Anda di halaman 1dari 15

“METODE CERAMAH DAN DISKUSI”

TUGAS STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA

Disusun oleh :
1. Muhammad Baihaqi (4301417044)
2. Fifi Amalia Luthfiana (4301417053)
3. Marga Setiana Risti (4301417056)

Dosen Pengampuh :
Dr. Sri Wardani, M.Si
Dra Sri Nurhayati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat ndan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah pada Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Biologi yang terkhusus pada
materi “Metode ceramah dan diskusi”. Shalawat dan salam tidak lupa kami
kirimkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kebodohan menuju zaman yang serba modern ini dengan
perkembangan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Adapun Makalah kami tentang “Metode ceramah dan diskusi” ini ditulis
untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
dengan dosen pengampu Dr. Sri Wardani, M.Si dan Dra Sri Nurhayati, M.Pd.
Dengan adanya penulisan tentang ini diharapkan bermanfaat untuk seluruh
rekan-rekan sekalian. Dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu.
Kami menyadari tidak ada manusia yang sempurna. Makalah ini masih
banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari para pembaca untuk
perbaikan di masa yang akan datang . akhir kata saya mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan Makalah ini.

Semarang, 3 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A. Pengertian Metode Ceramah............................................................... 2
B. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah....................................... 4
C. Pengertian Metode Diskusi................................................................. 5
D. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi......................................... 8
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10
A. Kesimpulan......................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara cepat sangat
berpengaruh besar terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Sejalan dengan
kemajuan tersebut membawa pengaruh di sekolah – sekolah, terutama bidang
kurikulum, pendidikan, metode, dan media atau sarana pengajaran.
Faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: faktor internal siswa, faktor
eksternal siswa, faktor pendekatan belajar. Dimana faktor internal merupakan
faktor yang berasal dari diri siswa sendiri terdiri dari aspek fisiologis dan aspek
psikologis. Aspek fisiologis meliputi kondisi jasmani siswa sedangkan aspek
psikologis meliputi intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan
motivasi siswa. Faktor yang berasal dari luar diri siswa antara lain lingkungan
sosial, lingkungan non sosial, metode pembelajaran, dan media pembelajaran.
Sedangkan faktor pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
(Jatmiko, et.al, 2012).
Metode merupakan bagian utuh, terpadu dan integral dari proses
pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu cara guru menjelaskan suatu
pokok bahasan sebagai bagian dari kurikulum yang mencakup isi atau materi
pelajaran dalam uapaya mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran baik tujuan
institusional, pembelajaran umum maupun khusus. Didalam suatu kegiatan
belajar-mengajar guru perannya bersifat tut wuri handayani, yang artinya
mendorong murid untuk meningkatkan pemahaman ilmu dan pengetahuan, baik
didalam maupun diluar ruangan kelas (Setyanto, 2014).
 Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan
pelajaran yang akan digunakan oleh pendidik pada saat menyajikan bahan
pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang pendidik harus mengetahui
berbagai metode pengajaran. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat
berbagai metode, maka seorang pendidik akan lebih mudah menetapkan metode
yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar
sangat bergantung pada tujuan pembelajaran (Sutikno, S 2007dalam Mariana,
2011.) “Proses pembelajaran”  harus memungkinkan terjadi “ prisose belajar”
yang memang harus memungkinkan porelahan “hasil belajar” yang baik. Dengan
kata lain semakin kecil kemecengan (bias) hasil belajar dari proses belajar, dari
proses pembelajaran itu semakin berhasil. Sebaliknya, makin jauh hasil belajar,
dari proses pembelajaran melukiskan bahwa proses pembelajaran semakin tidak
berhasil. Selanjutnya, kita uraikan prinsip pembelajaran untuk mencapai hasil
belajar (Irwandi, 2010)

