juga tergantung tersedianya
dana (biaya) untuk menunjang pelaksanaan program.
Penggunaan strategi perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Strategi paksaan dapat digunakan apabila pertisipasi klien terhadap
proses perubahan sosial rendah dan tidak meu meningkatkan
partisipasinya.
b. Strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu
untuk berubah atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial.
c. Strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana
penunjang untuk mengusahakan perubahan dan pelaksanaan
perubahan juga tidak mampu mengakannya.
d. Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang
diharapkan harus terwujud dalam waktu singkat. Artinya tujuan
perubahan harus segera tercapai.
e. Strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha
penolakan terhadap perubahan sosial atau untuk cepat mengadakan
perubahan sosial sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak.
f. Strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk mau
menerima perubahan sosial artinya sukar dipengaruhi.
g. Strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamanan
percobaan perubahan sosial yang telah direncanakan.
Pada saat pelaksanaan perubahan sosial sering digunakan kombinasi
antara berbagai macam strategi. Hal ini disesuaikan dengan tahap serta kondisi
dan situasi klien pada saat berlangsungnya proses pengambilan keputusan untuk
menerima atau menolak perubahan sosial.

Kesimpulan
Dalam program perubahan sosial yang dapat menentukan keberhasilan
suatu pelaksanaan program perubahan sosial dapat dilihat dari cara ketepatan
pemilihan dan penggunaaqn sebuah strategi, tetapi terkadang kita sukar bahkan
sulit untuk menentukan bahwa suatu strategi tertentu ada pendidikan, bujukan,
fasilitas, atau paksaan (power) karena dari keempat strategi tersebut pada
kenyataannya tidak memiliki batasan-batasan yang  jelas untuk\
membedakannya.
Namun demikian, pelaksanaan program perubahan sosial dapat
memahami berbagai macan strategi tergantung pada kita yang pandai untuk
dapat memilih dalam menentukan strategi mana yang lebih diutamakan untuk
mencapai suatu tujuan perubahan sosial. Walau sebenarnya kita dapat
mengkombinasikan berbagai macam strategi sesuai pemahaman yang kita
miliki tentang mempelajari berbagai strategi.
Daftra Pustaka
Syaefudin, Udin dan Ayi Suherman. (2006). Inovasi pendidikan. Bandung:
UPI   Press.
Syaefudin Sa’od, Udin. (2011). Inovasi Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

STRATEGI DAN INOVASI PENDIDIKAN


Rusmini Ulfah
Email: 1910111220031@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Inovasi menjadi kata kunci dalam menghadapi tantangan, bukan ancaman pada era
revolusi industri 4.0, disamping kolaborasi. Dalam terminologi perguruan tinggi,
inovasi dikenal dengan istilah hilirisasi yang secara prinsip melibatkan setidaknya tiga
permainan kunci untuk bisa berunjuk kinerja, masing-masing adalah akademisi,
pengusaha, dan pemerintah. Artinya inovasi baru bisa efektif apabila mampu
menyinergikan tiga unsur tersebut agar dapat menstransformasikan invesensi menjadi
sebuah inovasi. Inovasi erat hubungannya dengan kemampuan untuk memahami need
(kebutuhan) maupun want (keinginan) konsumen. Inovasi juga erat kaitannya dengan
sikap kreatif, yaitu sikap yang selalu merasa tidak puas dengan pendekatan yang lama,
yang dikemas dan disampaikan melalui sarana teknologi yang lebih baik. Pentingnya
pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan hanya dalam bidang teknologi, melainkan
juga di segala bidang termasuk bidang pendidikan, pembaruan pendidikan diterapkan
dalam berbagai jenjang pendidikan, dan dalam setiap komponen sistem pendidikan.
Itulah sebabnya, setiap insan pendidikan, perlu memahami dan dapat menerapkan
inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan pendidikan, baik pada proses pembelajaran
yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal, maupun pada
pengembangan kelembagaan. Hal ini karena kemajuan suatu lembaga pendidikan
sangat berpengaruh pada output-nya sehingga mendatangkan pengakuan yang real dari
siswa, orangtua, dan masyarakat.
Kata Kunci : Strategi, Inovasi, dan Pendidikan

