Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

“Bidang Pelayanan BK dan Peran Guru dalam Bidang Pengembangan Pelayanan BK”

KELOMPOK : 7

ANGGOTA :

1. Elza Dwi Putri 18029105


2. Irvan Fadilla 18231070
3. Miftahul Rezki 18029038
4. Rahmida Fitri 18329024

DOSEN :
Dr. Yeni Karneli, M.Pd, Kons

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Alah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena atas
segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga  kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan  kepada Nabi
Agung Muhammad SAW sebagai panutan dan ikutan terbaik bagi umat yang membawa cahaya
islam. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas bimbingan dan konsling dengan
judul “Bidang Pelayanan BK dan Peran Guru dalam Bidang Pengembangan Pelayanan BK”

Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para
pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, dan
kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para pembaca  dan para pemerhati
pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya kepada kami demi kesempurnaan
karya ilmiah ini.

Padang, 17 oktober 2020

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk
pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sekolahmerupakan
suatu sistem yang komponen- komponen didalamnya terintegrasi dengan baik. Bimbingan
Konseling (BK) adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang lain.Khususnya para siswa
atau anak didik baik permasalahan pribadi, keluarga maupun sosialmasyarakat sehingga
tercapai tujuan pendidikan.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, termasuk dalam bidang bimbingan
belajar, diarahkan untuk memenuhi kebutuhan siswa. Implikasinya, guru bimbingan dan
konseling dituntut untuk melakukan asesmen kebutuhan sebelum menyusun program dalam
layanan bimbingan dan konseling. Asesmen kebutuhan yang akurat menjadi sangat penting,
supaya program bimbingan dan konseling benar benar relevan dengan kondisi siswa.
Pengukuran kebutuhan ini memegang peranan penting dalam penyusunan program dalam
memberikan pelayanan bimbingan konseling, mengingat hasil asesmen yang memadai akan
menjadi dasar untuk menentukan intervensi edukatif secara tepat termasuk dalam bidang
bimbingan belajar yang tepat. Namun demikian, dengan mencermati kondisi di sekolah
pelayanan bimbingan belum mampu memberikan kontribusi yang diharapkan.
Kinerja guru bimbingan dan konseling menunjukkan bahwa program bimbingan dan
konseling yang dibuat guru bimbingan dan konseling cenderung dibuat sekali dan dipakai
selama beberapa tahun penggunaan program bimbingan dan konseling berulang tanpa
dievaluasi kekurangan maupun relevansinya dengan kebutuhan siswa. Kondisi ini berdampak
pada kualitas pelayanan bimbingan dan konseling yang rendah.
Terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling bidang bimbingan belajar, hasil
penelitian Sunawan, Sugiharto dan Anni (dalam penerbitan), menunjukkan bahwa pelayanan
bimbingan dan konseling di bidang bimbingan belajar lebih menekankan sisi peningkatan
motivasi—dalam artian membuat siswa rajin masuk kelas, mau mengerjakan pekerjaan
rumah, dan lain-lain. Adapun peningkatan keterampilan belajar belum banyak disentuh guru
bimbingan dan konseling, mengingat guru bimbingan dan konseling masih merasa bahwa
peningkatan keterampilan belajar merupakan bagian pekerjaan guru bidang studi.
Namun secara formal kedudukan BK dalam sistem pendidikan di Indonesia ada didalam
undang-undang No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan
pemerintahannya, sedangkan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dasar dimana
sekolah dasar ada didalamnya dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28/1999 tentang
pendidikan dasar bab X. pada pasal 25 ayat I, dalam PP tersebut dikatakan bahwa: 1.
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal ligkungan dan merencanakan masa depan. 2. Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing.Peraturan pemerintah tersebut mengisyaratkan bahwa
layanan BK di sekolah dasar sangat penting untuk dilaksanakan secara khusus, terprogram
dan ditangani dengan baik olehguru yang bersangkutan agar siswa-siswanya dapat
mengembangkan kemampuan yang dimiliki dapat berkembang dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa saja bidang-bidang dalam bimbingan dan konseling ?


