Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PEMBELAJARAN PKN

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF


DALAM MATA PELAJARAN PKN MI

Disusun untuk Melengkapi Tugas Pembelajaran PKN,


Dosen Pengampu: Jaka Siswanta, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Dita Hidayat (115-12-005)


2. Desy Retno Larasati (115-12-007)
3. Nofita Nur Hidayati (115-12-009)
4. Nur Ida Fitriyaningsih (115-12-027)
5. Heri Sulistiowati (115-12-033)

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

2013/2014
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan karunia dan hidayah-
Nya kepada kita semua sehingga sampai detik ini penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada beliau baginda Rasulullah SAW
sebagai suri tauladan bagi kita semua.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pembelajaran Pkn mata kuliah Dosen pengampu
Jaka Siswanta, M.Pd. oleh Mahasiswa STAIN Salatiga Jurusan PGMI angkatan tahun 2012.

Dalam penyusunan makalah ini tidaklah terlepas dari kekurangan dan kesalahan baik dari
bahasa, tulisan/susunan, maupun dari isinya. Oleh karena itu penulis mengaharap kritik dan saran
untuk perbaikan penyusunan yang akan datang agar lebih baik.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat buat kita semua khususnya bagi penulis dan teman-
teman mahasiswa dan umumnya buat pembaca secara umum.

Salatiga, 17 Mei 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan Pembahasan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2

A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran............................................................................ 2

B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran............................................................................ 3

C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembalajaran ...... .............................................. 4

D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran..................................................9

E. Strategi Pembelajaran Aktif Model PAIKEM.........................................................10

F. Prinsip-prinsip dan Indikator Penerapan PAIKEM.................................................12

G. Aplikasi PAIKEM: Melalui Setting Kelas yang Variatif dan Dinamis.....................13

H. Aplikasi Model-model atau Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran PKN...............14

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mengingat bahwa setiap tujuan dan metode pembelajaran berbeda dengan yang
lainnya begitu juga dengan konsep yang menjadi dasar untuk diketahui berkaitan dengan
strategi pembelajaran.
Pada definisi pembelajaran sebagai upaya dalam proses belajar mengajar yang
mengaitkan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa, pengaitan
ini akan membentuk struktur kognitif baru yang lebih mantap yang dapat dipandang
sebagai hasil belajar.
Untuk itu dalam makalah ini akan membahas tentang pengembangan strategi
pembelajaran aktif dalam mata pelajaran PKN MI.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam Makalah ini adalah:
a. Apa Konsep Dasar Strategi Pembelajaran?
b. Apa Jenis-jenis Strategi Pembelajaran?
c. Apa Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembalajaran?
d. Apa Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran?
e. Apa Strategi Pembelajaran Aktif Model PAIKEM?
f. Apa Prinsip-prinsip dan Indikator Penerapan PAIKEM?
g. Bagaimana Aplikasi PAIKEM: Melalui Setting Kelas yang Variatif dan Dinamis?
h. Bagaimana Aplikasi Model-model atau Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran PKN?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun Tujuan Masalah dalam Makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui Konsep Dasar Strategi Pembelajaran
b. Untuk mengetahui Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
c. Untuk mengetahui Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembalajaran
d. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran
e. Untuk mengetahui Strategi Pembelajaran Aktif Model PAIKEM
f. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip dan Indikator Penerapan PAIKEM
g. Untuk mengetahui Aplikasi PAIKEM: Melalui Setting Kelas yang Variatif dan Dinamis
h. Untuk mengetahui Aplikasi Model-model atau Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran PKN

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran


Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan dengan
cara pemgunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Pada saat sekarang ini dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan,
method, or series of activities designed to achieve a particular education goal. Jadi,
strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang dibarisi tentang rangkaian
kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut sanjaya (2007) istilah strategi didalam konteks belajar mengajar, strategi
berarti pola umum perbuatan guru peserta didik didalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar.
Ada beberapa definisi tentang strategi pembelajaran :1[1]
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dick and Carrey (dalam Sanjaya 2007) menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan
prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam
rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian diatas :2[2]
1. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran
2. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu artinya adalah tercapai
kepada suatu tujuan.