=============================================================
PENDAHULUAN
Dari waktu ke waktu persoalan pendidikan kita seakan tidak pernah surut dari
persoalan dan tantangan. Seluruh lapisan masyarakat merasa berkepentingan karena
pendidikan menjadi tumpuan harapan masa depannya yang lebih baik. Semakin tinggi
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan telah memperkaya upaya
pencarian model-model pendidikan yang lebih tepat, sehingga telah melahirkan
kekayaan pengalaman teoretis dan praktis sebagai bagian dari aksi kultural serta
transformasi sosial. Dengan demikian, pendidikan merupakan arena yang tepat untuk
mewujudkan cita-cita dan impian masa depan, sehingga berbagai inovasi pendidikan
yang berkaitan dengan perkembangan kultural dan sosial budaya masyarakat terus
meningkat.
Hal ini menuntut para pendidik perlu memahami tentang inovasi pendidikan,
baik mengenai pengertian, penyebaran, proses keputusan penerimaan atau penolakan
serta peranan wahana pembaharu (change agent), termasuk strategi perubahan sosial
karena pada dasarnya inovasi termasuk bagian dari perubahan sosial. Berbicara
mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan
discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil
karya manusia.
Adapun discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada
sebelumnya). Secara etimologi, inovasi berasal dari bahasa Latin, yaitu innovaation
yang berarti pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo, yang artinya
memperbarui dan mengubah. Jadi, inovasi adalah perubahan baru menuju arah
perbaikan dan berencana (tidak secara kebetulan) Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, inovasi diartikan sebagai pemasukan satu pengenalan hal-hal yang baru;
penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya, yang (gagasan, metode atau alat) (Tim penyusun kamus pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa, Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha
menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan
discovery. inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian,
metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok
orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery.
(Rusdiana, 2014: 43).

