PENDIDIKAN KEWARGANEGARAA
MENJELASKAN PENGERTIAN HAM YANG BENAR DALAM NEGARA
KONSTITUSI
Kelompok 7
Dian Rahmawati(12110622099)
Siti Nurzanah (12110623202)
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur Alhamdulillh penulis penjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan
kekuatan dan katabahan dalam menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
penulis ucapkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw dengan malafaskan
Allahumma shali ‘ala muhammad wa’ala aali muhammad.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .........................................................................................................10
B. Saran ...................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara
hukum, Pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia. El Muhtaj mengungkapkan bahwa hak asasi (fundamental
right) merupakan hak yang bersifat dasar (grounded). Hak asasi manusia menyatakan
bahwa manusia mempunyai hak bersifat yang paling mendasar. Hak itu melekat
dengan kuat terhadap jati diri manusia itu sendiri. Siapapun berhak memiliki hak-hak
dasar tersebut.1 Dalam hal ini setiap orang mempunyai hak dan kedudukan yang
sama. Setiap orang berkewajiban untuk menghargai hak orang lain, karena hak asasi
manusia adalah hak yang melekat dengan kuat di dalam diri manusia. Pada Pasal 28A
UUD 1945 menegaskan, bahwa Hak Asasi Manusia adalah setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian HAM?
2. Bagaimana sejarah HAM dalam konstitusi NKRI?
3. Apa saja macam-macam HAM?
4. Apa ciri-ciri HAM?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian HAM
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam HAM
3. Mengetahui sejarah HAM dalam konstitusi NKRI
4. Mengetahui apa saja ciri-ciri HAM
1
Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi HAM: Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, PTRajawali
Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hal 31.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Rozali Abdullah dan Syamsir, Perkembangan HAM dan Keberadaan Peradilan HAM di
Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, hlm.10.
1
kedudukannya di dalam hak dan pemerintahan, serta wajib menjunjung hukum
dan pemerintah itu tidak ada kecualinya.3
B. Perjalanan Sejarah HAM Dalam Konstitusi NKRI
Diawal kemerdekaan, terjadi perdebatan yang sangat seru diantara para tokoh
negara memperdebatkan tentang perlu tidaknya memasukkan HAM dalam
Undang-Undang Dasar. Menurut pandangan Soepomo dan kubu Soekarno
(dikutip dari modul UT.PKNI4317/Dasim Budiman/hal.5.6), hak asasi manusia
atau HAM itu sangat identik dengan paham ideologi yang cenderung liberialisme
dan individualisme. Karena itu gagasan hak sasi manusia untuk dicantumkan
dalamn konstitusi negara itu sangat tidak cocok dengan sifat dan karakter
masyarakat indonesia. Soepomo menghawatirkan terjadi konflik atau adanya
penindasan, karena antara pemeriintah dan rakyat adalah tubuh yang sama, negara
dan rakyat adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sementara Mohammad
Yamin menghendaki adanya hak asasi manusia dimasukkan dalam konstitusi.
Menurutnya tidak ada dasar apapun yang dapat dijadikan alasan untuk menolak
memasukkan hak asasi manusia kedalam Undang-Undang Dasar. Dari perdebatan
tersebut membuahkan kesepakatan sehingga dihasilkan naskah Undang-Undang
Dasar 945. Dengan demikian sebenarnya sejak dahulu tatkala UUD 1945 disahkan
pada tanggal 18 Agustus 1945. Hak asasi manusia ditempatkan sangat penting
oleh para pendiri negara. Khususnya terhadap pembukaan UUD 1945 tidak boleh
dilakukan amandemen yang secara eksplisit karena memuat hal-hal:
Kemerdekaan ialah hak segala bangsa
Penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpa darah
Indonesia
Memajukan kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut melaksanakan ketertiban dunia
C. HAM Dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia
HAM Dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia Konstitusi (constitution)
memengan peranan penting di setiap Negara mananpun, artinyaUndang-Undang
3
Masyur Efendi, Dimensi/Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan
Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994, hal 130.
2
Dasar. Dalam arti keseluruhan peraturan-peraturan, baik tertulis maupun
tidaktertulis, dan mengatur secara mengikat cara-cara pemerintahan yang
diselenggarakan.Sebelum kita melangkah lebih jauh tentang HAM dalam
prespektif konstitusi NKRI. Apa yangdimaksud “prespektif” dan “konstitusi”
prespektif menurut kamus besar bahasa Indonesia berartisudut pandang, menurut
jajak pendapat perspektif berasal dari bahasa latin yakni (per berartimelalui),
(spectare berarti memandang), jadi presfektif itu suatu media yang dimiliki
seorang pribadi, dan melalui media itu dia memandang suatu objek, karena media
yang berbeda maka pandangannya juga berbeda.Dan konstitusi menurut kamus
besar bahasa Indonesia meruakan segala aturan tentangketatanegaraan dan
undang-undang dasar suatu Negara. Konstitusi dalam bahasa belanda Grondwet,
(grond berarti dasar),dan (wet artinya undang-undang). Jadi Grondwet adalah
undang-undang dasar,dalam bahasa jerman dikenal dengan sebutan Grundgesetz,
(grund artinya dasar) dan (gesets artinyaundang-undang) di Negara Kesatuan
Republik Indonesia, undang-undang dasar merupakan hukumdasar yang tertulis,
yaitu UUD 1945. Hukum dasar selain undang-undang yang tertulis disebutsebagai
Konvensi. Menurut Herman Heller dalam bukunya “ staatlehre” sebagaimana
dikutip Muladi 2007:41 (dikutip dari modul UT.PKNI4317/Dasim
Budimansyah/hal.5.5), konstitusi memiliki tiga pengertian, yaitu:
1. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik didalam masyarakat sebagai suatu
kenyataandan ia belum merupakan Konstitusi dalam arti hukum atau dengan
perkataan lain Konstitusi itu masih merupakan pengertian sosiologis atau
politis dan belum merupakan pengertianhukum;
2. Baru setelah orang mencari unsur-unsur hukumnya dari Konstitusi yang hidup
dalammasyarakat itu untuk dijadikan sebagai suatu kesatuan kaidah hokum,
maka Konstitusidisebut rechversfasuung;
3. Kemudian orang-orang menulisnya dalam satu naskah sebagai Undang-Undang
yangtertinggi yang berlaku dalam suatu Negara.
Konstitusi harus tetap dan senantiasa hidup (living constitution) sesuai dengan
semangat zaman (zeitgeist), realitas dan tantangan masa. UUD 1945 bukanlah
sekadar cita-cita atau dukumen bernegara, akan tetapi menjawab berbagai
persoalan bangsa. Misalnya kasus aborsi, kekerasanterhadap anak, penyiksaan,
diskriminasi, masalah ras, kesenjangan kaya-miskin, hukum memihakkekuasaan,
kemiskinan, masalah minoritas dan lain-lain.
3
D. Alasan Hak Asasi Manusia Dimuat Dalam Konstitusi
Menurut Leah Levin, bahwa konsep HAM mempunyai dua pengertian dasar,
yaitu:
5
HAM bersifat hakiki yaitu hak yang sudah ada sejak manusia dalam
kandungan.
HAM sifatnya universal sehingga berlaku bagi semua manusia tanpa
memandang status, suku, gender dan perbedaan lainnya.
G. HAM Dalam Perundang-Undangan Nasional
Dalam perundang-undangan RI paling tidak dapat terdapat hukum tertulis
yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitus (UUD Negara).
Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-Undang.
Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan
pemerintag, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya. Ketetapan
MPR mengenai Hak Asasi Manusia Indonesia tertuang dalam ketetapan MPR No.
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Berdasarkan hal itu, kemudian
keluarlah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
sebagai undang-undang yang sangat penting kaitannya dalam proses jalannya Hak
Asasi Manusia di Indonesia. Selain itu juga Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.4
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang
sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi
seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat
dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan
kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang
masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih
bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-
Undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan
seringnya mengalami perubahan.
Undang-Undang yang mengatur hak asasi manusia di Indonesia.
Pasal 28 A mengatur tentang hak hidup.
Pasal 28 B mengatur tentang hak berkeluarga.
Pasal 28 C mengatur tentang hak memperoleh pendidikan.
Pasal 28 D mengatur tentang kebebasan beragama.
Pasal 28 F mengatur tentang komunikasi dan informasi.
Pasal 28 G tentang kesejahteraan dan jaminan sosial.
4
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2012, hlm. 136-
137.
6
H. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk
pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu.
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis dan kelompok agama.
Kejahatan genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota
kelompok,mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap
anggota-anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya,
memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan
penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan
fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok
hukum internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran
secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan
terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan
paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan
lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum
internasional, penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.
Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara
maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan
terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan oleh
7
aparatur negara.Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai dari penyelidikan,
penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat non-
diskriminatif dan berkeadilan.Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus
yang berada di lingkungan pengadilan umum. Penaggung jawab dalam penegakan
(respection), pemajuan (promotion), perlindungan (protection) dan pemenuhan
(fulfill) HAM. Tanggung jawab pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
tidak saja dibebankan kepada negara, melainkan juga kepada individu warga
negara. Artinya negara dan individu sama-sama memiliki tanggung jawab
terhadap pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. Karena itu,
pelanggaran HAM sebenarnya tidak saja dilakukan oleh negara kepada rakyatnya,
melainkan juga oleh rakyat kepada rakyat yang disebut dengan pelanggaran HAM
secara horizontal.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam
Islam, Islam sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam
dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits
yang merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan
umat Islam.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh
perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara
akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh
proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain.
9
DAFTAR PUSTAKA
Muhtaj, Majda El.2008. Dimensi-Dimensi HAM: Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan
Budaya, PTRajawali Grafindo Persada. Jakarta: PT Rajawali Grafindo Persada.
Abdullah, Rozali dan Syamsir. 2002. Perkembangan HAM dan Keberadaan Peradilan HAM di
Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Efendi, Masyur. 1994. Dimensi/Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan
Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.
10