Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

TENTANG

PERKEMBANGAN BAHASA

DISUSUN OLEH:
Tomi Hartono Lumban Tobing
5161111051

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sejak mula,filsafat telah membahas mengenai bahasa dan struktur bahasa.Pada
abad-abad permulaan terdapat pengertian bahwa bahasa itu merupakan perjanjian yang
disengaja antar manusia.Pandangan ini dianut misalnya oleh aliran sofisme. Bertentangan
dengan pandangan ini adalah pandangan stoicijn yang memandang bahasa sebagai suatu
kecakapan alamiah.Pandangan plato dan aristoteles ada ditengah-tengah pandangan
ini.Dengan adanya perbandingan ilmu-ilmu bahasa maka studi yang sistematis mengenai
susunan bahasa yaitu hubungan antara berfikir dan berbahasa,antara fungsi ekspresi dan
fungsi untuk melukiskan dalam bahasa.
Bagi psikologi yang sebagian berakar pada filsafat maka bahasa sejak mula
merupakan objek studi yang pokok.Para pioner dalam psikologi perkembangan telah
memberikan pengertian-pengertian dalam perkembangan bahasa melalui observasi yang
teliti,terutama mengenai pernyataan-pernyataan bahasa yang petama.

I.2 Rumusan Masalah


1.Pengertian atau definisi perkembangan bahasa.
2.Mengetahui tentang hubungan kemampuan berbahasa dengan kemampuan
berfikir.
3.Menjelaskan tentang karakteristik perkembangan otak.
4.Mengetahui tentang faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan bahasa
5.Mengetahui tentang tahapan perkembangan bahasa.
6.Mengetahui tentang upaya pengembangan bahasa dan implikasinya

I.3 Tujuan Makalah


Agar pembaca mengetahui dan memperoleh ilmu pemikiran yang baik tentang
perkembangan bahasa dan peranan orangtua dalam upaya pengembangan bahasa dan
implikasinya bagi pendidikan.

I.4 Manfaat Penulisan Makalah

Menambah khazanah ilmu pengetahuan terutama mengenai tentang perkembangan


bahasa dan upaya pengembangan bahasa. Memberi bahan masukan bagi kajian lebih lanjut
untuk berbagai konsep keilmuan mengenai tentang perkembangan bahasa.Memberikan
sumbangsih pengetahuan praktis bagi berbagai pihak yang membutuhkannya terutama bagi
pihak yang sedang mencari pengetahuan tentang perkembangan bahasa dan pengupayaan
dalam membantu mengembangkan bahasa bagi seorang individu.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perkembangan Bahasa
Makna perkembangan bahasa adalah sama dengan penguasaan bahasa yaitu proses
pemilikan kosa kata,kemampuan menyusun kata-kata sederhana,sampai pada kemampuan
menyusun tata bahasa sederhana maupun kompleks.Secara umum,perkembangan
keterampilan berbahasa pada individu dapat dibagi dalam empat komponen,yaitu
A.
B.
C.
D.

Fonologi (phonology)
Semantik (semantics)
Tata Bahasa (grammar)
Pragmatik (pragmatics)

Tahapan perkembangan bahasa adalah sebagai berikut:


A.
B.
C.
D.
E.
F.

Tahap pralinguistik atau meraban (0,3-1,0 tahun)


Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1,0-1,8 tahun)
Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)
Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)
Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)
Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun-dewasa).

Sesuai dengan perkembangan pisikis remaja yang sedang berada pada fase mencari jati
diri maka remaja seringkali membangun dan memiliki bahasa khas remaja.Ada tiga aliran
yang menjelaskan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan bahasa:
A. Aliran nativisme
B. Aliran empirisme
C. Aliran konvergensi
Intervensi pendidikan menduduki posisi penting dalam upaya membantu perkembangan
bahasa.Wujud intervensi itu adalah dengan menciptakan suasana lingkungan,baik dalam
keluarga,sekolah,maupun masyarakat,yang memberikan suasana aman secara psikologis
untuk mengungkapkan pemikiran-pemikiran dalam bentuk komunikasi bahasa.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Pengertian Perkembangan Bahasa