Guru dituntut untuk menjadikan anak didiknya sumber daya manusia yang
mencari informasi kemudian mengelolanya untuk kehidupannya sehari-hari, dibarengi
dengan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kata lain guru dituntut
untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang handal baik secara mental
maupun fisiknya. Apakah yang harus guru perbuat dengan tuntutan seperti ini? Tidak
lain dan tidak bukan guru haruslah menjadikan dirinya sebagai guru yang profesional
dengan meningkatkan daya kreasi dan inovasinya.
Dalam strategi pembelajaran pada siklus pembelajaran sendiri, tentunya
dipegang oleh guru sebagai kendali utama dalam proses pembelajaran yang
berlangsung. Inovasiinovasi yang dipergunakan selama pembelajaran tentunya akan
mempengaruhi hasil belajar, motivasi belajar, dan semangat belajar siswa. Dari segi
guru, misalnya , perlu memiliki visi dan misi yang jelas terhadap masa depan siswa. Ini
berarti bahwa guru perlu memiliki wawasan yang berorinetasi pada masa depan.
Dengan demikian guru harus selalu memberikan informasi yang mutakhir dalam
bidang yang diajarkannya. Juga perlu memiliki kemampuan untuk memprediksi
mengenai apa yang akan muncul dan apa yang akan tenggelam dari aplikasi bidang
studi yang akan diajarkannya (Yunani, 2009).
Kreativitas dan inovasi yang ada atau yang sudah dimliki setiap guru
diharapkan akan memberi peluang kepada siswa untuk memilikinya. Guru mempunyai
kesempatan besar untuk mengubah suatu kondisi atau atmosfir pembelajaran yang
kurang baik menjadi lebih baik. Diharapkan dengan kreatifitas dan inovasi guru-guru
sebagai ujung tombak kreator dan inovator yang langsung berhadapan dengan kelas
akan membawa suatu kondisi pembelajaran yang kondusif secara keseluruhan.
Selanjutnya apabila kedua kemampuan ini sudah menjadi milik guru-guru dalam
pekerjaannya sehari-hari, bukan hal yang tidak mungkin guru-guru ini akan menjadi
agen pembaharuan baik untuk sekolah tempatnya bekerja atau lebih luas lagi bagi
dunia persekolahan, bahkan dunia pendidikan. (Rustaman. 2001). Generasi milenial
menginginkan membangun pengalaman dalam belajar sebagai bagian dari gaya hidup
mereka. Generasi milenial sangat peduli terhadap peluang mereka untuk belajar dan
berkembang. Mereka memerlukan umpan balik terhadap pembelajaran yang mereka
lakukan. Generasi milenial lebih menginginkan sebuah kegiatan yang lebih menarik,
terutama berkaitan dengan teknologi yang hampir setiap kalangan sudah memiliki
Smartphone. Misalnya, Sebagai salah satu sumber pencarian referensi belajar. Pendidik
dapat mengunggah materi pembelajaran pada learning management system (LMS)
maupun website pribadinya untuk kemudian di unduh peserta didik. Peserta didik
dapat juga mencari informasi di berbagai situs web seperti ensiklopedia daring.
Teknologi informasi juga memungkinkan peserta didik untuk mengakses buku dengan
format digital (Nur Kholifah, 2021). Hal ini tentunya sangat berguna dalam masa
pembalajaran di masa Pandemi Covid-19.
PEMBELAJARAN SEJARAH ABAD 21
Perkembangan masyarakat dunia telah memasuki masyarakat informasi yang
merupakan kelanjutan dari masyarakat modern dengan ciri-cirinya yang bersifat
rasional, berorientasi ke masa depan, terbuka, menghargai waktu, kreatif, mandiri, dan
inovatif, atau biasa disebut dengan global village yaitu Perkawinan antara teknologi
transmisi mutakhir dengan komputer melahirkan sebuah era baru yaitu era informasi,
yang dapat dikatakan sebagai world of the year. Disebut masyarakat informasi ditandai
dengan penguasaan teknologi informasi, mampu bersaing, serba ingin tahu, imajinatif,
mampu mengubah tantangan menjadi peluang, dan menguasai berbagai metode dalam
pemecahan masalah. Sebab, problem yang muncul dizaman globalisasi ini jauh lebih
kompleks dan memerlukan respons yang lebih beragam dan akomodatif, dan dengan
menggunakan perangkat teknologi Informasi tersebut untuk mencari, mengeksplorasi,
menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif, siswa akan dengan
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan dan pendidikan atau
pembelajaran akan lebih berkembang dan terbantu terhadap proses pembelajaran bagi
setiap siswa.
Pembelajaran abad 21 merupakan suatu pembelajaran yang bercirikan
learning skill, skill, dan literasi. Learning skill yaitu kegiatan pembelajaran yang di
dalamnya ditandai dengan adanya kerja sama, komunikasi, serta berpikir kritis dan
kreatif.Pembelajaran abad 21 atau pembelajaran kekinian, Pada masa kekinian terdapat
dikotomi antara pendidikan modern dan tradisional. Anggapan umum tampaknya
berpihak kepada pendidikan modern yang mampu memproduksi peradaban pada setiap
zaman selalu melahirkan peradaban (Anis,2015:224). Pembelajaran abad 21 juga bisa
dikatakan sebagai sarana mempersiapkan generasi abad 21. Di mana kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkembang begitu pesat memiliki
pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk pada proses belajar-mengajar.
Contohnya, peserta didik diberi kesempatan dan dituntut untuk mampu
mengembangkan kecakapannya dalam menguasai teknologi informasi dan
komunikasi, khususnya komputer. Dengan begitu, peserta didik memiliki kemampuan
dalam menggunakan teknologi pada proses pembelajaran yang bertujuan untuk
mencapai kecakapan berpikir dan belajar peserta didik.). Dengan pembelajaran abad 21
ini ditujukan kepada siswa agar mampu berfikir secara kreatif, bekerja kreatif serta
dapat mengimplementasikan sebuah inovasi dari sebuah pemikiran. Siwa juga dapat
berfikir kritis dan dapat memecahkan sebuah masalah,berbicara mengenai berfikir
secara kritis hal tersebut terjadi karena sejarah merupakan peristiwa yang
multidimensionalyang mengakibatkan siwa harus berfikir kritis terhadap sebuah
pristiwa tersebut, Terlebih dalam pembelajaran sejarah, di mana setiap peristiwa
cenderung bersifatmultidimensional sehingga memungkinkan banyak jawaban untuk
satu persoalan. Sisi positifnya, hal ini dapat memicu kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik, mendorong munculnya kreativitas dan terbiasaterhadap perbedaan
perspektif (Anis Dkk, 2020:178).
Siswa dapat menggunakan sistem berfikirnya melalui penalaran yang efektif
hingga terpecahkan sebuah masalah. Yang terpenting dari pembelajaran abad 21
ini juga terletak pada kemampuan siswa mengolah sebuah informasi secara jelas dalam
artian tidak sembarang menerima informasi yang didapat langsung di terima
begitu saja secara mentah-mentah, dengan pembelajaran abad 21 ini siwa diharapkan
mampu mengolah informasi dengan baik dan diharapkan mampu berkolaborasi dengan
orang lain. Tidak hanya itu murid juga dapat mengevaluasi sebuah informasi serta
menata informasi yang didapat lalu dapat menganalisisnya, dari hasil analisis
tersebut akan tercipta sebuah media yang dapat di aplikasikan pada sebuah
teknologi secara efektif.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, sarana TIK dapat digunakan sebagai sarana
untuk meningkatkan kreativitas siswa. Siswa dapat memanfaatkan sara-sarana
teknologi informasi dan komunikasi atau aplikasi-aplikasi komputer dalam aktivias
pembelajarannya seperti Teknologi Internet yang dapat dimanfaatkan siswa sebagai
sumber belajar pada pembelajaran sejarah maupun yang lainnya. Dengan
menggunakan
teknologi internet, siswa dapat mengakses sumber-sumber belajar yang ada di
dalamnya dengan memanfaatkan halaman-halaman sistus web yang menyediakan
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Dengan teknologi internet, siswa
dapat mengakses berbagaiinformasi yang dibutuhkan sesuai dengan materi
pembelajaran yang dibahas dalam pembelajaran di sekolah, sehingga melatih
kemandirian siswa dalam mencari kebutuhan informasi serta meningkatkankreativitas
siswa dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang dapat dijadikan
sumber pembelajaran.
Apalagi di situasi pandemic seperti ini dimana teknologi sangatlah dibutuhkan
dalam berbagai bidang seperti pada pendidikan teknologi dibutuhkan agar membantu
proses pembelajaran secara daring berjalan dengan baik akibat covid 19 yang awalnya
sekolah dilakukan secara tatap muka namun akibat adanya pandei ini maka
dilaksanakan secara online di rumah masing-masing, berkat adanya teknologi kita
menjadi mudah untuk melakukan akses secara daring melalui smartphone atau
computer kita dimana hal ini agar proses pembelajaran yang dilakukan berjalan
dengan lancar dan tanpa hambatan walaupun sedang berada di siuasi pandemic seperti
sekarang betapa bermanfaat dan sangat berguna sebuah teknologi di era sekarang
dengan teknologi juga membuat para siswa mudah dalam mencari sebuah informasi
yang ingin di cari dan teknologi mampu untuk meningkatkan minat belajar siswa
terutama Dalam pembelajaran sejarah, ,siswa mamp mencari informasi bersejarah
hanya dengan menggunakan telepon pintar mereka.
SIMPULAN
Dari waktu ke waktu persoalan pendidikan kita seakan tidak pernah surut dari
persoalan dan tantangan. Seluruh lapisan masyarakat merasa berkepentingan karena
pendidikan menjadi tumpuan harapan masa depannya yang lebih baik. Semakin tinggi
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan telah memperkaya upaya
pencarian model-model pendidikan yang lebih tepat, sehingga telah melahirkan
kekayaan pengalaman teoretis dan praktis sebagai bagian dari aksi kultural serta
transformasi sosial. Dengan demikian, pendidikan merupakan arena yang tepat untuk
mewujudkan cita-cita dan impian masa depan, sehingga berbagai inovasi pendidikan
yang berkaitan dengan perkembangan kultural dan sosial budaya masyarakat terus
meningkat. Perkembangan teknologi sekarang ini sangatlah cepat dimana teknologi
tersebut dapat mempengaruhi kehidupan manusia baik dari hal kecil hingga hal yang
besar terutama dalam bidang pendidikan strategi adalah rencana atau kebijakan yang
dirancang untuk mencapai suatu tujuan, sehingga keputusan yang dibuat dalam rangka
pengembangan strategi pembelajaran memerlukan pertimbangan-pertimbangan guru
menyangkut fokus kurikulum, pengetahuan dan pengalaman yang akan diberikan
kepada siswa, minat siswa, gaya belajar siswa, dan tingkat perkembangan siswa,
yang secara keseluruhan menyangkut model pembelajaran yang dipilih oleh guru.

REFERENSI

Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in
Social Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's
Nationalism. The Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.

Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical
Thinking Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian
History Learning. PalArch's Journal of Archaeology of
Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.

Anis, M. Z. A., Sriwati, S., & Mardiani, F. (2020). Sisi Abu-Abu


Kausalitas Dan Evaluasinya Dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal
Socius, 9(2), 169-180.

Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif


Pembelajaran Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar
Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan, 5(1), 60-69.

Anda mungkin juga menyukai