Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH KEPANDUAN,PERINTIS KEPANDUAN DUNIA,GAGASAN


PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

Nama Kelompok
 Fauziah Romaito Harahap (2010067)
 Febri Yuni Sari NST (20140068)
 Fauziah Ainun Bintang Siregar (20140066)
 Firda Sri Imtaq Gultom (20140069)
 Fatma Aquaristi Siregar (20140065)
 Futri Sakinah Rambe (20140070)
Prodi : PGSD 3B
M.Kuliah : Pendidikan Kepramukaan
Dosen : Sabri, S.Pd.I, M.Pd

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN


(IPTS)
T.A 2021/2022

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Munculnya gerakan kepanduan dunia dipelopori oleh Robert Stephenson
Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia
(22 Februari 1857 - 8 Januari 1941) dari Inggris. Semenjak munculnya gerakan
kepanduan dunia yang dipelopori oleh Robert Stephenson Smith Baden Powell ini
ia mempunyai sifat-sifat selalu gembira, hemat, cermat dan menyukai kehidupan
di luar. Seorang tokoh William Smith mengadakan perkemahan untuk anak-anak
dari Boys Brigade dalam jumlah kecil di Brown Sea Island (Inggris) tahun 1883.
Ternyata perkemahan tersebut berhasil dengan baik dan menarik perhatian anak-
anak dari Boys Brigade (Mertoprawiro, 1992:19).
Gagasan yang dilancarkan oleh Baden Powell tentang pendidikan di luar
sekolah untuk anak-anak Inggris bertujuan supaya mereka menjadi warga negara
Inggris yang baik sesuai dengan keadaaan dan kebutuhan Kerajaan British Raya.
Gagasan yang dituangkan oleh Baden Powell dengan mengarang buku yang
berjudul “Scouting for Boys” yang diperuntukkan bagi anak-anak. Sejak itu juga
berkembang Boys Scout Movement di seluruh dunia dengan diadakannya Inter-
nasional Jambore I dan pada kesempatan itu Baden Powell diangkat sebagai
Bapak Pandu Sedunia. Gagasan dari buku itu sangat cemerlang dan menarik,
sehingga dapat dilaksanakan di negara-negara lain salahsatunya Belanda. Gerakan
Kepanduan dibawa dan dilaksanakan Belanda ke Indonesia dengan organisasi
yang bernama NIPV (Nederlands Indische Padvinders Vereeniging) yang ber-
anggotakan baik anak-anak Eropa maupun Indonesia yang bersekolah di sekolah-
sekolah Belanda (Mertoprawiro, 1992:20-21). Sejak saat itulah sampai sekarang
perkembangan gerakan kepanduan di Indonesia cukup signifikan untuk generasi
masa demi masa. Masa kini penuh dengan tantangan akan kepesatan Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK), hanya kesadaran sejarah yang perlu
ditanamkan kepada generasi muda saat ini.
Generasi muda saat ini merupakan tunas-tunas muda harapan bangsa dalam
pembangunan manusia Indonesia seluruhnya dan masyarakat Indonesia yang
seutuhnya. Generasi penerus bangsa, mereka yang harus dibina dan dipersiapkan
sebaik-baik mungkin untuk mencerahkan masa depannya, dengan memberikan
bekal-bekal kepemimpinan, keterampilan, kesegaran jasmani maupun rohani,
daya kreativitas, idealisme, patriotisme, kepribadian, dan budi pekerti yang luhur.
Salah satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda ini adalah
Gerakan Pramuka, berdasarkan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 ditetap-
kan sebagai satu-satunya badan yang diberi tugas dan wewenang untuk menye-
lenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda di Indonesia
(Mertoprawiro, 1992:13-14). Tujuan pembinaan dalam kegiatan kepramukaan ini
dikarenakan dapat mengolah, mengembangkan daya kreativitas, keterampilan,
kesegaran jamani dan rohani, serta budi pekerti.
Gerakan Pramuka merupakan salah satu wadah pengembangan generasi
muda sekaligus lembaga pendidikan jalur ketiga, maka dalam penyelenggaraan
proses pendidikan kepanduan oleh Gerakan Pramuka harus diintegrasikan dengan
pola dan mekanisme dasar pembinaan generasi muda serta pendidikan nasional, yang kini
sedang diusahakan dan dikembangkan. Hal ini sangat diperlukan dengan pemikiran
secara konsepsional tentang pembaharuan di dalam sistem pembinaan dan pengetrapan
metode-metode yang berlaku bagi gerakan kepanduan untuk masa depan dengan arah dan
tujuan yang jelas dalam pelaksanaannya (Mertoprawiro, 1992:47). Upaya-upaya untuk
pembinaan dalam Gerakan Pramuka agar dapat melaksanakan tugas pokok dapat
mencapai sasaran- sasaran yang telah ditentukan maka perlu dikembangkan usaha-usaha
yang terarah dan terpadu.
1. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Kepanduan?
2. Siapakah Perintis Kepanduan Dunia?
3. Bagaimana Gagasan Pendidikan Kepramukaan?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah dan Perintis Kepanduan

Kepanduan dunia berawal dari pemikiran seorang pemuda Inggris yang merangkum atau
menulis pengalamannya saat bertugas di Afrika dan India. Pemuda tersebut adalah Lord Baden
Powell of Giwell yang nama lengkapnya adalah Robert Stephenson Smyth Baden Powell namun
lebih dikenal dengan Baden Powell saja.Baden Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di
London, ayahnya seorang Profesor Geometry di Universitas Oxfort, bernama Domine Baden
Powell yang meninggal ketika Stephenson masih kecil. Baden Powell bergabung dengan
pasukan Hussars ke 13 di India pada tahun 1876, kemudian dari tahun 1888 – 1895  Baden
Powell sukses bertugas di India, Afganistan, Zulu, dan Ashanti. Semasa perang Boer Baden
powell bertugas sebagai staff dari pasukan Kerajaan Inggris  (1896 – 1897), menjadi kolonel
pasukan berkuda di Afrika Selatan (Pengalaman terkepung oleh bangsa Boer di Kota Mafeking,
Afsel selama 127 hari kekurangan makanan), kemudian mengalahkan bangsa Zulu di Afrika dan
mengambil kalung manik kayu milik raja Dinizulu.
         Pengalamannya tersebut ia tulis menjadi sebuah buku dengan judul “AIDS TO
SCOUTING” yang sebenarnya untuk memberi petunjuk kepada tentara Inggris agar dapat
melakukan tugas penyelidik dengan baik. Buku tersebut memuat cara menjelajahi hutan,
diperlukan kecakapan tertentu, baik diperoleh dari alam ataupun tokoh masyarakat yang dilalui,
seperti mengenali jejak perjalanan yang baru dilewati untuk keluar dari rimbunnya hutan,
mengenali buah-buahan yang dapat dimakan, air yang boleh diminum, mengetahui arah mata
angin tanpa melihat arah matahari karena rimbunnya hutan dan sebagainya. Untuk menguji
kebenaran isi buku itu, 21 orang pemuda yang menamakan kelompok Boys Brigade mengundang
Baden Powell bersama-sama membuktikannya mengadakan perkemahan di Pulau Brownsea
(Brownsea Island) pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari peserta perkemahan melakukan
pengembaraan  menerapkan isi buku Aids for Scouting  bersama Baden Powell. 
Pengalaman dalam perkemahan  tersebut dicatat setiap hari, pada akhir perkemahan
catatan tersebut dikumpulkan menjadi satu oleh Baden Powell dijadikanlah sebuah buku denan
judul “ SCOUTING FOR BOYS “ yang diterbitkan than 1908. Kelompok anak muda yang
melakukan perkemahan di Brownsea tersebut mengubah nama kelompoknya dari Boys Brigade
menjadi BOY SCOUT dan menjadikan Scouting for Boys sebagai buku panduannya. 
Kemudian ajaran Baden Powell ini berkembang dan berdirilah organisasi kepanduan-kepanduan
(yang semua hanya untuk anak laki-laki berusia penggalang) yang disebut Boys Scout.
Kemudian  disusul berdirinya organisasi kepanduan putri yang diberi nama GIRL
GUIDES, atas bantuan Agnes adik perempuan Baden Powell dan diteruskan oleh Ny. Baden
Powell dengan buku panduan HANDBOOK GIRL GUIDESS (dikerjakan sama-sama dengan
Agnes Baden Powell tahun 1912), GIRL GUIDES (1918). Baden Powell kembali ke Inggris
tahun 1908 menjadi Letnan Jendral dianugrahi Ksatria tahun 1909, Pada tahun 1910 Baden
Powell minta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letjend. Ia menikah dengan Olave
st.Clair Soames pada tahun 1912 dan dianugrahi tiga orang  anak (Peter, Heather, Betty)
Pada tahun 1912 berdiri pandu usia siaga yang disebut CUB (anak srigala) dengan buku
Jungle Book berisi cerita tentang Mongli anak didikan rimba (anak yang dipelihara oleh Srigala)
karangan Rudyard Kliping sebagai cerita pembungkus kegiatan Cub ini. Kemudian tahun1918
Baden powell membentuk Rover Scout (Pramuka usia Penengak) untuk menampung mereka
yang sudah lewat usia 17 tahun tetapi masih sering giat di bidang kepanduan, dengan buku
panduan ROVERING TO SUCCES (Mengembara Menuju Kebahagiaan) yang telah diterbitkan
tahun 1912. Pada tahun 1920 para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam
acara Jambore Dunia yang pertama. Ketika hari terakhir kegiatan jambore tanggal 6 Agustus
1920 Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of The World atau Bapak Pandu Sedunia.
Sejak Tahun 1920 itu dibentuklah Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro
Sekretariatnya berada di London Inggris.
Pada tahun 1929 Baden Powell mendapat gelar kehormatan ” Lord ” hingga namanya
menjadi Lord Baden Powell of Gilwell dengan julukan Baron, gelar tersebut diberikan oleh Raja
George V. Setelah berkeliling dunia termasuk berkunjung ke Batavia (Sekarang : Jakarta,
Indonesia) tanggal 3 Desember 1934, sepulang meninjau Jambore di Australia. Baden Powell 
beserta istrinya menghabiskan waktu tinggal di Inggris (sekitar tahun 1935-1938). Kemudian ia
kembali ke Afrika tanah yang amat dicintainya, masa tuanya di Nyeri, Kenya. Beliau wafat
tanggal 8 Januari 1941 dan diantar diatas kereta yang ditarik oleh para pandu yang sangat
mencintainya ke tempat peristirahatan terakhir.
Pada ahun 1958 Biro Kepanduan Sedunia (Putra) dipindahkan dari London ke Ottawa,
Kanada. Pada tanggal 1 Mei 1968 dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss (baca: Jenewa Swiss). Biro
Kepanduan Dunia (Putra) hanya mempunyai 40 orang staf yangada di Geneva dan 5 kantor
kawasan yakni : Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria.
2. Gagasan Pendidikan Kepramukaan
pendidikan kepramukaan adalah pendidikan luar sekolah yangdilaksanakan untuk
mendidik pelajar dan generqasi muda dalam upayamencapai tujuan nasional sebagaimana yang
termaktub dalam pembukaanUUD 1945 alinia ke IV. Dengan demikian pendidikan kepramukaan
yangmerupakan lembaga pendidikan luar sekolah bersifat non formal yang yangmerupakan
bagian dari pendidikan nasional yang tidak terpisahkan.Pendidikan kepramukaan yang
diselenggraakan oleh gerakan pramukasebagai lembaga pendidikan luar sekolah dengan
menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pendidikan bagi anka – anak dan pemuda guna menumbuhkan mereka
agar menjadi generasi yang lebih baik.
a. Sistem Pendidikan Kepramukaan
Kepramukaan memiliki sistem pendidikan terorganisasi dan lengkap dengan lima
komponen utamanya, yakni:
 Tujuan pendidikan
 Peserta didik
 Yang mendidik
 Metode pendidikan
 Materi pendidikan atau kurikulum
b. Sistem pendidikan bagi peserta didik
Proses pendidikan untuk peserta didik ini diatur melalui Syarat Kecakapan Urnum
(SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK), serta Pramuka Garuda,tingkatan dalam
pramuka :
 Untuk pramuka siaga (usia 7 – 10 tahun)
 Untuk pramuka penggalang (usia 11- 15 tahun)
 Untuk pramuka penegak (usia 16 – 20 tahun)
 Untuk pramuka pandega (usia 21 – 25 tahun)
c. Sistem pendidikan bagi orang dewasa 
Pendidikan bagi orang dewasa dalam Gerakan Pramuka ditujukan kepada pemberian
bekal kemampuan, agar orang itu dapat mengabdikan dirinya secara sukarela dan
aktif menjalankan kewajibannya sebagai pembantu pembina pramuka, pembina
pramuka, pelatih pembina pramuka, pembantu andalan, andalan, anggota majelis
pembimbing dan staf kwartir.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan tentang pengaruh GerakanPramuka


dalam meningkatkan sikap Nasionalisme dan Patriotisme peserta didik  bahwa dengan Gerakan
Pramuka kita bisa meningkatkan sikap Nasionalisme danPatriotisme peserta didik misal dengan
memberikan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara kepada Peserta didik agar peserta didik
mengetahui dasar – dasar dari Bela Negara dan seperti kata Presiden SBY “Untuk mewujudkan
generasi muda yang mandiri, berdaya saing, dan berakhlak mulia, gerakan Pramuka memiliki
peranyang sangat penting dan menentukan. Gerakan Pramuka memberi ruang, wadah,dan media
dalam membangun generasi muda yang memiliki karakter,kepribadian, dan watak yang kuat.
Gerakan Pramuka memberi ruang untuk membangun generasi muda yang cerdas, tangguh, luhur
budi pekertinya, sertarukun, dan bersatu. Gerakan pramuka juga menduduki peran yang makin
pentingdi era global sekarang ini. Era globalisasi telah menghadirkan tumbuhnya
gejalauniversalisme dan transnasionalisme yang kian menguat. Globalisasi juga berpotensi
menumbukan gejala denasionalisme atau melemahnya rasakebangsaan. Gerakan Pramuka
dengan ragam kegiatan yang bernuansa cinta tanahair memegang peran penting untuk
mempertebal semangat nasionalisme ditengah-tengah fenomena globalisasi itu”.

Anda mungkin juga menyukai