Seorang ahli psikologi perkembangan dari Illinois State University bernama Laura E.Berk
(1989) setelah mempelajari dan meneliti berbagai aspek perkembangan individu.sampailah
dia pada suatu kesimpulan bahwa perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas
manusia yang paling kompleks,namun pada umumnya berkembang pada individu dengan
kecepatan luar biasa pada awal masa kanak kanak.Pencapaian bahasa yang amat
mengesankan pada anak-anak yang sedang belajar bahasa adalah sedemikian rumitnya
sehingga kadang-kadang tampak seperti sesuatu yang ajaib.
Demikian cepatnya perkembangan bahasa pada masa kanak-kanak sehingga dalam
waktu singkat dapat menguasai banyak kosakata,ucapan,dan bahkan
cara,mengucapkannya.Oleh karena itu,berbagai penelitian psikologi perkembangan
mengatakan bahwa secara umum perkembangan bahasa lebih cepat dari perkembangan
aspek-aspek lainnya,meskipun kadang-kadang ditemukan sebagian anak yang lebih cepat
perkembangan motoriknya dari pada perkembangan bahasanya.Berdasarkan hasil -hasil
penelitiannya maka para ahli psikologi perkembangan mendefinisikan perkembangan
bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosakata,ucapan,gramatika,dan
etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur
kronologisnya.Perbandingan antara umur kronologisnya dengan kemampuan berbahasa
individu meunjukkan perkembangan bahasa individu yang bersangkutan.
Makna perkembangan bahasa adalah sama dengan penguasaan bahasa yaitu proses
pemilikan kosakata,kempampuan menyusun kata-kata sederhana,sampai pada kemampuan
menyusun tata bahasa sederhana maupun kompleks.Ada aspek linguistik dasar yang bersifat
universal dalam otak manusia memungkinkan untuk menguasai bahasa tertentu (Tarigan,
1986; 260).Menurut para penganut aliran behavioristik,penggunaan bahasa merupakan
asosiasi yang terbentuk melalui proses pengondisian klasik (classical
conditioning),pengondisian operan (operant conditioning),dan belajar sosial (social
learning).Secara umum,perkembangan keterampilan berbahasa pada individu menurut Berk
(1989) dapat dibagi kedalam empat komponan,yaitu:
1.
2.
3.
4.

Fonologi (phonology)
Semantik (semantics)
Tata bahasa (grammar)
Pragmatik (pragmatics)

Fonologi berkenan dengan bagaimana individu memahami dan menghasilkan bunyi


bahasa.Semantik merujuk kepada makna kata atau cara yang mendasari konsep-konsep
yang diekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata.

Penelitian intensif tentang perkembangan kosakata pada anak-anak diibaratkan oleh


Berk (1989) sebagai sejauh mana kekuatan anak untuk memahami ribuan pemetaan katakata kedalam konsep-konsep yang dimiliki sebelumnya meskipun belum tertabelkan dalam
dirinya dan kemudian menghubungkannya dengan kesempatan dalam bahasa
masyarakatnya.
Grammar merujuk kepada penguasaan kosakata dan memodifikasikan cara-cara yang
bermakna.Pengetahuan tentang grammar meliputu dua aspek utama.
1. Sintak (syntax), yaitu Aturan-aturan yang mengatur bagaimana kata-kata disusun
kedalam kalimat yang dapat dipahami.
2. Morfologi (morphology),yaitu Aplikasi gramatikal yang meliputu jumlah,tenses
,kasus,pribadi,gender,kalimat aktif,kalimat pasif,dan berbagai makna lain dalam
bahasa.
Pragmatik merujuk kepada sisi komunikatif dari bahasa.Ini berkenaan dengan
bagaimana menggunakan bahasa dengan baik ketika berkomunikasi dengan orang lain.Di
dalamnya meliputi bagaimana mengambil kesempatan yang tepat,mencari dan menetapkan
topik yang relevan,mengusahakan agar benar-benar komunikatif,bagaimana menggunakan
bahasa tubuh (gesture),intonasi suara,dan menjaga konteks agar pesan-pesan verbal yang
disampaikan dapat dimaknai secara tepat oleh penerimanya.Pragmatik juga mencakup
sosiolinguistik,yaitu bagaimana suatu bahasa harus diucapkan dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu.Agar dapat berkomunikasi dengan berhasil,seseorang harus
memahami dan menerapkan cara-cara interaksi dan komunikasi yang dapat diterima
masyarakat tertentu,seperti ucapan selamat datang dan selamat tinggal serta cara
mengucapkannya.Selain itu orang juga memperhatikan tata krama berkomunikasi
berdasarkan hierarki umur atau status sosial yang masih dijunjung tinggi dalam suatu
masyarakat tertentu.

3.2

Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa

Dilihat dari perkembangan umur kronologisnya yang berkaitan dengan perkembangan


kemampuan berbahasa individu,tahapan perkembangan bahasa dapat dibedakan kedalam
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Pralinguistik atau Meraban (0,3-10 tahun)
Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai
fungsi komunikatif.Pada umur ini anak mengeluarkan berbagai bunyi ujaran sebagai reaksi
terhadap orang lain yang berada disekitarnya sebagai ucapan mencari kontak verbal.
2. Tahap Holofrastik atau Kalimat satu kata (1,0-1,8 tahun)
Pada usia sekitar 1 tahun anak mulai mengucapkan kata-kata.Satu kata yang diucapkan
oleh anak-anak harus dipandang sebagai suatu kalimat penuh mencakup aspek intelektual
maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu.
3. Tahap Kalimat Dua Kata (1,6-2,0 tahun)
Pada tahap ini anak mulai memiliki banyak kemungkinan untuk menyatakan
kemauannya dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang disebut
dengan istilah kalimat dua kata yang dirangkai secar tepat.
4. Tahap Pengembangan Tata Bahasa Awal (2,0-5,0 tahun)
Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa,panjang kalimat mulai
bertambah,ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin kompleks,dan mulai menggunakan
kata-kata jamak.Penambahan dan pengayaan terhadap sejumlah dab tipe kata secara
berangsur meningkat sejalan dengan kemajuan dalam kematangan perkembangan anak.
5. Tahap Pengembangan Tata Bahasa Lanjutan (5,0-10,0)
Pada tahap ini anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih
kompleks lagi serta mampu melibatkan gabungan kalimat-kalimat sederhana dengan
komplementasi,relativasi,dan konjungsi.Perbaikan dan penghalusan yang dilakukan pada
periode ini mencakup belajar mengenai berbagai kekecualian dari keteraturan tata bahasa
dan fonologis dalam bahasa terkait (Tarigan, 1986).
6. Tahap Kompetensi Lengkap (11,0 tahun-dewasa)
Pada akhir masa kanak-kanak,perbendaharaan kata terus meningkat,gaya bahasa
mengalami perubahan,dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi.Keterampilan
dan performansi tata bahasa terus berkembang kearah tercapainya kompetensi berbahasa
secara lengkap sebagai perwujudan dari kompetensi komunikasi.

3.3

Hubungan Kemampuan Berbahasa Dengan Kemampuan Berpikir

Berpikir pada dasarnya merupakan rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi atau
pemrosesan informasi (information processing) yang berlangsung selama munculnya
renspons (Morgan, 1989).Dalam proses berfikir digunakan simbol-simbol yang memiliki
makna atau arti tertentu bagi masing-masing individu.
Aktivitas berpikir individu sesungguhnya dibantu dengan menggunakan simbol-simbol
verbal dan hukum tata bahasa guna menggabungkan kata-kata menjadi suatu kalimat yang
bermakna (Morgan, 1980).Betapapun seseorang dalam berfikir tidak mengeluarkan katakata secara eksplisit melainkan hanya didalam hati,sesungguhnya ketika proses berfikir itu
terjadi juga menggunakan bantuan bahasa.Hanya saja bahasa yang digunakannya hanya
dilafalkan didalam hati.
Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa aktifitas berfikir juga melibatkan
bahasa berfikir yang terjadi dalam hati atau yang seringkali dikenal dengan percakapan hati
(inner speech) (Morgan, 1989).Bahasa merupakan alat yang sangat berguna dan sangat
membantu individu untuk berfikir.Bahasa juga mengekspresikan hasil pemikiran
tersebut.Jadi,berfikir dan berbahasa merupakan dua aktifitas yang saling melengkapi dan
terjadi dalam yang relatif bersamaan.Sering kali dikatakan oleh banyak orang bahwa
kemampuan berfikir seseorang menentukan dan sekaligus dapat dipahami dari kemampuan
bahasanya.Sebaliknya,kemampuan bahasa seseorang merupakan pencerminan dari
kemampuan berfikir seseorang.
Meskipun demikian,dalam kasus tertentu ada sejumlah orang yang berkemampuan
berfikirnya bagus tetapi kamapuan bahasanya kurang.Sebaliknya,ada juga orang yang
pandai berbahasa tetapi kemampuan berfikirnya tidak sebagus kemampuan
bahasanya.Seringkali kita jumpai sejumlah orang yang mampu menulis dengan bagus untuk
mengeskspresikan pemikirannya,tetapi ketika diminta untuk mempresentasikan hasil
tulisannya ternyata bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pikiran-pikirannya tidak
menarik,sebaliknya juga terhadap orang yang dimintai mempresentasikan pikiranpikirannya sangat menarik bahkan sangat memukau,tetapi ketika dimimta menuangkan
pemikiran-pemikirannya dalam bentuk tulisan menjadi tidak menarik.

3.4

Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja

Mengacu kepada tahapan perkembangan bahasa yang telah dipaparkan


terdahulu,sesuai dengan tingkatan usia kronologis nya telah dicapai,karakteristik
perkembangan bahasa remaja telah mencapai tahap kompetensi lengkap.Pada usia
ini,individu diharapkan telah mempelajari semua sarana bahasa dan keterampilanketerampilan performasi untuk memahami dan menghasilkan bahasa tertentu dengan baik
(Tarigan, 1986).
Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh perkembangan
kognitif yang menurut jean piaget telah mencapai tahap operasional formal .Sejalan dengan
perkembangan kognitifnya,remaja mulai mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip berfikir
formal atau berfikir ilmiah secara baik pada setiap situasi dan telah mengalami peningkatan
kemampuan dalam menyusun pola hubungan secara komprehensif,membandingkan secara
kritis antara fakta asumsi dengan mengurangi penggunaan simbol-simbol dan terminologi
konkret dalam mengomunikasikan nya.
Sejalan dengan perkembangan pisikis remaja yang berada pada fase pencarian jati
diri,ada tahapan kemampuan berbahasa pada remaja yang berbeda dari tahap-tahap
sebelum atau sesudahnya yang kadan-kadang menyimpang dari norma umum seperti
munculnya istilah-istilah khusus dikalangan remaja.Karakteristik psikologis khas remaja
sering kali mendorong remaja membangun dan memiliki bahasa yang relatif berbeda dan
bahkan khas untuk kalangan remaja sendiri,sampai-sampai tidak jarang orang diluar
kalangan remaja kesulitan memahaminya.Dalam perkembangan masyarakat modern
sekarang ini,di kota-kota besar bahkan berkembang pesat bahasa khas remaja yang disebut
dengan gaul.

3.5

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perkembangan Bahasa

Aliran nativisme berpandangan bahwa perkembangan kemampuan berbahasa


seseorang ditentukan oleh faktor-faktor bawaan sejak lahir yang diturunkan oleh orang
tuanya.Sementara itu,aliran empirisme atau behaviorisme justru berpandangan
sebaliknya,yaitu bahwa perkembangan kemampuan berbahasa seseorang tidak ditentukan
oleh proses belajar dari lingkungan sekitarnya.Adapun aliran lain yanh cenderung lebih
moderat,yaitu aliran konvergensi mengajukan pandangan yang merupakan kolaborasi dari
faktor bawaan dan pengaruh lingkungan.
Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang memengaruhi perkembangan
bahasa,yaitu sebagai berikut:
1. Kognisi
Tinggi-rendahnya kemampuan kognisi individu akan memengaruhi cepat lambatnya
perkembangan bahasa individu,Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa
terdapat kolerasi yang signifikan antara fikiran dengan bahasa seseorang.
2. Pola Komunikasi dalam Keluarga
Dalam suatu keluarga pola komunikasinya banyak arah atau interaksinya relatif
demokratis akan mempercepat perkembangan bahasa anggota keluarganya dibanding
yang menerapkan pola komunikasi dan interaksi sebaliknya.
3. Jumlah Anak atau Anggota Keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anak atau banyak anggota
keluarga,perkembangan bahasa anak lebih cepat,karena terjadi komunikasi yang
bervariasi dibanding keluarga yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota
keluarga lain selain keluarga ini.
4. Posisi Urutan Kelahiran
Perkembangan bahasa anak yang posisi urutan kelahirannya ditengah akan lebih cepat
ketimbang anak sulung atau anak bungsu.Hal ini disebabkan anak tengah memiliki arah
komunikasi keatas maupun kebawah.Adapun anak sulung hanya memiliki arah
komunikasi kebawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi keatas saja.
5. Kedwibahasaan
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu akan
lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya
menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara
bervariasi .

Lebih lanjut Nelson (Bretherton et al., 1982)mengatakan bahwa ada dua tipe
perkembangan anak dalam penguasaan bahasa.
1. Anak yang bertipe referensial cenderung berpandangan bahwa sebagian besar
bahasa digunakan untuk membicarakan benda-benda.
2. Anak yang bertipe ekspresif cenderung berpandangan bahwa sebagian besar bahasa
digunakan untuk membicarakan dirinya dan orang lain sekaligus untuk
mengeskpresikan perasaan,kebutuhan,dan kondisi sosial lainnya.
Gaya anak dalam mempelajari bahasa,berkaitan dengan aspek-aspek lain dari
perkembangan bahasanya dan dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Anak-anak yang bertipe ekspresif cenderung menggunakan kata ganti kata benda
(pronouns)dalam bentuk kalimat,sedangkan anak-anak yang bertipe referensial
cenderung menunjukan kemampuan mengartikulasikan kalimat dengan lebih jelas
dan penguasaan kosakatanya cenderung lebih cepat.
2. Anak-anak yang bertipe referensial cenderung mengatakan benda-benda dalam
bentuk kalimat dengan menggunakan tabel-tabel.Anak anak yang bertipe ekspresif
cenderung mempu mengatakan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan frasafrasa sosial.

3.6

Peran Orang tua dalam Upaya Membantu Pengembangan Bahasa Dan


Implikasinya Bagi Pendidikan

Jika perkembangan kemempuan berbahasa merupakan konvergensi atau perpaduan


dari faktor bawaan dan proses belajar dari lingkungannya,intervensi pendidikan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis menjadi sangat penting.Hanya mengandalkan
faktor bawaan yang diturunkan oleh orang tua adalah keputusan yang tidak bijaksana
karena hasilnyayang kurang memuaskan.Intervensi pendidikan melalui proses belajar dari
lingkungan dapat diupayakan dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi
berkembangannya bahasa secara optimal.Lingkungan yang dapat memberikan kesempatan
bagi anak untuk belajar dan berlatih mengembangkan kemampuan bahasa perlu
dikembangkan secara maksimal,baik dalam lingkungan keluarga,sekolah,meupun
masyarakat.
Agar kemampuan berbahasa remaja dapat berkembang secara optimal,sejak dini anak
perlu diperkenalkan dengan lingkungan yang memiliki kemampuan berbahasa yang
variatif.Situasi yang menunjang perkembangan bahasa juga perlu diciptakan dan
dikembangkan oleh para guru di sekolah.DI sisi lain,masyarakat perlu memberikan
dukungan yang bersifat kondisi psikologis dan sosiokultural bagi perkembangan bahasa
remaja.Lingkungan keluarga,sekolah,maupun masyarakat sangat perlu menciptakan suasana
yang dapat membesarkan hati atau mendorong anak atau remaja untuk berani
mengomunikasikan pikiran-pikirannya.Cara demikian,akan sangat membantu
perkembangan bahasa remaja karena mereka leluasa dan tidak dihantui oleh kecemasan
dan ketakutan untuk mengomunikasikan apa saja yang dipikirkan.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut,Kesimpulan yang dapat diperoleh baha makna
perkembangan bahasa adalah sama dengan penguasaan bahasa yaitu proses pemilikan kosa
kata,kemampuan menyusun kata-kata sederhana,sampai pada kemampuan menyusun tata
bahasa sederhana maupun kompleks.
Ada beberapa tahapan perkembangan bahasa adalah sebagai berikut:
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Tahap pralinguistik atau meraban (0,3-1,0 tahun)


Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1,0-1,8 tahun)
Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)
Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)
Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)
Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun-dewasa).

Intervensi pendidikan menduduki posisi penting dalam upaya membantu perkembangan


bahasa.Wujud tersebut dapat berupa menciptakan suasana lingkungan,sekolah,maupun
masyarakat,yang memberikan suasana aman secara psikologis untuk mengungkapkan
pemikiran-pemikiran dalam bentuk komunikasi bahasa.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut,saran yang dapat diperoleh adalah Oran
tua,pendidikan dan masyarakat di lingkunan harus berperan penuh dan turut serta dalam
membantu perkembangan bahasa pada anak,selain itu orang tua harus penuh memberikan
perhatian dan kasih sayang yang diinginkan anak nya.
Penulis berharap pembaca lebih mendapat pengetahuan antara perkembangan bahasa
dan peran serta orang tua dalam membantu perkembangan bahasa anak,sehingga pembaca
mendapat pengetahuan tentang perkembangan bahasa tersebut.Makalah ini mempunyai
banyak kekurangan dan jauhnya dari kesempurnaan,oleh sebab itu segala kritik dan saran
yang bersifat membangun sangatlah penulis harapkan terutama dari dosen pengampu mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik dan rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan
makalah ini dimasa mendatang,semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan
menambah wawasan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Mohammad.Dr.Prof dan Asori Mohammad.Dr.Prof. 2004.Psikologi Remaja


Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Knoers .P.M.A- Monks .J.F dan Haditono Rahayu Siti. 2006.Psikologi
Perkembangan pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai