Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Tematik
Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan masalah yang sederhana ini. Tak lupa kirimkan
shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Saw., yang menjadi suri teladan bagi
umat manusia.
Ucapan terimakasih juga kami tuturkan kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses penulisan makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini
berjudul “ Strategi Pembelajaran Tematik” yang kami buat dalam bentuk yang sederhana dan
ringkas dengan harapan semoga para pembaca mudah memahami isi makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat memiliki banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharap kritik dan saran dari para pembaca sehingga dalam penulisan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C. Tujuan Masalah..................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Strategi Pembelajaran Tematik........................................................................................6
1. Hakikat Strategi Pembelajaran Tematik.........................................................................6
1.1 Pengertian Strategi Pembelajaran................................................................................6
1.2 Pengertian Pembelajaran Tematik................................................................................7
1.3 Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran Tematik........................................................13
1.4 Karakteristik Strategi Pembelajaran Tematik..........................................................16
B. Rancangan Strategi Pembelajaran Tematik..................................................................17
a. Komponen utama pertama: Waktu................................................................................17
b. Komponen utama Kedua: Urutan Kegiatan Pembelajaran.........................................18
c. Kompenen utama ketiga : Metode Pembelajaran.........................................................19
d. Komponen utama keempat : Media/ Bahan Pembelajaran.........................................19
BAB III PENUTUP......................................................................................................................22
A. Kesimpulan........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era sekarang ini, masalah pendidikan merupakan hal yang sangat penting.
Abad yang akan datang merupakan tantangan bagi generasi mendatang. Terutama bagi
bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional dan sumber daya manusia yang
berkualitas serta mampu bersaing dengan negara lain. Fungsi pendidikan nasional
adalah mengembangkan kemampuan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
membentuk watak bangsa dan harkat dan martabat bangsa, serta bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik serta menyadarkan dan beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan seorang pendidik yang
berkualitas agar model pembelajaran yang diajarkan selama proses belajar mengajar
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar diperlukan
tenaga pendidik yang berkualitas dan mampu membimbing peserta didik menjadi
generasi yang kita inginkan sesuai dengan tujuan dan cita-cita negara. Untuk itu, guru
tidak hanya harus menyampaikan tema, tetapi juga harus pandai menciptakan suasana
belajar yang baik, serta mempertimbangkan mengadopsi metode dan strategi yang
sesuai dengan tema dalam mengajar, dan juga sesuai dengan situasi siswa. Kehadiran
guru dan siswa merupakan dua faktor yang sangat penting dan keduanya saling
berkaitan. Kegiatan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kegiatan mengajar guru,
karena guru tetap memegang peranan penting dalam menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Bagaimana membangkitkan
semangat dan inisiatif siswa agar siswa dapat belajar secara efektif merupakan salah
satu masalah yang dihadapi guru dalam menyelenggarakan mata kuliah. Karena
keberhasilan mengajar sangat dipengaruhi oleh kegiatan belajar siswa. Salah satu cara
untuk menciptakan kegiatan belajar bagi siswa adalah dengan mengubah kegiatan
belajar yang monoton. Berdasarkan uraian di atas, dalam pembahasan ini akan dibahas
pentingnya strategi dan prosedur pembelajaran topik untuk pembelajaran topik yang
dirancang dengan baik dari berbagai sumber.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diata, maka rumusan masalah yang kami bahas adalah
sebagai berikut:
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah yang kami bahas adalah
sebagai berikut:
PEMBAHASAN
1
Abd Kadir, Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik ( Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2014),
118.
2
Rushman, Pembelajaran Tematik Terpadu (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2015), 185-186.
b. Menurut Dick & Carey, strategi pembelajaran adalah seperangkat bahan dan
prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk mencapai
hasil belajar siswa.
c. Menurut Moejiono, strategi pembelajaran adalah kegiatan guru memikirkan
dan mengupayakan keterpaduan di antara berbagai komponen yang membentuk
sistem pembelajaran, untuk itu guru menggunakan strategi-strategi tertentu. d.
Menurut JR David, strategi pembelajaran adalah rencana yang terdiri dari
rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari
beberapa sudut pandang disimpulkan bahwa strategi adalah suatu teknik yang
dirancang guru untuk membantu siswa menggunakan baik metode, pendekatan
maupun sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tercapai hasil
belajar siswa yang efektif dan efisien.
a. Hakikat pembelajaran
Hakikat Pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran, dan
istilah-istilah belajar mengajar yang dapat kita perdebatkan, atau kita abaikan
saja yang penting makna dari ketiganya. Pembelajaran adalah suatu upaya yang
dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang
belajar. Pada pendidikan formal ( sekolah), pembelajaran merupakan tugas
yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga professional
yang dipersiapkan untuk itu. Pembelajaran disekolah semakin berkembang dari
pengajaran yang bersifat tradisional sampai dengan system modern. Kegiatan
pembelajaran bukan lagi sekadar kegiatan kegiatan mengajar yang
mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekadar menyiapkan pengajaran dan
melaksanakan prosedur mengajar dalam pembelajaran tatap muka. Akan tetapi,
kegiatan pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola
pembelajaran yang bervariasi.3
3
Toto Ruhimat dkk, Kurikulum & Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2011),
128.
b. Pembelajaran tematik
Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan bebarapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan
pokok yang menjadi pokok pembicaraan.4 Kata tematik disamakan dengan
terpadu yang mana para siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan mereka
dalam
berbagai mata pelajaran yang berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari
lingkungan mereka yang mana keterampilan pengetahuan dikembangkan dan
diterapkan dilebih dari satu wilayah studi.5
Menurut Depdiknas (2006:5) pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan
model kurikulum terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada
peserta didik.6 Menurut Hadi Subroto bahwa pembelajaran terpadu adalah
pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu
yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan
konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu
bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka
pembelajaran menjadi lebih bermakna.7 Menurut Majid yang dikutip oleh
Sa’dun Akbar dan Iffah Qurotul A’yun dkk menyatakan bahwa pembelajaran
tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
4
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu (Bandung,: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 80.
5
Tianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak
Usia Awal (Jakarta: Kencana Pranada Media Group ), 147.
6
7
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Terpadu, 82.
menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata
disekeliling siswa dan dalam rentang kemampuan, serta perkembangan anak.8
Menurut Sri Anitah yang dikutip oleh Trianto dalam bukunya mengembangkan
model pembelajaran tematik menyatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai
suatu konsep yang menggunakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan
konsep-konsep secara terkoneksi baik secara inter maupun antar mata
pelajaran. Terjalinnya hubungan antar setiap konsep secara terpadu, akan
memasilitasi siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan
mendorong siswa untuk memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman-pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
pengalaman-pengalaman nyata. Dengan demikian sangat dimungkinkan hasil
belajar yang diperoleh siswa akan lebih bermakna dibandingkan jika hanya
dengan cara drill merespon tanda-tanda atau signal dari guru yang diberikan
secara terpisah-pisah.9 Kesimpulan dari pendapat tersebut bahwa pembelajaran
tematik adalah suatu pendekatan dalam suatu kegiatan embelajaran yang
diawali dengan satu pokok bahasan dikaitkan dengan pokok bahasan yang lain
dalam satu mata pelajaran maupun antar mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.Pembelajaran terpadu
memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan
yang mendasarinya, antara lain sebagai berikut:10
a. Dunia anak adalah dunia nyata tingkat perkembangan mental anak selalu
dimulai dengan tahap berpikir nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka
8
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik (Jakarta: Diva Press, 2013), 106.
9
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya,
2009), 81.
10
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Terpadu, 59-61.
tidak melihat mata pelajaran itu sendiri, mereka melihat objek atau peristiwa
yang didalamnya memuat sejumlah konsep / materi beberapa mata pelajaran.
b. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa / objek
lebih terorganisir.
c. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu objek sangat
tergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak sebelumnya.
d. Pembelajaran akan lebih bermakna pembelajaran akan lebih bermakna kalau
pelajaran yang sudah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan untuk mempelajari
materi berikutnya. Pembelajaran terpadu sangat berpeluang untuk
memanfaatkan pengetahuan sebelumnya.
e. Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
pembelajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga
ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan
itu meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
f. Memperkuat kemampuan yang diperoleh kemampuan yang diperoleh dari
satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari
mata pelajaran lain.
g. Efisiensi waktu
Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar.
