Di
Oleh :
Npm :2111090036
BANDA ACEH
2023
DAFTAR ISI
1.2. PERMASALAHAN
Dari latar belakang diatas maka dapat disimpulkan beberapa pokok
permasalahan dalam makalah ini yaitu :
1. Apakah pengertian strategi pembelajaran ?
2. Bagaimana strategi pembelajaran dengan pendekatan CBSA ?
1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengkaji lebih
dalam mengenai bahan ajar. Dengan kajian ini diharapkan mahasiswa
sebagai calon pendidik mampu melakukan pengembangan bahan ajar sesuai
dengan spesifikasi mata pelajaran yang diasuhnya.
1.4. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut
:
1. Bagi guru sebagai sumber informasi tentang efektivitas penggunaan
strategi penyampaian bahan ajar fakta pada pelajaran sejarah.
2. Bagi sekolah sebagai bahan masukan dalam upaya untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didiknya, terutama dalam
pelajaran sejarah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai
bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang
menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu
strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket akan
menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu
pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam
proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar
siswanya mendapat prestasi yang terbaik.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
d. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara serta
tingkat kemampuan masing-masing. Sehingga diperlukan guru untuk mengetahui
bahwa setiap peserta didik mempunyai banyak perbedaan, atau tidak sama antar
satu dengan yang lainnya.
e. Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar serta
penggunaan multimedia. Kemampuan ini akan menimbulkan lingkungan belajar
yang merangsang siswa untuk mencapai tujuan.
3. Dimensi Program
a. Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan,
minat serta kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat penting
diperhatikan guru.
b. Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep maupun
aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar.
c. Program yang fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi, dalam
penentuan media dan strategi belajar mengajar sehingga peserta didik dapat
memahami materi yang dipelajarinya.
4. Dimensi situasi belajar-mengajar
a. Situasi belajar yang di dalamnya terdapat komunikasi yang baik, hangat,
bersahabat, antara guru-siswa maupun antar siswa sendiri dalam proses belajar-
mengajar.
b. Adanya suasana gembira dan gairah pada siswa dalam proses belajar-mengajar.
D. Strategi Pendekatan cara belajar siswa aktif
Strategi yang dapat digunakan guru untuk mencapai tujuan tersebut antara lain :
1. Refleksi
Guru dapat meminta siswa untuk secara berkala merefleksikan hal-hal yang telah
dipelajarinya dalam pembelajaran. Dalam tahap ini guru menjelaskan sedikit
tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk melatih ingatan siswa agar
tidak lupa pada materi yang telah diajarkan . Contohnya: melalui jurnal opinion
paper .
2. Pertanyaan Siswa (Anak didik)
Untuk setiap pokok bahasan atau pertemuan, guru memberi tugas siswa untuk
menuliskan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami, atau hal-
hal yang perlu dibahas bersama guru dan teman-teman siswa lainnya. Pada tahap
ini diharapkan siswa untuk mengingat dan mengembangkan materi yang telah
diajarkan.
3. Rangkuman
Guru dapat membiasakan siswa untuk membuat rangkuman terhadap hasil disuksi
kelompok yang dilakukan dikelas atau sebagai tugas mandiri. Selain itu
rangkuman tersebut juga dapat merupakan tugas untuk mengevaluasi/menilai
sesuatu seperti buku, artikel, majalah dan lain-lain berdasarkan prinsip-prinsip
yang telah dipelajarinya dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa bisa
memiliki gambaran terhadap materi yang diajarkan dan siswa dapat menjelaskan
kembali materi yang telah dijelaskan berdasarkan pemahaman mereka masing-
masing
.4. Pemetaan Kognitif
Pemetaan kognitif adalah alat untuk membuat siswa aktif belajar tentang konsep-
konsep (reposisi) dan skemanya. Pemetaan kognitif juga dapat digunakan untuk
menumbuhkan proses belajar aktif siswa. Untuk dapat merancang kegiatan yang
melibatkan siswa secara aktif dan menantang siswa secara intelektual, diperlukan
guru yang mempunyai kreativitas dan profesionalisme yang tinggi.
Belajar aktif memperkenalkan cara pengelolaan kelas yang beragam tidak hanya
berbentuk kegiatan belajar klasikal saja. Kegiatan belajar klasikal (ceramah)
masih tetap digunakan agar guru dapat memberi penjelasan tentang materi
pelajaran dengan jelas dan baik. Namun kegiatan belajar klasikal bukan
merupakan satu-satunya model pengelolaan kelas. Masih banyak bentuk kegiatan
lainnya seperti belajar kelompok, kegiatan belajar berpasangan, dan kegiatan
belajar perorangan.
Masing-masing bentuk kegiatan mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Guru perlu memilih bentuk kegiatan yang paling tepat berdasarkan tujuan
intruksional kegiatan yang telah ditetapkan. Bentuk kegiatan yang dipilih
hendaknya mampu merangsang siswa untuk aktif secara mental, sekaligus
mencapai tujuan instruksional yang ditetapkan. Belajar aktif mensyaratkan
pemanfaatan sumber belajar yang beraneka ragam secara optimal dalam proses
belajar. Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan tidak hanya terbatas pada
sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah saja, seperti guru, teman,
laboratorium, studio, dan perpustakaan saja. Namun juga pada sumber belajar
yang ada di luar sekolah, seperti komunitas masyarakat, objek/tempat tertentu
media, gejala alam, narasumber setempat seperti pemuka agama dan pemuka adat.
Pemanfaatan sumber belajar yang beranekaragam secara optimal merupakan titik
tolak kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan menantang siswa.
Melalui pendekatan belajar aktif, siswa diharapkan akan mampu mengenal dan
mangembangkan kapasitas belajar dan potensi yang mereka miliki. Di samping itu
siswa secara penuh dan sadar dapat menggunakan potensi sumber belajar yang
terdapat di lingkungan sekitarnya, lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara
sistematis, kritis dan tanggap, sehingga dapat menyelesaikan masalah sehari-hari
melalui penelusuran informasi yang bermakna baginya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Depdiknas. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka