“Bidang Pelayanan BK dan Peran Guru dalam Bidang Pengembangan Pelayanan BK”
KELOMPOK : 7
ANGGOTA :
DOSEN :
Dr. Yeni Karneli, M.Pd, Kons
Puji syukur ke hadirat Alah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena atas
segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW sebagai panutan dan ikutan terbaik bagi umat yang membawa cahaya
islam. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas bimbingan dan konsling dengan
judul “Bidang Pelayanan BK dan Peran Guru dalam Bidang Pengembangan Pelayanan BK”
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para
pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, dan
kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para pembaca dan para pemerhati
pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya kepada kami demi kesempurnaan
karya ilmiah ini.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk
pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sekolahmerupakan
suatu sistem yang komponen- komponen didalamnya terintegrasi dengan baik. Bimbingan
Konseling (BK) adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang lain.Khususnya para siswa
atau anak didik baik permasalahan pribadi, keluarga maupun sosialmasyarakat sehingga
tercapai tujuan pendidikan.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, termasuk dalam bidang bimbingan
belajar, diarahkan untuk memenuhi kebutuhan siswa. Implikasinya, guru bimbingan dan
konseling dituntut untuk melakukan asesmen kebutuhan sebelum menyusun program dalam
layanan bimbingan dan konseling. Asesmen kebutuhan yang akurat menjadi sangat penting,
supaya program bimbingan dan konseling benar benar relevan dengan kondisi siswa.
Pengukuran kebutuhan ini memegang peranan penting dalam penyusunan program dalam
memberikan pelayanan bimbingan konseling, mengingat hasil asesmen yang memadai akan
menjadi dasar untuk menentukan intervensi edukatif secara tepat termasuk dalam bidang
bimbingan belajar yang tepat. Namun demikian, dengan mencermati kondisi di sekolah
pelayanan bimbingan belum mampu memberikan kontribusi yang diharapkan.
Kinerja guru bimbingan dan konseling menunjukkan bahwa program bimbingan dan
konseling yang dibuat guru bimbingan dan konseling cenderung dibuat sekali dan dipakai
selama beberapa tahun penggunaan program bimbingan dan konseling berulang tanpa
dievaluasi kekurangan maupun relevansinya dengan kebutuhan siswa. Kondisi ini berdampak
pada kualitas pelayanan bimbingan dan konseling yang rendah.
Terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling bidang bimbingan belajar, hasil
penelitian Sunawan, Sugiharto dan Anni (dalam penerbitan), menunjukkan bahwa pelayanan
bimbingan dan konseling di bidang bimbingan belajar lebih menekankan sisi peningkatan
motivasi—dalam artian membuat siswa rajin masuk kelas, mau mengerjakan pekerjaan
rumah, dan lain-lain. Adapun peningkatan keterampilan belajar belum banyak disentuh guru
bimbingan dan konseling, mengingat guru bimbingan dan konseling masih merasa bahwa
peningkatan keterampilan belajar merupakan bagian pekerjaan guru bidang studi.
Namun secara formal kedudukan BK dalam sistem pendidikan di Indonesia ada didalam
undang-undang No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan
pemerintahannya, sedangkan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dasar dimana
sekolah dasar ada didalamnya dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28/1999 tentang
pendidikan dasar bab X. pada pasal 25 ayat I, dalam PP tersebut dikatakan bahwa: 1.
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal ligkungan dan merencanakan masa depan. 2. Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing.Peraturan pemerintah tersebut mengisyaratkan bahwa
layanan BK di sekolah dasar sangat penting untuk dilaksanakan secara khusus, terprogram
dan ditangani dengan baik olehguru yang bersangkutan agar siswa-siswanya dapat
mengembangkan kemampuan yang dimiliki dapat berkembang dengan baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
Selain problem diatas, aspek-aspek sosial yang memerlukan layanan bimbingan sosial
adalah :
Secara umum tujuan bimbingan belajar adalah membanti siswa agar mencapai
perkembangan yang optimal sehingga tidak menghambat perkembangan belajar
siswa. Sedangkan secara khusus, tujuan bimbingan belajar adalah agar siswa mampu
menghadapi dan memecahkan masalah belajar.[13]
4. Bidang Bimbingan Karir
Bimbingan Karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karier. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik mengenal dunia
kerja agar dapat menentukan kemana selanjutnya mereka akan melangkah setelah
lulus dan mengetahui potensi diri yang dimiliki agar dapat diterapkan dengan
kehidupannya serta dapat membaca peluang karier yang tersedia di lingkungan
sekitarnya.
Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karier adalah bimbingan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau
jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan
itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan
pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karier juga dapat dipakai sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai
bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap
pengalaman belajar bidang studi.
b. Agar siswa memperoleh pemhaman tentang karier atau pekerjaan atau
profesi tertentu secara benar.
c. Agar siswa mampu merencanakan dan memilih karier tertentu kelak
setelah selesai dari pendidikan.
d. Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang akan
dipilihnya kelak.
Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor
memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan
program pengayaan.
Kejelasan gambaran tugas dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif
dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas
terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang,
hubungan guru siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan
kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh
karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan
belajar-mengajar. Seorang guru dapat melakukan bimbingan di dalam kelas
dengan hal-hal berikut.
Guru memiliki hubungan yang erat dengan murid. Karena guru banyak
memiliki waktu dan kesempatan untuk mempelajari murid, mengawasi
tingkah laku dan kegiatannya. Kedudukan guru dalam pendidikan yaitu
memiliki wewenang sepenuhnya dalam mempelajari dan memahami siswa-
siswanya, bukan saja sebagai individu tetapi juga sebagai anggota kelompok
atau kelasnya. Sejak siswa masuk ke sekolah dari pagi hari sampai sekolah
usai, guru akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk membantu BK dalam
mengumpulkan data yang diperlukan agar dapat memahami siswa dengan
baik.
Sebagian dari data tersebut didapatkan dari murid sendiri atau dari orang
tuanya dengan mengisi formulir-formulir isian atau melalui informasi lisan.
Data lainnya diperoleh dari pelaksanaan tes atau melalui observasi terhadap
kegiatan-kegiatan siswa, kebiasaan dan tingkah lakunya baik di dalam kelas
maupun diluar kelas. Karena itulah guru memiliki peran penting sebagai
anggota utama di antara petugas-petugas bimbingan. Pada umumnya guru
tersebut berada pada posisi yang lebih baik untuk mengetahui masalah-
masalah, sikap dan kebutuhan siswa sehingga memudahkan guru untuk
memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bimbingan merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah
dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar
ia dapat berkembang secara optimal. Sedangkan konseling merupakan situasi pertemuan
tatap muka antara konselor dengan klien (siswa) yang berusaha memecahkan sebuah masalah
dengan mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan
masalahnya berdasarkan penentuan sendiri. Materi bimbingan dan konseling terbagi dalam 4
(empat) bidang bimbingan yaitu : Bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier,
dan bimbingan pribadi. Bimbingan sosial membantu peserta didik dalam interaksi dengan
lingkungan sosialnya. Bimbingan belajar membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan belajar dalam mengikuti pendidikannya. Bimbingan karier membantu peserta
didik peserta didik agar dapat menentukan kemana selanjutnya mereka akan melangkah
setelah lulus. Bimbingan pribadi membantu peserta didik dalam mengenal dirinya sendiri.
Bimbingan keluarga membantu peserta didik memahami tugas dan tanggung jawabnya
sebagai anggota keluarga.
B. SARAN
Suatu kemampuan dapat berkembang secara optimal apabila mendapat bimbingan dan
konseling yang terarah. Oleh karena itu, guru Bimbingan dan Konseling sebaiknya menyusun
dan melaksanakan program kegiatan terarah yang dapat mengembangkan potensi siswa, baik
bidang akademik, non akademik dan psikologis melalui pembelajaran yang bermakna.
DAFTAR PUSTAKA