1[1] Mochsin, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Amanah Pustaka, 2008. hlm. 8

2[2] Ibid., hlm. 9

2
Menurut Mansur (1991) terdapat empat konsep dasar strategi pembelajaran:
1. Mengidentifikasikan serta menetapkan tingkah laku dari kepribadian anak didik
sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem belajar mengajar yang tepat untuk
mencapai sasaran yang akurat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belaajr mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam
menunaikan kegiatan mengajar.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam melakukan
evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan
balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan.

B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Rubin, seorang pakar yang dirintis sebagian besar bekerja di bidang strategi,
membuat perbedaan antara strategi memberikan kontribusi langsung untuk belajar dan
mereka berkontribusi tidak langsung untuk belajar. Menurut Rubin, ada beberapa jenis
strategi yang digunakan oleh peserta didik yang memberikan kontribusi langsung
maupun tidak langsung untuk belajar bahasa:
1. Cognitive Learning Strategies (Strategi Belajar Kognitif)
Strategi ini merujuk pada langkah-langkah atau operasi yang digunakan dalam
pembelajaran atau pemecahan masalah yang memerlukan analisis langsung,
transformasi, atau sintesis bahan pembelajaran. diidentifikasi 6 strategi utama
belajar kognitif memberikan kontribusi langsung untuk belajar bahasa:
- Klarifikasi/ verifikasi
- Penalaran Induktif/ menebak
- Penalaran deduktif
- Praktek
- Menghafal
- Monitoring

3
2. Metacognitive Learning Strategies (Strategi Belajar Metakognitif)
Strategi ini digunakan untuk mengawasi, mengatur atau bahasa diri langsung
belajar. Dalam strategi ini melibatkan berbagai proses perencanaan, prioritas,
menetapkan tujuan, dan manajemen diri.
3. Communication Strategies (Strategi Komunikasi)
Mereka tidak langsung berhubungan dengan bahasa belajar karena fokus mereka
adalah pada proses yang berpartisipasi dalam percakapan dan mendapatkan arti
seluruh atau mengklarifikasi apa yang dimaksudkan pembicara. Komunikasi strategi
yang digunakan oleh pembicara ketika menghadapi kesulitan karena kenyataan
bahwa komunikasi mereka berakhir berlari lebih cepat dari komunikasi mereka
berarti atau ketika dihadapkan dengan kesalahpahaman oleh pembicara.
4. Social Strategies (Strategi Sosial)
Strategi sosial adalah mereka terlibat dalam kegiatan pembelajar yang mampu
mereka kesempatan untuk menjadi terkena dan praktek pengetahuan mereka. (Rubin
and Wenden 1987:23-27).

C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran

Beberapa pertimbangan yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih strategi
pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti berdasarkan pada
penetapan.
1. Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam
memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir
pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat
terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. Tujuan pembelajaran
adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh
siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran
dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru. Misalnya, seorang
guru Olahraga dan Kesehatan menetapkan tujuan pembelajaran agar siswa dapat
mendemontrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar. Dalam hal ini
metode yang dapat membantu siswa-siswa mencapai tujuan adalah metode ceramah,

4
guru memberi instruksi, petunjuk, aba-aba dan dilaksanakan di lapangan, kemudian
metode demonstrasi, siswa-siswa mendemonstrasikan cara menendang bola dengan
baik dan benar, selanjutnya dapat digunakan metode pembagian tugas, siswa-siswa
kita tugasi, bagaimana menjadi keeper, kapten, gelandang, dan apa tugas mereka,
dan bagaimana mereka dapat bekerjasama dan menendang bola.
Dalam contoh ini, terdapat kemampuan siswa pada tingkat kognitif dan
psikomotorik. Demikian juga diaplikasikan kemampuan Afektif, tentang bagaimana
kemampuan mereka dalam bekerjasama dalam bermain bola dari metode pemberian
tugas yang diberikan guru kepada setiap individu.
Dalam silabus telah dirumuskan indikator hasil belajar atau hasil yang diperoleh
siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. Terdapat empat komponen
pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar yaitu:
 Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran relajar.
 Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat
ditampilkan melalui peformnce siswa.
 Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikan performance
nya
 Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat
dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur; Audience (peserta didik),
Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situasi) dan Degree
(kualitas dan kuantítas hasil belajar).
2. Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik saja
akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental.
Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran kepada
siswa, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan adalah untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran kelak guru tidak
kecewa dengan hasil yang dicapai siswa, untuk mendapat pengetahuan awal siswa
guru dapat melakukan pretes tertulis, tanya jawab di awal pelajaran. Dengan
mengetahui pengetahuan awal siswa, guru dapat menyusun strategi memilih metode
pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.

5
Apa metode yang akan kita pergunakan? Sangat tergantung juga pada pengetahuan
awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal. Pengetahuan awal dapat
berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jika siswa tidak memiliki
prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka kemungkinan besar
mereka belum dapat dipergunakan metode yang bersifat belajar mandiri, hanya
metode yang dapat diterapkan ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan dengan
teman, sumbang saran, pratikum, bermain peran dan lain-lain. Sebaliknya jika siswa
telah memahami prinsip, konsep, dan fakta maka guru dapat mempergunakan
metode diskusi, studi mandiri, studi kasus, dan metode insiden, sifat metode ini
lebih banyak analisis, dan memecah masalah.
3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa.
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga
meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara
terintegritas. Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah, program
studi diatur dalam tiga kelompok. Pertama, program pendidikan umum. Kedua,
program pendidikan akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn, Penjas
dan Kesenian dikelompokkan ke dalam program pendidikan umum. Program
pendidikan akademik bidang studinya berkaitan dengan keterampilan. Karena itu
metode yang digunakan lebih berorientasi pada masing-masing ranah (kognitif,
afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan.
Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant dalam pokok bahasan
tersebut, maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan
mendemostrasikan materi secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan. Dengan
demikian metode yang kita pergunakan tidak terlepas dari bentuk dan muatan materi
dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada siswa. Dalam pengelolaan
pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di antaranya:
a. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dan siswa,
siswa dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses
interaksi memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental
maupun intelektual.

6
b. Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan
siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan
berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya
bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.
c. Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses
pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang
apik dan menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi,
yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan
sumber-sumber belajar yang relevan.
d. Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara
maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara
mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencobaoba,
berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa.
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk
bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjukkan
pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan
demikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai
atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi
kebutuhannya.
4. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran
45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk
di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat
dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video
pembelajaran, film, dan sebagainya.
Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi
Biologi, metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan berarti

7
metode lain tidak kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang waktunya
dialokasi sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan.
Kemudian memungkinkan mempergunakan metode diskusi, karena dari
hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk memecah
masalah/problem yang mereka hadapi.
5. Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan
jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses belajar mengajar efektif,
ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama pengelolaan kelas dan
penyampaian materi.
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai
apabila mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan
bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya pendidikan dan latihan.
Kedua pendapat ini bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita
membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya
sering mutu pendidikan terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia
mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pada sekolah dasar umumnya
mereka menerima siswa maksimal 40 orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30
orang. Kebanyakan ahli pendidikan berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah
dasar dan sekolah lanjutan 24 orang
Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah lebih
efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak
kelemahan dibandingkan metode lainnya, terutama dalam pengukuran keberhasilan
siswa. Disamping metode ceramah guru dapat melaksanakan tanya jawab, dan
diskusi. Kelas yang kecil dapat diterapkan metode tutorial karena pemberian umpan
balik dapat cepat dilakukan, dan perhatian terhadap kebutuhan individual lebih
dapat dipenuhi.
6. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan
”Pengalaman adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga pendidikan, kriteria
guru berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun, maka
sekarang bagi calon kepala sekolah boleh mengajukan permohonan menjadi kepala
sekolah bila telah mengajar minimal 5 tahun. Dengan demikian guru harus
memahami seluk-beluk persekolahan. Strata pendidikan bukan menjadi jaminan

8
utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi pengalaman yang menentukan,
umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah, memilih metode
yang tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa,
mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar. Jabatan guru adalah jabatan
profesi, membutuhkan pengalaman yang panjang sehingga kelak menjadi
profesional, akan tetapi profesional guru belum terakui seperti profesional lainnya
terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize). Sementara guru diminta
memiliki pengetahuan menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill)
pelayanan (service) tanggung jawab (responsbility)dan persatuan (unity) (Glend
Langford, 1978).
Disamping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan merupakan
syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus berhadapan dan
mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan sosial, guru merupakan
sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anakanak didiknya. Kewibawaan ada
pada orang dewasa, ia tumbuh berkembang mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga
dan dirawat, kewibawaan mudah luntur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada
diri sendiri masing-masing. Jabatan guru adalah jabatan profesi terhomat, tempat
orang-orang bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan
sebagainya, ia mengayomi semua lapisan masyarakat.