1
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan
kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
B.     Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang harus diselesaikan dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Metode ceramah?
2. Apa sajakah kelemahan dan kelebihan Metode ceramah tersebut?
3. Apa yang dimaksud dengan Metode diskusi?
4. Apa sajakah kelemahan dan kelebihan Metode diskusi tersebut?
C.     Tujuan
Pembuatan makalah ini untuk mengetahui tentang Metode ceramah, diskusi,
demonstrasi dan eksperimen, yang terkhusus pada :
1. Untuk mengetahui maksud dari Metode ceramah.
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Metode ceramah.
3. Untuk mengetahui maksud dari Metode diskusi.
4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Metode diskusi.
D. Manfaat
       Pembuatan makalah ini diharapkan bisa memberikan sumbangsi bagi rekan-
rekan sekalian dalam pembuatan tugas tentang Strategi Pembelajaran Kimia
terutama pada pembahasan “Metode ceramah dan diskusi”

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Ceramah
Sudah sejak lama ceramah digunakan oleh para pendidik dengan alasan
keterbatasan waktu dan buku teks. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan
menganggap metode ceramah sebagai metode belajar-mengajar yang mudah
digunakan. Kecenderungan ini bertentangan dengan kenyataan bahwa tidak setiap
pendidik dapat menggunakan metode ceramah dengan benar. Metode ceramah
bergantung kepada kualitas personalitas pendidik, yakni suara, gaya bahasa, sikap,
prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, dan keteraturan pendidik dalam
memberi penjelasan: yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh setiap pendidik.
Ceramah merupakan salah satu penyajian atau penyampaian bahan ajar
dengan cara lisan dari guru ke murid. Metode pengajaran ini sering digunakan

2
oleh guru didalam kelas karena tidak memerlukan peralatan khusus dalam
penyampaian materi (Setyanto, 2014).
Ceramah berasal dari kata latin yaitu lecturu, legu (legree, lectus) yang
berarti membaca, kemudian mengajarkan. Hal tersebut merupakan akibat dari
guru membaca buku materi sehingga kemudian menyampaikan pelajaran kepada
murid dengan cara mendikte (Gilstrap dan Martin (1975), dalam Setyanto, 2014).
Metode ceramah merupakan strategi dimana guru memberi presentasi lisan
dan peserta didik dituntut menanggapi atau mencatat penjelasan guru, supaya
lebih hidup. Metode ceramah dapat diselingi dengan tanya jawab. Ceramah
digunakan untuk menjelaskan informasi dalam waktu singkat atau untuk
mengawali dan menjelaskan tugas belajar (Mulyatiningsih, 2012).
Mariana (2013) menyatakan bahwa berdasarkan definisi metode ceramah,
dapat dimengerti jika pendidik akan menjadi pusat/titik tumpuan keberhasilan
metode ceramah. Lalu lintas pembicaraan atau komunikasi hanya searah yakni
dari guru ke para siswa. Akibat dari adanya kenyataan ini, adalah:
1. Pendidik haruslah memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills),
dan
2. Pendidik memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu
instruksional yang tepat dan potensi untuk meningkatkan ceramah.
Guru yang hendak Menggunakan metode ceramah saat menyampaikan
materi harus memiliki beberapa kompetensi. Hal ini bertujuan agar metode
ceramah dapat bekerja dengan baik sehingga murid dapat menangkap dan
memahami pesan yang disampaikan oleh sang guru. Kompetensipokok yang harus
dikuasai, yaitu teknik berceramah yang mampu mengurangi kobosanan didalam
kelas memberikan ilustrasi sesuai bahan ajar, menguasai  materi pelajaran,
menjelaskan pokok-pokok bahan ajar secara sistematis, serta menguasai aktivitas
seluruh murid didalam kelas.
Langkah-langkah penggunaan metode ceramah
Metode ceramah menjabat sebagai metode yang paling dulu digunakan sebelum
metode yang lain. Oleh karena itu disarankan bagi para pendidikuntuk mengikuti
langkah-langkah agar dapat tercapai tujuan pembelajarn yang efektif dan efisien.
Langkah-langkah dalam melakukan metode deramah antara lain:
1. Melakukan pendahuluan sebelum bahan baru diberikan dengan cara sebagai
berikut:
a) Menjelaskan tujuan lebih dulu kepada peserta didik dengan maksud agar
peserta didik mengetahui arah kegiatannya dalam belajar, bahkan tujuan
itu dapat membangkitkan motivasi belajar jika bertalian dengan
kebutuhan mereka.
b) Setelah itu baru dikemukakan pokok-pokok materi yang akan dibahas.
Hal ini  dimaksudkan agar peserta didik melihat luasnya bahan pelajaran
yg akan dipelajarinya.

3
c) Memancing pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang
akan dipelajarinya. Caranya ialah dengan pertanyaan-pertanyaan yang
menarik perhatian mereka.
Yang terpenting guru juga harus mengetahui kondisi murid ketika akan
menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran. Hal-hal
yang harus diketahui guru, diantara kemampuan murid mendengarkan dan
mencatat bahan ajar yang disampaikan, kemampuan awal berkaiatan dengan
materi yang dipelajari, serta kondisi emosi murid pada wilayah pembelajaran.
B. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Menurut Setyanto (2014), berikut ini adalah beberapa kelebihan yang
diperoleh guru saat menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi
pelajaran serta ada juga kelemahan yang harus diperhatikan guru agar tidak
menimbulkan kekacauan didalam wilayah pembelajaran.
  Kelebihan Metode Ceramah:
1) Menghemat waktu dan biaya.
2) Dapat menjelaskan lebih banyak hal kepada murid.
3) Memudahkan guru dalam menyusun rencana pembelajaran.
  Kelemahan Metode Ceramah:
1) Mempersulit murid yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan
mencatat dengan baik.
2) Mendorong verbalisme atau banyak menghapal. Pada hal, kesenderungan
ini sering tidak disukai oleh murid didalam proses pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya (2006: 148) beberapa kelebihan metode ceramah
diantaranya:
1) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah, murah maksudnya
ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap, sedangkan mudah
karena ceramah hanya mengandalkan suara guru dan tidak memerlukan
persiapan yang rumit;
2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, artinya materi
pelajaran yang banyak dapat dijelaskan pokok-pokoknya saja oleh guru;
3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan,
artinya guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang perlu ditekankan
sesuai kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai;
4) Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas, karena kelas
merupakan tanggung jawab guru yang ceramah;
5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi
lebih sederhana.

Hisyam, Bermawy, Sekar (2008: 91) juga turut mengemukakan pendapatnya


berkaitan dengan kelebihan metode ceramah, sebagai berikut. 
1) Praktis dari sisi persiapan dan media yang digunakan; 
2) Efisien dari sisi waktu dan biaya; 

4
3) Dapat menyampaikan materi yang banyak; 
4) Mendorong guru menguasai materi; 
5) Lebih mudah mengkontrol kelas; 
6) Siswa tidak pelu persiapan; 
7) Siswa dapat langsung menerima ilmu pengetahuan
Berikut ini akan dijabarkan beberapa jenis metode pengajaran yang dapat
dipraktekkan dalam mengajarkan pendidikan lingkungan hidup beserta kelebihan
dan kekurangannya. Metode Ceramah - Lecture (Kochlar, 1992; Lee dalam
Kochhar, 1992; Gulo, 2012; Vishwanath, 2006; Anas (2014), adalah cara guru
menyampaikan pelajaran secara lisan, formal dan terencana dengan baik yang
ditujukan untuk menjelaskan beberapa permasalahan atau topik tertentu kepada
sekelompok peserta didik. Kelebihan: (a) murah, sederhana (b) dapat menyajikan
materi yang luas,(c) guru dapat mengatur materi yang perlu ditonjolkan.
Kelemahan: (a) materi yang dikuasai peserta didik hanya terbatas pada materi
yang dikuasai guru; (b) peserta didik cenderung mengantuk; (c) tidak diketahui
apakah peserta didik mengerti atau tidak (Muslicha, 2015).
C. Pengertian Metode Diskusi
Wina Sanjaya dalam Sumarni et.al (2014) menyatakan bahwa“metode
diskusi diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaranyang
melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan menemukanalternatif
pemecahan suatu topik bahasan”. Dalam percakapan itu para pembicaramencari
alternative pemecahan masalah yang sedang dibicarakan dantidak boleh
menyimpang dari pokok pembicaraan.
Diskusi sendiri merupakan percakapan ilmiah yang dilakukan oleh
beberapa orang dalam suatu kelompok untuk bertukar pendapat atau bersama-
sama mencari pemecahan untuk mendapatkan kebenaran atas persoalan tertentu.
Metode diskusi dalam pembelajaran ialah cara penyampaian bahan pelajaran
dimana guru memberi kesempatan kepada murid untuk mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
Dengan demikian, metode diskusi merupakan cara mempelajari materi pelajaran
melalui diskusi merupakan cara mempelajari materi pelajaran melalui pertukaran
pendapat guna mendapatkan solusi dari masalah yang timbul (Setyanto, 2014).
Menurut Maslikhah (2008) diskusi adalah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan, atau menyususn alternatif pemecahan atas suatu masalah. 
Metode diskusi adalah metode pembelajaran untuk memecahkan suatu
permasalahan yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang dapat
mendekati kebenaran dalam proses pembelajaran (PBM).Metode diskusi dapat
merangsang murid untuk berfikir sistematis, logis, kritis, dan bersikap demokratis
dalam menyumbangkan pikiran-pikiran untuk memecahkan sebuah masalah
(Rahayu, et. al. 2014).

5
 Mariana (2013) menyatakan bahwa diskusi adalah suatu kegiatan
kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat
pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk
merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan
memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman
yang sama dalam suatukeputusan atau kesimpulan.
Apabila hendak menerapkan metode diskusi, guru perlu merancang
konsep yang matang terlebih dahulu sehingga murid apat berpikir kritis serta
mengeluarkan pendapat secara rasional dan objektif dalam memecahkan suatu
permasalahan. Hal yang perlu diperhatikan, metode diskusi berbeda dengan tanya
jawab, sebab metode tanya jawab dapat langsung diselesaikan hanya dengan satu
jawaban. Adapun metode diskusi diwarnai dengan banyak jawaban yang sama-
sama mencoba memperlihatkan kebenaran.
Tujuan Penggunaan Metode Diskusi
Menurut Setyanto (2014), adanya tujuan penggunaan metode diskusi
dalam kegiatan belajar-mengajar yaitu:
1) Mendorong murid untuk menggunakan pengetahuan dan pengalamannya
saat memecahkan masalah. Murid diarahkan untuk berpikir secra mandiri
atau tidak bergantung pada orang lain termasuk guru.
2) Melatih murid untuk mengungkapkan pendapat pribadinya secara lisan /
percakapan.
3) Membantu guru mengajak murid berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Dengan kata lain, guru tidak menjadi faktor yang
menjadikan penyelesaian dalam suatu permasalahan. Sebab, topik diskusi
diselesaikan secara bersama-sama dengan melibatkan ide dan pendapat
murid.
Tujuan Metode pembelajaran diskusi adalah memotivasi siswa agar lebih
aktifa dalam proses belajar-mengajar, tidak hanya itu tujuannya agar bisa
mengalokasi wakto dengan baik.
Peranan guru dalam diskusi
Sebagai pemimpin diskusi, guru harus mampu menjalankan beberapa
peran penting berikut ini :
a. Mengatur lalu lintas diskusi
Pemimpin diskusi bertanggung jawabmengatur jalannya diskusi dalam
wilayah pembelajaran agar berjalan lancar. Bahkan, pemimpin juga dapat
menjalankan fungsi sebagai penengah untuk memastikan kelancaran diskusi.
Sebagai pemimpin guru harus mampu mengarahkan memperjelas pendapat dari
para murid agar tidak terjadi simpangsiuran serta menghindari pembicaraan yang
keluar dari pokok bahasan diskusi. 
b. Menjadi penangkis
Ketika diskusi sedang berlangsung, maka banyak sanggahan atau
pertanyaan yang dilontarkan kepada pemateri. Pemimpin diskusi harus menilai

6
hal-hal yang perlu dipantulkan kemballi baik kepada poko pemateri maupun
mengajukan pertanyaan. Dengan menjalankan fungsi sebagai dinding penangkis,
guru dapat mencengah murid melakukan tanya jawab yang tidak penting serta
perdebatan sengit dalam diskusi.
c. Menjadi penunjuk jalan
Pemimpin diskusi tidak boleh lupa menyampaikan petunjuk umum
sebelum diskusi dimulai, khususnya mngenai hal-hal yang boleh dilakukan dan
terlarang bagi peserta. Selain itu guru sebagai pemimpin diskusi perlu
menjelaskan terlebih dahulu maslah yang harus dipecahkan para murid. (Setyanto,
2014)

Dalam diskusi ini guru berperan sebagai pemimpin diskusi, atau guru
dapat mendelegasikan tugas sebagai pemimpin itu kepada siswa, walaupun
demikian guru masih harus mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpin oleh
siswa. Pendelegasian itu terjadi jika siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok diskusi. Pimpinan diskusi harus mengorganisir kelompok yang
dipimpinnya agar setiap anggota diskusi dapat berpartisipasi secara aktif.
Dengan metode diskusi siswa dapat mengerti tentang konsep-konsep dasar
ide-ide dengan lebih baik. Dapat memberi waktu kepada siswa secukupnya
sehingga mereka dapat informasi secara kelompok. Uraian di atas dapat di ambil
kesimpulan bahwa dengan metode diskusi siswa benar-benar dilibatkan secara
penuh dalam proses pembelajaran sehingga siswa dituntut untuk membaca,
memahami materi, menyampaikan pendapat, menanggapi pendapat teman
memberi saran dan juga menerima saran teman. Hal ini berarti dengan metode
diksusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Bentuk – bentuk metode diskusi
Menurut Muchlisin Riadi (2013) metode diskusi dalam belajar memiliki
beberapa bentuk,yaitu:
1. The social Problem meeting
Metode diskusi bentuk ini adalah siswa diberikan kesempatan untuk
memecahkan masalah social dikelas atau di sekolahnya dengan harapan
bahwa siswa dapat merasa terpanggil untuk terus mempelajari dan
bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
2. The open-endet meeting
Dalam bentuk ini siswa berdiskusi mengenai hal apa saja. Dapat berupa
masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sampai yang
menyangkut dengan lingkungan sekitar.
3. The educational-diagnosis meeting
Siswa berdiskusi atau berbincang mengenai permasalahan yang berkaitan
dengan pelajaran dikelas dengantujuan untuk saling
mengoreksipemahaman mereka terhadap pelajaran yang diterimanya agar
siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik.

7
            Langkah-langkah menjalankan metode diskusi
            Menurut Setyanto (2014), ada beberapa langkah dalam menjalankan
metode diskusi adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan adatu merancanakan diskusi
Melalui penyusunan rencana diskusi, guru dapat menentukan tema,
mengarahkan peserta, serta menetapkan target  atau tujuan dari
pelaksanaan diskusi
2. Pelaksanaan diskusi
Dalam pelaksanaan diskusi, guru dapat membuat beberapa kelompok dan
membagi tugas para murid. Hal yang tidak boleh dilupakan oleh guru ialah
merangsang murid untuk berpartisipasi mengutarakan pendapat atau
mengajukan pertanyaan, mencatat ide-ide yang dianggap penting serta
menciptakan suasan kondusif.
3. Mengevaluasi jalannya diskusi 
Sebuah diskusi dilakukan guru dengan tujuan menciptakan pembelajaran
yang mudah dipahami serta mengajak murid berpartisipasi aktif dalam
menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu, diskusi sebaiknya diakhiri
dengan membuat kesimpulan, membacakan kembali hasil diskusi , serta
meluruskan pertanyaan yang keliru. Hal yang tidak kalah penting ialah 
mengevaluasi atau membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi.
Evaluasi ini dijadikan b ahan pertimbangan dan perbaikan dalam
pelaksanaan diskusi selanjutnya.
D. Kelebihan dan Kelemahan  Metode Diskusi
Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, seperti yang
telah dijelaskan di atas sebelumnya. Kekurangan dari metode diskusi tersebut
dapat ditutupi oleh strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir yang
dapat mengakomodasi semua siswa untuk berperan lebih aktif dikelas. Sehingga
tidak ada siswa yang bermain sendiri dan tidak memperhatikan pembelajaran serta
tidak ada satu atau dua orang siswa yang lebih aktif dari siswa yang lain.
Menurut Setyanto (2014) dimana dalam penggunaan metode pembelajaran
diskusi dalam proses belajar mengajar adanya kelebihan dan kelemahan
diantaranya:
  Kelebihan metode diskusi
1. Merangsang kreativitas murid
Diskusi berguna memancing kreativitas murid dalam bentuk ide, gagasan inisiatif,
serta trobosan baru dalam pemecahan masalah. Bahkan, diskusi dapat merangsang
murid untuk mengemukakan pandapatnya sendiri, menyetujui dan memperkuat
pendapat teman, atau bahkan mengoreksi opini peserta diskusi lainnya.
2. Memperluas wawasan murid
Diskusi menuangkan beberapa pengetahuan sekaligus dalam wilayah dan waktu
yang sama sehingga pengetahuan pun semakin berkembang. Tidak hanya itu,
dalam upaya memevahkan masalah, murid dapat menemukan pencerahan atau

8
inspirasi dari berbagai sumber. Disisi lain, melalui diskusi, guru telah membantu
murid untuk mengembangkan musyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah.
3. Mendorong murid untuk selalu bertanggung jawab
Diskusi mengembangkan sikap tanggung jawab murid terhadap pendapat,
keputusan, atau kesimpulan yang diambil. Selain itu diskusi tidak hanya
membutuhkan pengethuanyang luas, tetapi juga kemampuan berbicara secara
logis dan sistematis. Melaui guru mengajarkan murid untuk membiasakan berpikir
secara cermat sebelum mengeluarkan pendapat, mengambil keputusan, serta
menarik kesimpulan.

  Kelemahan metode diskusi


1) Sulit memprediksi hasil. Sebab seluruh proses diskusi sangat bergantung pada
kecakapan pemimpin diskusi serta partisipasi aktif peserta. Terkadang metode
diskusi dalam prosespembelajaran diwarnai monopoli atau dominasi dari murid
yang memiliki kecerdasan yang menonjol.
2) Memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu  metode ini tidak cocok tidak
cocok diterapkan pada semua topik. Sebab diskusi hanya tepat digunakan
untuk membahas hal-hal yang bersifat problematik. Hal yang paling menonjol
dari kelemahan metode ini adalah ketika jumlah murid dalam suatu kelas
sangat banyak, sebagian murid cenderung enggan mengungkapkan
pendapatnya karena menunggu temannya yang pandai untuk bersuara.

Menurut Anisa et. al (2013) terdapat beberapa kelemahan dalam metode


diskusi, diantaranya adalah:
1) Jalannya suatu diskusi dapat dikuasai atau didominasi oleh beberapa siswa
yang menonjol sedangkan siswa lainnya menjadi pasif
2) Diskusi yang mendalam membutuhkan waktu yang lama
3) Dalam diskusi relatif sulit membatasi pokok masalah ketika siswa mulai
banyak yang mengemukakan pendapat
4) dalam diskusi siswa kurang berani untuk menyampaikan pendapatnya.

Menurut Baso & Mardiana (2017) pembelajaran melalui metode diskusi


memiliki kelebihan diantara lain:
1) Murid diberikan kesempatan yang besar untuk aktif melibatkan diri serta
mencari, menemukan, dan menjawab suatu permasalahan.
2) Murid mendapatkan kebermaknaan dalam belajar sehingga dapat mencapai
hasil belajar yang maksimal.

9
BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Didalam penggunaan metode pembelajaran banyak yang harus
diperhatikan baik itu dalam kelebihan dan kelemahannya oleh sebab itu kita harus
pintar memilih metode pembelajaran, agar tujuan dari pendidikan bisa tercapai.
Tidak hanya metode ceramah dan diskusi yang bisa digunakan banyak juga
metode yang lainnya. Dimana setiap metode mempunyai ciri khas sehingga
adanya kelebihan dan keunggulan sendiri.
Tidak hanya itu kita juga harus memperhatikan materi pelajaran dan lalu
baru kita tentukan metode apa yang baik digunakan karena tidak semua mata
pelajaran bisa menggunakan metode yang sering kita digunakan.

B.     SARAN
Makalah ini banyak memiliki kekurangan, kami mengharapkan kritik dan
saran dari saudara-saudara (teman-teman). Dan kami mengharapkan makalah ini
menjadi referensi bagi saudara untuk mempelajari Tentang  “Metode Ceramah
dan Diskusi“

10
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, et. al. 2013. Efektivitas Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir
(SPPKB) terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Menggunakan
Strategi Synargetic Teaching (pada mata pelajaran biologi di smp
negeri 1o jember). @ pancaran. Vol. 2 No. 4. Hal 100-110
Hartono dan Pratiwi. 2013. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan
Aktivitas
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas V Semerter I. Guru
SDN 4 Besuki, Dosen FKIP UNEJ dan Dosen UNARS
Hisyam, Zaini, Sekar & Bermawy Munthe ( 2008) Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta :
Pustaka Insan Madani.
Irwandi, 2010. Stategi Pembelajaran Biologi Berbasis Kontekstual. Bengkulu :
UMB Press
Jatmiko, et. al. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
(Cooperative
Integrated Reading adn Composition) disertai Media Komik Biologi
untuk Meningkatkan minat Belajar Siswa dalam Pelajaran Biologi
pada Siswa Kelas VII-A SMP N 14 Surakarta Tahun Pelajaran
20011/2012. Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta
Mariana, M. 2013. Kajian Metode Pembelajaran bagi mahasiswa STTPP Medan.
Universitas
Medan
Maria dan Mesra. 2012. Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan
Hasil Belajar
Kolase melalui Produk Kerajinan Tangan dalam Mata Pelajaran SBK
di SDN Desa Lama Kecamatan Hamparan Perak Tahun Pelajaran
2011/2012. Jornal Pendidikan
Maslikhah. 2008. Pengaruh Perpaduan Metode Diskusi dan Presentasi terhadap
Prestasi
Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester II MAN Yogyakarta III Tahun
Ajaran
2006/2007. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta
Mayangsari. Et.al 2014. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VI Pokok Bahasan Kondukor dan Isolator SDN semboro
Probolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Edukasi UNEJ I
(1):27-31

11
Muclicha, A. 2015. Metode Pengajaran dalam Pendidikan Lingkungan Hidup
pada Siswa SD (Studi pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta).
Journal Pendidikan , Volume 16, Nomor 2. 110-126. Program Studi
Ilmu Lingkungan  Universitas Indonesia
Mulyatiningsih, E. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung : Alfabeta
Rahayu, et.al. 2014. Hubungan Metode Pembelajaran dengan Motivasi Belajar
Mahasiswa Tingkat II. Dinamika Kesehatan Vol.14
Sartika. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen sebagai Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap Prestasi
Belajar Siswa. Padagogia. Vol.1 No. 2: 189-240. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo
Setyanto, N. 2014. Panduan Sukses Komunikasi Belajar-mengajar.. Yogyakarta :
Diva press
Sukerti, et al. 2014. Penerapan Metode Demonstrasi dengan Menggunakan
Media Gambar Berseri untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Narasi Siswa Kelas V SDN 3 Dencarik Kecamatan Banjar Tahun
Pelajaran 2012/2013. E-journal MIMBAR PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol. 2 No. 2
Sumarni, et al. 2014. Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas
IV sekolah Dasar Kecil Toraranga pada Mata Pelajaran PKN Pokok
Bahasan Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi.
Journal Kreatif Tadulako Online. Vol 3 No.4. SSN 2354-614X.
Fakultas Keguruan dan Il mu Pendidikan Universitas Tadulako
Popham. 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta
Baso dan Mardiana.2017. Meningkatkan Hasil Belajar Murid Melalui Metode
Diskusi pada
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Menghargai
dan Menaati Keputusan Bersama Kelas V Sekolah Dasar Negeri 221
Bulu Dua Kabupaten Soppeng. Makassar : FKIP Universitasa
Muhammadiyah Makassar.
Riadi, Muchlisin.2013. Metode Diskusi Dalam Belajar. Kajian pustaka.com.
diunduh tanggal 03
september 2019.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta :Kencana Prenada Media Group.

12

Anda mungkin juga menyukai