Tidak hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep-
konsep
yang akan diajarkan.
b. Tahap pelaksanaan
1) Pengelolaan kelas, dimana kelas dibagi dalam beberapa kelompok
a) Kegiatan proses
b) Kegiatan pencacatan data
c) Diskusi
2) Evaluasi
a) Evaluasi proses
(1) Ketepatan hasil pengamatan
(2) Ketepatan penyusunan alat dan bahan
(3) Ketepatan menganalisis data
b) Evaluasi hasil adalah penguasaan konsep-konsep sesuai indicator yang telah
ditetapkan.
c) Evaluasi psikomotorik adalah penguasaan penggunaan alat ukur.
13
Sa’dun dan Iffah Qurrotul A’yun dkk, Implementasi pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), 17-18.
b) Psikologi belajar yaitu untuk menentukan bagaimana isi atau materi
pembelajaran disampaikan kepada siswa dan bagaimana siswa harus
mempelajarinya.
3) Landasan Yuridis merupakan kebijakan atau peraturan terkaitdengan
pelaksanaan pembelajaran tematik disekolah dasar terdiri atas:
a) UU No. 23 tahun 2012 tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa
setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan kepribadian dan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan
bakatnya (pasal 9).
b) UU No. Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional menyatakan bahwa
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya (bab V pasal 1b).
14
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 59.
Banyak hal yang perlu dilakukan oleh seorang anak didik dalam belajar, baik
kegiatan bersifat fisik dan psikis atau kolaborasi keduanya. Tujuannya adalah
mendorong terjadinya aktifitas anak didik yang secara langsung dapat diamati
itu adalah aktifitas fisik, karena hal demikian lebih mudah diukur. Walaupun
demikian, sebenarnya aktifitas psikis kadang-kadang termanifestasi dalam
kegiatan fisik.
c. Individualitas
Kegiatan guru dalam kelas adalah mengajar sedangkan mengajar adalah usaha
mengembangkan setiap individu anak didik agar secara fisik maupun psikis
terus berkembang mancapai kesempurnaannya. Maka usaha-usaha
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru pada dasarnya adalah
berorientasi pada perkembangan fisik maupun psikis anak didik secara optimal.
Demikian dalam pemilihan strategi pembelajaran tematik harus secara
mengarah tercapainya perkembangan anak didik.
d. Integritas
Aspek kepripadian anak didik terdiri dari aspek jasmani dan aspek rohani.
Semua aspek yang terdapat dalam pribadi anak haruslah dikembangkan secara
terpadu untuk memperoleh hasil keharmonian perkembangan fisik dan psikis.
Pengembangan salah satu aspek saja dari dua aspek kepribadian itu menyalahi
kodrat kepribadiaanya karena ia berkembang kearah yang tidak seimbang.
e. Interaktif
Belajar dan pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara guru, anak
didik dan lingkungannya, baik yang bersifat material maupun social. Dalam
interaksinya ini anak didik memperoleh berbagai informasi, pengetahuan dan
pengalaman, baik melalui pancainderanya maupun melalui proses merenung
dan berfikir. Namun yang jelas bahwa tanpa interaksi dengan apapun maupun
dengan siapa pun maka tidak terjadi belajar dan pembelajaran.
f. Inspiratif
Dalam belajar maupun pembelajaran dimungkinkan terjadinya inspirasi. Proses
pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan anak
didik mendapatkan wawasan baru melalui kerja kreatif dan imajinasinya.
Ketika anak didik berhubungan dengan berbagai pihak termasuk
lingkungannya, maka terjadi perubahan pengetahuan dan pengalamannya,
sehingga kemampuan kreatifnya maupun kemampuan imajinasinya bisa
mendapatkan inspirasi baru. Oleh karena itu, strategi seorang harus mampu
mengembangkan atau paling tidak memilih salah satu strategi yang mampu
mengembangkan inspirasi anak didik.
g. Menyenangkan
Proses belajar dan pembelajaran bukanlah proses penjinakan, melalui proses
mengembangkan kreatifitasnya anak didik. Hal demikian halnya bisa dicapai
bilamana anak didik terbebas dari berbagai beban secara fisik maupun psikis.