D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran perlu bervariasi dan sesuai dengan kompetensi dan hasil
belajar yang akan dicapai serta materi pembelajaran. Sesuai dengan tuntutan kehidupan
masyarakat saat ini hendaknya strategi tidak hanya berguna dalam pencapaian tujuan
pembelajaran saja, tetapi juga memiliki dampak pengiring dalam pertumbuhan
kepribadian individu, sesuai dengan tuntutan pembentukan kompetensi. Untuk itu perlu
digunakan strategi yang sesuai dengan konteks kehidupan nyata, eksplorasi dan
menggunakan pengetahuan yang ada dalam konteks yang baru.

Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum strategi
pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk
mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan masing-
masing.

9
Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran
sebagaimana diungkapkan Wina Sanjaya sebagai berikut:
a. Berorientasi pada Tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala
aktivitas pembelajaran, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
b. Aktivitas
Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas peserta didik. Aktivitas
tidak dimaksudkan terbatas pada akivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang
bersifat psikis seperti aktivitas mental.
c. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik. meskipun
mengajar pada sekelompok peserta didik, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai
oleh pendidik adalah perubahan perilaku setiap peserta didik.
d. Integritas
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi
juga meliputi pengembangan aspek afektif dan psikomotor. Sehingga, strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik
secara terintegrasi.

E. Strategi Pembelajaran Aktif Model PAIKEM


Pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan
dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara
guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk pemanfaatan
lingkungan), supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
Pendekatan PAIKEM sebagai sebuah strategi pembelajaran, memiliki 5 kriteria yang
bisa dipaparkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran Aktif
Baik Pendekatan Cara belajar siswa aktif (CBSA) maupun pendekatan Keterampilan
Proses (PKP), sangat mengutamakan tingkat keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Suasana pembelajaran aktif dapat memberikan atmosfer berbeda di
dalam ruang kelas. Sementara itu pembelajaran yang pasif dapat menimbulkan suasana

10
pembelajaran yang monotan dan menjemukan, karena satu-satunya sumberasan.
pengetahuan dikelas adalah guru.
Hal yang paling utama yang menjadi keaktifan siswa di dalam kelas adalah munculnya
rasa ingin tahu, ketertarikan dan minat siswa terhadap hal yang sedang dipelajari. Untuk
itu, melalui berbagi teknik dan metode, guru harus berusaha sebisa mungkin untuk
menciptakan suasana sedemikian rupa guna memicu rasa kepenasaran siswa aktif
bertanya, mempertanyakan mengemukakan gagasan.
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran menyenangkanyang
bisa membuat siswa terbebas dari kejenuhan-kejenuhan pembelajaran. Model
pembelajaran inovatif ini tentunya berbed jauh dari model pembelajaran konvensional
yang memang sudah menjadi kebiasaan dalam pembelajaran. Guru mencoba untuk
menanamkan pemikiran "Learning is fun" kepada semua peserta didiknya yang
merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas,
perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan
pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik pengembangan
kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat kerajinan tangan,
mempraktekkan kesenian dll) maupun pengembangan kemampuan berpikir kreatif.
Pengembangan kemampuan berpikir kreatif haruslah seimbang dengan kemampuan
berpikir rasional logis.
Kreatifitas merupakan tahap paling tinggi dalam pengembangan kemampuan belajar
seseorang. Untuk menumbuhkan kreatifitas cukup sulit dilakukan, jika dalam proses
yang berlangsung tidak memberikan keaktifan bagi siswa.
Bagi siswa, pengembangan kemampuan berpikir kretaif melalui pembelajaran kreatif,
akan menjadi bekal yang sangat berharga untuk menghadapi tantangan dan
permasalahan di masa depan, yang tentunya akan berubah seiring perubahan zaman dan
peradaban.
4. Pembelajaran Efektif
Aspek efektifitas pembelajaran merupakan kriteria penting dalam setiap pembelajaran.
Suatu pembelajaran disebut efektif manakala pembelajaran tersebut telah mencapai
tujuan pendidikan. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mendidik, yang

11
secara serentak dapat memenuhi dua sisi penting dari tujuan pendidikan disekolah,
yakni:
1. Memiliki atau menguasai ilmu pengetahuan, teknolog, dan seni (IPTEKS);
2. Membangun diri pribadi sebagai pemanggung eksistensi manusia.

