Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Isu-isu perubahan kurikulum ( KTSP, Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka )


Dosen Pengampu : Ade Irma, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Erico Alfayed (12110610926)

Lista Ramadeli (12110621680)

Rona Asrita (12110621264)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas izin-Nya penulisan
makalah dengan judul “Isu-isu perubahan kurikulum ( Kurikulum KTSP,kurikulum
2013 dan kurikulum merdeka“ dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai perubahan kurikulum yang ada diindonesia.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya kritik
dan saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dengan mudah bagi orang
yang membacanya. Penulis berharap semoga makalah ini memberi manfaat bagi
semua pembaca.

Pekanbaru, 07 Maret 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
A. Latar Belakang ................................................................................................. 2
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
A. Kurikulum Ktsp ............................................................................................... 4
B. Kurikulum 2013 ............................................................................................... 5
C. Kurikulum Merdeka ......................................................................................... 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuatu yang tidak asing lagi di Indonesia yang sudah beberapa kali
diadakannya sebuah perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya
sudah tentu untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan
zaman. Perubahan kurikulum juga didasari pada kesadaran bahwa
perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat
berbangsa maupun bernegara, di Indonesia juga tidak terlepas dari pengaruh
perubahan global, maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
beserta dengan seni dan budaya. Perubahan yang dilakukan ini menuntut
sebuah perbaikan dari sistem pendidikan nasional, yang termasuk dalam
penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan ataupun perkembangan
zaman.

Perubahan kurikulum selain untuk menjawab tantangan zaman yang


terus berubah ubah dan agar peserta didik mampu bersaing di masa yang
akan datang, alasan lain dilakukannya sebuah perubahan ini karena
kurikulum yang sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik dengan
banyaknya materi pelajaran yang harus dipelajari sehingga mengakibatkan
peserta didik merasa terbebani dengan itu.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah mengenai apa saja isu-
isu actual tentang KTSP, Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka dalam
pendidikan di indonesia

2
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja
isu-isu actual tentang KTSP, Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
dalam pendidikan di indonesia

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kurikulum KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yaitu kurikulum yang
memberi keleluasaan dan kewenangan kepada sekolah untuk menyusun dan
menjalankan kurikulumnya sendiri dengan memperhatikan potensi sekolah
dan budayanya. Kurikulum ini merupakan hasil kerja dari guru-guru di
sekolah berdasarkan standar isi dan standar kompetensi yang telah
ditetapkan oleh BSNP.

Kebijakan diberlakukanya KTSP bukan hanya wacana dan barang


kosong Niat pemerintah memberikan otonomi dan kebebasan kepada
sekolah tetapi merupakan langkah maju dan peluang besar untuk kemajuan
pendidikan di Indonesia dengan lebih cepat. Namun, hindari kebijak yang
hanya setengah hati. Kebijakan yang dijalankan harus dapa dipastikan dapat
berhasil dengan baik. Keberhasilan dalam pelaksanaa kebijakan tersebut
sangat tergantung dari kesungguhan dari para guru kepala sekolah,
pengawas sekolah, dan birokrasi pendidikan serta seluruh stakeholder yang
terkait dengan pelaksanaan KTSP Dalam pelaksanaannya, perlu pembinaan,
kontrol dan supervisi dari pemerintah sebagai bentuk evaluasi program yang
dilakukan secara obyektif dan jujur agar menghasilkan informasi yang
obyektif dan bermakna. Ini penting. karena fungsi kontrol dan pembinaan
pemerintah akan sangat menentukan keberhasilan atau pelaksanaan KTSP
tersebut. Berangkat dan pengalaman masa lalu, akibat lemahnya pembinaan,
fungsi pengawasan dari pemerintah dan masyarakat secara
berkesinambungan. mengakibatkan banyaknya kebijakan yang tidak di
laksanakan secara tuntas.

Persoalan yang ada di lapangan, selama ini kepala sekolah dan guru
terbiasa bekerja dengan petunjuk dari atasan, panduan, juklak dan juknis.
sehingga kreativitas guru dan kepala sekolah tidak berkembang. Kalau toh

4
ada guru yang kreatif, sering terbentur oleh pihak yang tidak
memahami.kreatifitas tersebut, karena yang dilakukan guru kreatif tersebut,
belum tentu ada dalam pikiran para atasan quru dan para birokrasi
pendidikan Seperti pelaksanaan KBK, seberapa besar fungsi pemerintah
dalam pembinaan KBK kepada sekolah/guru selama ini? Bagaimana
hasilnya? Apasaja kendalanya? Apa tidak layak dilanjutkan? Siapa yang
seharusnya menilai soal layak atau tidak suatu kebijakan harus terus atau
diganti? Informasi tentang semua itu sering tidak jelas, setidaknya tidak
jelas pada tataran pelaksana di lapangan. Tiba-tiba muncul kebijakan baru
yang kemudian membuat bingung para pelaksana di lapangan tersebut. Dan
kalau KTSP harus dilaksanakan, ada beberapa pertanyaan mendasar yang
harus terjawab terlebih dulu, termasuk pertanyaan di atas tentang KBK Apa
memang KBK gagal? Apa negatifnya KBK? Ini harus jelas dulu, baru
melangkah ke pembahasan KTSP. Konon KTSP dilaksanakan dengan
mengacu pada standar-standar yang ditetapkan dalam Permen 22, 23, 24
tahun 2006. Yang membidani lahimya KTSP dan perangkatnya adalah
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan Pusat Kurikulum (Puskur)
Balitbang Diknas. Seharusnya BSNP dan Balitbang Diknas dapat
menyodorkan hasil riset yang menjelaskan bahwa KBK yang sedang
dilaksanakan saat ini tidak efektif, dengan hasil tidak memuaskan, sehingga
ada alasan kuat untuk menggantinya. Ketiadaan alasan tersebut, dan dengan
kebijakan penerapan KTSP di sekolah merupakan sesuatu yang dipaksakan.
Jika ini benar, maka kesan bahwa guru dan kepala sekolah tak berdaya, dan
semua dipaksakan untuk dilaksanakan, benar- benar terjadi. Ini sangat
bertentangan dengan prinsip otonomi dan demokrasi pendidikan, dan
dikhawatirkan akan mengalami kegagalan lagi..1

B. Kurikulum 2013
2
Perubahan suatu kurikulum suatu hal biasa demi memperbaiki
kualitas pendidikan suatu negara. Sama halnya, untuk meningkatkan

1
Prof.Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd Kurikulum tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru
dan kepala sekolah, ( PT Bumi Aksara, Jakarta, 2013 ) hlm 247.
2
Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed Pengembangan kurikulum teori dan praktik, (PT

5
kualitas pendidikan nasional, salah satunya, dapat dilakukan dengan
evaluasi dan memperbarui kurikulum pendidikan nasional. Evaluasi perlu
dilakukan secara berkala sebagai upaya penilaian relevansi kurikulum
dengan anak-anak dalam konteks tempar dan waktu yang terus berubal
secara dinamis.Reformasi suatu kurikulum bertujuan agar peserta didik
menjadi cerdas, bermoral, berakhlak, kreatif, komunikatif, dan toleran
dalam kehidupan keberagaman.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mempersiapkan


proses penyusunan K 2013 sejak 2010. Wacana itu semakin berkembang
dan populer sejak dilontarkan Wakil Presiden, Budiono, bertalian dengan
ide tentang relevansi dan beban di sekolah. Budiono, ketika itu,
mengungkapkan konsepsi substansi pendidikan hingga kini belum jelas
sehingga memunculkan keenderungan memasukkan segala yang dianggap
penting ke dalam kurikulum. Akibatnya, terjadilah bean berlebihan pada
peserta didik, meskipun kurang jelas apakah anak mendapatkan sesuatu
yang seharusnya dari pendidikannya. Sudah saatnya untuk memikirkan apa
yang seharusnya diajarkan agar anak-anak mampu berkontribusi bagi
kemajuan bangsa nantinya.

Perubahan Kurikulum KTSP 2006 ke K 2013 merupakan salah satu


upaya untuk memperbarui setelah dilakukan evaluasi kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak bangsa atau generasi muda. Inti dari K 2013 terletak
pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematik-integratif.Seperti
diungkapkan Amin Haedari (2013) bahwa K 2013 disiapkan untuk
mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi tantangan masa
depan.Karena itu, kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan
masa depan. Titik berat K 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau
siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya (wawancara), bernalar, dan mengomunikasi kan
(mempresentasikan) apa yang diperoleh atau diketahui setelah menerima

RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014) hlm 25

6
materi pembelajaran .Adapun objek pembelajaran dalam K 2013 berupa
fenomena alam ,social,seni,dan budaya.

Fenomena yang muncul sekarang menjadi perhatian dalam


perubahan dari KTSP 2006 ke K 2013, antara lain: tawuran pelajar, narkoba,
korupsi (Kompas, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, dan gejolak dalam
masyarakat. Sebagian kalangan berpandangan bahwa hal demikian terjadi
karena KTSP 2006 terlalu menitikberatkan kepada kognitif, beban siswa
terlalu berat, kurang bermuatan karakter, dan kurang berorientasi IPTEK
dan IMTAQ. Dalam perkembangan kehidupan berbangsa terkini, kuat
kecenderungan dalam penyelesaian persoalan sering dilakukan melalui
kekerasan dan pemaksaan. Pada kalangan pelajar sering terlibat tawuran
atau perkelahian massal. Beberapa ahli pendidikan ada yang berpandangan
salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu
menekankan aspek kognitif dan keterbelengguan anak didik di ruang
belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang bagi mereka.
Karenanya, kurikulum

Dari berbagai permasalahan dan kelemahan Kurikulum KTSP 2006


di atas, maka sejumlah perubahan yang ada dalam K 2013 (dari Kurikulum
KTSP 2006) adalah:

(1) Perubahan Standar Kompetensi Lulusan. Penyempurnaan Standar


Kompetensi Lulusan memerhatikan pengembangan nilai, pengetahuan,
dan keterampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian
kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan, rumusan empat
kompetensi inti (penghayatan dan pengamalan agama, sikap,
keterampilan, dan pengetahuan) menjadi landasan pengembangan
kompetensi dasar pada setiap kelas;

(2) Perubahan Standar Isi.Perubahan Standar isi dari kurikulum


sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran
menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan meniadi mata
pelajaran melalui pendekatan tematik-integratif (Standar Proses)

7
(3) Perubahan Standar Proses. Perubahan pada Standar Proses berarti
perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola
proses pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik
difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta

(4) Perubahan Standar Evaluasi.

Permasalahan Implementasi Kurikulum 2013

Implementasi Kurikulum 2013 akan Menemui sejumlah masalah


di lapangan. Selain persoalan paradigmatik, seperti mengubah mindset
guru tersebut, ada problem teknis yang berkaitan dengan perubahan
struktur kurikulum yang menyebabkan adanya pelajaran yang hilang
maupun bertambahnya jam.Semuanya itu berimplikasi pada nasib
guru.Pada pelaksanaannya Kurikulum 2013 di daerah masih menyisakan
berbagai persoalan.Meski tujuan kurikulum baru itu baik, namun
pelaksanaan di lapangan harus mendapat banyak perbaikan. Persoalan-
persoalan yang muncul antara lain:

(1) Guru sebagai manajer di kelas belum memahami benar implementasi


kurikulum 2013 yang seharusnya. Meskipun sudah dilakukan
pelatihan- pelatihan terhadap guru, tetapi belum semua guru guru
memahaminya secara baik.
(2) Kurangnya buku panduan pelajaran dari Pemerintah Pusat.Bahkan di
beberapa sekolah SMP yang menjadi pilot project penerapannya
Kurikulum 2013 di Kabupaten Tegal (dan mungkin di kabupaten
lainnya diIndonesia), hanya terdapat dua buku panduan.Untuk
mengatasi itu, pihaknya mengunduh buku panduan dari internet dan
memperbanyaknya.3
(3) Buku siswa yang idealnya juga dimiliki siswa dengan komposisi satu
buku satu siswa masih belum dapat disediakan dengan cukup.Kondisi
tersebut memaksa sekolah untuk melakukan pengadaan buku tersebut

3
Yohannes Telaumbanua, Jurnal Analysis permasalahan implementasi kurikulum,
(Politeknik Negeri Padang, 2014) hlm 97.

8
dengan penggandaan yang tentunya membutuhkan biaya tambahan4.

C. Kurikulum merdeka

Kata “Merdeka” adalah sebagai kata yang menggambarkan


pergerakan dan semangat perjuangan. Dalam dunia pendidikan kata
“Merdeka Belajar” atau disebut dalam kurikulum merdeka belajar resmi
diluncurkan sebagai cara untuk menanggulangi krisis pembelajaran
(learning loss).