Beban disini adalah sesuatu yang menekan anak didik sehingga ia merasa
terpaksa untuk menanggungnya. Tetapi sesuatu yang menurut ukuran seorang
berat, tetapi memberikan kesenangan bagi anak didik termasuk beban yang
memaksa.
h. Menantang
Proses belajar dan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai
tujuan dan hasil tertentu. Tujuan dan hasil belajar dan pembelajaran akan
semakin optimal dan maksimal bilamana memberikan tantangan untuk
mengeksplorasi kemampuan anak didik, dan bukan merupakan ulangan atau
sekadar memorizing terhadap pengetahuan dan pengalaman yang sudah
dimiliki anak. Tetapi bilamana proses belajar dan pembelajaran menantang
anak didik untuk mengembangkan kemampuan fisik maupun psikis anak didik.
i. Memberikan motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan anak didik
untuk bertindak atau melakukan sesuatu, karena adanya kebutuhan anak didik
terhadap sesuatu itu. Belajar dan pembelajaran seharusnya selalu berorientasi
kepada sesuatu yang dibutuhkan oleh anak didik, kebutuhan anak didik
meningkat maka motivasinya turut meningkat. Dengan motivasi yang tinggi
memungkinkan tercapainya hasil belajar yang maksimal.Motivasi juga dapat
dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia
tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan
tidak suka itu.15
15
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada,
2011), 75.
16
Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik (Bandung: Alfabeta, 2014), 92.
e. Fleksibel artinya tidak mengikuti pola bahasan yang ada pada struktur mata
pelajaran, penggunaan tema yang bervariasi dan dalam pemilihan dan
penggunaan media dan metode pembelajaran.
f. Hasil belajar dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak karena
pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa.
Komponen keempat dalam strategi pembelajaran adalah waktu, jumlah waktu dalam
menit yang dibutuhkan oleh pengajar untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan
kegiatan pembelajaran. Jumlah waktu yang digunakan untuk mengajar, terbatas kepada
waktu yang digunakan pengajar dalam pertemuan dengan siswa. Waktu untuk siswa
adalah jumlah waktu yang digunakan dalam pertemuan dengan pengajar ditambah
dengan waktu yang digunakan untuk mengerjakan tugas yang sehubungan dengan mata
pelajaran di luar pertemuan dengan pengajar. Menghtung jumlah waktu yang digunakan
oleh pengajar penting artinya bagi pengajar sendiri dalam mengelola kegiatan
pembelajaran. Ia harus dapat membagi waktu untuk setiap langkah dalam pendahuluan,
penyajian, dan penutup. Bagi setiap pengelola pendidikan, penghitungan jumlah waktu
dapat menyeimbangkan antara bongkahan materi /bahanpengajaran dengan waktu yang
akan dipergunakan, agar dapat mengatur jadwal waktu pertemuan dan menentukan bobot
17
http://yogiardiani.wordpress.com/2011/11/23/strategi-media-dan-evaluasi-pembelajaran-
tematik/
dan jangka waktu program secara keseluruhan. Bagi siswa dapat menjadi petunjuk dalam
mengelola waktu belajarnya, demikian pula pada pengajar dapat menjadi petunjuk dalam
mengelola waktu mengajarnya.
Urutan kegiatan pembelajaran terdiri atas komponen pendahuluan, inti dan penutup.
Setiap sub komponen tersebut terdiri atas beberapa langkah sebagai mana diuraikan pada
tahap pelaksanaan pembelajaran tematik di atas. Subkomponen dari masing-masing
urutan komponen kegiatan pembelajaran bersifat fleksibel pada setiap tema yang
disajikan dalam pembelajaran tematik. Sub komponen ini tergantung pada waktu, kondisi
kelas dan lingkungan kelas, tema dan tujuan yang akan disajikan dalam kegiatan
pembelajaran tematik.
Sub komponen dari komponen pendahuluan secara umum tergambar dalam
tiga langkah, yakni:
Penjelasan singkat tentang isi pelajaran dengan maksud siswa mendapat
gambaran secara global tentang isi pelajaran yang akan dielajarinya,
Penjelasan revaansi isi pelajaran baru dengan pengetahuan, keterampilan, atau
sikap yang telah dikuasainya atau relevansinya dengan pengalaman dan
pekerjaan anak sehari-hari tentang tema yang disajikan, dan Penjelasan
tentang tujuan pembelajaran
Sub komponen penyajian secara umum di dalamnya terdiri dari tiga
pengertian pokok, yaitu: penyajian uraian, pemberian contoh, dan pemberian
latihan. Ketiga subkomponen ini, bentuk penyajiannya didasarkan pada tema
dan pengalaman sehari-hari siswa.
Sub komponen penutup adala sub komponen terakhir dalam urutan kegiatan
pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan dengan langkah menyimpulkan, tes
format (lisan atau tulisan) dan umpan balik, serta tindak lanjut.
Salah satu komponen utama pada strategi pembelajaran di lur urutan kegiatan
pembelajaran adalah metode pembelajaran. Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara
dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan) isi pelajaran
kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk merancang strategi pembelajaran
tematik, pengembang harus memilih metode yang sesuai untuk setiap tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, karena tidak semua metode pembelajaran sesuai untuk
digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu, sesuai untuk semua tingkatan
kelas (terutama di kelas awal sekkolah dasar), sesuai untuk semua tema yang disajikan
dalam pembelajaran tematik, antara lain ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan,
simulasi, bermain peran, dan sebagainya.
Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim
kepada penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan itu dapat berbentu orang atau
lembaga, sedangkan media tersebut dapat berupa alat-alat elektonik, gambar, buku, benda
nyata, dan sebagainya. Media yang digunakan dalam pembelajaran dapat beraneka
ragam. Pengembangan pembelajaran dapat memilih salah satu atau beberapa dintaranya
untuk digunakan dalam menyusun strategi pembelajarannya. Dalam proses pemilihan
media pembelajaran, pengembangan dapat mengidentifikasi beberapa media yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, mempertimbangkan biaya yang diperlukan dalam
pengadaan media, kesesuaian dengan metode pembelajaran, kesesuaian dengan karakter
siswa, pertimbangan praktis, dan ketersediaan media tersebut di pasaran.
1) Tampak baik dalam perencanaan tetapi tidak berhasil diproduksi, karena terlalu
mahal, atau sulit diperoleh dan bahan bakunya.
3) Tidak maksimal atau kurang digunakan, karena tidak sesuai dengan karakter siswa,
tidak praktis unuk digunakan, atau tidak sesuai dengan tujuan dan metode pembelajaran.
1) Waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah
dalam kegiatan pembelajaran.
18
Trianto. 2012. Mengembangkan Model PembelajaranTematik, Eds. 3. Prestasi Pustaka, h.183
Waktu Urutan Kegiatan Pembelajaran Metode Media/Bahan
PENDAHULUAN1. Doa
2. Pemanasan
3. TPK
PENYAJIAN/INTI1. Uraian
2. Contoh
3. latihan
PENUTUP 1. menyimpulkan
2. tes formatif dan
umpan balik
3. tindak lanjut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Karli, Hilda. 2009. Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Fragmented di Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Penabur- No 13/tahun ke-8/ Desember 2009
Mappasoro S., Drs., M.Ed., 2008 Pembelajaran Tematik (Modul Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru Rayon 24). Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Abd Kadir, Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik ( Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2014),
118.
Rushman, Pembelajaran Tematik Terpadu (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2015), 185-186.
Toto Ruhimat dkk, Kurikulum & Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2011), 128.
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu (Bandung,: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 80.
Tianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak
Usia Awal (Jakarta: Kencana Pranada Media Group ), 147.
Lif Khoiru ahamadi dan Sofan amri, Pengembangan & Model Pembelajran Tematik Integratif
(Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2014), 224.
Sa’dun dan Iffah Qurrotul A’yun dkk, Implementasi pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), 17-18.
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2011),
75.
http://yogiardiani.wordpress.com/2011/11/23/strategi-media-dan-evaluasi-pembelajaran-tematik/