5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajran yang didesain sedemikian rupa
sehingga memberikan susana penuh keceriaan, menyenangkan, dan yang paling utama,
tidak membosankan, peserta didik. Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa
lebih terfokus pada kegiatan belajar-mengajar dikelasnya, sehingga curah perhatiannya
akan lebih tinggi. Tingginya tingkat curah perhatian tersebut, akan meningkatkan hasil
belajar.
Kesenangan belajar bukan hanya karena lingkungan belajar yang menggairahkan, tetapi
juga karena terpenuhinya hasrat ingin tahu (need achievement) peserta didik.
Pembelajaran menyenangkan memerlukan dukungan pengelolaan kelas serta
penggunaan media pembelajaran alat bantu dan atau sumber belajar yang tepat.
Pembelajaran yang menyenangkan dapat juga tercipta karena proses pembelajaran
disesuaikan dengan karekteristik murid (seperti: kongkrit, holistik, manipulatif, dll),
dengan menerapkan pendekatan CBSA dan atau pendekatan keterampilan proses.

F. Prinsip-prinsip dan Indikator Penerapan PAIKEM


Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika pendidik menerapkan PAIKEM
adalah:
1. Memahami sifat peserta didik
2. Mengenal peserta didik secara perseorangan
3. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan
masalah
5. Menciptakan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar
7. Membarikan umpan balikyang baik untuk meningkatkan kegiatan
8. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental
Kriteria ada tidaknya PAIKEM dapat dilihat pada beberapa indikator berikut:
1. Pekerjaan peserta didik.

12
2. Kegiatan peserta didik.
3. Ruang kelas.
4. Penataan meja kursi.
5. Suasana bebas.
6. Umpan balik guru.
7. Sudut baca.
8. Lingkungan sekitar.

G. Aplikasi PAIKEM: Melalui Setting Kelas yang Variatif dan Dinamis

Dalam rangka mewujudkan suasana pembelajaran yang berpusat pada anak ( learning
aktif ), maka pengaturan ruang kelas merupakan tahap yang penting. Karena itu, kursi,
meja danruang belajar perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan
pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik. Menurut Ismail SM ( 2008:57),
ada beberapa hal yang memungkinkan hal-hal tersebut diatas, yaitu :
1. Aksebilitas : peserta didik mudah menjangkau sumber belajar yang tersedia.
2. Mobilitas : Memudahkan peserta didik ke bagaian lain dalam kelas.
3. Interaksi : memudahkan interaksi antara guru dan
peserta didik maupun antar peserta didik.
4. Variasi kerja peserta didik :
memungkinkan peserta didik bekerjasama secara perorangan, berpasangan,
atau berkelompok
Martadi (2009) menambahkan, beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penataan kelas,
(1)Ukuran & bentuk kelas.
(2)Jumlah siswa di kelas.
(3)Pola pengelompokan siswa.
(4)Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai,
pria dan wanita).
(5)Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang,
(6) Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua siswa.
(7)Materi pelajaran dan perlengkapan murid harus mudah di akses.
(8).Pastikan murid dengan mudah dapat melihat semua presentasi kelas.