Konsep kurikulum merdeka yang ditetapkan pada saat ini adalah


pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan mengembangkan soft skill
serta karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila, fokus pada materi
esensial, sehingga waktu untuk pembelajaran mendalam untuk kompetensi
dasar seperti literasi dan numerasi, serta fleksibelitas guru untuk melakukan
pembelajaran berdasarkan kemampuan para peserta didik. Membahas
mengenai kurikulum merdeka yang salah satu konsepnya bertujuan
mengembangkan skill dan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Kemendikbud berkomitmen untuk menciptakan Pelajar Pancasila. Pelajar
Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang
hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila, dengan 6 ciri utama yaitu: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Karakteristik terwujud melalui
penumbuhkembangan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila, yang
merupakan fondasi bagi segala arahan pembangunan nasional.

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan, tentunya setiap


kurikulum memiliki prinsip pembelajaran yang diterapkan. Contohnya
seperti prinsip pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum merdeka ada
3, yaitu pertama intrakulikuler yang mana dilakukan secara terdiferensiasi
sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan konpetensi. Hal tersebut juga memberikan keleluasaan guru

4
Ibid hlm 98

9
dalam memilih perangkat ajar yang sesuai. Prinsip yang kedua adalah
pembelajaran kokurikuler yang berupa penguatan Profil Pelajar Pancasila
yang berprinsip pada pengembangan kerakter dan kompetensi umum.
Ketiga adalah pembelajaran ekstrakulikuler yang dilaksanakan sesuai
dengan minat siswa dan sumber daya satuan pendidik.5

Problematika Kurikulum Merdeka Belajar

Program Kurikulum MBKM merupakan bagian dari upaya


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Bertujuan mendorong siswa
dan maha- siswa agar bisa menguasai beragam kompetensi sebagaimana
tertuang dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi. Tertuang di dalam Kebijakan Merdeka Belajar
dinya- takan bahwa Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi jawaban
atas tuntutan tersebut.

Pelaksanaan kebijakan program merdeka belajar di sekolah pun


pastinya akan mengalami problematika yang tidak jauh berbeda dari yang
terjadi di perguruan tinggi. Guru atau dosen diharapkan segera melak-
sanakan strategi menyusun panduan bersama antarperguruan tinggi untuk
implementasi Kurikulum MBKM. Selain itu, juga dapat melakukan
perjanjian kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi maupun lembaga
luar lembaga pendidikan yang bersangkutan. Tujuannya agar tidak salah
dalam mengimplementasikan program tersebut dan memberikan
pemahaman terkait konsep guru peng- gerak dan dosen penggerak.6

5
Yuni Sagita Putri dan Meilan Arsanti, Jurnal kurikulum Merdeka Belajar Sebagai
pemulihan pembelajaran, ( Universitas Islam Sultan Agung Semarang, 2022) hlm 24.
6
Khoirurrijal dkk Pengembangan kurikulum merdeka, ( CV Literasi Nusantara Abadi, Malang,
2022 ) hlm 23.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebijakan diberlakukanya KTSP bukan hanya wacana dan barang


kosong Niat pemerintah memberikan otonomi dan kebebasan kepada
sekolah tetapi merupakan langkah maju dan peluang besar untuk kemajuan
pendidikan di Indonesia dengan lebih cepat.Perubahan Kurikulum KTSP
2006 ke K 2013 merupakan salah satu upaya untuk memperbarui setelah
dilakukan evaluasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak bangsa atau
generasi muda.

kurikulum merdeka merupakan salah satu komponen penting dalam


dunia pendidikan, karena kurikulum sebagai acuan untuk mengatur agar
tujuan pendidikan dapat tercapai.Adanya perubahan kurikulum merupakan
perubahan yang sistemik yang dapat memperbaiki pembelajaran. Dalam
kurikulum merdeka ini memang disusun oleh pemerintah sebagai pemangku
kebijakan. Saran

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi


pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat
mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak
luput dari salah khilaf dan lupa.

11
DAFTAR PUSTAKA

H. E. Mulyasa. (2013) Kurikulum tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru dan


kepala sekolah. Jakarta : Bumi Aksara

Idi, Abdullah. (2014). Pengembangan kurikulum teori dan praktik. Jakarta :


RajaGrafindo Persada

Telaumbanua, Y. (2014) . jurnal Analysis permasalahan implementasi kurikulum.


Journal Polingua,3(1) 97

Sagita P. Y. dan Arsanti. M. (2022). Jurnal kurikulum Merdeka Belajar Sebagai


pemulihan pembelajaran, jurnal unissula,7(2) 24

Khoirurrijal Dkk. (2022) Pengembangan kurikulum merdeka. Malang : Literasi


Nusantara Abadi

12
POWERT POINT

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai