KARAKTER
Dosen Pengampu :
Irfan Anshori, M.Pd
Oleh :
Hamdatul Rohmah (202014039)
Siti Aisyah (202014002)
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan saat ini telah melupakan pentingnya watak, katarkter, atau akhlak mulia
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 serta UU no.20 thn 2003 yang menjadi
dasar acuan pendidikan nasional. Suatu proses pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila
terdapat perubahan dalam perilaku, sebab terbangunnya sebuah perilaku merupakan cerminan
dari keberhasilan pendidikan.
Akibat dari lemahnya perhatian intansi pendidikan terhadap nilai moral, menjadikan
peserta didik berprilaku diluar dari yang diharapkan. Sebagai contoh, meningkatnya pergaulan
bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kebiasaan menyontek, tawuran dan
sebagainya.
Pendidikan karekter ini berangkat dari kegelisahan yang dirasakan seluruh masyarakat
Indonesia terhadap moral generasi penerus bangsa yang rusak. Output dari lembaga-lembaga
pendidikan yang semakin parah. Sehingga pemerintah serta seluruh komponen masyarakat
memiliki tanggung jawab besar terhadap kondisi ini. Dari sekian banyak opsi yang dinilai
mampu untuk memperbaiki keadaan ini, ranah pendidikan adalah posisi yang paling strategis
untuk melakukan perubahan dalam pembinaan karakter bangsa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini yaitu
sebagai berikut :
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
Aliran progresivisme memiliki ciri utama yaitu memberi kebebasan penuh terhadap
manusia untuk menentukan hidupnya. Hal ini didasari kepercayaaan bahwa manusia memiliki
kemampuan atau dengan kata lain potensi-potensi alamiah yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah-masalah hidupnya (problem solving) yang bersifat menekan atau
mengancam adanya manusia itu sendiri. Oleh karena itu, manusia harus dapat memfungsikan
jiwanya untuk membina hidup yang penuh dengan rintangan. Lingkungan dan pengalaman
menjadi hal yang penting dalam aliran ini. Masalah atau problem yang dihadapi manusia
biasanya berasal dari lingkungan dan dengan pengalaman-pengalaman yang dialaminya pada
lingkungan dimana dia berada, manusia menjadi semakin mudah dan bijak dalam menyelesaikan
problem hidup. Serta dengan makin seringnya manusia menghadapi tuntutan lingkungan dan
makin banyak pengalaman yang didapat, maka makin matang persiapan seseorang dalam
menghadapi tantangan atau tuntutan masa depan.
Filsafat progresivisme merupakan aliran yang anti kemapanan sehingga bertentangan
dengan esensialisme. Maksudnya, progresivisme berpandangan berpikir ke arah ke depan
(adanya kemajuan), secara terus-menerus merekonstruksi pengetahuan-pengetahua menuju
sebuah kesempurnaan.
Aliran inilah yang menjadi dasar atau landasan terbentuknya pendidikan karakter.
Pandangan yang mengatakan bahwa manusia memiliki potensi-potensi dan kemampuan untuk
mengatasi masalah-masalah. Progresivisme yang juga menaruh kepercayaan terhadap kebebasan
manusia dalam menentukan hidupnya, serta lingkungan hidup yang dapat mempengaruhi
kepribadiannnya. Beberapa hal yang terkandung dalam aliran progresivisme ini kemudian secara
mendalam dipikirkan untuk kemudian memunculkan sebuah paradigma pendidikan yang sedang
menjadi primadona paradigma pendidikan dewasa ini, yang tidak lain adalah pendidikan
karakter.
Pengembangan pendidikan karakter sebagai satu-satunya cara dari jalur pendidikan untuk
menciptakan peserta didik yang bermoral, tentu saja dilandasi oleh beberapa nilai-nilai filosofis
agar tujuan pendidikan karakter menjadi terarah.
4. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia
Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku yang mengutamakan kepentingan
masyarakat dan negara; tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; mengutamakan
musyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Membangun karakter dalam filsafat pancasila adalah Suatu proses atau Usaha yang
dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, ahlak
(budi pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku
yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Dengan melaksanakan tiga point diatas, diharapkan cita-cita bangsa yang ingin
melaksanakan pendidikan berkarakter sesuai falsafah pancasila akan terwujud. Karena
bagaimanapun juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang setiap
waktu, sehingga tidak mungkin rasanya menghambat perkembangan itu, sehingga satu-satunya
jalan dalam menerapkan pendidikan berkarakter adalah dengan melaksanakan point-point diatas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau padagogik. Suatu praktek
kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan
menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu
pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu filsafat
pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan
teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik.
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan
keterbatasan pengetahuan kami dan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami berikutnya.
Daftar Pustaka
Al-Abrasyi, M. A. (1975). al-Tarbiyah al-Islamiyah wa- Falsafatuha. Mesir: Isa al-Ababi al-
Halabi wa syirkahu.