13
Contoh aplikasi setting kelas:
1. Model gaya auditorium (klasikal)
2. Model gaya klaster (kelompok)
3. Gaya tatap muka (face to face)
4. Setting kelas untuk kelompok
5. Setting kelas yang mendorong siswa aktif.
6. Pola duduk harus memungkinkan interaksi secara maksimal
7. Pola duduk harus memudahkan aktivitas anak
8. Sesekali ajak belajar di luar kelas
9. Manfaatkan lingkungan sebagai media belajar
10. Belajar secara langsung membuat belajar lebih bermakna
11. Ruang kelas harus menjadi pusat aktivitas anak
12. Ciptakan ruang yang membuat anak belajar aktif

H. Aplikasi Model-model/Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran PKN

Model Pembelajaran merupakan contoh pola atau struktur pembelajaran


siswa yang didesain, diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran adalah contoh bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian
kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam PAIKEM yaitu
dengan cara model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model
pembelajaran inkuiri/penemuan, dan model pembelajaran berbasis masalah.
1. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan
pada penguasaan konsep dan perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan
deduktif dengan ciri-ciri yaitu transformasi dan keterampilan secara langsung,
pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu, materi pembelajaran yang telah
terstruktur, lingkungan belajar yang telah terstruktur. Pemikiran mendasar dari

14
model pembelajaran langsung yakni siswa belajar dengan mengamati secara
selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya.
Menurut Slavin (dalam Mohammad Jauhar, 2011: 48) mengemukakan
bahwa ada tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai
berikut.
a. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Pada
tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa ang
diharapkan.
b. Mereview pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Pada tahap ini, guru
mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang
telah dikuasai siswa.
c. Menyampaikan materi pelajaran. Pada tahap ini, guru menyampaikan materi,
menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemonstrasikan konsep dan
sebagainya.
d. Melaksanakan bimbingan dengan mengajukan pertanyan-pertanyaan untuk menilai
tingkat pemahaman siswa dan mengoreks kesalahan konsep.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
f. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik
g. Memberikan latihan mandiri. Pada tahap ini, guru emberika tugas mandiri kepada
siswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari.
Beberapa situasi yang dapat digunakan untuk menerapkan model
pembelajaran ini yaitu ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan
suatu topik, ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk
memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau individu
dan ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada
siswa atau guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat
pada siswa.
Adapun yang menjadi kelebihan model pembelajaran langsung antara lain
yaitu guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa
sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai siswa,
dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil, dapat
digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan, secara umum.
Ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan

15
yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa pemalu, tidak percaya
diri dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup, tidak merasa dipaksa dan
dipermalukan.
Sedangkan yang menjadi kelemahan dalam model pembelajaran ini adalah
sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat
pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar serta ketertarikan siswa.jika terlalu
sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya
bahwa guru akan memberitahukan kepada mereka tentang semua yang perlu mereka
ketahui. Hal ini akan menyebabkan hilangnya rasa tanggung jawab pada
pembelajaran mereka sendiri. Karena model pembelajaran langsung melibatkan
banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai
pemahaman siswa. Hal ini dapat menimbulkan siswa menjadi kurang paham atau
salah paham.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paha konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda-beda. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan
situasi di mana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya
tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim (dalam Mohammad
Jauhar, 2011: 55) yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan
individu dan pengembanga keterampilan sosial.
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupan
siswa yang bermakna baginya, peran guru di sini adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Kelebihan
metode ini adalah siswa dilibatkan pada kegiatan belajar mengajar sehingga
pengetahuannya dapat diserap dengan baik, melatih siswa bekerja sama dengan
siswa lain, dapat memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber. Sedangkan yang
menjadi kelemahan dari metode pembelajaran ini yaitu bagi siswa yang malas maka
tujuan dari metode ini tidak dapat tercapai, membutuhkan banyak waktu dan dana,
tidak semua pelajaran dapat diterapkan menggunakan metode ini.

16
BAB III

PENUTUP

Alhamdulillahirabbil’alamin
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya tulisan,
kurangnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberi kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan makalah-makalah di kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://aguspurwantoko.wordpress.com/2010/03/30/penerapan-learning-aktif-melalui-setting-kelas-yang-
variatif-dinamis-dan-inovatif/

http://dinady10.blogspot.com/2012/09/konsep-dasar-strategi-pembelajaran.html

http://edhakidam.blogspot.com/2012/11/konsep-dasae-strategi-pembelajaran.html

http://erickyonanda.wordpress.com/2013/01/21/pemilihan-strategi-pembelajaran/

http://hestunodya.blogspot.com/2014/01/jenis-jenis-strategi-pembelajaran.html

http://liliezsticcerzgurujugapunyacitacita.blogspot.com/2013/09/paikem-pembelajaran-aktif-inovatif.html

18

Anda mungkin juga menyukai