2. Bagaimana layanan bimbingan dan konseling dalam bimbingan pribadi ?
3. Bagaimana layanan bimbingan dan konseling dalam bimbingan sosial ?
4. Bagaimana layanan bimbingan dan konseling dalam bimbingan akademik ?
5. Bagaimana layanan bimbingan dan konseling dalam bimbingan karier ?
6. Bagaimana peran guru dalam pengembangan pelayanan BK sesuai dengan mata pelajaran
yang diampu ?

C. Tujuan Masalah

Melalui penulisan makalah ini, mahasiswa diharapkan mendapatkan gambaran tentang :

1. Menyebutkan bidang-bidang dalam bimbingan dan konseling ?


2. Menjelaskan layanan bimbingan dan konseling dalam bimbingan pribadi ?
3. Menjelaskan layanan bimbingan dan konseling dalam bimbingan sosial ?
4. Menjelaskan layanan bimbingan dan konseling dalam bimbingan akademik ?
5. Menjelaskan layanan bimbingan dan konseling dalam bimbingan karier ?
6. Menjelaskan peran guru dalam pengembangan pelayanan BK sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bidang Bimbingan dan Konseling


Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah merupakan kegiatan yang
sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling
selalu memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum dan peserta didik. Untuk
itu, penting sekali memahami bidang-bidang bimbingan dan konseling. Terdapat empat
bidang bimbingan dan konseling yang menjadi ruang lingkup pelayanan. Keempat bidang
bimbingan dan konseling tersebut adalah: 
1. Bidang Bimbingan Pribadi
Bidang bimbingan pribadi yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat,
serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara
realistik[1]. Selanjutnya bidang bimbingan pribadi juga bertujuan membantu peserta
didik menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Layanan
bimbingan pribadi adalah bantuan bagi siswa untuk menemukan dan mengembangkan
pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap dan mandiri serta sehat
jasmani dan rohani[2]. 
a. Tujuan Pelayanan Bimbingan Pribadi 
Pelayanan bimbingan pribadi memiliki tujuan sebagai berikut[3]:
 mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi
 individu mampu mengatasi, mengambil sikap dan memecahkan masalahnya
sendiri
 individu mampu mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan
jasmani dan pengisian waktu luang
b. Ruang Lingkup Layanan Bimbingan Pribadi
Adapun yang menjadi  ruang lingkup bimbingan pribadi yaitu[4]:
 Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun untuk peranannya di masa depan
 Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif
 Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha
penanggulangannya
 Pemantapan kemampuan mengambil keputusan
 Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah
diambilnya
 Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat baik secara
rohaniah maupun jasmaniah.
c. Materi Layanan Bidang Bimbingan Pribadi
Beberapa materi layanan bidang bimbinganpribadi yang dibagimenjadi beberapa bent
uk, yaitu sebagai berikut[5].
 Materi layanan bimbingan pribadi dalam layanan informasi. Informasi tentang
tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan fisik, motorik, bicara,
emosi, bermain, kreativitas, pengertian, moral, seks dan perkembangan
kepribadian. Sedangkan informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat
mencakup informasi tentang ciri-ciri masyarakat maju, makna ilmu pengetahuan
dan pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia
 Pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berkenaan dengan layanan bimbingan
pribadi dapat mencakup identitas individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat
pendidikan, prestasi, bakat dan minat
 Layanan orientasi mencakup suasana, lembaga dan objek pengembangan

2. Bidang Bimbingan Sosial


Bidang bimbingan sosial yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat
dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga dan warga lingkungan sosial yang
lebih luas yang dilandasi budi pekerti, tanggung jawab kemasyarakatan dan
kenegaraan[6].
a. Aspek-aspek Bimbingan Sosial
Selain problem yang menyangkut dirinya sendiri, individu juga dihadapkan pada
problem yang terkait dengan orang lain. Dengan perkataan lain, masalah individu ada
yang bersifat pribadi dan ada yang bersifat sosial. Kadang-kadang individu
mengalami kesulitan atau masalah dalam hubungannya dengan individu lain atau
lingkungan sosialnya. Masalah ini dapat timbul karena individu kurang mampu atau
gagal dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang kurang sesuai dengan
keadaan dirinya.

Problem individu yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya misalnya :

1)      Kesulitan dalam persahabatan

2)      Kesulitan mencari teman

3)      Merasa terasing dalam aktivitas kelompok

4)      Kesulitan memperoleh penyesuaian dalam kegiatan kelompok

5)      Kesulitan mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga

6)      Kesulitan dalam menghadapi situasi sosial yang baru.

Selain problem diatas, aspek-aspek sosial yang memerlukan layanan bimbingan sosial
adalah :

1)      Kemampuan individu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya

2)      Kemampuan individu melakukan adaptasi

3)      Kemampuan individu melakukan hubungan sosial (interaksi sosial) dengan


lingkungannya baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat[7].

b. Tujuan Bimbingan Sosial


Tujuan utama pelayanan bimbingan sosial adalah agar individu yang dibimbing
mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkungannya. Bimbingan
sosial juga bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu dapat menyesuaikan diri
secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya[8].

c. Ruang Lingkup Bidang Sosial

Ruang lingkup bidang sosial meliputi[9]:

 Pengembangan dan pemantapan kemampuan berkomunikasi dengan baik melalui


ragam lisan maupun tulisan secara efektif
 Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial dengan
menjunjung tinggi tata krama, sopan santun serta nila-nilai agama, adat, peraturan
dan kebiasaan yang berlaku
 Pengembangan dan pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif
 Pengenalan, pemahaman dan pemantapan tentang peraturan, kondisi dan tuntutan
sekolah, rumah dan lingkungan serta upaya dan kesadaran untuk
melaksanakannya secara dinamis dan bertanggung jawab
 Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta
berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif
 Orientasi tentang hidup berkeluarga

d. Materi Layanan Bimbingan Sosial


Ada beberapa macam materi layanan bimbingan sosial yang bisa diberikan
kepada para siswa di sekolah atau madrasah yang dibagi dalam dua bentuk. Bentuk-
bentuk layanan tersebut yaitu[10] :
 Layanan informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dan  tentang cara-cara
bergaul
 Layanan Orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial meliputisuasana,
lembaga dan objek-objek pengembangan sosial seperti berbagai suasana
hubungan sosial antar individu dalam keluarga, organisasi atau lembaga tertentu,
dalam acara sosial tertentu.
3. Bidang Bimbingan Belajar
Bidang bimbingan belajar yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri, serta membantu peserta didik untuk
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam
menguasai pengetahuan dan ketrampilan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mempersiapkan peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau untuk terjun ke lapangan
pekerjaan tertentu[11].
a. Aspek-aspek Bimbingan Belajar
Beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan layanan bimbingan belajar, yaitu:
 Pengenalan kurikulum
 Pemilihan jurusan
 Cara belajar yang tepat
 Perencanaan pendidikan[12]
 Tujuan Bimbingan Belajar

Secara umum tujuan bimbingan belajar adalah membanti siswa agar mencapai
perkembangan yang optimal sehingga tidak menghambat perkembangan belajar
siswa. Sedangkan secara khusus, tujuan bimbingan belajar adalah agar siswa mampu
menghadapi dan memecahkan masalah belajar.[13]

c. Ruang Lingkup Bimbingan Belajar  


Ruang lingkup bimbingan belajar dapat dirinci sebagai berikut[14]:
 Pengembangan sikap kebiasaan dan ketrampilan belajar yang efektif dan efesien
serta produktif dengan sumber belajar yang bervariasi dan kaya
 Menumbuhkan disiplin siswa dalam belajar dan berlatih, baik secara mandiri
maupun kelompok
 Mengembangkan materi program belajar
 Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, social, dan budaya
lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan,
ketrampilan dan pengembangan pribadi.
 Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.
d. Bentuk dan Materi Layanan Bimbingan Belajar
Beberapa bentuk layanan belajar yang dapat diberikan kepada siswa disekolah dan
madrasah yaitu[15]:
 orientasi tentang tujuan institusional, isi kurikulum pembelajaran, struktur
organisasi sekolah, cara belajar yang tepat dan penyesuaian diri dengan corak
pendidikan di sekolah dan madrasah
 penyadaran tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di
sekolah/madrasah, lembaga belajar dan di rumah secara individual atau kelompok
 bantuan dalam memilih jurusan atau program yang sesuai
 pengumpulan data siswa yang berkenaan dengan kemampuan intelektual dan
lainnya
 bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar
 bantuan dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh
kegiatan belajar kelompok supaya berjalan efisien dan efektif.

4. Bidang  Bimbingan Karir
Bimbingan Karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karier. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik mengenal dunia
kerja agar dapat menentukan kemana selanjutnya mereka akan melangkah setelah
lulus dan mengetahui potensi diri yang dimiliki agar dapat diterapkan dengan
kehidupannya serta dapat membaca peluang karier yang tersedia di lingkungan
sekitarnya.
Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karier adalah bimbingan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau
jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan
itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan
pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karier juga dapat dipakai sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai
bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap
pengalaman belajar bidang studi.

Bimbingan karier adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan


terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat
mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencankan
masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan
pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah
paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-
persyaratan dan tunutan pekerjaan / karier yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)

Menurut Herr bimbingan karier adalah suatu perangkat, lebih tepatnya


suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan
untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri
dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan
waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan- ketrampilan mengambil
keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola
perkembangan kariernya (Marsudi, 2003:113).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier adalah


suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami
dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan
bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil
keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.

1. Aspek-aspek bimbingan karier

Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa mengenali dan


mulai mengarahkan diri untuk masa depan karier. Bidang bimbingan ini
memuat pokok-pokok materi berikut:

 Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh


penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

 Pengenalan, orientasi dan informasi karier pada umumnya secara


sederhana.

 Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan


kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.

 Orientasi dan informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi,


khususnya dalam kaitannya dengan karier yang hendak dikembangkan.
2. Tujuan bimbingan karier

Berdasarkan pengertian diatas, dapat di ketahui bahwa tujuan


bimbingan karier antara lain:
a. Agar siswa memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau
profesi tertentu.

 b. Agar siswa memperoleh pemhaman tentang karier atau pekerjaan atau
profesi tertentu secara benar.
c. Agar siswa mampu merencanakan dan memilih karier tertentu kelak
setelah selesai dari pendidikan.
d. Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang akan
dipilihnya kelak.

e. Agar siswa mampu mengembangkan karier setelah selesai dari


pendidikannya.

Dengan demikian, bimbingan karier di sekolah atau di madrasah tidak


secara langsung membantu siswa untuk berkarier tetapi lebih banyak bersifat
informasi. Hal ini tentunya pengecualian bagi sekolah-sekolah kejuruan
yang berorientasi karier, dimana selain siswa dibekali tentang aplikasi
karier-karier tertentu, juga dibimbing bagaimana
 pemilihan, perencanaan, dan pengembangannya.
3. Bentuk-bentuk layanan bimbingan karier
Beberapa jenis layanan karier yang bisa diberikan kepaa siswa disekolah
dan madrasah antara lain:
a. Layanan informasi tentang diri sendiri, yang mencakup: kemampuan
intelektual,  bakat khusus dibidang akademik, minat-minat umum dan
khusus, hasil belajar dalam berbagai bidang studi, sifat-sifat kepribadian
yang ada relevansinya dengan karier seperti potensi kepemimpinan,
kejujuran, keterbukaan, dll, nilai-nilai kehidupan dan cia-cita masa
depan, keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki siswa, kesehatan
fisik dan mental, kematangan vokasional, dan lain sebagainya.
b. Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi
perencanaan karier, yang mencakup: informasi pendidikan (educational
information), informasi jabatan (vocational information), atau informasi
karier (career information).
c. Usaha – usaha membantu siswa merencanakan masa depannya,
mencakup : perencanaan masa depan, pengambilan keputusan,
penyaluran ke salah satu jalur studi akademik, pemantapan dan orientasi.
d. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan karier mencakup suasana,
lembaga, dan objek karier (pekerjaan) seperti kantor, bengkel, pabrik,
pengoperasionalan perangkat kerja tertentu, dan lain sebagainya.

B. Peran Guru dalam Bidang Pengembangan Pelayanan BK sesuai


dengan Mata Pelajaran yang diampu/dibina
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai
potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan
melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian
itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif.
Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama.
Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada
hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan
sebagainya. Di samping itu setiap individu juga adalah makhluk yang sedang
berkembang. Irama perkembangan mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan
itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing.
Hubungan guru dan siswa seperti halnya seorang petani dengan tanamannya.
Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat berbuah dengan
menarik batang atau daunnya. Tanaman itu akan berbuah manakala ia memiliki
potensi untuk berbuah serta telah sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas
seorang petani adalah menjaga agar tanaman itu tumbuh dengan sempurna, tidak
terkena hama penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak berkembang dan
tidak tumbuh dengan sehat, yaitu dengan cara menyemai, menyiram, memberi
pupuk dan memberi obat pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan seorang
guru. Guru tidak dapat memaksa agar siswanya jadi ”itu” atau jadi ”ini”. Siswa
akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat
yang dimilikinya.
Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa
tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna
peran sebagai pembimbing. Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing adalah
terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa
yang dibimbingnya. Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru
adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan
berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna
kepentingan efektifitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai
konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang
dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi
pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-
guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-
religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan
menghargai tanpa syarat.
Lebih jauh, Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai
pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga
mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau
masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial
teaching). Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah
siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor
profesional. Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa
yang mungkin bisa dibimbing oleh guru yaitu masalah yang termasuk kategori
ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi
dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran,
mencuri kelas ringan.
Dalam konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di sekolah, peran
dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Prayitno (2003) memerinci peran,
tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan
konseling adalah:

Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan


bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.


Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada konselor.

Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor
memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan
program pengayaan.

Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan


siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan
konseling.
Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti atau menjalani
layanan kegiatan yang dimaksudkan itu.
Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat di bedakan menjadi
beberapa bagian yaitu:

1. Tugas guru dalam layanan bimbingan dalam kelas

Kejelasan gambaran tugas dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif
dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas
terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang,
hubungan guru siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan
kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh
karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan
 belajar-mengajar. Seorang guru dapat melakukan bimbingan di dalam kelas
dengan hal-hal berikut.

a) Guru sebagai pembangkit motivasi belajar

Pembangkitan motivasi belajar oleh guru kelas dapat dilakukan secara


khusus menggunakan jam pelajaran atau diselipkan sambil mengajar atau
memberikan latihan-latihan. Selain itu guru juga harus melakukan upaya-
upaya untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik antara lain:
o Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan. Tujuan
yang jelas dan manfaat yang betul-betul dirasakan oleh peserta didik akan
membangkitkan motivasi belajar.
o Memilih materi atau bahan pelajaran yang betul-betul dibutuhkan oleh
siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik minat sisiwa, dan minat
tersebut merupakan salah satu bentuk motivasi.
o Memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai dengan kemampuan
peserta didik dan banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mencoba dan berpartisipasi. Banyak berbuat dalam belajar akan
lebih membangkitkan semangat dibandingkan hanya dengan
mendengarkan. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan berbagai
kegiatan peserta didik di dalam kelas.
o Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meraih kesuksesan.
Kesuksesan yang dicapai oleh peserta didik akan membangkitkan
motivasi belajar, dan sebaliknya kegagalan yang terjadi pada peserta
didik dapat menghilangkan motivasi.
o Memberikan kemudahan dan bantuan kepada peserta didik dalam proses
belajar. Tugas guru ialah membantu mengoptimalkan perkembangan
siswa. Agar perkembangan peserta didik lancar, guru memberikan
kemudahan- kemudahan dalam belajar, dan tidak mempersulit
perkembangan belajar yang dialami siswa. Apabila peserta didik
mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar, guru memberikan
bantuan baik secara langsung maupun dengan memberi petunjuk kepada
siapa atau kemana meminta bantuan.
o Memberikan pujian, ganjaran, ataupun hadiah untuk membangkitkan
motivasi belajar peserta didik.

2. Guru sebagai tokoh kunci dalam bimbingan

Guru memiliki hubungan yang erat dengan murid. Karena guru banyak
memiliki waktu dan kesempatan untuk mempelajari murid, mengawasi
tingkah laku dan kegiatannya. Kedudukan guru dalam pendidikan yaitu
memiliki wewenang sepenuhnya dalam mempelajari dan memahami siswa-
siswanya, bukan saja sebagai individu tetapi juga sebagai anggota kelompok
atau kelasnya. Sejak siswa masuk ke sekolah dari pagi hari sampai sekolah
usai, guru akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk membantu BK dalam
mengumpulkan data yang diperlukan agar dapat memahami siswa dengan
baik.

Sebagian dari data tersebut didapatkan dari murid sendiri atau dari orang
tuanya dengan mengisi formulir-formulir isian atau melalui informasi lisan.
Data lainnya diperoleh dari pelaksanaan tes atau melalui observasi terhadap
kegiatan-kegiatan siswa, kebiasaan dan tingkah lakunya baik di dalam kelas
maupun diluar kelas. Karena itulah guru memiliki peran penting sebagai
anggota utama di antara petugas-petugas bimbingan. Pada umumnya guru
tersebut berada pada posisi yang lebih baik untuk mengetahui masalah-
masalah, sikap dan kebutuhan siswa sehingga memudahkan guru untuk
memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan.

3. Mengetahui murid sebagai individu

Tugas pertama guru dalam bimbingan adalah mengetahui atau lebih


mengenal siswanya. Kegiatan bimbingan tidak akan berhasil dengan baik
manakala guru kurang memahami siswa. Oleh karena itu diperlukan
pemahaman atau pengetahuan terhadap siswa tentang kebiasaannya dalam
belajar, dalam bermain, kesehatannya, asal-usulnya, teman-teman karibnya
bahkan latar belakang sosial-ekonominya Djumhur (1975: 127-129).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar


sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu: Mengusahakan
agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap,
minat, dan pembawaannya. Menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan bahwa
kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan
dan perhatian. Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial
yang  baik. Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Membantu memilih jabatan yang cocok,
sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya. Perlakuan terhadap siswa
secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan. Perlakuan terhadap
siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa memiliki
potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya
sendiri untuk mandiri. Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh
siswa dan membantu siswa untuk menyadari perasaannya itu. Kesadaran
bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap
bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa
menjadi individu yang lebih dewasa.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bimbingan merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah
dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar
ia dapat berkembang secara optimal. Sedangkan konseling merupakan situasi pertemuan
tatap muka antara konselor dengan klien (siswa) yang berusaha memecahkan sebuah masalah
dengan mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan
masalahnya berdasarkan penentuan sendiri. Materi bimbingan dan konseling terbagi dalam 4
(empat) bidang bimbingan yaitu : Bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier,
dan bimbingan pribadi. Bimbingan sosial membantu peserta didik dalam interaksi dengan
lingkungan sosialnya. Bimbingan belajar membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan belajar dalam mengikuti pendidikannya. Bimbingan karier membantu peserta
didik peserta didik agar dapat menentukan kemana selanjutnya mereka akan melangkah
setelah lulus. Bimbingan pribadi membantu peserta didik dalam mengenal dirinya sendiri.
Bimbingan keluarga membantu peserta didik memahami tugas dan tanggung jawabnya
sebagai anggota keluarga.

B. SARAN

Suatu kemampuan dapat berkembang secara optimal apabila mendapat bimbingan dan
konseling yang terarah. Oleh karena itu, guru Bimbingan dan Konseling sebaiknya menyusun
dan melaksanakan program kegiatan terarah yang dapat mengembangkan potensi siswa, baik
bidang akademik, non akademik dan psikologis melalui pembelajaran yang bermakna.
DAFTAR PUSTAKA

[1]Asmani, Jamal Ma’mur. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah.


(Yogyakarta: DIVA Press. 2010), Hlm 98
[2] W.S. Winkel, M.M. Sri Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
(Yogyakarta: Media Abadi.  2013), Hlm 127
[3] Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007). Hlm 125
[4] Hallen A. Bimbingan dan Konseling: Bidang Bimbingan dan Konseling. (Jakarta:
Ciputat Pers. 2002). Hlm 78
[5] Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
Hlmn 125-126
[6] Asmani, Jamal Ma’mur. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
hlmn 98
[7] Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
Hlmn 126-127
[8] Ibid., hlm 128
[9] Hallen A. Bimbingan dan Konseling: Bidang Bimbingan dan Konseling. Hlm 79
[10] Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Hlm 128-129
[11] Asmani, Jamal Ma’mur. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
hlm 98
[12] Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Hlm 130
[13] Ibid., Hlm 131
[14] Deni Febrini. Bimbingan Konseling. (Yogyakarta: TERAS. 2001). Hlm 82
[15] W.S. Winkel, M.M. Sri Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Hlm 116-117

Anda mungkin juga menyukai