Anda di halaman 1dari 8

[Type text]

EORI BELAJAR WILLIAM BROWNELL


1. Biografi
Sebuah biografi yang menceritakan kisah hidup William Arthur
Brownell, Dean Brownell nama kecilnya lahir pada 19 Mei 1895 di
Smethpor , Pennsylvania, dan meninggal pada 24 Mei 1977. William
meninggalkan seorang istri , Kathryn of Berkeley , dan dua anak
perempuan, Kathryn Bonsey dari Hilo, Hawaii, dan Carol Brownell dari
New York City. Brownell dianugerahi A.B. yang sederajat dengan
Allegheny College pada tahun 1917, dan Ph.D. oleh University of Chicago
pada tahun 1926. William memperoleh gelar Guru Besar bidang Pendidikan
dan Dekan School of Education pada tahun 1950 di Berkeley. Sebelumnya
William menjadi anggota fakultas di University of Illinois, Cornell
University, University of Michigan, George Peabody College untuk Guru,
Duke University (dimana ia menghabiskan waktunya selama 19 tahun), dan
Universitas Northwestern. William pensiun di Berkeley pada tahun 1962 .
Penghargaan sebagai tokoh pendidikan, seorang rekannya menulis:
Brownell memiliki karakteristik seorang yang penuh kemanusiaan, baik
sebagai sebagai dekan, dosen, asosiasi profesional, rekan, maupun sebagai
konselor. Rekannya menulis, Dengan ajaran dan teladan, ia telah
menunjukkan kepada kita bagaimana penelitian pendidikan seharusnya dan
apa pendidikan itu.
Sepanjang karirnya, William memberikan kepemimpinan profesional
dan memperoleh pengakuan nasional. Ia menjabat sebagai presiden

[Type text]

American Association yang berkecimpung dalam penelitian pendidikan dan


sebagai Divisi Psikologi Pendidikan di American Psychological. Karya
ilmiahnya William terutama pada pendidikan profesional dengan penelitian
di universitas risetterkemuka. Penelitiannya mengenai belajar bagi
manusia, khususnya bidang aritmatika. Karyanya ini merupakan disertasi
doktornya, dimana karyanya memberi substansi sistematis untuk dunia
pendidikan yang saat ini dikenal dengan pembelajaran kognitif. Dengan
pembelajaran kognitif ini William meletakkan dasar
bagimunculnya matematika baru. William
menulis bahwa pemahaman,bukan hanya
sekedar pengulangan belaka, adalah dasar untukbelajar matematika anakanak.
Karya William banyak berupa makalah teoritis dan penelitian
diterbitkan oleh universitas bergengsi, yaitu bergengsi Stanford
University School Mathematics Study Group direproduksi pada tahun
1972. Karena karya ilmiahnya yang begitu fenomenal saat itu, bibliografi
William masuk dalam 7 monograf penelitian. Kontribusinya sangat luar
biasa berupa buku tahunan dari 8 organisasi profesional nasional , dan 85
artikel di majalah pendidikan dan psikologis. Namun demikian, William
tidak hanya tertarik dalam teori dan penelitian. William aktif
menerapkannya dalam pendidikan matematika . Pada saat itu matematika
masih menggunakan teori klasik. Anak didik sudah biasa tinggal di kelas 1
dan 2. William kemuadian menulis serangkaian pelajaran aritmatika untuk
anak kelas 1 sampai 8 sekolah dasar.
Sebagai Dekan di Berkeley, Brownell banyak memberikanperhatian
pada kualitas penelitian untuk kandidat doktor. William memberikan

[Type text]

kursus penelitian dalam pendidikan matematika, disamping itu juga


mengajar psikologi pendidikan yang banyak diikuti oleh mahasiswa yang
bekerja untuk meraih gelar tertinggi. William mendirikan the Field
Service Center sebagai bentuk kepeduliannya meningkatkan pendidikan.

2. Teori Belajar
Teori William Artur Brownell meletakkan pondasi munculnya
matematika baru .he characterized his point of view as the meaning

theory. In developing it, he laid the foundation for the emergence of


the new mathematics. He showed that understanding, not sheer
repetition, is the basis for children's mathematical learning . William
meletakkan dasar pembelajaran matematika sebagai Meaning Theory.
Penelitiannya mengenai pembelajaran anak khususnya pada aritmetika
mengemukakan belajar matematika harus merupakan belajar bermakna
dan belajar pengertian atau yang dikenal teori bermakna. Jika dilihat dari
teorinya ini sesuai dengan teori belajar-mengajar Gestalt yang muncul
pada pertengahan tahun 1930. Dimana menurut teori Gestalt, latihan
hafalan atau yang dikenal dengan sebutan drill adalah sangat penting
dalam kegiatan pengajaran. Cara drill diberikan setelah tertanam
pengertian.
Teori Drill dalam pengajaran matematika berdasarkan kepada teori
belajar asosiasi yang lebih dikenal dengan sebutan teori belajar stimulus
respon yang dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1874-1949). Teori
belajar ini menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan proses

[Type text]

pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Menurut hukum ini


belajar akan lebih berhasil bila respon anak didik terhadap suatu stimulus
segera diikuti rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau puas ini bisa
timbul sebagai akibat anak didik mendapat pujian atau ganjaran sehingga
ia merasa puas karena sukses yang diraihnya dan sebagai akibatnya akan
mengantarkan dirinya ke jenjang kesuksesan berikutnya.
Gambaran yang diberikan William tentang ciri-ciri perilaku kognitif
adalah:
a. Berpikir lancar, yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang
relevan dan arus pemikiran lancar.
b. Berpikir luwes, yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam, mampu
mengubah cara atau pendekatan atau arah pemikiran yang berbeda-beda.
c. Berpikir orisinal, yaitu memberikan yang tidak lazim atau lain dari yang
lain yang diberikan kebanyakan orang lain.
d. Berpikiir terperinci (elaborasi), yaitu mengembangkan, menambah,
memperkaya suatu gagasan, memperinci detail-detail dan memperluas
suatu gagasan.
Menurut William dalam belajar orang membutuhkan makna, bukan
hanya sekedar respon otomatis yang banyak. Maka dengan demikian teori
drill dalam pembelajaran matematika yang dikembangkan atas dasar teori
asosiasi atau teori stimulus respon, menurutnya terkesan bahwa proses
pembelajaran matematika khususnya aritmetika dipahami semata-mata
hanya sebagai kemahiran.

[Type text]

Teori belajar William Arthur Brownell didasarkan atas keyakinan


bahwa anak-anak pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika
belajar secara permanen atau secara terus menerus untuk waktu yang
lama. Salah satu cara bagi anak-anak untuk mengembangkan pemahaman
tentang matematika adalah dengan menggunakan benda-benda tertentu
ketika mereka mempelajari konsep matematika. Terdapat perkembangan
yang menunjukkan bahwa doktrin formal itu memiliki kekeliruan yang
cukup mendasar. Dari penelitian yang dilaksanakan pada abad 19 terdapat
hasil yang menunjukkan bahwa belajar tidak melalui latihan hafalan dan
mengasah otak, namun diperoleh anak melalui bagaimana anak berbuat,
berpikir, memperoleh persepsi, dll.

3. Implikasi Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini


Implikasi teori perkembangan kognitif William dalam pembelajaran
pada anak usia dini sebagai berikut:
a. Belajar pada anak usia dini memerlukan benda konkrit sebagai implikasi
perkembangan kognitif anak yang berpikir konkrit. Karena itu guru harus
pandai-pandai memilih metode untuk mengajarkan matematika dasar atau
berhitung pada anak usia dini. Guru hendaknya menggunakan bahasa yang
sesuai dengan cara berpikir anak.
b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila lingkungan mendukung. Dalam hal
ini adalah guru, teman belajar maupun lingkungan sekolah termasuk alat

[Type text]

permainan. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan


lingkungan sebaik-baiknya.
c. Guru memilih metode belajar yang sesuai dengan karakteristik anak yaitu
inovatif dan kreatif sehingga anak tidak merasa bosan ataupun terbebani.
d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
e. Anak didik hendaknya diberi peluang untuk saling berinteraksi dengan
temannya.
Pengaplikasian teori kognitif William dalam belajar bergantung
pada akomodasi. Kepada anak didik harus diberikan suatu area yang belum
diketahui agar ia dapat belajar, karena ia tidak dapat belajar dari apa
yang telah diketahui saja. Dengan adanya area baru, anak didik akan
mengadakan usaha untuk dapat mengakomodasikan.
Teori belajar William Brownell didasarkan atas keyakinan bahwa
anak-anak memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara
permanen atau secara terus menerus untuk waktu yang lama. Salah satu
cara bagi anak-anak untuk mengembangkan pemahaman tentang
matematika adalah dengan menggunakan benda-benda tentu ketika
mereka mempelajari konsep matematika. Sebagai contoh, pada saat anakanak baru pertama kali diperkenalkan dengan konsep membilang, mereka
akan lebih mudah memahami konsep itu jika mereka menggunakan benda
kongkrit yang mereka kenal ; seperti mangga, kelereng, bola atau sedotan.
Dengan kata lain, teori belajar William Brownell ini mendukung
penggunaan benda-benda konkrit untuk dimanipulasikan sehingga anak-

[Type text]

anak dapat memahami makna dari konsep dan keterampilan baru yang
mereka pelajari.

Sumber:
Hudoyo, Herman.1988.Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. 2010. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:


Penerbit Universitas Terbuka.

http://texts.cdlib.org/view?
docId=hb4q2nb2nd;NAAN=13030&doc.view=frames&chunk.id=div00010&
toc.depth=1&toc.id=&brand=calisphere

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai