Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN

Nama : Hajrawati Ningsih

Nim/Stambuk : 22011016

Dosen : Apriani Safitri S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

KENDARI
Kata Pengantar

Puji syukur kita sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

Pengertian Pendidikan dan tujuan Pendidikan.

Shalawat teriring salam semoga terlimpahkan kepada Muhammad SAW, keluarga dan

sahabat – sahabat, dan semoga syafa’at-Nya selalu menyertai kehidupan ini.

Makalah ini berisi pendapat – pendapat mengenai Pengertian Pendidikan dan Tujuan

Pendidikan di Indonesia menurut para ahli dan beberapa sumber lainnya.

Setitik harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi

wacana yang berguna. Kami menyadari keterbatasan yang kami miliki. Untuk itu, kami

mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan

penyempurnaan makalah ini.

i|Page
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................................i

Daftar isi ....................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................1

1.1. Latar

belakang ....................................................................................................................1

1.2. Rumusan

masalah ...............................................................................................................2

1.3. Tujuan

penulisan ................................................................................................................2

1.4. Manfaat

penulisan ..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................3

2.1. pengertian

pendidikan ........................................................................................................3

a. Menurut undang – undang .............................................................................................3

b. Menurut kamus bahasa indonesia ..................................................................................4

c. Menurut beberapa para ahli ...........................................................................................4

d. Fungsi dari pendidikan .................................................................................................5

e. Jenis – jenis pendidikan .................................................................................................6

2.2. Tujuan

pendidikan ..............................................................................................................8

a. Tujuan pendidikan sebagai arah pendidikan .................................................................9

b. Tujuan sebagai titik akhir ............................................................................................10

ii | P a g e
c. Hubungan dengan hierarki tujuan pendidikan, dibedakan macam-macam tujuan

pendidikan ...................................................................................................................12

BAB III PENUTUP .................................................................................................................15

3.1.

Kesimpulan .................................................................................................................15

3.2.

Saran ...........................................................................................................................15

Daftar Pustaka..........................................................................................................................16

iii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya untuk membantu jiwa anak-anak didik baik lahir

maupun batin, dari sifat kodratinya menuju kearah peradaban manusiawi dan lebih baik.

Sebagai contoh dapat dikemukakan ; anjuran atau arahan untuk anak duduk lebih baik,

tidak berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain, bersih badan, rapi pakaian,

hormat pada orang yang lebih tua dan menyayangi yang muda, saling peduli dan lain

sebagainya merupakan salah satu contoh proses pendidikan. Sehubungan dengan itu,

Dewantara (1967) pernah mengungkapkan beberapa hal yang harius digunakan dalam

pendidikan, yakni ngerti-ngroso- ngelakoni(menyadari,menginsyafi, dan melakukan).

Hal tersebut serupa dengan ungkapan orang sunda di jawa barat, bahwa pendidikan

harus merujuk pada adanya keselarasan antara tekad-ucap-lampah (niat, ucapan, dan

pernbuatan).

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.(Undang-undang No 20 tahun 2003 SISDIKNAS)

Pendidikan merupakan tonggak penting penopang keberadaan suatu bangsa.

Pendidikan bukan hanya berlandaskan pada kemampuan akademik saja, akan tetapi

pendidikan juga berlandaskan akan moral, iman dan taqwa. Kemampuan akademik tanpa

di latarbelakangi moral yang baik maka akan mengakibatkan ketidakseimbangan .

1|Page
Untuk mengetahui arti pendidikan dan tujuan pendidikan di Indonesia dan untuk

menyelesaikan tugas dari dosen, maka kami berdiskusi untuk menbuat makalah ini.

1.2.      Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian pendidikan?

b. Apakah tujuan pendidikan di Indonesia?

1.3.      Tujuan Penulisan

a. Menjelaskan pengertian pendidikan.

b. Menjelaskan tujuan pendidikan di Indonesia.

1.4. Manfaat penulisan

a. Untuk Menambah wawasan mengenai pengertian pendidikan

b. Untuk Menambah pengetahuan mengenai tujuan pendidikan

2|Page
BAB. II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar atau disengaja. Dalam hal ini berarti ada tujuan

yang ingin dicapai.

Pendidikan merupakan aktivitas yang berorientasi pada tujuan ( aktivitas yang bersifat

teleologis).

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(Undang-

undang No 20 tahun 2003 SISDIKNAS)

a. Menurut Undang - Undang

1. UU SISDIKNAS No.2 tahun 1989

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

2. UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat.

3|Page
b. Menurut kamus Bahasa Indonesia

Pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’,

maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa

definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan

pelatihan.

c. Menurut Beberapa Ahli

1. Pengertianpendidikanmenurut M.J. Langeveld

Pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang

belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk

melaksanakan tugas tugas hidupnya, agar bias mandiri, akil-baliq, dan

bertanggung jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan

diri susila dan tanggung jawab.

2. Pengertian pendidikan menurut driyarkara

Pendidikan didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau

pengangkatan manusia muda ketaraf insani. (Driyarkara, DriyarkaraTentang

Pendidikan, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1950, hlm.74.)

3. Pengertianpendidikanmenurut Stella van Petten Henderson

Pendidikan merupakan kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani

dengan warisan sosial. Kohnstamm dan Gunning (1995) : Pendidikan adalah

pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan

penetuan – diri secara etis, sesuai dengan hatinurani.

4. Pengertianpendidikanmenurut H.H Horne

Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok

social melanjutkan keberadaannya memper baharui diri sendiri, dan mempertahan

4|Page
kan ideal-idealnya. Carter V. Good Pendidikan adalah proses perkembangan

kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam

masyarakatnya. Proses social dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu

lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai

kecakapan social dan mengembangkan kepribadiannya.

5. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan

budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan

hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan

masyarakatnya.

d. Fungsi dari Pendidikan

Pendidikan juga memiliki fungsi diantaranya adalah mengembangkan kemampuan,

membentuk watak, kepribadian agar peserta didik dapat menjadi pribadi yang lebih baik.

Lembaga pendidikan memiliki fungsi seperti:

1. Untuk mempersiapkan seluruh masyarakat dapat mandiri dalam mencari

nafkahnya sendiri

2. Membangun serta mengembangkan minat dan bakat individu demi kepuasan

pribadi dan kepentingan umum

3. Membantu melestarikan kebudayaan masyarakat

4. Menanamkan keterampilan yang dibutuhkan dalam keikutsertaan dalam

berdemokrasi

5. Menjadi sumber-sumber inovasi sosial di masyarakat

5|Page
e. Jenis-jenis Pendidikan

Sesuai dengan apa yang sudah kita bahas di atas, pendidikan memiliki tiga jenisnya yaitu

pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal.

1. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah jenis pendidikan yang terstruktur dan memiliki jenjang,

mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar (SD), pendidikan

menengah (SMP), pendidikan atas (SMA), dan pendidikan tinggi (Universitas).

Berikut ini adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan formal:

 Taman Kanak-kanak (TK)

 Raudatul Athfal (RA)

 Sekolah Dasar (SD)

 Madrasah Ibtidaiyah (MI)

 Sekolah Menengah Pertama (SMP)

 Madrasah Tsanawiyah (MTs)

 Sekolah Menengah Atas (SMA)

 Madrasah Aliyah (MA)

 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

 Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

 Perguruan Tinggi

 Akademi

 Politeknik

 Sekolah Tinggi

 Institut

 Universitas

6|Page
2. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang bisa

dilaksanakan secara berjenjang dan terstruktur. Jenis pendidikan ini bisa disetarakan

dengan hasil program pendidikan formal melalui proses penilaian dari pihak yang

berwenang.

Berikut ini adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan non formal:

 Kelompok bermain (KB)

 Taman penitipan anak (TPA)

 Lembaga kursus

 Sanggar

 Lembaga pelatihan

 Kelompok belajar

 Pusat kegiatan belajar masyarakat

 Majelis taklim

3. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah jenis pendidikan yang berasal dari keluarga dan

lingkungan dimana peserta didiknya dapat belajar secara mandiri.

Beberapa yang termasuk di dalam pendidikan informal adalah;

 Agama

 Budi pekerti

 Etika

 Sopan santun

 Moral

 Sosialisasi

7|Page
2.2. Tujuan Pendidikan

Menurut sejarah bangsa Yunani, tujuan pendidikannya ialah ketentraman. Sedangkan

menurut Islam, tujuan pendidikan ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh, dan

tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-Nya (Ahmadi,1991:99).

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta

didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni

bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan itu. Dalam

konteks ini tujuan pendidikan merupakan komponen dari sistem pendidikan yang menempati

kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap tenaga pendidikan perlu memahami dengan

baik tujuan pendidikan (Suardi, 2010:7).

Dalam Suwarno (1992) terdapat beberapa pengertian tujuan pendidikan menurut

beberapa tokoh, diantaranya :

1. Ki Hadjar Dewantoro

Tujuan pendidikan adalah mendidik anak agar menjadi manusia yang sempurna

hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras dengan alamnya

(kodratnya) dan masyarakatnya.

2. Johan Amos Comenius (Austria, 1592 – 1670, tokoh aliran realism pendidikan)

Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang mempunyai pengetahuan kesusilaan

dan kasalehan sebagai persiapan untuk kehidupan di akherat.

3. John Locke (Inggris, 1632 – 1704, tokoh aliran Empirisme dalam pendidikan)

Tujuan pendidikan adalah membentuk “Gentlemen”.

4. J.J. Rousseau (Perancis, 1712 – 1778, tokoh aliran Naturalisme)

Tujuan pendidikan adalah mempertahankan kebaikan yang ada pada manusia

membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang natural.

5. John Heinrich Pestalozzi ( Swiss, 1746 – 1827, tokoh pendidikan sosial)

8|Page
Tujuan pendidikan adalah mempertinggi derajat rakyat (social regeneration) dengan

mengembangkan potensi jiwa anak secara wajar.

6. Friedrich Frobel (Jerman, 1782 – 1852, tokoh pendidikan anak-anak)

Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi makhluk aktif dan kreatif.

7. Herbert Spencer (Inggris, 1820 – 1903, tokoh gerakan ilmiah dalam pendidikan)

Tujuan pendidikan adalah mengilmiahkan usaha-usaha pendidikan, serta membentuk

manusia ilmiah.

8. John Dewey (Amerika, 1859 – 1952, tokoh pendidikan sosial)

Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang baik,

yaitu anggota masyarakat yang mempunyai kecakapan praktis dan dapat memecahkan

problem sosial sehari-hari dengan baik.

9. George Kerchensteiner (Jerman, 1855 – 1932, tokoh pendidikan kewarganegaraan)

Tujuan pendidikan adalah mendidik anak menjadi warga negara yang baik.

10. Maria Montessori (Italia, 1870 – 1952, tokoh pendidikan kanak-kanak)

Tujuan pendidikan adalah perkembangan anak secara bebas.

11. Helen Parkhurst (Amerika, 1887 – 1900, tokoh pendidikan individual)

Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi warga negara yang baik.

Karena pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju

ke arah cita-cita tertentu, maka masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau

tujuan.

a. Tujuan pendidikan sebagai arah pendidikan

Tujuan itu menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan

jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang ke situasi berikutnya. Dalam meninjau tujuan

sebagai arah ini, tidak ditekankan pada masalah ke jurusan mana garis yang telah memberi

arah pada usaha tersebut, tetapi ditekankan kepada soal garis manakah yang harus kita ambil

9|Page
dalam melaksanakan usaha tersebut, atau garis manakah yang harus ditempuh dalam keadaan

“sekarang” dan “disini”. Misalnya guru yang bertujuan membentuk anak didiknya menjadi

manusia yang cerdas, maka arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar yang dapat

mengembangkan kecerdasan.

b. Tujuan sebagai titik akhir

Tujuan di samping dapat dipandang dari segi titik tolaknya, juga dapat dipandang dari

segi titik akhir yang akan dicapainya. Di sini perhatian pada hal yang akan dicapai atau dituju

yang terletak pada jangkauan masa datang, dan bukan pada situasi sekarang atau pada jalan

yang harus diambil dalam situasi tadi. Misalnya seorang pendidik yang bertujuan agar anak

didiknya menjadi manusia susila, maka tekanannya di sini ialah gambaran tentang pribadi

susila yang menjadi idamannya tadi.

Tujuan pendidikan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa. Kecerdasan yang dimaksud disini bukan semata-mata kecerdasan yang

hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual saja, melainkan kecerdasan meyeluruh yang

mengandung makna lebih luas.

Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 berbunyi :

”…bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.”

10 | P a g e
Dalam Suwarno (1992), ada beberapa macam tujuan pendidikan, diantaranya sebagai

berikut :

1. Tujuan umum

Tujuan umum ialah tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan

keadaan. Tujuan umum ini dirumuskan dengan memperhatikan hakekat kemanusiaan

yang universal. Menurut Lavengeld, tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus yaitu pengkhususan dari tujuan umum atas dasar beberapa hal antara lain

a. Perbedaan individual pada si terdidik

b. Perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat

c. Perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan

d. Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup suatu bangsa

3. Tujuan tak lengkap atau tak sempurna

Tujuan tak lengkap ialah tujuan yang hanya mencakup salah satu daripada aspek saja.

Misalnya : tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja.

4. Tujuan sementara

Tujuan sementara ialah tujuan yang dicapai pada tiap tingkat perjalanan menuju tujuan

akhir. Misalnya menyelesaikan belajar di sekolah dasar merupakan tujuan sementara

untuk selanjutnya menuju ke SMP, SMA, dan selanjutnya.

5. Tujuan insidentil

Tujuan insidentil ialah tujuan yang timbul karena adanya situasi yang terjadi secara

kebetulan.

6. Tujuan intermediair

Tujuan intermediair ialah tujuan yang merupakan alat atau perantara untuk mencapai

tujuan yang lain.

11 | P a g e
c. Hubungan dengan hierarki tujuan pendidikan, dibedakan macam-macam tujuan

pendidikan yaitu :

Tujuan Nasional

Tujuan Institusional

Tujuan Kurikulum

Tujuan Instruksional
1. Tujuan nasional

Tujuan nasional ialah tujuan umum pendidikan nasional yang mengandung rumusan

kualifikasi umum yang diharapkan akan dimiliki oleh setiap warga negara setelah

mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan nasional tertentu (Suwarno, 1992:52).

2. Tujuan institusional

Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga pendidikan atau

satuan pendidikan tertentu. Tiap lembaga pendidikan memiliki tujuannya masing-masing

yang berbeda satu sama dengan yang lainnya dan yang sesuai dengan karakteristik

lembaga tersebut (Suardi, 2010:7).

3. Tujuan kurikulum

Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh program studi, bidang studi,

dan mata pelajaran tertentu yang disusun berdasarkan tujuan institusional. Perumusan

tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan atau taksonomi

tujuan, yang dikaitkan dengan bidang studi bersangkutan (Suardi, 2010:7).

12 | P a g e
4. Tujuan instruksional

Tujuan ini dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan

instruksional khusus. Tujuan instruksional umum berisi kualifikasi yang merupakan

pernyataan hasil belajar yang diharapkan dimiliki oleh si terdidik setelah mengikuti

pelajaran dalam pokok bahasan tertentu. Tujuan instruksional khusus merupakan

penjabaran lebih lanjut dari tujuan instruksional umum, dinyatakan dalam rumusan

sekhusus-khususnya, sehingga tujuan tersebut mudah dinilai dan tidak menimbulkan

salah tafsir (Suwarno, 1992:53).

Di bawah ini akan diambil satu contoh tujuan pendidikan berdasarkan tingkat satuan

pendidikan. Dalam hal ini, kita ambil contoh tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan.

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan

mengacu pada tujuan umum pendidikan. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pendidikan menengah

kejuruan adalah :

(a) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(b) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

(c) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami

dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.

(d) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan

hidup dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta

memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.

13 | P a g e
Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut:

(a) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri,

mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai

dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

(b) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam

berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional

dalam bidang keahlian yang diminatinya.

(c) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu

mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

(d) Membekali peserta didik dengan kompetensikompetensi yang sesuai dengan program

keahlian yang dipilih.

14 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah

komponen dari sistem pendidikan yang berisi seperangkat hasil pendidikan yang dicapai

oleh peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan

nasional Indonesia tertera dalam UUD 1945 dan Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional.

3.2. Saran

Untuk menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas pendidikan merupakan

pondasi utama agar dapat mengembangkan potensi pada diri untuk memiliki akhlak

mulia, kecerdasan serta keterampilan.

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://pndkarakter.wordpress.com/category/pendidikan-menurut-para-ahli-dan-undang-

undang.html

http://furqanwera.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-tujuan-pendidikan-secara.html

http://abdullahqiso.blogspot.com/2013/04/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html

http://belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional.html

http://tesispendidikan.com/tujuan-pendidikan-nasional-menurut-para-ahli.html

Idi, Abdullah. 2001. The Conditions For Learning at University: A Comparasion Between

Indonesia and Tasmania, Australia. Palembang: Unsri Pers.

Idi, Abdullah. 2014. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung: Nusa Media.

Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan

Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa. 2012. Manajemen pendidikan karakter. Jakarta: Bumi aksara

S. Nasution. 2009. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Pers.

Sastrawijaya, A.Tresna. 1991. Pengembangan Program Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai